Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108550 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santi Ayu Lestari
"ABSTRAK
Masalah risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler semakin meningkat pada lansia yang tinggal di area perkotaan. Lansia di institusi perawatan jangka panjang termasuk populasi yang memiliki risiko tinggi terhadap masalah kardiovaskuler. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi swedish massage yang dilakukan pada lansia dengan masalah risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler. Pemberian intervensi swedish massage dilakukan sebanyak 12 sesi selama 5 minggu dalam durasi 10 menit. Hasil intervensi menunjukkan terjadi penurunan pada tekanan darah sistolik dan diastolik sebanyak 6 dan 5,8 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa swedish massage merupakan intervensi yang efektif, aplikatif, berbiaya efisien, dan aman yang dapat digunakan dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dengan risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler. Studi ini menyarankan untuk pengaplikasian swedish massage dalam mengoptimalkan perawatan lansia dengan hipertensi di institusi perawatan jangka panjang.

ABSTRACT
The risk for impaired cardiovascular function increased in elderly in urban areas. Elderly in long term care institutions including populations at high risk for cardiovascular problems. This case study aims to describe the results of swedish massage interventions conducted in the elderly with the risk of impaired cardiovascular function. This intervention performed a total of 12 sessions over 5 weeks in duration of 10 minutes. The results of the intervention showed a decrease in systolic and diastolic blood pressure by 6 and 5.8 mmHg. This findings revealed that the swedish massage is an effective, applicable, cost efficient, and safe intervention, which can be used to lower blood pressure in older adults with risk for impaired cardiovascular functions. This study suggested for the application of swedish massage in optimizing treatment for the elderly with hypertension in long-term care institutions."
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rahma Hidayat
"ABSTRAK
Proses penuaan dan masalah kesehatan perkotaan dapat menyebabkan penurunan fungsi kardiovaskuler pada lansia. Hipertensi merupakan salah satu contohnya. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler diakibatkan hipertensi melalui teknik relaksasi: slow deep breathing di Panti Sosial Trena Werdha Budi Mulia 1 Cipayung. Intervensi slow deep breathing dilakukan selama 10 menit dengan diiringi musik serta dilaksanakan selama 4 minggu. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa tekanan darah klien kelolaan dan resume mengalami penurunan. Pemberi pelayanan di panti dapat menerapkan intervensi slow deep breathing sebagai upaya dalam mengatasi hipertensi.
ABSTRACT
The aging process and urban problems can lead to decreased cardiovascular function. Hypertension is an example. This paper aims to analyze the nursing care of older people with risk of damage cardiovascular function caused by hypertension through slow deep breathing. Slow deep breathing performed for 10 minutes with accompanied by music and held 4 weeks. This paper shows that there is a decrease blood pressure of the three clients. The Nurse in nursing home can replace intervention of slow deep breathing as an effort to overcome hypertension."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alana Arumsari Pramono
"Latar belakang: Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit tidak menular. Faktor risiko penyakit jantung koroner antara lain hipertensi, merokok, kolesterol tinggi, obesitas, dan rendahnya konsumsi buah dan sayuran. Menurut data Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi penyakit jantung koroner dengan diagnosa dokter adalah sebesar 0,5%.Sedangkan pada tahun 2018 prevalensi penyakit jantung koroner dengan diagnosa dokter adalah sebesar 1,5%. Maka terjadi peningkatan oleh responden yang menderita penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penumpukan plak di dinding arteri yang memasok darah ke jantung dan bagian tubuh lainnya. Plak tersebut terdiri dari deposit kolesterol dan zat lain di arteri. Penumpukan plak menyebabkan bagian dalam arteri menyempit dari waktu ke waktu, yang sebagian atau seluruhnya dapat menghalangi aliran darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efek gabungan hipertensi dan obesitas dengan kejadian penyakit jantung koroner
Metode: Pada analisis ini menggunakan analisis univariat untuk mengetahui proporsi dari varibel penelitian, analisis bivariat untuk mengetahui adanya hubungan pada variabel, analisis stratifikasi untuk mengetahui adanya confounding dan efek modifikasi. Analisis multivariat untuk mengetahui model akhir. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional.
Hasil: didapatkan variabel penyakit jantung koroner 1,44%, hipertensi dan obesitas 9,77%, hipertensi dan tidak obesitas 9,64%, tidak hipertensi dan obesitas 22,04%, tidak hipertensi dan tidak obesitas 58,55%. Dan hubungan hipertensi dan obesitas terhadap penyakit jantung koroner setelah dikontrol oleh variabel usia dan jenis kelamin.
Kesimpulan: Hubungan dari efek gabungan hipertensi dan obesitas dengan kejadian penyakit jantung koroner setelah dilakukan kontrol oleh variabel usia dan jenis kelamin

Background: Coronary heart disease is a non-communicable disease. Risk faktors for coronary heart disease include hypertension, smoking, high cholesterol, obesity, and low consumption of fruits and vegetables. According to Riskesdas data in 2013, the prevalence of coronary heart disease with a doctor's diagnosis was 0.5%. Meanwhile, in 2018 the prevalence of coronary heart disease with a doctor's diagnosis was 1.5%. Then there is an increase in respondents who suffer from coronary heart disease. Coronary heart disease is caused by the buildup of plaque on the walls of the arteries that supply blood to the heart and other parts of the body. The plaque consists of deposits of cholesterol and other substances in the arteries. Plaque buildup causes the inside of the arteries to narrow over time, which can partially or completely block blood flow. The purpose of this study was to determine the relationship between the combined effect of hypertension and obesity with the incidence of coronary heart disease
Methods: This analysis uses univariate analysis to determine the proportion of research variables, bivariate analysis to determine the relationship between variables, stratification analysis to determine the presence of confounding and modification effects. Multivariate analysis to determine the final model. This study used a cross sectional design.
Results: found coronary heart disease variables 1.44%, hypertension and obesity 9.77%, hypertension and not obesity 9.64%, not hypertension and obesity 22.04%, not hypertension and not obesity 58.55%. And the relationship of hypertension and obesity to coronary heart disease after being controlled by age and sex variables.
Conclusion: The relationship of the combined effect of hypertension and obesity with the incidence of coronary heart disease after being controlled by age and sex variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Henry Ratno Diono
"ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit kardiovaskular merupakan ancaman bagi pasien lupus eritematosus sistemik LES . Penilaian indeks massa tubuh IMT sebagai faktor risiko tradisional penyakit kardiovaskular bersifat tidak akurat akibat terjadinya kaheksia reumatoid pada pasien LES. Pengukuran persentase lemak viseral secara khusus diperkirakan dapat menggantikan IMT. Kekakuan arteri KA merupakan prediktor penyakit kardiovaskular dan penelitian yang ada membuktikan bahwa terjadi peningkatan kekakuan arteri pada pasien LES. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui korelasi antara persentase lemak viseral dengan kekakuan arteri pada pasien LES. Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien LES yang berobat di poliklinik Reumatologi/ Alergi-Imunologi RSCM dalam periode Maret-Mei 2016. Dilakukan pengukuran KA lokal dengan USG arteri karotis komunis menggunakan teknik rf-echotracking untuk mendapatkan nilai pulse wave velocity PWV serta penilaian persentase lemak viseral menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis BIA - Karada Scan HBF-214.Hasil Penelitian : Sebanyak 56 pasien perempuan yang menderita LES diikutsertakan dalam penelitian ini. Rerata nilai KA PWV yaitu 7,23 1,40 m/detik yang termasuk dalam kategori kaku. Rerata persentase lemak viseral didapatkan 4,28 2,74 yang termasuk dalam kategori normal. Pada analisis bivariat tidak didapatkan korelasi persentase lemak viseral dengan KA, dengan nilai r = 0,101 p = 0,458 Kesimpulan : Tidak terdapat korelasi antara persentase lemak viseral dengan kekakuan arteri pada pasien LES yang memiliki persentase lemak viseral yang normal.

ABSTRACT
Background Cardiovascular disease is a threat for systemic lupus erythematosus SLE patients. Assessment of body mass index BMI as the traditional risk factor for cardiovascular disease is not accurate due to the occurrence of rheumatoid cachexia. The measurement of visceral fat percentage is expected to replace the assesment of BMI . Arterial stiffness AS is a predictor of cardiovascular disease and many studies have shown arterial stiffness in SLE patients. This study was aimed to find correlation between visceral fat percentage and arterial stiffness in SLE patients. Methods A cross sectional study was conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital rheumatology allergy immunology outpatient clinic between March May 2016. Arterial stiffness was measured by carotid artery ultrasound using rf echotracking technic to get pulse wave velocity PWV value. Assessment of visceral fat percentage was measured by using bioelectrical impedance analysis BIA Karada Scan HBF 214 . Results 56 SLE female subjects met the inclusion criteria. Mean of PWV 7,23 1,40 m s, which was categorized in stiff artery. Mean of visceral fat percentage 4,28 2,74 , which was categorized in normal. In bivariate analysis we found no correlation between visceral fat percentage with arterial stiffness r 0,101 p 0,458 Conclusion There was no correlation between visceral fat percentage with arterial stiffness PWV in SLE patients with normal percentage of visceral fat. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahla Savira Novelina
"Manajemen kesehatan yang tidak efektif akan mempersulit pengontrolan tekanan darah pada masalah hipertensi, terutama pada lansia. Keluarga memiliki peranan dalam mempengaruhi kondisi kesehatan lansia. KIAN ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada keluarga dengan hipertensi agregat lansia melalui penerapan aroma foot massage. Intervensi ini dilakukan selama 12 sesi dengan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil analisis menunjukkan keefektifan intervensi aroma foot massage pada keluarga kelolaan dan meningkatnya tingkat kemandirian keluarga.

 


Ineffective health management could worsen controlling blood pressure in people with hypertension, especially elderly. Family has a role in influencing the health condition of the family member. This Study aims to analyze nursing process in families with hypertension in elderly through the application of aroma foot massage. This intervention was conducted in 12 sessions and blood pressure measurements before and after the intervention. The results of the analysis showed the effectiveness of the aroma foot massage interventions for elderly and also there is an increased in level of the family independence evaluation.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian diseluruh dunia dan dapat diderita oleh kelompok usia mana saja, salah satunya lansia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi usia 55-64 tahun sebanyak 55,2%; usia 65-74 tahun sebanyak 63,2%; dan usia ≥ 75 tahun sebanyak 69,5%. Hipertensi dapat terus meningkat pada tahun 2050 karena jumlah lansia diperkirakan mencapai 2 milyar jiwa. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menjabarkan asuhan keperawatan dengan foot massage sebagai upaya menurunkan tekanan darah pada keluarga yang memiliki agregat lansia dengan hipertensi. Intervensi foot massage diberikan dengan tujuan memberikan rasa rileks, menurunkan rasa nyeri, meningkatkan kenyamanan, dan memperlancar aliran darah sehingga tekanan darah menurun. Intervensi foot massage dilakukan 6 hari berturut-turut selama 15 menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan 5-10 menit sebelum dan sesudah diberikannya intervensi foot massage untuk melihat stabilisasi tekanan darah sesuai dengan target yang ingin dicapai. Hasil evaluasi mendapatkan adanya penurunan darah, yaitu sebelum terapi foot massage menunjukkan rata-rata tekanan darah sistolik 145,16 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik 69,67 mmHg, namun setelah dilakukan terapi foot massage rata-rata tekanan darah sistolik 134 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik 68,83 mmHg. Pembatasan garam harian, mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin, melakukan aktivitas fisik, dan mengelola stres perlu dilakukan keluarga dalam mengontrol tekanan darah. Tindakan foot massage tidak memberatkan perekonomian keluarga dan gerakannya dapat diikuti masyarakat luas.

Hypertension is one of the causes of death worldwide and can be suffered by any age group, one of which is the elderly. Based on Riskesdas data for 2018, the prevalence of hypertension aged 55-64 years was 55.2%; aged 65-74 years as much as 63.2%; and age ≥ 75 years as much as 69.5%. Hypertension can continue to increase in 2050 because the number of elderly people is estimated to reach 2 billion people. This scientific work aims to describe nursing care with foot massage as an effort to reduce blood pressure in families that have an aggregate of elderly people with hypertension. Foot massage interventions are given with the aim of providing a sense of relaxation, reducing pain, increasing comfort, and facilitating blood flow so that blood pressure decreases. The foot massage intervention was carried out 6 days in a row for 15 minutes. Blood pressure measurements were carried out 5-10 minutes before and after the foot massage intervention was given to see blood pressure stabilization according to the target to be achieved. The evaluation results found a decrease in blood pressure, namely before foot massage therapy showed an average systolic blood pressure of 145.16 mm Hg and an average diastolic blood pressure of 69.67 mm Hg, but after foot massage therapy the average systolic blood pressure was 134 mm Hg and the average diastolic blood pressure was 68.83 mm Hg. Restricting daily salt, taking antihypertensive drugs regularly, doing physical activity, and managing stress needs to be done by the family in controlling blood pressure. The act of foot massage does not burden the family's economy and the movement can be followed by the wider community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ade Putra
"Konstipasi merupakan gangguan pada sistem gastrointestinal lansia yang paling sering terjadi. Faktor risiko terjadinya konstipasi pada lansia antara lain faktor usia, diet dan asupan cairan, aktivitas fisik, psikologis, serta konsumsi obat-obatan. Konstipasi yang tidak ditangani segera dapat menyebabkan beberapa komplikasi dan mempengaruhi proses penyembuhan. Terdapat beberapa penatalaksanaan nonfarmakologi dalam mengatasi masalah konstipasi salah satunya dengan abdominal massage. Abdominal massage dengan teknik effleurage merupakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi konstipasi. Tujuan dari intervensi ini untuk mengetahui efektivitas abdominal massage dengan teknik effleurage dalam mengatasi masalah konstipasi pada pasien lansia yang mengalami imobilisasi fisik dan konsumsi obat terapi suportif COVID-19. Intervensi dilakukan sebanyak 2 kali dalam 2 hari berturut-turut dengan durasi ± 15 menit. Hasil intervensi yang dilakukan menunjukan peningkatan bising usus sebesar 2.67 kali pada intervensi pertama dan 3.33 kali pada intervensi kedua. Berdasarkan hasil tersebut abdominal massage teknik effleurage dapat menjadi pilihan dalam mengatasi konstipasi pada lansia khususnya yang sedang dalam perawatan ketat. Saran penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti seluruh indikator keberhasilan intervensi dalam mengatasi konstipasi pada lansia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahma Firdhania
"Perkembangan populasi lansia yang tinggal di institusi perawatan jangka panjang seperti panti yang berada di perkotaan cenderung menimbulkan masalah kesehatan akibat gaya hidup yang tidak sehat, salah satu masalah yang sering muncul adalah hipertensi atau masalah kardiovaskuler. Hipertensi merupakan suatu keadaan yaitu tingginya atau meningkatnya tekanan darah akibat kondisi pembuluh darah yang secara persisten mengalami kenaikan tekanan, dimana pada orang dewasa atau lansia yaitu saat tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi terapi imajinasi terbimbing yang dilakukan pada lansia dengan masalah risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler. Intervensi terapi imajinasi terbimbing dilakukan selama 5 minggu dalam durasi 30 menit. Hasil intervensi menunjukkan terjadi penurunan pada tekanan darah sistolik sebanyak 5-15 mmHg dan diastolik sebanyak 3-10 mmHg, serta penurunan 3 poin pada tingkat stres. Hal tersebut menunjukkan bahwa terapi imajinasi terbimbing merupakan intervensi yang efektif, aplikatif, berbiaya efisien, dan aman yang dapat digunakan dalam mengontrol tekanan darah dan menurunkan tingkat stres pada lansia dengan risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler. Penulis menyarankan untuk pengaplikasian terapi imajinasi terbimbing dalam mengoptimalkan perawatan lansia dengan hipertensi di institusi perawatan jangka panjang.

The development of elderly populations living in long-term care institutions such as urban homes tend to cause health problems due to unhealthy lifestyles, one of the most common problems of hypertension or cardiovascular problems. Hypertension is a condition that is high or increased blood pressure due to the condition of blood vessels that persistently increased pressure, which in adults or elderly when blood pressure is more than 140/90 mmHg. This case study aims to illustrate the outcomes of guided imagery therapy interventions performed on the elderly with the risk of impaired cardiovascular function. Guided imagery therapy interventions were performed for 5 weeks in 30-minute duration. The results of the intervention showed a decrease in systolic blood pressure as much as 5-15 mmHg and diastolic as much as 3-10 mmHg, as well as a 3-point drop in stress levels. This suggests that guided imagery therapy is an effective, applicative, cost efficient, and safe intervention that can be used in controlling blood pressure and lowering stress level in the elderly with the risk of impaired cardiovascular function. The authors suggest for the application of guided imagery therapy in optimizing elderly care with hypertension in long-term care institutions. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sulistiowati
"Perkembangan ilmu dan pengetahuan keperawatan semakin berkembang untuk meningkatkan pelayanan bagi pasien. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di dunia dan prevalensi nya yang tinggi menjadi perhatian dan tantangan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Perawat spesialis dengan perannya sebagai pemberi asuhan, pendidik, peneliti dan inovator memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan khususnya pada penyakit kardiovaskular. Pelaksanaan praktik residensi bertujuan untuk mengaplikasikan peran perawat spesialis dengan menggunakan pendekatan Teori Model Adaptasi Roy. Peran sebagai pemberi asuhan dan pendidik diterapkan pada 31 psaien dengan berbagai kasus kardiovaskular baik medical maupun surgical. Peran sebagai pendidik juga diberikan kepada rekan sejawat dengan melakukan jurnal reading dan diskusi. Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa teori Model Adaptasi Roy dapat diterapkan pada asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular. Peran sebagai peneliti dilakukan dengan penerapan terapi oksigen nasal kanul aliran rendah tanpa humidifikasi. Hasil penerapan didapatkan bahwa terapi oksigen nasal kanul aliran rendah tanpa humdifikasi dapat dijadikan alternative pemberian terapi oksigen. Peran sebagai inovator dijalankan dengan menyusun form skrining pasien yang memerlukan perawatan paliatif pada pasien gagal jantung, dengn hasil evaluasi didapatkan bahwa form layak untuk digunakan.

The development of nusing science and knowledge is increasingly evolving to improve services for patients. Cardiovascular disease is the leading cause of death in the world and its prevalence is high. It's become concern and challenge for health workers in providing health services. Nurses Specialist with his role as caregiver, innovators, researchers and educators have an important role in health services especially in cardiovascular disease. Implementation practice residencies aim to apply the role of specialist nurses using Theory approach Model Adaptation by Roy. The role as a caregiver and educator was applied in 31 cases with various cardiovascular cases either medical or surgical. The role of the educator is also given to other nurses by journal reading and discussion. Practice analysis results showed that the Roy Adaptation Model can be applied on nursing care of patients with cardiovascular diseases. The role as a researcher executed by evidence-based nursing, low flow nasal cannula oxygen therapy without humidification could become alternative modality in oxygen therapy. The role as an innovator executed by created palliative screening for heart failure, with the evaluation showed that the form is acceptable."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atsari Nurshabrina Prasetianingsih
"ABSTRAK
Penurunan kemampuan motorik akibat stroke menyebabkan keterbatasan gerak bagi individu sehingga mobilitas fisiknya terganggu. Stimulasi gerak diperlukan untuk mengatasi keterbatasan gerak yang timbul akibat pasca stroke. Lansia D pasca stroke diobati dengan kondisi hemiparese dan dilakukan berbagai latihan gerak (RPS). Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien pasca stroke dengan menerapkan berbagai latihan gerak untuk mengatasi masalah tersebut
gangguan mobilitas di tempat tidur. Intervensi pelatihan berbagai gerakan dilakukan 2 kali sehari selama 3 hari pengobatan dengan durasi kurang lebih 15 menit. Hasil intervensi tidak menunjukkan penurunan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan gerakan sendi. Ini menunjukkan bahwa latihan rentang gerak bisa Direkomendasikan untuk menjadi intervensi dalam mengatasi masalah gangguan mobilitas di tempat tidur pada pasien pasca stroke.
ABSTRACT
The decrease in motor skills due to stroke causes limited motion for individuals so that their physical mobility is impaired. Motion stimulation is needed to overcome the limitations of motion that arise from post-stroke. Elderly D after stroke was treated with hemiparese conditions and performed various motion exercises (RPS). This case study aims to determine nursing care in post-stroke patients by applying various motion exercises to overcome this problem impaired mobility in bed. Various movement training interventions were carried out 2 times a day for 3 days of treatment with a duration of approximately 15 minutes. The results of the intervention did not show a decrease in muscle strength and an increase in the ability to move joints. This suggests that range of motion exercises can be recommended as an intervention in addressing the problem of mobility problems in bed in post-stroke patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>