Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajar Apriliana Dewi
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan sekumpulan gejala atau sindrom yang dapat menyebabkan masalah kejiwaan yang sangat serius. Stigma diri muncul akibat efek negatif penilaian orang lain terhadap pasien Skizofrenia sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan kerja, fungsi sosial, harga diri dan harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara stigma diri dengan kualitas hidup pasien Skizofrenia. Desain penelitian ini adalah descriptive corelative dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan sampel 92 orang dengan diagnosa Skizofrenia dengan teknik sampling consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen Internalized Stigma for Mental Illness (ISMI) dan instrumen kualitas hidup menurut (WHOQOL-BREF) versi Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara stigma diri dengan kualitas hidup pasien Skizofrenia dengan korelasi negatif (r = -0,568, p value= 0,000 <0,05) dengan level stigma diri termasuk kedalam klasifikasi stigma tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan implikasi untuk penatalaksaan asuhan keperawatan dalam upaya pencegahan stigma diri dan peningkatan kualitas hidup bagi individu dan komunitas.

ABSTRACT
Schizophrenia is a syndrome that could induce seriously psychology problems. Self stigma can induce because of consequence of negative stereo-tip in patients with Schizophrenia with the result that diminished ability to work, social function, self-esteem and hope. Quality of life in patients with Schizophrenia related to disability because of impaired cognitive and perception in their life. This study was conducted to correlation between self stigma with quality of life in patients Schizophrenia. Methodology use descriptive correlative with cross sectional study, used 92 patients with a diagnosis of Schizophrenia and used consecutive sampling. The Researcher used demographics questionnaire, Internalized Stigma of Mental Illness Scale (29 items) and WHOQOL Bref Indonesian version (26 items). Result this study, there is correlation between self stigma and quality of life (p=0,00 < 0,005) (r= -0,865). The level of self stigma of patients with schizophrenia was determined to be high, and the self stigma had a negative impact on the quality of life. Implication this study for treatment or nursing intervention become base literature for effort to prevention of self stigma and raising quality of life in individuate area or community area."
2015
S59596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julyarni
"Jumlah penduduk perkotaan cenderung meningkat setiap tahunnya, hal tersebut berdampak pada meningkatkan masalah kesehatan pada masyarakat perkotaan. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang lazim dialami oleh masyarakat perkotaan di dunia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan masalah psikososial keputusasaan pada masyarakat perkotaan yang mengalami diabetes mellitus. Intervensi yang dilakukan untuk masalah psikososial keputusasaan yaitu mengembangkan harapan positif, melatih kemampuan positif dalam diri klien dan pemberian infomasi sesuai kebutuhan klien. Hasil dari penerapan intervensi ini menunjukkan bahwa mengembangkan harapan positif dan melatih kemampuan positif pada klien mampu secara efektif menurunkan gejala keputusasaan.

The urban population is increasing every year, it has an impact on improving the health problems in urban communities. Diabetes mellitus is a common disease which is experienced by the urban communities in the world. The aim of this essay is to describe the psychosocial problem, hopelessness, in urban communities who suffered from diabetes mellitus. Interventions for hopelessness psychosocial problem are developing positive expectations, positive skill enchancement within the client and providing information as per client requirements. The result of the implementation of this intervention showed that developing positive expectations and positive skill enchancement to the client could effectively decrease the hopelessness symptoms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurma Harlianti
"Masalah fisik sering sekali disertai dengan masalah psikososial. Salah satu masalah psikososial yang sering muncul adalah ansietas yaitu perasaan tidak nyaman dan kekhawatiran, sering sekali penyebabnya tidak diketahui. Karya ilmiah ini melaporkan hasil asuhan keperawatan klien dengan ansietas yang menderita TB paru. Implementasi keperawatan dilakukan selama enam hari perawatan berupa teknik relaksasi napas dalam, distraksi, hipnosis lima jari dan kegiatan spiritual. Hasil berdasarkan respon verbal dan nonverbal klien teknik tersebut dapat efektif menurunkan ansietas sehingga peran perawat sangat penting dalam menerapkan aspek psikososial sebagai bagian dari keperawatan yang holistik.

Physical problems often accompanied by psycosocial problems. One of the psycosocial problem is anxiety which psycosocial problems signed by discomfort and worry feeling and the cause is often unknown. The objective of this paper is to report the results of nursing care to client with Tuberculosis. Implementation of nursing care was given during six days, such as deep breathing relaxation, distraction, five fingers relaxation, and spiritual activity. Results of this implementation is based on client?s verbal and nonverbal response showed that those techniques could effectively decrease anxiety so that role of nurse is important to apply psychosocial aspect as holistic nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maela Holipah
"Kondisi lingkungan perkotaan yang padat dan polusi udara di perkotaan dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti TB paru. TB paru merupakan penyakit kronis dengan pengobatan lama yang dapat menimbulkan ansietas bagi penderitanya. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan hasil asuhan keperawatan klien ansietas dengan TB paru. Implementasi keperawatan yang dilakukan selama lima hari meliputi, teknik relaksasi napas dalam, hipnosis lima jari, distraksi dan spiritual.
Hasil dari penerapan intervensi ini didapatkan bahwa pasien dapat mengontrol atau mengatasi ansietasnya, yaitu dengan menunjukan tanda-tanda ansietass berkurang. Penanganan masalah psikososial ansietas yang dimulai dari mengenal ansietas sampai pilihan teknik mengontrol ansietas, seperti relaksasi napas dalam, hypnosis lima jari, distraksi dan spiritual perlu dikembangkan di unit keparawatan lainnya.

Urban environment condition are dense and many air pollution that can cause health problems such as pulmonary tuberculosis (TB). TB is a chronic disease with a long treatment which can cause anxiety for the patient . This purpose of this final scientific nurse paper is to illustrate family nursing care on anxiety related to TB. Nursing implementation was applied for 5 days including deep breath relaxation technique, five fingers hypnosis, distraction and spiritual.
The result of this intervention is patient can control her anxiety, with the decreasing sign and symptom of anxiety. Management of anxiety start from knowing what the anxiety until thecnique to control the anxiety such as deep breathing relaxation, five finger hypnosis, distraction and spiritual need to be developed on another nursing care unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deva Octamega Widhaswari
"ABSTRAK
Dewasa ini, jumlah pasien diabetes melitus semakin meningkat jumlahnya karena jenis penyakit ini dapat menyerang semua kelompok usia. Semakin meningkatnya jumlah penderita diabetes melitus mak perawat dituntut untuk dapat lebih memahami masalah kesehatan yang mungkin muncul pada pasien yakni fisik dan mental. Dalam menangani pasien diabetes melitus, maka aspek mental perlu diperhatikan karena memengaruhi kesehatan klien secara fisik, salah satu masalah yang dapat muncul adalah harga diri rendah situasional (HDRS) karena pengobatan seumur hidup adanya modifikasi gaya hidup pengontrolan nilai kadar gula darah sampai pada pencegahan komplikasi mikroangiopati luka gangren. Karya ilmiah ini bertujuan melaporkan analisis masalah dan intervensi keperawatan psikososial HDRS. Evaluasi akhir menunjukkan bahwa terdapat peningkatan harga diri dan penerimaan terhadap bentuk baru anggota tubuh yang bermasalah. Pada akhirnya, pengembangan dan implementasi asuhan keperawatan psikososial HDRS perlu diterapkan di ruang rawat umum terutama pada klien yang menderita penyakit diabetes melitus dengan komplikasi luka gangren

ABSTRACT
Nowadays the number of patients with diabetes melitus has increased because this type of disease can happen in any groups of ages. This increasing amount of patients indirectly force the nurses to understand the health problems better, and demand the best intervention from possible problems which can occur in patients physical and mental health. In dealing with diabetes melitus patients, the psychosocial aspect is noteworthy important because it affects clients physically health. One kind of mental matters that can happen is situational low self esteem because of whole life treatment since diagnosed by physician, the presence of life styles modifications, controlling the blood-sugar levels to prevent microangiopathy complications like gangrene. This papers aims to report the analysis and interventions from situational low self esteem as psychosocial problems. The final evaluation shows that there is an increase in self esteem and feeling of acceptance of patients new body form. In the end the development and implementation of psychosocial nursing care of low self esteem needs to be applied in general care unit in hospital especially in patient who suffering from diabetes mellitus and its complications like gangrene wound"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faiqa Himma Emalia
"Penyakit tidak menular merupakan masalah kesehatan yang menonjol di area perkotaan, salah satunya Diabetes Melitus. Pasien dengan penyakit kronis seperti Diabetes Melitus seringkali mengalami masalah psikososial ketidakberdayaan. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan efektivitas intervensi keperawatan terhadap penyelesaian masalah ketidakberdayaan. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan, seperti afirmasi positif dan melatih kemampuan klien dapat secara efektif menurunkan gejala ketidakberdayaan.

Non-communicable diseases are prevalent among urban society, including Diabetes Mellitus. Patients with chronic illness, such as Diabetes Mellitus, frequently suffer from powerlessness as psychosocial problem. This study was aimed to depict the effectiveness of nursing intervention in overcoming powerlessness. The result of this study showed that powerlessness nursing intervention, such as positive affirmation and skill enhancement could effectively reduce powerlessness symptoms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqih Aulia
"Self-esteem merupakan keseluruhan cara yang digunakan untuk menilai diri atau penilaian pribadi mengenai kelayakan yang diungkapkan dalam sikap individu terhadap diri sendiri. Ketika individu memiliki nilai self-esteem yang rendah, ini menunjukkan bahwa individu memiliki perasaan tidak berharga dan rendah diri yang biasa disebut dengan harga diri rendah kronik. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan expressive writing dalam meningkatkan self-esteem pada Ny. I (37 tahun) dengan masalah keperawatan harga diri rendah kronik dan diagnosis medis skizofrenia. Terapi yang diberikan adalah terapi generalis dengan memasukkan latihan expressive writing kedalam kegiatan yang dapat dilatih sehari-hari. Expressive writing merupakan salah satu teknik intervensi yang digunakan dalam dunia kesehatan jiwa. Dengan latihan expressive writing individu dapat mengeksplorasi pemikiran melalui tulisan, kemudian menerjemahkan peristiwa yang terjadi disekitar dalam kata-kata yang dirangkai sendiri sehingga individu tersebut dapat memahami pemikiran aslinya mengenai kejadian yang traumatis dan emosional dalam hidupnya. Hasil dari karya ilmiah ini menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan tanda gejala harga diri rendah dan meningkatkan nilai self-esteem dirinya setelah mencapai semua kriteria evaluasi pada expressive writing. Terapi expressive writing diharapkan dapat menjadi intervensi pada asuhan keperawatan jiwa khususnya pada pasien dengan harga diri rendah kronik dan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.

Self-esteem is the overall way used to assess oneself or personal judgments about the worthiness expressed in an individual's attitude towards oneself. When the individual has a low self-esteem value, this indicates that the individual has feelings of worthlessness and low self-esteem which is commonly referred to as chronic low self-esteem. The purpose of writing this final scientific paper for nurses is to determine the effectiveness of implementing expressive writing in increasing self-esteem in Ny. I (37 years old) with chronic low self-esteem nursing problems and a medical diagnosis of schizophrenia. The therapy given is generalist therapy by incorporating expressive writing exercises into activities that can be trained daily. Expressive writing is one of the intervention techniques used in mental health. With expressive writing exercises, individuals can explore thoughts through writing, then translate events that occur around them in their own words so that the individual can understand his original thoughts about traumatic and emotional events in his life. The results of this scientific work indicate that the client experiences a decrease in symptoms of low self-esteem and increases his self- esteem value after achieving all the evaluation criteria in expressive writing. Expressive writing therapy is expected to be an intervention in mental nursing care, especially in patients with chronic low self-esteem and can improve the quality of nursing care services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adek Setiyani
"Remaja penyalahguna Napza berisiko tinggi kambuh ketika menghadapi masalah atau berada pada situasi berisiko setelah rehabilitasi. Problem-solving therapy dan assertiveness training merupakan tindakan keperawatan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah dan kemampuan menolak ajakan irasional, sehingga risiko kekambuhan pada remaja penyalahguna Napza menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh problem-solving therapy dan assertiveness training terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemampuan menolak ajakan irasional dan risiko kekambuhan pada remaja penyalahguna Napza yang mengikuti rehabilitasi.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-posttest without control. Jumlah sampel 30 remaja dengan metode consecutive sampling. Responden mendapatkan tindakan keperawatan ners, problem-solving therapy dan assertiveness training. Instrument yang digunakan adalah Advanced Warning Relapse Scale Revised (AWARE), Social Problem Solving Inventory revised (SPSI-R) dan Drug Avoidance Self-Efficacy Scale (DASES). Analisis data menggunakan independent T-test, paired T-test, repeated ANOVA dan Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan tindakan keperawatan ners tidak dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah dan menurunkan risiko kekambuhan, tetapi mampu meningkatkan kemampuan menolak ajakan irasional. Tindakan keperawatan ners yang dikombinasikan dengan problem-solving therapy dan assertiveness training mampu meningkatkan kemampuan kemampuan penyelesaian masalah dan kemampuan menolak ajakan irasional serta menurunkan risiko kekambuhan. Hubungan kemampuan penyelesaian masalah dan kemampuan menolak ajakan dengan risiko kekambuhan tidak signifikan. Perawat ners dapat memberikan tindakan keperawatan ners koping individu tidak efektif dan perawat ners spesialis dapat mengkombinasikan tindakan keperawatan ners dengan problem-solving therapy dan assertiveness training untuk semakin meningkatkan kemampuan remaja penyalahguna Napza dan menurunkan risiko kekambuhan.

Adolescent substance abusers has a high risk of relapse when facing problems or are in a risky situation after rehabilitation. Problem-solving therapy and assertiveness training are nursing interventions that are expected to be able to improve the ability to solve problems and the ability to reject irrational requests, so that the risk of relapse in adolescent substance abusers decreases. This study aims to determine the effect of problem-solving therapy and assertiveness training on the ability to solve problems, the ability to reject irrational requests and the risk of relapse in adolescent substance abusers who follows rehabilitation.
The research design used was quasi-experimental pre-posttest without control. The size of the samples is 30 adolescents with the consecutive sampling method. Respondents received a nursing intervention, problem-solving therapy and assertiveness training. The instrument used was the Advanced Warning Relapse Scale-Revised (AWARE), Social Problem Solving Revised Inventory (SPSI-R) and Drug Avoidance Self-Efficacy Scale (DASES). Data analysis using independent T-test, paired T-test, repeated ANOVA and Pearson.
The results showed nursing interventions could not improve their ability to solve problems and reduce the risk of relapse, but were able to increase the ability to reject irrational requests. The nursing intervention combined with problem-solving therapy and assertiveness training can improve the ability to solve problems and the ability to reject irrational requests and reduce the risk of relapse. The nurses can provide nursing intervention for ineffective individual coping and mental health nurse specialists can combine that nursing intervention with problem-solving therapy and assertiveness training to further improve the abilities of adolescent substances abuser and reduce the risk of relapse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Susanto
"Jumlah Pengguna Narkoba di Propinsi Lampung pada Tahun 2017 berdasarkan survey BNN adalah 116.845 orang atau kurang lebih 1,94 % dari total jumlah penduduk di Propinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan psikoedukasi keluarga terhadap ketangguhan dan dukungan keluarga Orang Dengan Gangguan Penggunaan Zat di Lapas Narkotika. Desain penelitian ini quasi eksperimental pre-post test with control group. Sampel masing-masing kelompok berjumlah 31 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling dan metode random sampling. Kelompok intervensi 1 hanya diberikan pendidikan kesehatan serta kelompok intervensi 2 diberikan pendidikan kesehatan dan psikoedukasi keluarga. Pengukuran dilakukan 3 kali yaitu pertama dan kedua sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dan pengukuran ketiga setelah diberikan psikoedukasi keluarga. Uji analisis yang digunakan adalah uji repeated ANOVA dan independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan ketangguhan dan dukungan keluarga meningkat secara bermakna (p value < 0,05) setelah mendapatkan pendidikan kesehatan. Ketangguhan dan dukungan keluarga meningkat lebih besar pada kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan dan psikoedukasi keluarga daripada kelompok yang hanya diberikan pendidikan kesehatan. Tindakan keperawatan pendidikan kesehatan dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan sebagai terapi yang dapat digunakan pada kegiatan rehabilitasi Narkoba di Lapas Narkotika.

The number of Drug Users in Lampung Province in 2017 based on the BNN survey was 116,845 people or approximately 1.94% of the total population in Lampung Province. This study aims to determine the effect of health education and family psychoeducation on the resilience and family support of people with impaired substance use in narcotics prisons. The design of this study was quasi experimental pre-post test with control group. The sample of each group amounted to 31 people using purposive sampling techniques and random sampling methods. The intervention group 1 was only given health education and the intervention group 2 was given health education and family psychoeducation. Measurements were taken 3 times, first and second before and after health education was given and the third measurement after family psychoeducation was given. The analytical test used was repeated ANOVA test and independent t-test. The results showed resilience and family support significantly increased (p value <0.05) after getting health education. Resilience and family support increased more in groups who were given health education and family psychoeducation than groups that were only given health education. Nursing action on health education and family psychoeducation is recommended as a therapy that can be used in drug rehabilitation activities in narcotics prison."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myra Prycilia
"Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronis yang ditunjukkan dengan adanya perubahan proses pikir, persepsi dan penurunan fungsi social. Tanda dan gejala yang muncul diantaranya berupa halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Respon afektif klien dengan halusinasi dan resiko perilaku kekerasan diantaranya berupa perasaan ketakutan, khawatir atau cemas berat. Kecemasan adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi dan ketidakamanan. Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam mengatasi kecemasan yaitu dengan teknik relaksasi napas dalam. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan kecemasan pada klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini ialah analisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap Bapak A (38 tahun) dengan diagnosis keperawatan utamanya halusinasi dan Bapak R (52 tahun) dengan diagnosis keperawatan utamanya risiko perilaku kekerasan yang dikaitkan dengan kecemasan. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi kecemasan lebih efektif dilakukan pada klien risiko perilaku kekerasan daripada klien halusinasi.

Schizophrenia is a chronic mental disorder characterized by changes in thought processes, perceptions and decline in social function. Signs and symptoms that appear include hallucinations and the risk of violent behavior. The affective response of clients with hallucinations and the risk of violent behavior include feelings of fear, worry or severe anxiety. Anxiety is unclear fear accompanied by feelings of uncertainty, helplessness, isolation and insecurity. Nursing actions undertaken in overcoming anxiety is by deep breathing relaxation techniques. This scientific work aims to analyze the effectiveness of deep breathing relaxation techniques for reducing anxiety on hallucinatory and the risk of violent behavior client. The method used in this scientific work is case analysis in the provision of nursing care to Mr. A (38 years old) with the main nursing diagnosis of hallucinations and Mr. R (52 years old) with the main nursing diagnosis risk of violent behavior associated with anxiety. The final evaluation of nursing care given shows the relaxation technique of deep breathing to deal with anxiety more effectively done to clients the risk of violent behavior than hallucinogenic clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>