Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
Rifda Fadhila Rahmah
"Penggunaan media sosial telah dikaitkan dengan beberapa tekanan psikologis, seperti gejala depresi dan kesepian. Namun, penelitian sebelumnya lebih banyak menemukan hubungan antara gejala depresi dan penggunaan media social dan belum menemukan korelasi antara kesepian, gejala depresi dan penggunaan TikTok, sebagai platform aplikasi media social yang banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kesepian, gejala depresi, dan pengunaan TikTok dengan melibatkan 381 responden pengguna TikTok di Australia dan luar negeri. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini direkrut melalui penyebaran informasi melalui sosial media dengan periode survei berlangsung sekitar satu minggu. Hasil menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara kesepian dan gejala depresi dengan konsumsi TikTok. Ini menjelaskan bahwa individu yang mengalami kesepian dan gejala depresi mungkin lebih cenderung menggunakan TikTok. Implikasi dari penelitian ini sangat penting untuk memahami peran platform media sosial tertentu, khususnya TikTok, dalam kaitannya dengan kesehatan mental, terutama bagi mereka yang mengalami kesepian dan gejala depresi.
The usage of social media has been associated with several psychological distress, such as depressive symptoms and loneliness. However, previous research did not find a correlation between loneliness and TikTok consumption and only demonstrated the relation between depressive symptoms and social media usage. This study aimed to examine the relationship between loneliness, depressive symptoms and TikTok consumption by obtaining 381 TikTok user respondents. Participants involved in this research were recruited through online dissemination and the survey period was about a week. The results revealed significant positive correlations between loneliness and depressive symptoms with TikTok consumption. These findings suggest that individuals experiencing loneliness and depressive symptoms may be more inclined to use TikTok. The implications of this research are crucial for understanding the role of specific social media platforms, particularly TikTok, in relation to mental health, especially for those who experience loneliness and depressive symptoms."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dyandra Adystia Saputra
"Meningkatnya dampak media digital telah menjadi fokus para peneliti di seluruh dunia, seperti yang terlihat dari banyaknya penelitian mengenai faktor-faktor yang menentukan partisipasi pengguna di media sosial. Literatur terdahulu telah menyoroti pentingnya berbagai faktor pendorong, termasuk trait kepribadian tertentu. Penelitian ini secara khusus melihat hubungan ekstraversi dan keterbukaan terhadap pengalaman dengan penggunaan TikTok. Dengan menggunakan sampel 381 individu yang direkrut melalui metode convenience sampling, peneliti berusaha menemukan korelasi antara ekstraversi, keterbukaan terhadap pengalaman, dan penggunaan TikTok. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan tidak ada korelasi antara variabel-variabel tersebut. Penjelasan lain seperti pelarian, kebutuhan afektif, hukum efek, dan kekuasaan dapat menjadi alternatif yang perlu diselidiki di penelitian masa depan.
The increasing impact of the digital media has been a focus of researchers worldwide, as evidenced by the vast number of studies about the determining factors in users’ participation on social media platforms. Past literature has highlighted the importance of various motivating factors, including certain personality traits. This study specifically looks into the relationship of extraversion and openness to experience with users’ TikTok consumption. Using a sample of 381 individuals recruited through a convenience sampling method, the researchers sought to find correlations among extraversion, openness to experience, and TikTok consumption. Pearson’s correlation analyses showed no correlation between the variables. Other explanations such as escapism, affective needs, law of effect, and power may be alternatives worth investigating in future research."
Depok: Fakultas Pskologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Farhani Ratu Annisa
"Hubungan antara FOMO dan Gejala Depresi berhubungan positif dengan konsumsi TikTok. TikTok adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan orang saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara FOMO, Gejala Depresi, dan konsumsi TikTok. Variabel pertama adalah FOMO yang merupakan emosi yang disertai oleh perasaan tidak menguntungkan seperti rasa takut, kehilangan, kekhawatiran, dan depresi yang disebabkan oleh kekhawatiran ketinggalan informasi penting. Variabel kedua adalah Gejala Depresi di mana seseorang mungkin menunjukkan beberapa gejala atau tanda peringatan jika mereka mengalami jenis depresi tertentu. Survei korelasional digunakan untuk penelitian ini. Peserta penelitian ini berjumlah 381 orang (217 perempuan, 152 laki-laki, 10 non-biner, 2 identifikasi lainnya). Peserta direkrut melalui penyebaran survei online. Hasil utama dari penelitian ini adalah terdapat korelasi positif yang signifikan antara FOMO dan konsumsi TikTok. Hasil juga menemukan hubungan positif yang signifikan antara Gejala Depresi dan konsumsi TikTok. Salah satu implikasi adalah meningkatkan kesadaran mereka dengan memberi tahu orang tentang potensi efek penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental mereka.
he relationship between Fear of Missing Out and Depressive Symptoms are positively correlated with TikTok consumption. TikTok is one of the social media that people mostly use these days. The aim of this research is to investigate the relationship between FOMO, Depressive Symptoms, and TikTok consumption. The first variable is FOMO in which is an emotion accompanied by unfavorable sentiments like fear, loss, concern, and depression brought on by the worry of missing important information. Second variable is Depressive Symptoms in which a person may exhibit certain symptoms or warning indications if they are going through a sort of depression. A correlational survey is used for this study. The participants of this study are 381 (217 female, 152 male, 10 non-binary, 2 other-identifying). Participants are recruited via online survey dissemination. The key results of this study is there is a positively significant correlation between FOMO and TikTok consumption. The results also found a positive significant relationship between Depressive Symptoms and TikTok consumption. One of the implications is to raise their awareness through"
Depok: Fakultas Psokilogi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Abillya Sakura Adzani
"Dengan perkembangan dan peningkatan pengunaan sosial media, terdapat keuntungan dan kerugian yang dialami pengunanya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan lebih mendetail tentang bagaimana pengunaan sosial media TikTok memiliki korelasi dengan kondisi mental seseorang dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi rasa takut ketinggalan (FOMO) dan kepuasan hidup mereka, baik secara positif maupun negatif. Penelitian ini mengunakan sample data dari 381 peserta (M= 29.0, SD = 14.0) yang berpartisipasi dalam survey kita, mengecualikan murid PSYC2040 Universitas Queensland. Hasil penelitian ini menemukan adanya korelasi positif pemakaian TikTok dalam perasaan FOMO. Penelitian ini juga menemukan korelasi negatif dalam pemakaian TikTok dalam kepuasan hidup pengunanya.
With the development and increase in social media consumption, it would also come with its benefits and negative impacts on the users, this research aims to explain further how TikTok consumption has a correlation towards a person’s emotional state and how it would affect their fear of Missing Out (FOMO). Their Life Satisfaction both positively and negatively This research will be using data from 381 participants (M= 29.0, SD = 14.0) who participated in the survey, This research will exclude the PSYC2040 students from the University of Queensland. This research showed a positive correlation of TikTok Consumption with FOMO. This research also found a negative correlation between TikTok consumption with the user's Life Satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ratri Diandra Vienesha
"Penggunaan media sosial menjadi sangat lazim di masyarakat saat ini seiring dengan bangkitnya digitalisasi. Penelitian telah menunjukkan pengaruh penggunaan media sosial terhadap rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial. Namun, interaksi spesifik antara rasa kesepian, orientasi perbandingan sosial, dan konsumsi TikTok masih belum dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara rasa kesepian dan orientasi perbandingan social dengan konsumsi TikTok. Peserta yang diidentifikasi sebagai pengguna TikTok (N = 381) direkrut melalui survei korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial memiliki hubungan positif dengan konsumsi TikTok yang menunjukkan bahwa pengguna yang merasa lebih kesepian dan memiliki orientasi perbandingan sosial yang tinggi akan cenderung lebih sering mengkonsumsi TikTok. Berdasarkan hasil studi ini disarankan untuk membatasi waktu pemakaian gadget dan memperhatikan jenis konten yang dilihat.
The use of social media has become highly prevalent in today’s society with the rise of digitalization. Past research has shown the effect of social media use on people’s loneliness and social comparison orientation respectively. However, the specific interplay between loneliness, social comparison orientation, and TikTok consumption has yet to be explored. The current study aims to investigate the relationship between loneliness and social comparison orientation with TikTok consumption. Participants who identified as TikTok users (N = 381) were recruited through a correlational survey. Results showed both loneliness and social comparison orientation had a positive relationship with TikTok consumption which suggests its users who are highly lonely and have a high social comparison orientation will tend to have higher consumption of TikTok. Based on the findings of this study, it is suggested to limit one’s screen time and keep mindful of the type of content viewed. Keywords: Loneliness; Social Comparison Orientation; Social Media; TikTok Consumption."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Charisse Nathania
"Di era digital ini, sebagian besar aspek kehidupan manusia sangat terbantu dengan berbagai teknologi, termasuk media sosial. Sebagai platform media sosial terkini, TikTok telah menjadi fenomena global dengan salah satu popularitas tertinggi di kalangan pengguna media sosial. Meskipun perkembangan ini memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, namun juga diiringi dengan dampak buruk yang dapat merugikan penggunanya. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk memahami hal ini lebih lanjut. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara konsumsi TikTok dengan materialisme dan kepuasan tubuh. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran survei online terhadap sampel sebanyak 381 peserta. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan linier positif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan materialisme, dan hubungan linier negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memberikan informasi tentang dampak buruk yang mungkin timbul melalui hubungan konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh dan materialisme. Dengan demikian, memberikan individu kesempatan untuk memanfaatkan pengetahuan ini untuk mencegah dampak buruk yang terjadi pada mereka.
In this digital era, most aspects of human life are greatly assisted by various technologies, including social media. As the most recent social media platform, TikTok has been a global phenomenon with one of the highest popularity among social media users. Although this development offers various advantages for human life, it is also accompanied by detrimental effects that could harm its users. Thus, it is crucial for a deeper study to be conducted to comprehend this matter further. This study investigated the relationship between TikTok consumption with materialism and body satisfaction. The data was gathered through online survey dissemination to a convenience sample of 381 participants from the community. The results showed a significant positive linear relationship between TikTok consumption and materialism and a significant negative linear relationship between TikTok consumption and body satisfaction. The results obtained from this study provide information about the deleterious effect that may come through the relationship of TikTok consumption with body satisfaction and materialism. Thus, providing individuals with an opportunity to utilize this knowledge to prevent pernicious effects from occurring to them."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Arsyifa Dewi Maharani
"Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan TikTok telah mengingkat pesat. Namun, sampai sekarang hanya ada sedikit studi yang meneliti faktor-faktor psikologis yang terkait dengan penggunaannya. Untuk menanggulangi hal ini, studi ini mengkaji hubungan antara orientasi perbandingan sosial dan harga diri dalam konsumsi TikTok. Studi ini berhipotesis bahwa orientasi perbandingan sosial memiliki korelasi positif yang signifikan dengan konsumsi TikTok, sedangkan harga diri memiliki korelasi negative yang signifikan dengan konsumsi TikTok. Untuk mengukur hubungan ini, studi ini merekrut sampel dengan 381 partisipan yang menggunakan TikTok untuk melakukan survei korelasional. Hasil yang ditemukan mengkonfirmasi hipotesis yang dibuat. Hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara orientasi perbandingan social dan konsumsi TikTok. Sebuah korelasi negatif yang signifikan juga ditemukan antara harga diri dan konsumsi TikTok. Hasil ini mungkin mengindisikan pengadopsian TikTok yang negatif oleh partisipan yang dijelaskan dengan adanya orientasi perbandingan sosial sebagai mediator antara konsumsi TikTok dan harga diri. Dengan hasil yang ada, studi ini menyarankan untuk pengguna TikTok agar lebih memperhatikan kondisi psikologis mereka dan tingkatan konsumsi TikTok.
The growth of TikTok has been increasing rapidly over recent years. However, few studies have investigated the psychological factors linked to the use of it. To address this, our study examines the relationship between social comparison orientation and self-esteem in TikTok consumption This study hypothesize that social comparison orientation has a significant positive relationship with TikTok consumption while self-esteem has a significant negative relationship with TikTok consumption. To assess this relationship, a convenience sample of 381 participants who use TikTok were recruited to complete a correlational survey. The results found confirmed the hypotheses made. It was revealed that there is a significant positive correlation of social comparison orientation and TikTok consumption. A significant negative correlation of self-esteem and TikTok consumption was also found. This may imply participants’ negative adoption of TikTok, explained by having social comparison orientation as the mediator between TikTok consumption and self-esteem. Therefore, our findings suggest that TikTok users should be mindful about their psychological state and consumptions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Amino Military Remedika
"TikTok adalah platform tempat pengguna dapat menunjukkan kreativitas mereka, terhubung dengan orang lain, dan menikmati konten yang menghibur dan informatif. Penelitian ini mengeksplorasi potensi hubungan antara penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri. Kami menggunakan survei yang didistribusikan secara luas di lingkungan keluarga dan sosial kepada mahasiswa universitas. Survei ini melibatkan 381 peserta, termasuk 217 perempuan, 152 laki-laki, sepuluh individu non-biner, dan dua lainnya. Peserta akan ditanya tentang penggunaan TikTok, kepuasan pada tubuh, dan harga diri mereka. Penggunaan TikTok diukur menggunakan Media and Technology Usage and Attitudes Scale yang dikembangkan oleh Rosen et al. Body Image Satisfaction Scale yang dikembangkan Alsaker digunakan untuk menilai kepuasan pada tubuh, sedangkan harga diri dinilai menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil penemuan menunjukkan bahwa penggunaan TikTok berhubungan dengan penurunan kepuasan pada tubuh dan tingkat harga diri. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan TikTokdapat memengaruhi citra tubuh dan harga diri, namun diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan antara variabel-variabel tersebut.
TikTok is a platform where users can showcase their creativity, connect with others, and enjoy entertaining and informative content. This study explored the potential link between TikTok, body satisfaction, and self-esteem. We used a survey distributed widely within the university cohort’s familial and social circles. This survey included 381 participants, including 217 females, 152 males, 10 non-binary individuals, and two others. Participants were asked about their TikTok use, body satisfaction, and self-esteem. TikTok consumption was gauged using the Media and Technology Usage and Attitudes Scale developed by Rosen et al. Alsaker’s Body Image Satisfaction Scale was used to assess body satisfaction, while self-esteem was measured using the Rosenberg Self-Esteem Scale. Results indicate that TikTok use is connected to lower body satisfaction and self-esteem levels. These findings suggest that TikTok use may impact body image and self-esteem, but more research is needed to understand the relationship between these variables fully."
Depok: Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Aqilah Shafa Tsabitah
"TikTok adalah salah satu platform media sosial paling populer yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari manusia dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Studi korelasional ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara pengunaan TikTok dengan harga diri dan kepuasan citra tubuh penggunanya, dua variabel yang memiliki keterkaitan kuat dengan penggunaan TikTok. Studi ini merekrut 381 peserta berusia 17 hingga 78 tahun melalui convenience sampling dari komunitas melalui survei daring dan menggunakan kuesioner korelasional untuk pengumpulan data. Hasil dari studi kami menunjukkan bahwa penggunaan TikTok yang tinggi secara signifikan terkait dengan tingkat harga diri dan kepuasan citra tubuh yang lebih rendah. Studi ini dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk memahami lebih komprehensif tentang dampak TikTok terhadap well-being penggunanya, yang dapat berkontribusi dalam mengembangkan rencana intervensi untuk meminimalkan dampak negatif dari pengunaan TikTok.
TikTok is one of the most popular social media platforms that has become an integral part of humans’ daily lives that has been developing rapidly to fulfill people’s needs. This present correlational study aims to investigate the relationship of TikTok consumption with its users’ self-esteem and body image satisfaction, two variables that are found strongly associated with TikTok consumption. This study recruited 381 participants aged 17 to 78 through convenience sampling from the community via online survey dissemination and used a correlational questionnaire for data collection. The results indicated that high consumption of TikTok is significantly associated with lower levels of self-esteem and body image satisfaction. This study can serve as a foundation for further research that aims for a more comprehensive understanding of the nature of TikTok’s effects on users’ well-being, which may be contributive in developing intervention plans to minimize the negative implications of TikTok consumption."
Depok: Fakultas Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Chatherine Rafa Amadea
"TikTok adalah media sosial dengan tujuan utama menciptakan dan menyebarkan video berdurasi pendek. Ada beberapa faktor yang mungkin berkorelasi dengan konsumsi TikTok, termasuk injunctive norms dan sense of belonging seorang individu. Maka dari itu, studi ini dilaksanakan untuk menemukan hubungan antara konsumsi TikTok dengan injunctive norms serta sense of belonging. Studi korelasional ini melibatkan 281 partisipan yang direkrut melalui convenience sampling. Hasil analisis korelasi Pearson menemukan korelasi positif antara konsumsi TikTok dan injunctive norms, namun konsumsi TikTok tidak memiliki korelasi dengan sense of belonging. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan pengaruh dari ekspektasi sosial, dan rasa memiliki seorang individu mungkin tidak ditentukan oleh penggunaan TikTok. Akan tetapi, dibutuhkan studi lebih lanjut untuk memastikan.
TikTok is a social media with a main focus on creating and sharing short videos. There are several factors that may be correlated with TikTok consumption, including injunctive norms and an individual's sense of belonging. Therefore, this study was conducted to find the correlation of TikTok consumption with injunctive norms and the sense of belonging. This correlational study involved 381 participants recruited through a convenience sampling. Results of Pearson’s correlational analyses found a positive correlation between TikTok consumption and injunctive norms, but no correlation between TikTok consumption and a sense of belonging. Based on the results, it can be concluded that there is a possible influence of social expectations, and that an individual's sense of belongingness may not necessarily be determined solely by TikTok usage. However, further research is needed to investigate the topic further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library