Ditemukan 212333 dokumen yang sesuai dengan query
Fidelya Amrina
"Saat ini, prevalensi orang dengan demensia (ODD) di Indonesia terus meningkat dan diperkirakan mencapai 4 juta jiwa pada tahun 2050 (Alzheimer’s Indonesia, 2020). Risiko mengalami demensia lebih besar pada kelompok lanjut usia (lansia). Kondisi tersebut menegaskan kebutuhan akan peran caregiver keluarga, karena lansia dengan demensia memerlukan bantuan dalam aktivitas sehari-hari. Di sisi lain, peran tersebut kerap disertai tantangan yang membebani caregiver. Keberadaan sumber daya yang dipersepsikan sebagai dukungan sosial diduga dapat membangun keyakinan caregiver terhadap kemampuannya dalam menghadapi kesulitan selama merawat sehingga meringankan beban yang dirasakannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran efikasi diri caregiver sebagai mediator pada hubungan persepsi dukungan sosial dan beban pengasuhan pada caregiver keluarga lansia dengan demensia. Partisipan berjumlah 95 caregiver (16 laki-laki, 79 perempuan; rata-rata usia 40,79 tahun (SD = 12,26) dan rata-rata telah merawat selama 39.79 bulan (SD = 32.97). Alat ukur yang digunakan yaitu Zarit Burden Interview (ZBI), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Caregiver Inventory (CGI). Analisis dilakukan menggunakan program Macro PROCESS Hayes SPSS Model 4 simple mediation dan bootstrapping 5000 sampel. Hasil menunjukkan bahwa efikasi diri caregiver memediasi penuh hubungan persepsi dukungan sosial dan beban pengasuhan. Temuan ini menegaskan bahwa persepsi dukungan sosial berperan penting dalam meringankan beban selama pengasuhan, melalui peningkatan efikasi diri. Sebagai implikasi dari temuan, peneliti menekankan pentingnya intervensi untuk mempererat hubungan sosial dan mendorong peningkatan keyakinan diri caregiver.
The prevalence of people with dementia (PwD) in Indonesia continues to rise and is predicted to reach 4 million by 2050 (Alzheimer’s Indonesia, 2020). Dementia is more prevalent among older adults, highlighting the need for family caregivers, as elderly with dementia require assistance in daily activities. However, caregiving often comes with challenges that place a burden on caregivers. Resources that are perceived as social support may enhance caregivers’ confidence in managing caregiving responsibilities, which in turn may alleviate their burden. This study aims to examine the mediating role of caregiver self-efficacy in the relationship between perceived social support and caregiver burden among family caregivers of elderly with dementia. A total of 95 caregivers participated in the study (16 males, 79 females; age (M = 40.79, SD = 12.26 years old; caregiving duration (M = 39.79 SD = 32.97 months). The instruments used were the Zarit Burden Interview (ZBI), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Caregiver Inventory (CGI). Data were analyzed using Hayes’ PROCESS Macro SPSS Model 4 with 5,000 bootstrap samples. Results showed that caregiver self-efficacy fully mediated the relationship between perceived social support and caregiver burden. The finding highlights the importance of perceived social support in alleviating caregiver burden by enhancing caregiver self-efficacy. This study highlights the importance of interventions that strengthen social relationships and enhance caregivers’ self-efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alissa Dian Bratajaya
"Family caregiver bagi lansia dengan demensia sangat rentan terhadap stress. Family caregiver seringkali tidak mengetahui apa yang sedang mereka hadapi dan mengalami kebingungan dalam menghadapi pasien mereka sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari keluarga. Skripsi ini bertujuan untuk melihat peran anggota keluarga dalam melakukan perawatan untuk lansia dengan demensia dan bentuk dukungan yang diberikan untuk family caregiver. Peneliti menggunakan metode etnografi dengan melakukan wawancara dan observasi terhadap dua keluarga dengan lansia penderita demensia. Skripsi ini menggambarkan perjuangan family caregiver dalam melakukan perawatan untuk pasien mereka. Penelitian ini menemukan bahwa keluarga seringkali tidak menyadari kebutuhan dari family caregiver dan cenderung membiarkan family caregiver untuk melakukan perawatan dengan dukungan sosial yang minim. Dukungan sosial yang diterima oleh family caregiver dapat berbentuk dukungan emosional, kognitif, dan material, meskipun dukungan tersebut tidak selalu dapat diterima oleh caregiver. Dukungan-dukungan tersebut tidak selalu dibutuhkan oleh caregiver karena masing-masing individu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda. Keluarga harus dapat memahami situasi dan kondisi yang dihadapi oleh family caregiver agar dapat memberikan dukungan yang tepat.
Family caregivers for elders with dementia are susceptible with stress. Family caregiver often unaware with what they face and come through confusion in dealing with their patient, therefore they needs support from various parts, and one of them is from their families. This thesis aims to see the role of family members on treatment for elderly with dementia and their support for family caregiver. The researcher uses ethnographic methods with interviews and observation on two families with elder with dementia. This thesis describe family caregiver’s struggle on their journey for give treatment and care for their patient. From this research, the researcher find that families are often not aware of the family caregiver’s need and tend to let family caregiver do treatment and care on their own without or with minimal amount of support. Social support that they receives are in the form of emotional support, cognitive support, and material support, although those support are not always acceptable for the caregiver. Not all of the supports that given to them are something they need because each individual has different situation and condition. In order to be able to provide appropriate support, family members must be able to understand the situations and conditions faces by family caregiver."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tsania Alicia Rafli
"Merawat anggota keluarga yang memiliki penyakit kanker dapat menjadi sebuah tantangan bagi seorang family caregiver. Tidak jarang family caregiver merasakan caregiver burden atau beban perawatan selama proses perawatan berlangsung. Caregiver self-efficacy atau kepercayaan diri caregiver terhadap kemampuannya dalam melakukan tugas perawatan dengan baik dipercaya dapat menjadi salah satu faktor protektif bagi family caregiver dari caregiver burden. Dengan begitu, penelitian korelasional ini bertujuan untuk menguji hubungan antara caregiver self-efficacy dan caregiver burden pada family caregiver pasien kanker. Penelitian ini melibatkan 86 family caregiver pasien kanker di Indonesia yang diperoleh dari convenience sampling dengan menyebarkan tautan kuesioner kepada teman, keluarga terdekat, dan beberapa komunitas kanker di Indonesia melalui media sosial. Hasil penelitian dengan menggunakan alat ukur Caregiver Inventory dan Zarit Burden Interview menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara caregiver self-efficacy dan caregiver burden pada family caregiver pasien kanker. Dengan arti, apabila family caregiver pasien kanker memiliki tingkat caregiver self-efficacy yang tinggi maka tingkat caregiver burden akan menurun dan sebaliknya. Peneliti menduga partisipan memiliki tingkat caregiver self-efficacy yang tinggi diakibatkan oleh beberapa faktor dan karakteristik partisipan, salah satunya adalah memiliki perasaan mampu untuk dapat menyelesaikan tugas perawatan dengan baik sehingga memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang sulit dan mengalami caregiver burden yang lebih rendah. Temuan ini dapat menjadi landasan penelitian selanjutnya mengenai pentingnya caregiver self-efficacy pada family caregiver pasien kanker untuk mencegah dan menghadapi caregiver burden.
Caring for a family member who has cancer can be a challenge for a family caregiver. It is not uncommon for the family caregiver to feel caregiver burden or burden of care during the treatment process. Caregiver self-efficacy or caregiver’s confidence in their ability to perform caring tasks well can be one of the protective factors for family caregiver from caregiver burden. Thus, this correlational study aimed to examine the relationship between caregiver self-efficacy and caregiver burden among family caregiver of cancer patient. This study involved 86 family caregivers of cancer patients in Indonesia obtained from convenience sampling by distributing questionnaires to friends, closest family, and several cancer communities in Indonesia through social media. The results of the study used the Caregiver Inventory and Zarit Burden Interview measuring instruments showed that there was a significant negative relationship between caregiver self-efficacy and caregiver burden among family caregiver of cancer patient. In other words, if the family caregiver of cancer patient has a high level of caregiver self-efficacy, the caregiver's burden will decrease and vice versa. Researchers suspected that participants have a high level of caregiver self-efficacy due to several factors and participant characteristics, one of which is having a feeling of being able to complete care tasks well so that they have the ability to be able to deal with difficult situations and experience a lower caregiver burden. This finding can be the basis for further research regarding the importance of caregiver self-efficacy for family caregiver of cancer patient to prevent and deal with caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rachel Michaely Aurelia Goldiny Lengkey
"Kasus demensia di Indonesia diperkirakan ada sekitar 1,2 juta orang pada tahun 2016 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta pada 2030 dan 4 juta pada 2050 (Alzheimer’s Indonesia, 2016). Jumlah penderita demensia yang akan terus meningkat juga menggambarkan peningkatan akan kebutuhan caregiver untuk mendampingi kebutuhan harian pengidap demensia, baik fisik maupun mental. Pada sisi lain, seringkali anggota keluarga kurang berpengalaman dalam proses caregiving bagi orang dengan demensia (ODD) karena gejala demensia yang tidak disadari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara caregiver burden dengan perceived social support pada cucu berusia dewasa muda yang menjadi family caregiver bagi kakek atau nenek mereka yang mengalami demensia. Responden penelitian ini terdiri dari 33 cucu berusia 18-26 tahun yang menjadi pendamping atau caregiver bagi kakek atau nenek mereka yang mengidap demensia. Alat ukur yang digunakan adalah Zarit Burden Interview (Zarit, Reever & Bach-Peterson, 1980) dan Multi-dimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukan bahwa caregiver burden tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan perceived social support, namun nilai koefisien korelasi di antara kedua variabel tersebut cukup tinggi dan memiliki arah positif sebesar 0,981 (ð 2 = 0,962361). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa cucu sebagai caregiver memerlukan bantuan orang lain yang dipersepsikan sebagai sebuah dukungan (perceived social support) untuk menghadapi tantangan sebagai caregiver ODD dan untuk meminimalisir burden yang dirasakan sebagai caregiver.
Dementia cases in Indonesia are estimated to be around 1.2 million people in 2016 and are expected to increase to 2 million in 2030 and 4 million in 2050 (Alzheimer's Indonesia, 2016). The number of people with dementia that will continue to increase also illustrates the increasing need for caregivers to accompany the daily needs of people with dementia, both physically and mentally. On the other hand, family members often lack experience in the caregiving process for people with dementia because of unconscious symptoms of dementia. This study aims to determine the relationship between caregiver burden and perceived social support for young adult grandchildren who become family caregivers for their grandparents with dementia. Respondents in this study consisted of 33 grandchildren aged 18-26 years who became caregivers for their grandparents with dementia. The measuring instruments used in this study are the Zarit Burden Interview (Zarit, Reever & Bach-Peterson, 1980) and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988). The results of the Pearson correlation analysis show that the caregiver burden does not have a significant correlation with perceived social support, but the correlation coefficient between the two variables is quite high and has a positive direction of 0.981 ( = 0,962361). The results showed that grandchildren as caregivers need the help of others who are perceived as a support (perceived social support) to face challenges as caregivers of people with dementia and to minimize the perceived burden of being a caregiver."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Herlina Ali Sopiah
"
Tingkat caregiver burden yang tinggi salah satunya diakibatkan oleh beban yang berat dalam merawat pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial, self-efficacy terhadap caregiver burden pasien kanker. Metode yang digunakan cross sectional yang dilakukan kepada 231 caregiver pasien kanker dengan variabel bebas dukungan sosial dan self-efficacy sedangkan variabel terikat caregiver burden. Menggunakan instrumen ESSI (Enriched Social Support Instrument) untuk mengukur dukungan sosial, kuesioner CGI (Caregiver Inventory) untuk mengukur self-efficacy dan kuesioner ZBI (Zarit Burden Interview). Analisis yang digunakan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa caregiver mempunyai dukungan sosial rendah (55%), tingkat self-efficacy rendah (51,9%), dan caregiver burden tinggi (51,1%). Burden pada caregiver dipengaruhi secara signifikan oleh stadium kanker (0,001). Kesimpulan dukungan sosial dan self-efficacy mempunyai hubungan yang signifikan terhadap caregiver burden.
The high caregiver burden is the heavy burden of caring for cancer patients. This study aims to determine the relationship between social support and self-efficacy on caregiver burden in cancer patients. The method used was cross sectional which was carried out on 231 caregivers of cancer patients with the independent variables being social support and self-efficacy while the dependent variable was caregiver burden. Using the ESSI (Enriched Social Support Instrument) instrument to measure social support, the CGI (Caregiver Inventory) questionnaire to measure self-efficacy and the ZBI (Zarit Burden Interview) questionnaire. The analysis used is multiple logistic regression. The results showed that caregivers had low social support (55%), low levels of self-efficacy (51.9%), and high caregiver burden (51.1%). Caregiver burden was significantly influenced by cancer stage (0.001). In conclusion social support and self-efficacy have a significant relationship with caregiver burden.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rania Putri Adyan
"Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat hubungan antara beban pengasuhan dan resiliensi keluarga pada perempuan dari keluarga pengasuh lansia. Sebanyak 146 family caregiver perempuan yang sedang merawat lansia, baik yang tinggal bersama lansia maupun tidak, berpartisipasi dalam penelitian ini. Alat ukur Zarit Burden Interview (ZBI) digunakan untuk mengukur beban pengasuhan, sedangkan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga. Berdasarkan uji korelasi menggunakan teknik analisis Pearson Correlation dengan metode bootstrap, terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara beban pengasuhan dan resiliensi keluarga pada family caregiver perempuan yang mengasuh lansia (r(146) = 0,36; p < 0,01). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kuat resiliensi keluarga yang dimiliki oleh family caregiver, semakin rendah beban pengasuhan yang dipersepsikan. Begitu pula sebaliknya. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para praktisi dalam mengembangkan intervensi beban pengasuhan yang fokus pada pengembangan resiliensi keluarga bagi family caregiver perempuan.
This correlational research aims to examine the relationship between caregiver burden and family resilience on female family caregivers of elderly during the COVID-19 pandemic. A total of 146 female family caregivers participated in this research. Zarit Burden Interview (ZBI) is used to measure caregiver burden and Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) is used to measure family resilience. According to the correlation test using the Pearson Correlation technique with bootstrap method, it is found that there’s a significant, negative relationship between caregiver burden and family resilience amongst female family caregivers of elderly (r(146) = 0,36; p < 0,01). This result indicates that the higher family resilience, the lower caregiver burden will be perceived, and vice versa. Therefore, this research can be used as a reference for practitioners in developing caregiving interventions that focus on developing family resilience for female family caregivers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lubis, Fathinah Adzrra
"Gangguan fungsional yang muncul pada penyintas stroke membuat beban caregiver (caregiver burden) menjadi berat. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kesiapan merawat memiliki hubungan positif dengan tingkat beban caregiver, namun penjelasan mengenai mekanisme hubungan ini masih terbatas. Salah satu faktor yang berpotensi menjembatani hubungan tersebut adalah sense of coherence (SOC), yaitu orientasi individu mengenai kehidupan yang koheren. Kesiapan merawat yang baik berpotensi membantu caregiver membentuk pandangan masa depan yang lebih koheren sehingga pengalaman merawat terasa lebih positif. Penelitian ini menguji peran sense of coherence (SOC) sebagai variabel mediator dalam hubungan kedua variabel tersebut untuk memahami mekanisme psikologis yang dialami caregiver. Penelitian diujikan kepada 121 caregiver penyintas stroke (15 laki-laki, 106 perempuan; rentang usia 18–65 tahun) dengan mayoritas durasi menjadi caregiver selama 1–3 tahun. Alat ukur yang digunakan mencakup Preparedness for Caregiving Scale Indonesian Version (M = 26,45; SD = 8,33), Sense of Coherence (M = 37,59; SD = 10,49), dan Zarit Burden Interview (M = 57,13; SD = 22,67). Hasil analisis menemukan bahwa SOC berperan dalam memediasi penuh hubungan kedua variabel. Temuan ini menegaskan peran penting SOC dalam menjembatani kesiapan merawat terhadap pengalaman merawat yang lebih adaptif. Penelitian ini berkontribusi untuk memperdalam pemahaman mengenai hubungan antara kesiapan merawat dan beban caregiver pada caregiver penyintas stroke.
Functional impairments experienced by stroke survivors can lead to a heavy caregiving burden. Previous studies have found that preparedness for caregiving is positively associated with caregiver burden, however, explanations regarding the underlying mechanism remain limited. One potential factor that may mediate this relationship is sense of coherence (SOC), which refers to an individual's orientation toward life as coherent. Greater caregiving preparedness may enable caregivers to perceive their role as coherent, leading to a more positive caregiving experience. This study examines the mediating role of SOC in the relationship between caregiving preparedness and caregiver burden to better understand the underlying psychological mechanisms. The study involved 121 caregivers of stroke survivors (15 males, 106 females; aged 18–65 years), with the majority having served as caregivers for 1–3 years. Measurement tools included the Preparedness for Caregiving Scale Indonesian Version (M = 26.45; SD = 8.33), Sense of Coherence Scale (M = 37.59; SD = 10.49), and Zarit Burden Interview (M = 57.13; SD = 22.67). The mediation analysis showed that SOC fully mediated the relationship between caregiving preparedness and caregiver burden. These findings highlight the important role of SOC in bridging caregiving preparedness and a more adaptive caregiving experience. This study contributes to a deeper understanding of the relationship between caregiving preparedness and burden among caregivers of stroke survivors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ani Priastami
"Merawat anggota keluarga yang menderita penyakit kanker merupakan pengalaman traumatis bagi family caregiver sehingga tak jarang mereka merasakan beban. Strategi koping dipercaya dapat menjadi salah satu faktor protektif bagi family caregiver dalam mencegah terjadinya beban caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping dan beban caregiver pada family caregiver pasien kanker. Peneliti menggunakan alat ukur Ways of Coping Questionnaire dalam mengukur strategi koping dan Zarit Burden Interview dalam mengukur beban caregiver. Penelitian ini menggunakan analisis pearson correlation pada 90 partisipan dan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara beban caregiver dan total skor problem-focused coping maupun emotion-focused coping yang digunakan oleh family caregiver pasien kanker. Walaupun demikian, peneliti menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara escape avoidance dengan beban caregiver. Artinya, ketika strategi escape avoidance digunakan lebih sering, maka family caregiver akan mengalami beban merawat yang lebih besar. Temuan ini dapat menjadi landasan penelitian lebih lanjut mengenai pentingnya strategi koping terhadap pengalaman family caregiver di seluruh fase spesifik penyakit kanker untuk menentukan titik waktu kritis dalam mencegah beban caregiver.
Caring for family members who suffer from cancer was a traumatic experience for family caregivers so that they often feel the burden. Coping strategies were believed to be one of the protective factors for family caregivers from caregiver burden. This study aimed to determine the relationship between caregiver burden and coping strategies used by family caregivers in cancer patient. Coping strategies were assessed using the Ways of Coping Questionnaire and caregiver burden was assessed using Zarit Interview Scale. This study used the Pearson correlation analysis on 90 participant. The results showed that there was no significant relationship between caregiver burden and the total score of problem-focused coping and emotion-focused coping used by family caregivers of cancer patients. However, this research found a significant positive relationship between one type of emotion-focused coping, namely the escape avoidance strategy with the caregiver burden. This shows when the escape avoidance strategy used more often, the family caregiver will experience a greater caregiver burden. This finding can be the basis for further research on the importance of coping strategies used by family caregivers at specific stages along the cancer illness trajectory to determine critical time points in preventing caregiver burden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Malika Adila Fitra
"Caregiver keluarga dengan kanker mengalami perubahan hidup yang besar yang menuntutnya untuk menjalani serangkaian kewajiban untuk mengasuh pasien, dan juga untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Kondisi tersebut membuat caregiver keluarga dengan kanker tidak bisa memenuhi rekomendasi olahraga yang memadai untuk tubuhnya, padahal caregiver keluarga dengan kanker rentan dengan berbagai penyakit tidak menular dan kondisi kesehatan lainnya. Selain itu, caregiver keluarga dengan kanker juga rentan mengalami stres akibat kewajiban yang harus dipenuhinya. Stres menjadi salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan olahraga seseorang. Reaksi emosi negatif yang ditimbulkan dari stres akibat tuntutan perawatan yang dihadapi oleh peran caregiver menimbulkan dampak negatif seperti terpaku pada pemikiran tertentu, dan kehilangan kesenangan pada aktivitas yang biasa dinikmati. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara stres dan olahraga, serta peran moderasi strategi coping pada hubungan antara perceived stress dan olahraga caregiver keluarga dengan kanker. Sejumlah 168 partisipan yang didominasi dari Pulau Jawa telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan secara daring ini menggunakan alat ukur Perceived Stress Scale, The Brief COPE, dan pengukuran frekuensi serta durasi mingguan untuk olahraga. Analisis dilakukan menggunakan Pearson Correlation dan Analisis Regresi PROCESS Model 1 Hayes. Analisis tersebut menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perceived stress dan olahraga (r=-0,221; p<0,01, one-tailed), dan tidak terdapat peran moderasi strategi coping pada emotion-focused coping maupun problem-focused coping.
Cancer family caregivers go through major life changes that requires them to undergo series of obligation to take care of the patient, as well as to care for their own needs. This condition makes cancer family caregiver unable to meet the physical activity recommendation, even though they are vulnerable to various non-communicable disease and other health related condition. Cancer family caregivers are also prone to stress due to the life demand they need to fulfil. Stress is one of the factors that has a relationship with a person’s exercise habit. The negative emotional reactions that arise from stress due to the caregiving demands faced by the caregiver have negative impacts such as fixating on certain thoughts and losing pleasure in activities that are usually enjoyed. This study aims to look at the relationship between stress and exercise, as well as the moderating role of coping strategies on the relationship between perceived stress and exercise by cancer family caregiver. A total of 168 participants predominantly form Java participated in this study. The research was conducted online using Perceived Stress Scale, The Brief COPE, and the weekly duration and frequency of participants’ physical activities. The analysis was performed using Pearson Correlation and Hayes PROCESS Model 1 Regression Analysis. A significant relationship was found between perceived stress and exercise (r=-0,221; p<0,01, one-tailed). Thus, no moderating effect of coping was found for both emotion-focused coping and problem-focused coping."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dhea Ayu Kakata
"Tuntutan di dunia kerja yang terus berubah mengikuti perkembangan zaman menjadi tantangan bagi mahasiswa tingkat akhir untuk mempersiapkan diri dalam kariernya sehingga mereka perlu memiliki adaptabilitas karier. Adaptabilitas karier dapat ditingkatkan dengan persepsi dukungan sosial. Hubungan keduanya dapat dijelaskan melalui hubungan mediasi oleh variabel efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran efikasi diri dapat menjadi mediator hubungan persepsi dukungan sosial dan adaptabilitas karier. Partisipan merupakan mahasiswa tingkat akhir (N = 218) yang berusia 18-25 tahun yang pernah melakukan magang. Hasil penelitian menemukan efikasi diri secara parsial memediasi hubungan persepsi dukungan sosial dan adaptabilitas karier.
Changing demands in a rapidly growing working field era has become a challenge for final year students to pursue their career goals. High career adaptability is needed to attain success during the transition to work life. One of the factors to enhance career adaptability is perceived social support. Their relationship can further be explained by self-efficacy. The purpose of this research is to identify self-efficacy as a mediator between perceived social support and career adaptability. Participants were final year students (N = 218) from age 18 - 25 who had done internships. The result was self-efficacy could partially mediate the relationship between perceived social support and career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library