Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajar Prakarsa Wicaksono
"Skizofrenia menjadi salah satu masalah gangguan jiwa yang masih dikhawatirkan berbagai negara. Halusinasi termasuk gejala positif yang dapat diamati pada penderita skizofrenia. Halusinasi merupakan stimulus palsu terhadap berbagai panca indra, salah satunya indra penglihatan. Halusinasi ini perlu diatasi karena jika halusinasi tidak terkontrol maka halusinasi dapat memerintahkan pasien untuk menyakiti diri atau orang lain. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran hasil analisis proses asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan melalui penerapan terapi senam diiringi dengan musik. Metode penulisan yang digunakan adalah case-report. Pasien adalah Tn. S berusia 62 tahun yang mengalami halusinasi penglihatan. Upaya yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi pasien yaitu dengan tindakan keperawatan generalis selama 10 hari dan terapi senam diiringi dengan musik sebagai aktivitas terjadwal selama 8 hari. Terapi senam diiringi dengan musik ini diterapkan dengan tujuan mendistraksi pasien dari halusinasi. Hasil penerapan terapi senam diiringi dengan musik menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi dari skor 15 menjadi skor 1. Pasien juga menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengontrol halusinasi dari 2 kemampuan menjadi 12 kemampuan. Melalui hasil tersebut diharapkan terapi senam diiringi dengan musik sebagai aktivitas terjadwal dapat diterapkan sebagai alternatif mengontrol halusinasi penglihatan dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.

Schizophrenia is one of the mental disorders that is still a concern for many countries. Hallucinations are among the positive symptoms that can be observed in people with schizophrenia. Hallucinations are false stimuli for various senses, one of which is the sense of sight. These hallucinations need to be overcome because if the hallucinations are not controlled then the hallucinations can order the client to hurt themselves or others. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the results of the analysis of the nursing care process for clients who experience sensory perception disorders: visual hallucinations through The Application of Exercise Therapy accompanied by music. The writing method used is case-report. The client is Mr. S is 62 years old who experiences visual hallucinations. Efforts were made to control the client's hallucinations with generalist nursing actions for 10 days and Aerobic exercise theraphy accompained by music as a scheduled activity for 8 days. Aerobic exercise therapy accompained by music is applied with the aim of distracting clients from hallucinations. The results of applying Exercise Therapy accompanied by music showed a decrease in hallucination symptoms from a score of 15 to a score of 1. The client also showed an increase in ability to control hallucinations from 2 abilities to 12 abilities. Through these results it is hoped that Exercise Therapy accompanied by music as a scheduled activity can be applied as an alternative to controlling visual hallucinations in providing nursing care in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Rahmawati
"Skizofrenia menjadi salah satu masalah gangguan jiwa yang masih dikhawatirkan berbagai negara. Halusinasi termasuk gejala positif yang dapat diamati pada penderita skizofrenia. Halusinasi merupakan stimulus palsu terhadap berbagai panca indra, salah satunya indra penglihatan. Halusinasi ini perlu diatasi karena jika halusinasi tidak terkontrol maka halusinasi dapat memerintahkan klien untuk menyakiti diri atau orang lain. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran hasil analisis proses asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan melalui penerapan terapi menggambar. Metode penulisan yang digunakan adalah case-report.  Klien adalah Tn. S berusia 35 tahun yang mengalami halusinasi penglihatan. Upaya yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi klien yaitu dengan tindakan keperawatan generalis selama 14 hari dan terapi menggambar dengan media menulis sebagai aktivitas terjadwal selama 10 hari. Terapi menggambar ini diterapkan dengan tujuan mendistraksi klien dari halusinasi serta menulis digunakan sebagai media komunikasi selama pemberian asuhan keperawatan. Hasil penerapan terapi menggambar menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi dari skor 15 menjadi skor 2. Klien juga menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengontrol halusinasi dari 2 kemampuan menjadi 12 kemampuan. Melalui hasil tersebut diharapkan terapi menggambar sebagai aktivitas terjadwal dapat diterapkan sebagai alternatif mengontrol halusinasi penglihatan dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.

Schizophrenia is one of the mental disorders that is still a concern for many countries. Hallucinations are among the positive symptoms that can be observed in people with schizophrenia. Hallucinations are false stimuli for various senses, one of which is the sense of sight. These hallucinations need to be overcome because if the hallucinations are not controlled then the hallucinations can order the client to hurt themselves or others. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the results of the analysis of the nursing care process for clients who experience sensory perception disorders: visual hallucinations through the application of drawing therapy. The writing method used is case-report. The client is Mr. S is 35 years old who experiences visual hallucinations. Efforts were made to control the client's hallucinations with generalist nursing actions for 14 days and drawing therapy using writing media as a scheduled activity for 10 days. Drawing therapy is applied with the aim of distracting clients from hallucinations and writing is used as a medium of communication during the provision of nursing care. The results of applying drawing therapy showed a decrease in hallucination symptoms from a score of 15 to a score of 2. The client also showed an increase in ability to control hallucinations from 2 abilities to 12 abilities. Through these results it is hoped that drawing therapy as a scheduled activity can be applied as an alternative to controlling visual hallucinations in providing nursing care in hospitals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Cahya Ramadini
"Halusinasi merupakan stimulus palsu terhadap panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa yang berasal dari respon maladaptif. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada Tn. E yang berusia 30 tahun dengan diagnosis keperawatan utama halusinasi penglihatan. Untuk mengatasi halusinasi klien, dilakukan intervensi keperawatan generalis dan terapi musik. Tujuan dari karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran penerapan terapi musik pada klien dengan halusinasi penglihatan. Metode yang digunakan adalah case report. Penulis memberikan intervensi keperawatan generalis dan terapi musik yang termasuk dalam intervensi melakukan aktivitas terjadwal. Asuhan keperawatan dilakukan selama 10 hari dengan penerapan terapi musik selama 6 hari. Hasil dari penerapan terapi musik menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi yang dilihat dari pre test dan post test yaitu dari skor 20 menjadi skor 7. Adanya hasil tersebut diharapkan terapi musik dapat diterapkan pada asuhan keperawatan di rumah sakit sebagai alternatif terapi yang dapat membantu klien untuk mengontrol halusinasi terutama pada halusinasi penglihatan.

Hallucinations are false stimuli to the five senses, namely sight, hearing, touch, smell, and taste that originate from maladaptive responses. The author provides nursing care to Mr. E is 30 years old with a primary nursing diagnosis of visual hallucinations. To overcome the client's hallucinations, nursing interventions and music therapy are given. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of music therapy to clients with visual hallucinations. The method used is a case report. The author provides generalist nursing interventions and music therapy are carried out which are included in the intervention to perform scheduled activities. Nursing care was carried out for 10 days with the application of music therapy for 6 days. The results of the application of music therapy showed a decrease in symptoms of hallucinations seen from the pre-test and post-test, from a score of 20 to a score of 7. With these results, it is hoped that music therapy can be applied to hospital nursing care as an alternative therapy that can help clients to control hallucinations. especially visual hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Anggia Pramesti
"Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan dalam berpikir, persepsi, emosi, bahasa, dan perilaku. Skizofrenia ini dapat disertai dengan gejala psikotik berupa halusinasi. Halusinasi pendengaran menjadi halusinasi yang paling umum terjadi pada pasien dengan skizofrenia. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai penerapan terapi hortikultura dengan pendekatan self-management pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Penerapan terapi hortikultura dengan pendekatan self-management ini memberikan dampak pada penurunan tanda dan gejala halusinasi pasien. Rekomendasi dari karya ilmiah ini adalah perawat perlu mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan dalam terapi hortikultura dengan lama rawat pasien, sehingga intervensi yang diberikan dapat lebih efektif dalam menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran pada pasien.

Schizophrenia is a mental disorder characterized by disturbances in thinking, perception, emotion, language, and behavior. Schizophrenia can be accompanied by psychotic symptoms in the form of hallucinations. Auditory hallucinations are the most common hallucinations in patients with schizophrenia. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of horticultural therapy with a self-management approach in patients with auditory hallucinations. The application of horticultural therapy with a self-management approach has an impact on reducing the patient's hallucination signs and symptoms. The recommendation from this scientific work is that nurses need to identify the time needed in horticultural therapy with the length of the patient's stay so that the interventions provided can be more effective in reducing signs and symptoms of auditory hallucinations in patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Bahtiar
"Skizofrenia merupakan kondisi gangguan kejiwaan serius dan kronis yang dapat menyebabkan pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang menyimpang. Penderita skizofrenia dapat mengalami peningkatan emosi seperti mudah marah, mudah tersinggung, dan mengamuk yang dapat meningkatkan risiko untuk melakukan perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana hilangnya kendali perilaku seseorang yang dapat diarahkan pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Tujuan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran terkait penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan melalui terapi musik. Penerapan terapi musik yang digunakan yaitu terapi musik aktif atau bernyanyi. Pasien bernama Tn. M, berusia 20 tahun, memiliki riwayat gangguan jiwa sejak 2019 lalu yang mengalami risiko perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan yang diberikan untuk mengendalikan risiko perilaku kekerasan sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang sudah ditetapkan untuk pasien yaitu dengan tindakan keperawatan generalis selama 11 hari dan terapi musik sebagai teknik relaksasi selama 6 hari. Hasil penerapan terapi musik yang dilakukan menunjukkan adanya penurunan tanda gejala risiko perilaku kekerasan dari skor 19 menjadi skor 2 dan kemampuan mengendalikan risiko perilaku kekerasan yang meningkat dari skor 1 menjadi 11. Terapi musik diharapkan dapat diterapkan sebagai tindakan keperawatan inovasi untuk mengendalikan risiko perilaku kekerasan dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.

Schizophrenia is a serious and chronic psychiatric disorder that can cause distorted thoughts, perceptions, emotions, movements and behavior. People with schizophrenia can experience increased emotions such as irritability, irritability, and tantrums which can increase the risk of violent behavior. Violent behavior is a situation in which a person's behavior is lost which can be directed at oneself, others, or the environment. The purpose of this scientific work is to provide an overview regarding the application of nursing care to patients at risk of violent behavior through music therapy. The application of music therapy used is active music therapy or singing. The patient named Mr. M, 20 years old, has a history of mental disorders since 2019 which is at risk of violent behavior. Nursing actions given to control the risk of violent behavior are in accordance with nursing care standards that have been set for patients, namely generalist nursing actions for 11 days and music therapy as a relaxation technique for 6 days. The results of the application of music therapy showed that there was a decrease in symptoms of the risk of violent behavior from a score of 19 to a score of 2 and the ability to control the risk of violent behavior increased from a score of 1 to 11. It is hoped that music therapy can be applied as an innovative nursing action to control the risk of violent behavior in giving nursing care in hospital."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mesyafa Raihan Aldany
"Skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan distorsi kognitif dan realita, salah satunya berupa halusinasi pendengaran. Gangguan halusinasi yang terjadi terus menerus dapat memengaruhi fungsi sehari-hari pasien dan menurunkan kualitas hidup. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan keberhasilan penerapan intervensi keperawatan jiwa generalis menggunakan terapi musik sebagai kegiatan distraksi dengan aktivitas terjadwal terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran pada Ny. S (26 tahun). Jenis terapi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu terapi musik dalam support group. Pengukuran hasil dilakukan menggunakan instrumen tanda dan gejala halusinasi serta penilaian kemampuan klien mengontrol halusinasi yang telah dikembangkan mahasiswa residen spesialis jiwa FIK UI 2023. Terapi Musik dalam support group dilakukan selama 9 pertemuan di Ruang Srikandi, Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSJMM). Hasil penerapan terapi musik menunjukkan penurunan signifikan dalam gejala halusinasi pendengaran, dengan Ny. S memiliki skor gejala awal halusinasi sebesar 24, yang kemudian menurun drastis menjadi skor 2 setelah terapi. Selain itu, kemampuan pasien dalam mengendalikan halusinasi meningkat dari skor 3 menjadi 12. Evaluasi ini menunjukkan bahwa terapi musik terbukti efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran dan meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi. Melalui studi kasus ini diharapkan dapat menjadikan terapi musik sebagai tindakan keperawatan inovasi untuk mengendalikan halusinasi dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.

Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by cognitive and reality distortions, including auditory hallucinations. Persistent hallucinations significantly impact a patient's daily functioning and reduce their quality of life. This study aims to illustrate the efficacy of implementing generalist psychiatric nursing interventions utilizing music therapy as a distraction technique through scheduled activities in reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations in Mrs. S, a 26-year-old patient. The intervention employed in this research is music therapy within a support group framework. Outcome measurements were conducted using instruments that assess signs and symptoms of hallucinations, along with evaluations of the client’s ability to control hallucinations, developed by psychiatric resident students from Faculty of Nursing. Universitas Indonesia, in 2023. The music therapy sessions were carried out over nine meetings at Srikandi Ward, Dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM). The results of the music therapy intervention demonstrated a significant reduction in auditory hallucination symptoms, with Mrs. S’s initial hallucination score of 24 decreasing dramatically to 2 following the intervention. Furthermore, the patient’s ability to manage hallucinations improved, with scores rising from 3 to 12. This evaluation indicates that music therapy is effective approach to reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations and enhancing the capability to manage such experiences. Through this case study, it is anticipated that music therapy will emerge as an innovative nursing intervention for the management of hallucinations within psychiatric nursing care in hospital settings.  "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmah Suri
"Latar belakang: Skizofrenia merupakan sindrom pada perilaku maupun kognitif yang berhubungan dengan gangguan perkembangan otak seseorang. Halusinasi merupakan salah satu gejala positif yang paling umum pada skizofrenia yaitu dialami oleh 60% - 80% penderita skizofrenia.
Kasus: Ny. P (33 tahun) diantar oleh keluarga ke rumah sakit karena merasa takut dan mendengar suara bisikan – bisikan tanpa ada wujudnya. Selain itu, menunjukkan sikap curiga, marah – marah, sulit tertidur, dan keluyuran.
Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Proses asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 4 April 2023 hingga 18 April 2023 di Ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. P sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis dan terapi modifikasi yang digunakan adalah kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam sebagai distraksi atau pengalihan pasien pada halusinasinya.
Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dan terapi modifikasi kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam pada masalah keperawatan halusinasi dapat mengurangi tanda dan gejala halusinasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.

Background: Schizophrenia is a behavioral and cognitive syndrome associated with the development of a person's brain disorder. Hallucinations are one of the most common positive symptoms in schizophrenia, which is experienced by 60% - 80% of people with schizophrenia.
Case: Mrs. P (33 years) was taken by his family to the hospital because he was afraid and heard whispering voices without his form. In addition, showing a suspicious attitude, angry, difficulty falling asleep, and wandering.
Discussion: Preparation care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, to evaluation. The nursing care process was carried out from 4 to 18 April 2023 in the Utari Room of the Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. The intervention given to Mrs. P according to general care service standards and the modified therapy used is a combination of murottal listening with deep breathing relaxation techniques as a distraction for her hallucinations.
Conclusion: The application of generalist interventions and modification therapy in combination with murottal listening and breathing relaxation techniques in hallucinatory disorder problems can reduce the signs and symptoms of hallucinations, and improve the patient's ability to control hallucinations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Nurmagandi
"Latar Belakang: Kekambuhan masih menjadi masalah utama pada pasien skizofrenia sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa yang tepat serta efektif dan efisien. Pelayanan kesehatan jiwa diberikan pada pasien skizofrenia untuk mencegah kekambuhan melalui penentuan diagnosis ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (KPK) menggunakan terapi Acceptance and commitment therapy (ACT) dengan pendekatan Self-transcendence theory (STT).
Tujuan: penulisan karya ilmiah akhir spesialis ini sebagai tindakan pencegahan kekambuhan melalui penanganan KPK menggunakan ACT dengan pendekatan STT.
Metodologi: Desain penulisan karya ilmiah akhir spesialis ini adalah case series penatalaksanaan KPK menggunakan terapi spesialis ACT dengan pendekatan KPK di ruang Utari RSJ Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Jumlah pasien kelolaan sebanyak 20, instrumen yang digunakan adalah instrument tanda dan gejala KPK, instrument kemampuan KPK yang dikeluarkan oleh departemen keperawatan jiwa FIK UI, instrument Birchwood Insight Scale (BIS) dan instrument kepatuhan minum obat.
Hasil: terjadi penurunan tanda dan gejala KPK serta peningkatan kemampuan pasien KPK, peningkatan insight dan peningkatan kepatuhan minum obat melalui setelah pelaksanaan terapi.
Kesimpulan: ACT dapat digunakan dengan pendekatan self-transcendence theory untuk pencegahan kekambuhan melalui penanganan masalah KPK.

Introduction: Relapse is still a major problem in schizophrenic patients, so it requires appropriate, effective and efficient mental health services. Mental health services are provided to schizophrenic patients to prevent relapse through determining the diagnosis of health maintenance care (KPK) using Acceptance and commitment therapy (ACT) with a Self-transcendence theory (STT) approach. Purpose: writing this specialist's final scientific paper as an action to prevent recurrence through the handling of the KPK using ACT with the STT approach.
Methods: The design for writing this specialist final scientific paper is a case series on the management of the KPK using ACT specialist therapy with the KPK approach in the Utari room of Dr. RSJ. Marzoeki Mahdi Bogor. The number of patients managed was 20, the instruments used were the KPK signs and symptoms instrument, the KPK capability instrument issued by the psychiatric nursing department of FIK UI, the Birchwood Insight Scale (BIS) instrument and the medication adherence instrument.
Results: there was a decrease in signs and symptoms of KPK as well as an increase in the ability of KPK patients, increased insight and increased adherence to taking medication after the implementation of therapy.
Conclusion: ACT can be used with a self-transcendence theory approach to prevent recurrence through handling KPK problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohd. Syukri
"Cognitive Behaviour Social Skill Training dirancang untuk meningkatkan fungsi kognitif dan keterampilan sosial pada klien skizofrenia. Meliputi keterampilan mengidentifikasi pikiran dan perilaku negatif, melawan pikiran negatif dengan tanggapan rasional, mengubah perilaku negatif dengan memilih perilaku baru (komunikasi dasar) untuk dilatih, keterampilan komunikasi untuk menjalin persahabatan, dan mengatasi situasi sulit, evaluasi manfaat latihan (McQuaid, 2000; Jumaini, 2009).
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah diperolehnya gambaran hasil penerapan terapi Cognitive Behaviour Social Skill Training pada klien halusinasi dan isolasi sosial dengan menggunakan pendekatan model hubungan interpersonal Peplau di ruang Yudistira Rumah Sakit dr Marzuki Mahdi Bogor. Penerapan Cognitive Behaviour Social Skill Training dilakukan pada 17 klien di ruang Yudistira mulai 9 September- 12 November 2013.
Hasil terapi Cognitive Behaviour Social Skill Training meningkatkan fungsi kognitif dan perilaku sosial serta menurunkan tanda dan gejala pada klien yang mengalam halusinasi dan isolasi sosial. Berdasarkan hasil penelitian perlu direkomendasikan bahwa terapi Cognitive Behaviour Social Skill Training dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa yang dapat digunakan pada klien yang mengalam halusinasi dan isolasi sosial.

Cognitive Behaviour Social skills training was designed to improve cognitive function, communication and social skills for in schizophrenia clients. Covers the skills to identify negative thoughts and behavior, resist negative thoughts with rational responses, changing negative behavior by choosing a new behavior (basic communication) for training, communication skills to build friendships, and cope with difficult situations, evaluation of the benefits of exercise (McQuaid, 2000; Jumaini, 2009).
Objective this final assignment was to found describing result of Application of cognitive behaviour social skills training therapy management on Social isolation and hallucinations client with interpersonal relationship Peplau Model approach in RS Dr Marzoeki Mahdi Bogor. Application of c ognitive behaviour social skills training therapy was done to 17 clients since 9 September-12 November 2013.
Finding was revealed cognitive behaviour social skills training exactly effective to improves cognitive function and social behavior and reduce the signs and symptoms of hallucinations . Base on this finding, recommended cognitive behaviour social skills training become to specialist standard therapy in psychiatric nursing and may used for
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Caturini Sulistyowati
"ABSTRAK
Skizoprenia adalah gangguan psikotik yang kronik, prevalensi skizoprenia di Indonesia 70% dari klien gangguan jiwa berat atau psikotik serta sering disertai dengan gangguan perilaku yaitu perilaku agitasi, agresif, dan perilaku kekerasan. Terapi musik ini merupakan salah satu intervensi terapi lingkungan dalam dimensi kognitif yang dapat diberikan pada klien yang mengalami masalah perilaku kekerasan dengan metode mendengarkan musik, ekplorasi perasaan, diskusi dan umpan balik. Gangguan jiwa yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta 93 % klien yang mengalami Skizoprenia dan masalah keperawatan perilaku kekerasan sebanyak 41 % dengan alasan masuk klien dibawa ke rumah sakit karena melakukan perilaku amuk. Penelitian ini berjudul pengaruh terapi musik terhadap perubahan perilaku pada klien Skizoprenia dengan perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap perubahan perilaku pada klien Skizoprenia dengan perilaku kekerasan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Quasi experimental pre post test with control group ” dengan intervensi terapi musik. Cara pengambilan sampel adalah total sampling dengan sampel sebanyak 80 klien dibagi 2 kelompok yaitu 40 klien kelompok yang mendapatkan terapi musik dan 40 klien kelompok yang tidak mendapatkan terapi musik. Pada kelompok yang mendapat terapi musik dilakukan pertemuan sebanyak 4 sesi dalam rentang waktu 4 hari. Perilaku kekerasan yang meliputi respon fisik, respon kognitif, respon perilaku dan respon sosial diukur dengan menggunakan kuesioner , observasi, dan pemeriksaan fisik serta dianalisis menggunakan dependent t-test, independent t-test, chi-square dan regresi liniear ganda. Hasil penelitian ini menunjukan penurunan perilaku kekerasan baik dalam respon fisik, respon kognitif, respon perilaku dan respon sosial secara bermakna, baik pada kelompok yang mendapat terapi musik dan kelompok yang tidak mendapat terapi musik. Penurunan perilaku kekerasan baik dalam respon fisik, respon kognitif, respon perilaku dan respon sosial pada kelompok klien yang mendapatkan terapi musik menurun lebih rendah secara bermakna dibanding dengan kelompok klien yang tidak mendapatkan terapi musik. Terapi musik direkomendasikan sebagai terapi dalam merawat klien dengan perilaku kekerasan.

ABSTRACT
Schizophrenia is a disturbance of chronicles psychotic. Prevalence of schizophrenia in Indonesia are 70% of clients with hard mental illnes or psychotic and it is often accompanied by behavior disturbances including agitate, aggressive, and violent behavior. Music therapy is one of the intervention of environment therapy on cognitive dimension that can be given for client who happened the problems of violent behavior by the methods of hearing music, exploration feelings, discussion and feedback. Client with mental illnes at Mentally Hospital in District of Surakarta are 93% of clients who have schizophrenia and almost 41% with nursing problems of violence behavior. The reasons that they deliver to the hospital because doing fury behavior. This study is given title of the effect of music therapy toward behavior changes on schizophrenia client with violence behavior at Mentally Hospital in District of Surakarta. This study purpose to determine the effect of music therapy toward behavior changes on schizophrenia client with violence behavior. Design of this study is “quasi experimental pre post test with control group “ by the intervention of music therapy. The sample was using total sampling used skizofrenis client with violent behavior with the total 80 clients who divided into 2 groups, 40 clients who received music therapy and 40 clients who did not receive music therapy. The groups who received music therapy get 4 sessions meeting during four days. Violent behavior including the responses of physical, cognitive, behavior and social which were measured by using questionnaires, observation, and physical examination and they analyzed statistically using dependent t-test, independent t-test, chi-square dan double linier regression. Results of this study indicated degradation of changes on violent behavior including the responses of physical, cognitive, behavior and social both of clients who received music therapy and did not receive music therapy.. Changes on violent behavior including the responses of physical, cognitive, behavior and social to client groups who received music therapy decreased lower as means compared to client groups who did not receive music therapy. It is recommended to form and conduct music therapy to care therapy clients with violent behavior. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>