Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205465 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adisti Ananda Yulgian
"Klien dengan skizofrenia memiliki gejala reaksi emosional dan agresif sehingga berisiko melakukan perilaku kekerasan. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui penerapan dari teknik relaksasi napas dalam dengan mendengarkan murattal bagi klien skizofrenia dengan masalah keperawatan yaitu risiko perilaku kekerasan. Analisis dan pengelolaan kasus klien dilakukan di Ruang Utari Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Klien diberikan intervensi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik berupa teknik relaksasi napas dalam dengan mendengarkan murattal, dan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Klien merasa kesal kepada orang lain dan melakukan perilaku kekerasan namun setelah intervensi klien merasa lebih tenang dan tidak kesal lagi. Penurunan tanda dan gejala dinilai setiap hari sehingga terlihat skor awal klien sebesar 30 mengalami penurunan menjadi 3 di akhir interaksi yaitu gejala waham, nada suara masih tinggi, dan merasa berkuasa. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam penerapan tindakan keperawatan ners pada klien dengan risiko perilaku kekerasan.

The risk of violent behavior is risk of causing physical, sexual, and/or emotional self-harm or to the others. This study purposed to determine the implementation of deep breathing relaxation techniques by listening to murattal for client with schizophrenia and risk of violent behavior nursing problem. The client's case analyzed and managed in Utari Room, dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Clients has been given an intervention how to control violent behavior with physical exercise of deep breathing relaxation techniques by listening to murattal, and perception group activity therapy. Client said that she was annoyed and commit violent behaviors towards other clients but after the intervention applied, the client feels more comfortable, calm, and no longer annoyed. The reduction in signs and symptoms was assessed daily so that the client's initial score of 30 reduces to 3 at the end of the interaction, namely delusional symptoms, high voice tone, and feeling of power. The results of this paper are expected to be a benchmark in the application of nursing actions to clients at risk of violent behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ristiara Shafwah Khairunnisa
"Skizofrenia dalam keperawatan jiwa merupakan salah satu kondisi klinis yang dapat menimbulkan salah satu di antaranya masalah keperawatan berupa risiko perilaku kekerasan. Risiko perilaku kekerasan pada individu tidak hanya dapat berdampak pada diri individu itu sendiri, melainkan juga pada orang lain dan lingkungan. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menilai manfaat penerapan pelaksanaan standar asuhan keperawatan jiwa generalis dengan kombinasi terapi humor terhadap penurunan tanda dan gejala serta agitasi pada klien dengan masalah keperawatan risiko perilaku kekerasan. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi kasus. Intervensi keperawatan diberikan kepada Tn. G berjenis kelamin laki-laki berusia 45 tahun dengan riwayat marah-marah, tidak mampu mengontrol emosi, dan melakukan kekerasan pada diri maupun orang lain. Setelah diberikan intervensi keperawatan generalis, diperoleh penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dari skor 20 pada pertemuan pertama menjadi skor 3 pada pertemuan ketiga belas. Kemampuan klien dalam mengontrol amarah meningkat dari skor 2 kemampuan pada pertemuan pertama menjadi skor 6 kemampuan pada pertemuan ketiga belas. Sementara itu, tingkat agitasi klien diukur menggunakan instrumen Behavioral Activity Rating Scale (BARS) diperoleh tingkat agitasi menurun setelah diberikan terapi humor pada pertemuan keenam hingga pertemuan ketiga belas dari skor 5 atau 6 menjadi skor 4. Hasil karya ilmiah akhir ners ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pasien, caregiver, dan penelitian selanjutnya dalam mengoptimalkan pemberian asuhan keperawatan jiwa kepada pasien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan.

Schizophrenia in mental health nursing is one of the clinical conditions that can cause one of the nursing problems in the form of risk of violent behavior. The risk of violent behavior in individuals can not only affect the individual’s own self, but also other people and the environment. The writing of this final scientific work aims to assess the benefits of implementing the implementation of generalist mental health nursing care standards with a combination of humor therapy on reducing signs and symptoms and agitation in clients with nursing problems at risk of violent behavior. The method used in this scientific work is a case study. Nursing interventions were given to Mr. G, a 45-year-old male with a history of anger, unable to control emotions, and violence against himself and others. After providing generalist nursing interventions, a decrease in signs and symptoms of risk of violent behavior was obtained from a score of 20 at the first meeting to a score of 3 at the thirteenth meeting. The client's ability to control anger increased from a score of 2 abilities at the first meeting to a score of 6 abilities at the thirteenth meeting. Meanwhile, the client's level of agitation was measured using the Behavioral Activity Rating Scale (BARS) instrument, and the level of agitation decreased after being given humor therapy at the sixth meeting to the thirteenth meeting from a score of 5 or 6 to a score of 4. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Dewi Kusumaningrum
"Psikosis akut merupakan gangguan  jiwa yang dikarakteristikkan dengan adanya halusinasi, waham, dan gangguan perseptual, serta adanya perubahan perilaku dengan onset gejala dua minggu. Salah satu perubahan perilaku pada psikosis akut adalah risiko perilaku kekerasan. Risiko perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dilakukan oleh individu, baik secara verbal maupun non verbal, yang dapat merugikan atau mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah risiko perilaku kekerasan dan menganalisis teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tanda dan gejala fisiologis pada klien dengan risiko perilaku kekerasan. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisis kasus. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan adalah terdapat penurunan tanda dan gejala fisiologis pada klien dengan risiko perilaku kekerasan

Acute psychosis is a mental disorder characterized by hallucinations, delutions, and perceptual disorders, as well as changes in behavior with the onset of symptoms for two weeks. One behavior change in acute psychosis is the risk of violent behavior. Risk of violent behavior is a response to stressors carried out by individuals, both verbally and non-verbally, which can harm or injure oneself, others, and the environment. This scientific work aims to identify the problem of the risk of violent behavior and analyze relaxation techniques of deep breathing to decrease physiological signs and symptoms in clients with the risk of violent behavior. The method used in this scientific work is case analysis. The final evaluation of nursing care provided is that there is a decrease in physiological signs and symptoms in clients with the risk of violent behavior"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Yuli Pertiwi
"Penerapan Latihan Fisik Tarik Napas Dalam Dan Teknik Pukul Bantal Pada Klien Risiko Perilaku Kekerasan di Ruang Sadewa Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor Early psychosis merupakan kondisi seseorang yang baru mengalami psikosis yang ditandai dengan mendengar suara-suara, mempercayai hal-hal yang tidak dapat dipercaya serta mengalami perubahan perilaku dan emosi. Salah satu perubahan dalam perilaku dan emosi yaitu perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, ataupun lingkungan. Karya ilmiah ini melaporkan analisis masalah dan intervensi dari penerapan latihan fisik pada klien dengan risiko perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan yang dilakukan dan paling efektif digunakan oleh klien yaitu latihan fisik. Latihan fisik yang dilakukan berupa tarik nafas dalam dan teknik pukul bantal. Tujuan dari latihan fisik yaitu klien mampu menyalurkan energi dari emosi yang dirasakan dengan cara yang tepat. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisa kasus. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala dari risiko perilaku kekerasan.

Application of Physical Exercise by Deep-Breathing Excercise and Pillow Hit Techniques on Clients with Risk of Violent Behavior in Marzoeki Mahdi Hospital Early psychosis is a persons mental state characterized by hearing voices, behavioral and emotional changes, and trusting things that can not be trusted. One of the signs and symptoms of early psychosis is emotional change. Emotional changes include violent behavior. Violent behavior is the behavior of individuals in the form of acts of self-harm, others, and the environment. This research reporting analytical problems and application of physical excercise for patients with risk of violent behaviour. The most effective nursing interventions that used by patient is physical excercise. Physical excercise consists of deep breathing excercise and pillow-hit technique. The purpose of physical excercise is that the client is able to channel energy of anger in the right way. The method used in this work is case analysis. Final evaluation from nursing care shows a decrease in signs and symptoms of the risk of violent behavior. early psychosis, risk of violent behavior, deep-breathing excercise, pillow-hit techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Qolina
"ABSTRAK
Penderita gangguan jiwa menurut World Health organization [WHO], 2013 kurang lebih mencapai 450 juta dan 25 juta diantaranya mengalami skizofrenia. Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa yang mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan munculnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku Videbeck, 2008 . Skizofrenia menempati urutan terbesar dalam kelompok pasien gangguan jiwa dan merupakan salah satu gangguan jiwa yang memerlukan proses penyembuhan lama. Proses penyembuhan yang lama memungkinkan terjadinya ketidakpatuhan regimen terapeutik: pengobatan dan kegagalan terapi sehingga memicu kekambuhan. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan memaparkan penerapan Terapi Penerimaan dan Komitmen TPK pada Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik: Pengobatan Klien Skizofrenia dengan menggunakan pendekatan model Transpersonal Caring Jean Watson. Jumlah klien yang lakukan Terapi Penerimaan Dan Komitmen TPK adalah 20 klien. Hasil penerapan Terapi Penerimaan dan Komitmen TPK dengan pelaksanaan 4 sesi, menunjukan efektif dilakukan pada ketidakpatuhan regimen terapeutik: pengobatan. Berdasarkan hasil ini perlu direkomendasikan penerapan Terapi Penerimaan dan Komitmen TPK pada Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik: Pengobatan Klien Skizofrenia di Rumah Sakit. Hasil Rekomendasi Karya Ilmiah Akhir diharapkan terapi Penerimaan TPK dapat dilakukan di Rumah Sakit secara berkesinambungan sehingga meningkatkan pengetahuan, kontrol diri, merawat diri sendiri dan penyembuhan diri sehingga klien patuh dan mandiri dalam regimen terapi: pengobatan. Kata Kunci : Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik: Pengobatan, Skizofrenia, Terapi Penerimaan dan Komitmen TPK , Transpersonal CaringDaftar Pustaka: 99 2001-2016

ABSTRACT
Schizophrenia is a mental disorder that affects the functioning of the brain and leads problems with thinking, perception, emotion, movement, and behavior Videbeck, 2008 . Schizophrenia takes largest rank of mental disorder patients and it requires a long healing process. The longer healing process allows an incompliance with therapeutic regimens treatment and therapeutic failure thus trigger a relapse. This final Scientific Paper aims to describe the application of Final Acceptance and Commitment Therapy ACT on Noncompliance Therapeutic Regimen Treatment of Schizophrenia Clients using model approach Transpersonal Caring Jean Watson. The number of clients who had Acceptance and Commitment Therapy ACT were 20 clients. The result of the application of Acceptance and Commitment Therapy ACT with the 4 sessions in range showed effective on noncompliance therapeutic regimens treatment. Based on these results it is recommended the application of Acceptance and Commitment Therapy ACT on Noncompliance Therapeutic Regimen Treatment of Schizophrenia Hospital Clients. The final results are expected application of Acceptance and Commitment Therapy ACT can be implemented in the hospital for continuously for improvement of knowledge, self control, self care and self healing to be obeyed for independent clients in therapy regimen treatmentTop of FormBottom of Form Keyword Noncompliance Regiment therapeutic Regimen Treatmen, Skizophrenia, Acceptance and Commitement Therapy ACT , Transpersonal Caring Bibliography 99 2001 2016 "
2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lizara Dhiaulhanif
"Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang sering kali disertai gejala halusinasi pendengaran, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari serta menurunkan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas terapi menulis ekspresif dalam menurunkan frekuensi dan intensitas halusinasi pada pasien skizofrenia paranoid. Metode penelitian menggunakan studi kasus pada seorang pasien yang menjalani terapi menulis ekspresif selama sembilan hari berturut-turut, dengan pengukuran menggunakan skala tanda dan gejala halusinasi PSYRATS dan kemampuan mengontrol halusinasi. Klien diberikan waktu 15-20 menit untuk menceritakan mulai dari perasaan dan harapan klien melalui tulisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi ini mampu menurunkan skor frekuensi halusinasi dari 23 menjadi 2 dan meningkatkan kemampuan kontrol diri pasien dari skor 5 menjadi 12. Terapi menulis ekspresif dapat menjadi intervensi keperawatan yang efektif untuk membantu mengendalikan gejala halusinasi pada pasien skizofrenia.

Schizophrenia is a chronic mental disorder often accompanied by auditory hallucinations, which can disrupt daily activities and diminish the quality of life for patients. This study aims to evaluate the effectiveness of expressive writing therapy in reducing the frequency and intensity of hallucinations in patients with paranoid schizophrenia. The research method employed a case study on a patient who underwent expressive writing therapy for nine consecutive days, with measurements taken using the PSYRATS hallucination severity scale and the ability to control hallucinations. The client was given 15-20 minutes to express their feelings and hopes through writing. The results of the study showed that this intervention was able to reduce the frequency of hallucinations from a score of 23 to 2 and improve the patient’s self-control ability from a score of 5 to 12. Expressive writing therapy can be an effective nursing intervention to help manage hallucination symptoms in patients with schizophrenia. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prasila Darwin
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas hubungan antara beban pramurawat pasien skizofrenia dan ekspresi emosi yang muncul pada mereka serta faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya beban perawatan dan ekspresi emosi. Penelitian ini berbentuk studi potong lintang dengan jumlah subyek sebanyak 118, yang merupakan pramurawat pasien skizofrenia yang menjalani rawat jalan di RS Jiwa Islam Klender pada bulan Oktober 2012 – November 2012. Seluruh subyek penelitian diminta untuk mengisi lembar keusioner, instrument BAS untuk mengukur beban perawatan dan instrument FQ untuk mengukur ekspresi emosi, kemudian dilakukan analisis terhadap data yang sudah terkumpul. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 67,8% merasakan adanya beban perawatan, 49,2% memiliki ekspresi emosi tinggi dan 50,8% memiliki emosi rendah. Beban perawatan memiliki hubungan yang bermakna terhadap ekspresi emosi (OR 5,093; CI 95% 2,128 -12,190; p=0,000). Ditemukan adanya faktor perancu terhadap penilaian beban perawatan dan ekspresi emosi.

ABSTRACT
This study examine the relation between schizophrenia patient's caregiver's burden and expression emotion that appear on them and the factors that affect the appearance of the burden and emotional expression. This research is a cross- sectional study with a number of subjects as many as 118 caregiver of schizophrenia patient who underwent outpatient at Klender Islamic Mental Hospital in October 2012 - November 2012. The entire study subjects were asked to fill out quesioner BAS instrument to measure the burden and FQ instrument to measure the expression emotion. The results are, as much as 67.8% caregiver feel the burden, 49.2% have a high emotional expression and 50.8% had low emotions. The burden has a significant association with the expression emotion (OR 5.093; 95% CI -12.190 2.128, p = 0.000). There is a confounding factor in assessment of the burden and emotional expression."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zatalini Zahra Irawan
"Halusinasi adalah salah satu gejala umum yang dialami pasien dengan skizofrenia. Gejala ini dapat membahayakan karena bila tidak segera tertangani dapat mengendalikan pikiran pasien untuk melukai diri sendiri mapun orang lain. Selain halusinasi, kemampuan kognitif yang menurun juga merupakan salah satu gejala yang timbul pada pasien skizofrenia. Kemampuan kognitif yang terganggu menyebabkan insight pasien menurun. Insight merupakan kemampuan pasien untuk memahami dan menerima penyakit yang sedang pasien alami. Insight yang buruk dapat menghambat pasien untuk patuh dalam program perawatan sehingga dapat mempengaruhi hasil perawatan yang buruk. Standar asuhan keperawatan jiwa ners disusun untuk dapat menurunkan gejala halusinasi serta meningkatkan insight pasien skizofrenia dengan halusinasi pada seorang pasien di Ruang Sadewa Rumah Sakit Marzuki Mahdi Bogor. Pasien adalah seorang wanita berusia 43 tahun yang didiagnosa dengan Skizofrenia paranoid dan telah memiliki riwayat gangguan jiwa selama lebih dari 10 tahun. Intervensi dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners FIK UI selama 7 kali pertemuan. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi dan peningkatan insight pasien yang ditunjukkan dengan hasil evaluasi menggunakan Hallucination Rating Scale dan Beck Cognitive Insight Scale yang dilakukan pada awal intervensi dan pada akhir intervensi.

Hallucination is one of the most common symptom seen in patients with schizophrenia. This symptom could threatened the safety of patients and others if left untreated as it could overpower patient’s mind to hurt themselves or other. Besides hallucination, decreased in cognitive function is also seen in schizophrenic patients. Decrease in cognitive function can result in poor insight of patient. Insight is the ability of patient to understand and accept their current illness. Poor insight of patient’s illness could result in poor adherence and outcome of treatment. Standardized psychiatrict nursing care plan is made to decreased the symptoms of hallucination and increase insight of one of a schizofrenic patient with hallucination at Marzuki Mahdi Hospital Bogor that was treated in Sadewa Room. The patient was a 43 years old patient that was diagnozed with paranoid schizophrenia and has had mental disorder for more than 10 years. The intervention was done by a student residency student in 7 sessions. The result of this intervention is a decrease of hallucination symptoms and increase of insight in patient evidenced by evalution result using the Hallucination Rating Scale and the Beck Cognitive Insight Scale done before and after the intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiana Dewi
"ABSTRAK
Latar Belakang : Penilaian kebutuhan orang dengan skizofrenia adalah tugas penting bagi semua pihak yang terkait sehingga dapat mengurangi hendaya dalam penurunan fungsi baik fisik, psikologis atau sosial.Tujuan: Mengetahui gambaran kebutuhan hidup orang dengan skizofrenia menurut dirinya dan caregiver. Metode:Masing-masing sembilan puluh orang dengan skizofrenia yang berobat jalan dan caregivernya di poliklinik psikiatri RSCM, dengan consecutive sampling, dengan menggunakan instrumen CANSAS, Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) dan Global Assessment Fungtioning (GAF).Hasil :Dari 22 butir pertanyaan CANSAS rata-rata kebutuhan yang dilaporkanorang dengan skizofrenia adalah 9 kebutuhan, sedangkan caregivernya 12 kebutuhan.Reratadari Global Assessment Fungtioning (GAF) adalah 40-50, Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) adalah2-3. Baik orang dengan skizofrenia maupun caregivernya menilai adanya masalah pada kebutuhan fisik yang lebih tinggi dibanding kebutuhan lainnya. Kesimpulan : Dalam menilai kebutuhan hidup orang dengan skizofrenia ternyata tidak hanya fokus pada kebutuhan pada gejala psikotiknya saja, tetapi kebutuhan fisik juga dinilai penting baik bagi orang dengan skizofrenianya maupun caregiver.

ABSTRACT
Background: Assessment of the needs of people with schizophrenia is an important task for all stakeholders so that they can reduce the impairment in physical, psychological or social function.AimAssessing the the needs of people living with schizophrenia based on themselves and the caregivers, and to obtain the differences between those assessment.Method:Ninety people with schizophrenia and ninety of their caregivers in RSCM outpatient clinic, using consecutive sampling. Instruments used by researcherduring the interview for people with schizophrenia and their caregivers are CANSAS, Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) and Global Assessment Fungtioning (GAF).Result: Using CANSAS instrument, the mean total of needs reportedfor people with schizophrenia and their caregivers reported 9 and 12, respectively. The mean of Global Assessment Functioning (GAF) was range of 40-50, and Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) was 2-3. Both people with schizophrenia and their caregivers assessed the problem of need on physical health higher than other needs.Conclusion: Assessment of the needs of people with schizophrenia was not only focused on the needs of the psychotic symptoms, but also physical needs which were considered important both for people with schizophrenia and their caregivers."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myra Prycilia
"Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronis yang ditunjukkan dengan adanya perubahan proses pikir, persepsi dan penurunan fungsi social. Tanda dan gejala yang muncul diantaranya berupa halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Respon afektif klien dengan halusinasi dan resiko perilaku kekerasan diantaranya berupa perasaan ketakutan, khawatir atau cemas berat. Kecemasan adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi dan ketidakamanan. Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam mengatasi kecemasan yaitu dengan teknik relaksasi napas dalam. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan kecemasan pada klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini ialah analisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap Bapak A (38 tahun) dengan diagnosis keperawatan utamanya halusinasi dan Bapak R (52 tahun) dengan diagnosis keperawatan utamanya risiko perilaku kekerasan yang dikaitkan dengan kecemasan. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi kecemasan lebih efektif dilakukan pada klien risiko perilaku kekerasan daripada klien halusinasi.

Schizophrenia is a chronic mental disorder characterized by changes in thought processes, perceptions and decline in social function. Signs and symptoms that appear include hallucinations and the risk of violent behavior. The affective response of clients with hallucinations and the risk of violent behavior include feelings of fear, worry or severe anxiety. Anxiety is unclear fear accompanied by feelings of uncertainty, helplessness, isolation and insecurity. Nursing actions undertaken in overcoming anxiety is by deep breathing relaxation techniques. This scientific work aims to analyze the effectiveness of deep breathing relaxation techniques for reducing anxiety on hallucinatory and the risk of violent behavior client. The method used in this scientific work is case analysis in the provision of nursing care to Mr. A (38 years old) with the main nursing diagnosis of hallucinations and Mr. R (52 years old) with the main nursing diagnosis risk of violent behavior associated with anxiety. The final evaluation of nursing care given shows the relaxation technique of deep breathing to deal with anxiety more effectively done to clients the risk of violent behavior than hallucinogenic clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>