Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adisti Ananda Yulgian
"Klien dengan skizofrenia memiliki gejala reaksi emosional dan agresif sehingga berisiko melakukan perilaku kekerasan. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui penerapan dari teknik relaksasi napas dalam dengan mendengarkan murattal bagi klien skizofrenia dengan masalah keperawatan yaitu risiko perilaku kekerasan. Analisis dan pengelolaan kasus klien dilakukan di Ruang Utari Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Klien diberikan intervensi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik berupa teknik relaksasi napas dalam dengan mendengarkan murattal, dan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Klien merasa kesal kepada orang lain dan melakukan perilaku kekerasan namun setelah intervensi klien merasa lebih tenang dan tidak kesal lagi. Penurunan tanda dan gejala dinilai setiap hari sehingga terlihat skor awal klien sebesar 30 mengalami penurunan menjadi 3 di akhir interaksi yaitu gejala waham, nada suara masih tinggi, dan merasa berkuasa. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam penerapan tindakan keperawatan ners pada klien dengan risiko perilaku kekerasan.

The risk of violent behavior is risk of causing physical, sexual, and/or emotional self-harm or to the others. This study purposed to determine the implementation of deep breathing relaxation techniques by listening to murattal for client with schizophrenia and risk of violent behavior nursing problem. The client's case analyzed and managed in Utari Room, dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Clients has been given an intervention how to control violent behavior with physical exercise of deep breathing relaxation techniques by listening to murattal, and perception group activity therapy. Client said that she was annoyed and commit violent behaviors towards other clients but after the intervention applied, the client feels more comfortable, calm, and no longer annoyed. The reduction in signs and symptoms was assessed daily so that the client's initial score of 30 reduces to 3 at the end of the interaction, namely delusional symptoms, high voice tone, and feeling of power. The results of this paper are expected to be a benchmark in the application of nursing actions to clients at risk of violent behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Dewi Kusumaningrum
"Psikosis akut merupakan gangguan  jiwa yang dikarakteristikkan dengan adanya halusinasi, waham, dan gangguan perseptual, serta adanya perubahan perilaku dengan onset gejala dua minggu. Salah satu perubahan perilaku pada psikosis akut adalah risiko perilaku kekerasan. Risiko perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dilakukan oleh individu, baik secara verbal maupun non verbal, yang dapat merugikan atau mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah risiko perilaku kekerasan dan menganalisis teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan tanda dan gejala fisiologis pada klien dengan risiko perilaku kekerasan. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisis kasus. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan adalah terdapat penurunan tanda dan gejala fisiologis pada klien dengan risiko perilaku kekerasan

Acute psychosis is a mental disorder characterized by hallucinations, delutions, and perceptual disorders, as well as changes in behavior with the onset of symptoms for two weeks. One behavior change in acute psychosis is the risk of violent behavior. Risk of violent behavior is a response to stressors carried out by individuals, both verbally and non-verbally, which can harm or injure oneself, others, and the environment. This scientific work aims to identify the problem of the risk of violent behavior and analyze relaxation techniques of deep breathing to decrease physiological signs and symptoms in clients with the risk of violent behavior. The method used in this scientific work is case analysis. The final evaluation of nursing care provided is that there is a decrease in physiological signs and symptoms in clients with the risk of violent behavior"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Yuli Pertiwi
"Penerapan Latihan Fisik Tarik Napas Dalam Dan Teknik Pukul Bantal Pada Klien Risiko Perilaku Kekerasan di Ruang Sadewa Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor Early psychosis merupakan kondisi seseorang yang baru mengalami psikosis yang ditandai dengan mendengar suara-suara, mempercayai hal-hal yang tidak dapat dipercaya serta mengalami perubahan perilaku dan emosi. Salah satu perubahan dalam perilaku dan emosi yaitu perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, ataupun lingkungan. Karya ilmiah ini melaporkan analisis masalah dan intervensi dari penerapan latihan fisik pada klien dengan risiko perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan yang dilakukan dan paling efektif digunakan oleh klien yaitu latihan fisik. Latihan fisik yang dilakukan berupa tarik nafas dalam dan teknik pukul bantal. Tujuan dari latihan fisik yaitu klien mampu menyalurkan energi dari emosi yang dirasakan dengan cara yang tepat. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisa kasus. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala dari risiko perilaku kekerasan.

Application of Physical Exercise by Deep-Breathing Excercise and Pillow Hit Techniques on Clients with Risk of Violent Behavior in Marzoeki Mahdi Hospital Early psychosis is a persons mental state characterized by hearing voices, behavioral and emotional changes, and trusting things that can not be trusted. One of the signs and symptoms of early psychosis is emotional change. Emotional changes include violent behavior. Violent behavior is the behavior of individuals in the form of acts of self-harm, others, and the environment. This research reporting analytical problems and application of physical excercise for patients with risk of violent behaviour. The most effective nursing interventions that used by patient is physical excercise. Physical excercise consists of deep breathing excercise and pillow-hit technique. The purpose of physical excercise is that the client is able to channel energy of anger in the right way. The method used in this work is case analysis. Final evaluation from nursing care shows a decrease in signs and symptoms of the risk of violent behavior. early psychosis, risk of violent behavior, deep-breathing excercise, pillow-hit techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Qolina
"ABSTRAK
Penderita gangguan jiwa menurut World Health organization [WHO], 2013 kurang lebih mencapai 450 juta dan 25 juta diantaranya mengalami skizofrenia. Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa yang mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan munculnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku Videbeck, 2008 . Skizofrenia menempati urutan terbesar dalam kelompok pasien gangguan jiwa dan merupakan salah satu gangguan jiwa yang memerlukan proses penyembuhan lama. Proses penyembuhan yang lama memungkinkan terjadinya ketidakpatuhan regimen terapeutik: pengobatan dan kegagalan terapi sehingga memicu kekambuhan. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan memaparkan penerapan Terapi Penerimaan dan Komitmen TPK pada Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik: Pengobatan Klien Skizofrenia dengan menggunakan pendekatan model Transpersonal Caring Jean Watson. Jumlah klien yang lakukan Terapi Penerimaan Dan Komitmen TPK adalah 20 klien. Hasil penerapan Terapi Penerimaan dan Komitmen TPK dengan pelaksanaan 4 sesi, menunjukan efektif dilakukan pada ketidakpatuhan regimen terapeutik: pengobatan. Berdasarkan hasil ini perlu direkomendasikan penerapan Terapi Penerimaan dan Komitmen TPK pada Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik: Pengobatan Klien Skizofrenia di Rumah Sakit. Hasil Rekomendasi Karya Ilmiah Akhir diharapkan terapi Penerimaan TPK dapat dilakukan di Rumah Sakit secara berkesinambungan sehingga meningkatkan pengetahuan, kontrol diri, merawat diri sendiri dan penyembuhan diri sehingga klien patuh dan mandiri dalam regimen terapi: pengobatan. Kata Kunci : Ketidakpatuhan Regimen Terapeutik: Pengobatan, Skizofrenia, Terapi Penerimaan dan Komitmen TPK , Transpersonal CaringDaftar Pustaka: 99 2001-2016

ABSTRACT
Schizophrenia is a mental disorder that affects the functioning of the brain and leads problems with thinking, perception, emotion, movement, and behavior Videbeck, 2008 . Schizophrenia takes largest rank of mental disorder patients and it requires a long healing process. The longer healing process allows an incompliance with therapeutic regimens treatment and therapeutic failure thus trigger a relapse. This final Scientific Paper aims to describe the application of Final Acceptance and Commitment Therapy ACT on Noncompliance Therapeutic Regimen Treatment of Schizophrenia Clients using model approach Transpersonal Caring Jean Watson. The number of clients who had Acceptance and Commitment Therapy ACT were 20 clients. The result of the application of Acceptance and Commitment Therapy ACT with the 4 sessions in range showed effective on noncompliance therapeutic regimens treatment. Based on these results it is recommended the application of Acceptance and Commitment Therapy ACT on Noncompliance Therapeutic Regimen Treatment of Schizophrenia Hospital Clients. The final results are expected application of Acceptance and Commitment Therapy ACT can be implemented in the hospital for continuously for improvement of knowledge, self control, self care and self healing to be obeyed for independent clients in therapy regimen treatmentTop of FormBottom of Form Keyword Noncompliance Regiment therapeutic Regimen Treatmen, Skizophrenia, Acceptance and Commitement Therapy ACT , Transpersonal Caring Bibliography 99 2001 2016 "
2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prasila Darwin
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas hubungan antara beban pramurawat pasien skizofrenia dan ekspresi emosi yang muncul pada mereka serta faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya beban perawatan dan ekspresi emosi. Penelitian ini berbentuk studi potong lintang dengan jumlah subyek sebanyak 118, yang merupakan pramurawat pasien skizofrenia yang menjalani rawat jalan di RS Jiwa Islam Klender pada bulan Oktober 2012 – November 2012. Seluruh subyek penelitian diminta untuk mengisi lembar keusioner, instrument BAS untuk mengukur beban perawatan dan instrument FQ untuk mengukur ekspresi emosi, kemudian dilakukan analisis terhadap data yang sudah terkumpul. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 67,8% merasakan adanya beban perawatan, 49,2% memiliki ekspresi emosi tinggi dan 50,8% memiliki emosi rendah. Beban perawatan memiliki hubungan yang bermakna terhadap ekspresi emosi (OR 5,093; CI 95% 2,128 -12,190; p=0,000). Ditemukan adanya faktor perancu terhadap penilaian beban perawatan dan ekspresi emosi.

ABSTRACT
This study examine the relation between schizophrenia patient's caregiver's burden and expression emotion that appear on them and the factors that affect the appearance of the burden and emotional expression. This research is a cross- sectional study with a number of subjects as many as 118 caregiver of schizophrenia patient who underwent outpatient at Klender Islamic Mental Hospital in October 2012 - November 2012. The entire study subjects were asked to fill out quesioner BAS instrument to measure the burden and FQ instrument to measure the expression emotion. The results are, as much as 67.8% caregiver feel the burden, 49.2% have a high emotional expression and 50.8% had low emotions. The burden has a significant association with the expression emotion (OR 5.093; 95% CI -12.190 2.128, p = 0.000). There is a confounding factor in assessment of the burden and emotional expression."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T33179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiana Dewi
"ABSTRAK
Latar Belakang : Penilaian kebutuhan orang dengan skizofrenia adalah tugas penting bagi semua pihak yang terkait sehingga dapat mengurangi hendaya dalam penurunan fungsi baik fisik, psikologis atau sosial.Tujuan: Mengetahui gambaran kebutuhan hidup orang dengan skizofrenia menurut dirinya dan caregiver. Metode:Masing-masing sembilan puluh orang dengan skizofrenia yang berobat jalan dan caregivernya di poliklinik psikiatri RSCM, dengan consecutive sampling, dengan menggunakan instrumen CANSAS, Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) dan Global Assessment Fungtioning (GAF).Hasil :Dari 22 butir pertanyaan CANSAS rata-rata kebutuhan yang dilaporkanorang dengan skizofrenia adalah 9 kebutuhan, sedangkan caregivernya 12 kebutuhan.Reratadari Global Assessment Fungtioning (GAF) adalah 40-50, Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) adalah2-3. Baik orang dengan skizofrenia maupun caregivernya menilai adanya masalah pada kebutuhan fisik yang lebih tinggi dibanding kebutuhan lainnya. Kesimpulan : Dalam menilai kebutuhan hidup orang dengan skizofrenia ternyata tidak hanya fokus pada kebutuhan pada gejala psikotiknya saja, tetapi kebutuhan fisik juga dinilai penting baik bagi orang dengan skizofrenianya maupun caregiver.

ABSTRACT
Background: Assessment of the needs of people with schizophrenia is an important task for all stakeholders so that they can reduce the impairment in physical, psychological or social function.AimAssessing the the needs of people living with schizophrenia based on themselves and the caregivers, and to obtain the differences between those assessment.Method:Ninety people with schizophrenia and ninety of their caregivers in RSCM outpatient clinic, using consecutive sampling. Instruments used by researcherduring the interview for people with schizophrenia and their caregivers are CANSAS, Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) and Global Assessment Fungtioning (GAF).Result: Using CANSAS instrument, the mean total of needs reportedfor people with schizophrenia and their caregivers reported 9 and 12, respectively. The mean of Global Assessment Functioning (GAF) was range of 40-50, and Clinical Global Impression-Severity (CGI-S) was 2-3. Both people with schizophrenia and their caregivers assessed the problem of need on physical health higher than other needs.Conclusion: Assessment of the needs of people with schizophrenia was not only focused on the needs of the psychotic symptoms, but also physical needs which were considered important both for people with schizophrenia and their caregivers."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Wicaksono
"Risiko perilaku kekerasan adalah gejala umum yang dirasakan klien dengan skizofrenia berupa reaksi emosional dan agresif untuk mencederai diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan di sekitarnya. Klien dengan skizofrenia dapat mencederai atau bahkan menimbulkan kematian, pada akhirnya menyebabkan stigma negatif pada individu dengan skizofrenia. Tujuan penulisan ini untuk melihat penerapan teknik relaksasi napas dalam dengan musik religi bagi klien skizofrenia dengan masalah keperawatan risiko perilaku kekerasan. Analisis dilakukan pada pengelolaan klien di Ruang Arimbi Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang dilanjutkan dengan pengelolaan klien secara daring. Klien diberikan intervensi teknik relaksasi napas dalam dengan musik religi selama 6 kali interaksi. Intervensi ini mendukung kemampuan klien mengontrol perilaku kekerasan dengan spiritual. Klien merasa tenang dan mudah fokus saat diberikan musik religi ketika relaksasi napas dalam. Penerapan intervensi generalis teknik relaksasi napas dalam dengan musik religi menunjukkan penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada klien skizofrenia. Hal ini ditandai dengan penurunan komponen penilaian tanda dan gejala selama diberikannya tindakan keperawatan Penurunan ditandai dengan berkurangnya 6 tanda gejala pada intervensi kedua. Pada intervensi ketiga, berkurang 10 tanda dan gejala. Pada intervensi keempat berkurang 9 tanda gejala sehingga hanya tersisa 1 tanda gejala yang bertahan sampai hari intervensi keenam. Klien juga mengalami peningkatan kemampuan mengontrol risiko perilaku kekerasan. Klien memiliki 12 dari 13 kemampuan mengontrol risiko perilaku kekerasan setelah diberikan asuhan keperawatan yang sebelum diberikan asuhan klien memiliki 5 kemampuan. Hasil gambaran ini diharapkan dapat menjadi acuan penerapan tindakan keperawatan ners pada klien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan.

The risk of violent behavior is a common symptom felt by clients with schizophrenia in the form of emotional and aggressive reactions to injure themselves, others, and the environment around them. Clients with schizophrenia can injure or even cause death, ultimately causing a negative stigma on individuals with schizophrenia. The purpose of this paper is to see the application of deep breathing relaxation techniques with religious music for schizophrenic clients with nursing problems at risk of violent behavior. The analysis was carried out on the management of clients in the Arimbi Room of the Mental Hospital, dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, followed by online client management. The client was given the intervention of deep breathing relaxation techniques with religious music for 6 interactions. This intervention supports the client's ability to control violent behavior spiritually. Clients feel calm and easy to focus when given religious music when deep breathing relaxation. Application of generalist intervention with deep breathing relaxation techniques with religious music showed a decrease in signs and symptoms of risk of violent behavior in schizophrenic clients. This is indicated by a decrease in the components of the assessment of signs and symptoms during the nursing action. The decrease is marked by a reduction in 6 signs of symptoms in the second intervention. At the third intervention, 10 signs and symptoms were reduced. In the fourth intervention, 9 signs of symptoms were reduced so that only 1 symptom remained until the sixth intervention day. Clients also experience an increased ability to control the risk of violent behavior. Clients have 12 out of 13 abilities to control the risk of violent behavior after being given nursing care which before being given client care has 5 abilities. The results of this description are expected to be a reference for implementing nursing actions for schizophrenic clients with the risk of violent behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Soimah
"Perilaku kekerasan merupakan salah satu gejala yang menjadi alasan bagi keluarga untuk membawa klien ke rumah sakit jiwa karena berisiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Manajemen perilaku kekerasan terdiri dari tiga strategi yaitu strategi pencegahan, strategi antisipasi, dan strategi pengekangan. Latihan asertif merupakan salah satu strategi pencegahan untuk mengantisipasi tindakan kekerasan yang berulang. Tujuan penanganan kasus ini adalah diketahui perubahan tanda gejala dan kemampuan klien risiko perilaku kekerasan setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan latihan asertif. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan pendekatan metode case series. Responden berjumlah 26 orang yang dibagi dalam 2 kelompok sesuai kriteria inklusi. Kelompok pertama adalah klien yang mengalami risiko perilaku kekerasan karena halusinasi, kelompok kedua klien yang mengalami risiko perilaku kekerasan karena keinginan/kebutuhan tidak terpenuhi. Hasil penanganan kasus menunjukkan bahwa terjadi penurunan tanda gejala risiko perilaku kekerasan terutama pada aspek perilaku, kognitif dan afektif setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan ners spesialis latihan asertif. Rekomendasi dari penanganan kasus ini adalah tindakan keperawatan ners dan tindakan keperawatan ners spesialis latihan asertif dilakukan secara terus-menerus untuk menurunkan tanda gejala pada klien risiko perilaku kekerasan.

Violent behavior is one of the main reasons for families to take clients to a mental hospital because they risk injuring themselves, others and the environment. Violent behavior management consists of three strategies: prevention strategies, anticipatory strategies, and restraint strategies. Assertive training is one prevention strategy to anticipate repeated acts of violence. The purpose of handling this case is to know the change of symptoms and the ability of the client's risk of violent behavior after being given nursing actions ners and assertive training. Writing this scientific paper using case series method approach. Respondents were 26 people divided into 2 groups according to inclusion criteria. The first group is the client who is experiencing the risk of violent behavior due to hallucinations, the second group of clients experiencing the risk of violent behavior due to desire/needs are not met. The results of case management showed that there was a decrease in signs of violent behavior risk behavior especially on behavioral, cognitive and affective aspects after being given nursing actions ners and assertive training. Recommendations from the handling of this case are nursing actions ners and nursing actions ners specialists assertive training are conducted continuously to reduce sign and symptoms on the client risk of violent behavior. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Armalita Surti Nurachman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor demografis (usia, pendidikan terakhir ayah, dan pendidikan terakhir ibu), individual (psychlogical distress, self-esteem, serta time perspective untuk dimensi orientasi masa depan dan masa kini), dan lingkungan (paparan terhadap kekerasan) yang secara signifikan mempengaruhi kemunculan perilaku kriminalitas berkekerasan pada remaja laki-laki. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 274 orang yang terdiri dari 88 remaja laki-laki di lembaga pemasyarakatan yang memiliki status tahanan kriminalitas berkekerasan dan 186 remaja laki-laki di komunitas yang bersekolah di sekolah dengan akreditasi B. Masing-masing variabel diukur secara kuantitatif pada seluruh partisipan dan analisis logistic regression digunakan untuk melihat variabel yang secara signifikan memiliki pengaruh terhadap perilaku kriminalitas berkekerasan pada kedua kelompok tersebut. Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel usia, pendidikan terakhir ayah, dan paparan terhadap kekerasan terhadap kemunculan perilaku kriminalitas berkekerasan pada remaja laki-laki di lembaga pemasyarakatan dan komunitas.

This study aimed to determine the demographic factors (age, father's education level, and mother's education level), individual factors (psychological distress, self-esteem, and time perspective dimension of orientation to the future and the present), and environment factor (exposure to violence) that significantly affect the emergence violent criminal behavior among male adolescents. Participants in this study amounted to 274 people, consist of 88 male adolescents in incarceration that has the status of violent crimes inmates and 186 male adolescent in the community who attend schools with accreditation B. Each variable measured quantitatively on all participants and logistic regression was used to analyze which variables that had a significant influence on violent criminal behavior among both groups. Results from this study is that there is a significant influence of the variables age, father's education level, and exposure to violence on the emergence violent criminal behavior among male adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Ananda
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki. Partisipan penelitian ini berjumlah 301 orang yang terdiri dari remaja laki-laki di komunitas umum dan remaja laki-laki di lembaga pemasyarakatan. Pengukuran paparan terhadap kekerasan menggunakan alat ukur KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) (Flowers et al., 2000) dan pengukuran sikap terhadap kekerasan menggunakan alat ukur Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki (r = 0.442; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi paparan terhadap kekerasan yang dialami seseorang, maka semakin positif sikapnya terhadap kekerasan. Analisis tambahan menemukan perbedaan paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan yang siginifikan antara partisipan yang berada di komunitas umum dan di lembaga pemasyarakatan.

This research was conducted to find the correlation between exposure to violence and attitude toward violence among adolescent boys. The participants of this research are 301 adolescent boys who lived in general community and correctional institution. Exposure to violence was measured using an adaptation of KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) scale (Flowers et al., 2000) and attitudes toward violence was measured using an adaptation of Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
The results showed that there is a significant correlation between exposure to violence and attitude toward violence (r = 0.448; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher the exposure to violence experienced, the more positive one’s attitude toward violence. Additional analysis also find significant differences in exposure to violence and attitude toward violence between participants who lived in general community and correctional institution.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>