Ditemukan 124836 dokumen yang sesuai dengan query
Karlin Ratna Mustika
"Halusinasi merupakan salah satu dari gejala positif yang paling sering ditemui pada pasien dengan penyakit gangguan jiwa skizofrenia. Halusinasi adalah tanggapan dari panca indera tanpa adanya ransangan atau stimulus dari luar. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan terkait penerapan terapi origami sebagai distraksi pada Ny. W dengan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan asuhan keperawatan generalis (Ners) ditambahkan dengan terapi seni origami sebagai disraksi yang menjadi fokusnya. Pemberian intervensi dilakukan dari tanggal 20 – 27 April 2022. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tingkat keparahan halusinasi menggunakan instrument AVHRS-Q dan evaluasi tanda gejala halusinasi menggunakan instrumen yang dibuat oleh residen FIK UI 2018. Hasilnya didapatkan penurunan tingkat keparahan dari skor 10 menjadi 6 serta turunnya tanda gejala yang dialami dari 30 menjadi 11 tanda gejala yang tersisa. Terapi seni origami ini dapat menjadi salah satu teknik distraksi yang dapat digunakan dalam mengontrol halusinasi.
Hallucinations are one of the most common positive symptoms in patients with schizophrenia. Hallucinations are responses from the five senses without any external stimulus. The purpose of writing this scientific paper is to describe the application of origami art therapy as a distraction to Mrs. W with auditory hallucinations. Nursing care provided in accordance with generalist nursing care (Ners) was added with origami art therapy as a distraction that become the focus of intervention. The intervention was carried out from 20 – 27 April 2022. The evaluation was carried out by measuring the severity of hallucinations using the AVHRS-Q instrument and evaluating signs of hallucinations using an instrument made by the resident of FIK UI 2018. The result was a decrease in severity from a score of 10 to 6 and decreased from 30 to 11 remaining symptoms. Origami art therapy can be a distraction technique that can be used to control hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Revina Rizka Sanni
"Persepsi sensori palsu atau pengalaman persepsi yang tidak ada dalam kenyataan tanpa adanya suatu rangsangan (objek) yang jelas dari luar terhadap panca indera dalam keadaan sadar biasa disebut dengan Halusinasi. Teknik distraksi mendengarkan musik pada Tn. L, berusia 24 tahun dengan ganguan persepsi sensori halusinasi pendengaran bertujuan untuk membantu mengontrol halusinasi menggunakan cara distraksi mendengarkan musik. Metode yang digunakan adalah case report dimana klien akan mendengarkan musik untuk membantu mendistraksi halusinasinya. Hasil dari intervensi distraksi mendengarkan musik menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan skor halusinasi dari skor 10 menjadi 5. Penulisan ini merekomendasikan untuk menggunakan musik sebagai cara untuk mendistraksi dan mengontrol halusinasi dan merekomendasikan rumah sakit untuk memfasilitasi intervensi distraksi mendengarkan musik.
Kata Kunci: Halusinasi, Skizofrenia, Musik
False sensory perceptions or perceptual experiences that do not exist in reality without a clear external stimulus (object) to the five senses in a conscious state are commonly called hallucinations. Musical distraction techniques on Mr. L is 24th years old with impaired sensory perception of auditory hallucinations aims to help control hallucinations using music listening distraction. The method used is a case report where the client will listen to music to help distract his hallucinations. The results of the music listening distraction intervention showed that the client experienced a decrease in hallucinations scores from a score of 10 to 5. This writing recommends using music as a way to distract and control hallucinations and recommends hospitals to facilitate music listening distraction interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mesyafa Raihan Aldany
"Skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan distorsi kognitif dan realita, salah satunya berupa halusinasi pendengaran. Gangguan halusinasi yang terjadi terus menerus dapat memengaruhi fungsi sehari-hari pasien dan menurunkan kualitas hidup. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan keberhasilan penerapan intervensi keperawatan jiwa generalis menggunakan terapi musik sebagai kegiatan distraksi dengan aktivitas terjadwal terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran pada Ny. S (26 tahun). Jenis terapi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu terapi musik dalam support group. Pengukuran hasil dilakukan menggunakan instrumen tanda dan gejala halusinasi serta penilaian kemampuan klien mengontrol halusinasi yang telah dikembangkan mahasiswa residen spesialis jiwa FIK UI 2023. Terapi Musik dalam support group dilakukan selama 9 pertemuan di Ruang Srikandi, Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSJMM). Hasil penerapan terapi musik menunjukkan penurunan signifikan dalam gejala halusinasi pendengaran, dengan Ny. S memiliki skor gejala awal halusinasi sebesar 24, yang kemudian menurun drastis menjadi skor 2 setelah terapi. Selain itu, kemampuan pasien dalam mengendalikan halusinasi meningkat dari skor 3 menjadi 12. Evaluasi ini menunjukkan bahwa terapi musik terbukti efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran dan meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi. Melalui studi kasus ini diharapkan dapat menjadikan terapi musik sebagai tindakan keperawatan inovasi untuk mengendalikan halusinasi dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.
Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by cognitive and reality distortions, including auditory hallucinations. Persistent hallucinations significantly impact a patient's daily functioning and reduce their quality of life. This study aims to illustrate the efficacy of implementing generalist psychiatric nursing interventions utilizing music therapy as a distraction technique through scheduled activities in reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations in Mrs. S, a 26-year-old patient. The intervention employed in this research is music therapy within a support group framework. Outcome measurements were conducted using instruments that assess signs and symptoms of hallucinations, along with evaluations of the client’s ability to control hallucinations, developed by psychiatric resident students from Faculty of Nursing. Universitas Indonesia, in 2023. The music therapy sessions were carried out over nine meetings at Srikandi Ward, Dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM). The results of the music therapy intervention demonstrated a significant reduction in auditory hallucination symptoms, with Mrs. S’s initial hallucination score of 24 decreasing dramatically to 2 following the intervention. Furthermore, the patient’s ability to manage hallucinations improved, with scores rising from 3 to 12. This evaluation indicates that music therapy is effective approach to reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations and enhancing the capability to manage such experiences. Through this case study, it is anticipated that music therapy will emerge as an innovative nursing intervention for the management of hallucinations within psychiatric nursing care in hospital settings. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sitompul, Laura Peby Sinta
"Salah satu gejala positif yang paling banyak ditemui pada klien dengan skizofrenia adalah halusinasi. Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan, terhadap sumber yang tidak nyata. Halusinasi pendengaran merupakan gejala psikosis yang paling banyak terjadi. Dampak dari halusinasi pendengaran yang terjadi pada klien dapat menganggu kehidupan sehari-hari seperti sering mengalami ketakutan, kecemasan, bahkan depresi akibat halusinasi, yang dapat meningkatkan risiko melakukan bunuh diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran terkait penerapan intervensi kegiatan bermain catur sebagai distraksi pada Tn M.I dengan halusinasi pendengaran. Intervensi yang diberikan kepada klien yaitu intervensi keperawatan jiwa generalis dengan ditambahkan dengan distraksi dengan kegiatan bermain catur. Pemberian intervensi dilakukan dari tanggal 04 April-14 April 2023. Pengukuran tingkat keparahan halusinasi menggunakan instrument Auditory Vocal Hallucination Rating ScaleQuestionnaire (AVHRS-Q). Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat penurunan tingkat keparahan halusinasi yang dialami dari 9 menjadi 4 dan terjadi penurunan tanda dan gejala halusinasi dari 28 menjadi 12 tanda dan gejala yang tersisa. Penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan bermain catur dapat digunakan sebagai salah satu teknik distraksi dalam mengontrol halusinasi yang muncul terutama pada pasien dengan halusinasi pendengaran.
One of the most common positive symptoms in clients with schizophrenia is hallucinations. Hallucinations are a symptom of a mental disorder in the form of a response from the five senses, namely sight, hearing, smell, touch and taste, to sources that are not real. Auditory hallucinations are the most common symptom of psychosis. The impact of auditory hallucinations that occur on clients can interfere with daily life such as often experiencing fear, anxiety, and even depression due to hallucinations, which can increase the risk of committing suicide. The purpose of this study is to provide an overview regarding the application of chess playing interventions as a distraction to Mr. M.I with auditory hallucinations. The intervention given to the client is a generalist psychiatric nursing intervention with added distraction by playing chess. The intervention was carried out from 04 April to 14 April 2023. The measurement of the severity of hallucinations used the Auditory Vocal Hallucination Rating Scale-Questionnaire (AVHRS-Q) instrument. The results showed that there was a decrease in the severity of hallucinations experienced from 9 to 4 and there was a decrease in signs and symptoms of hallucinations from 28 to 12 remaining signs and symptoms. This study proves that playing chess can be used as a distraction technique in controlling hallucinations that appear especially in patients with auditory hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Lilis Komalasari
"Halusinasi merupakan sebuah persepsi sensorik tanpa adanya stimulus eksternal yang dapat melibatkan modalitas sensorik. Halusinasi pendengaran merupakan gejala yang paling sering muncul pada pasien dengan skizofrenia yaitu sekitar 59%. Dampak pada individu dengan halusinasi pendengaran diantaranya merasa tertekan oleh sifat suara yang mengganggu, menjadi marah, depresi, tidak dapat mengikuti aktivitas sehari-hari, kualitas hidup berkurang, harga diri rendah, dan fungsi sosial dan emosional yang buruk. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk mengetahui penerapan aktivitas terjadual dengan terapi okupasi waktu luang pada pasien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran terhadap penurun gejala halusinasi pendengaran. Intervensi keperawatan yang dilakukan dengan penerapan kegiatan terjadual dengan terapi okupasi waktu luang yaitu merangkai bunga. Penerapan intervensi kegiatan terjadual dengan terapi okupasi waktu luang pada pasien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran dapat menurunkan gejala halusinasi, terlihat dari hasil hallucination rating scale pada pasien yang mendapatkan hasil 8 saat pelaksanaan intervensi kegiatan terjadual dan setelah dilakukan kegiatan terjadual dengan terapi okupasi waktu luang mendapatkan hasil 1. Karya ilmiah ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas perawat untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi pendengaran, terutama pelaksanaan kegiatan terjadual dengan terapi okupasi agar dapat meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi dan penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran.
Hallucinations are sensory perceptions in the absence of external stimuli that can involve sensory modalities. Auditory hallucinations are the most common symptom in patients with schizophrenia, which is about 59%. Impacts on individuals with auditory hallucinations include feeling depressed by the disturbing nature of sounds, becoming angry, depressed, unable to follow daily activities, reduced quality of life, low self-esteem, and poor social and emotional functioning. The purpose of writing this final scientific paper for nurses is to determine the application of scheduled activities with leisure time occupational therapy in patients with sensory disturbances in the perception of auditory hallucinations to reduce auditory hallucinations symptoms. Nursing interventions are carried out by implementing scheduled activities with leisure time occupational therapy, namely flower arrangement. The application of scheduled activity intervention with leisure time occupational therapy in patients with sensory disturbances in perception of auditory hallucinations can reduce symptoms of hallucinations, as seen from the results of the hallucination rating scale for those who get results of 8 during the implementation of scheduled activity interventions and and after scheduled activities with leisure time occupational therapy gets results 1. This scientific study is expected to increase the motivation and creativity of nurses to apply nursing care to patients with auditory hallucinations, especially the implementation of scheduled activities with occupational therapy in order to improve the patient's ability to control hallucinations and decrease signs and symptoms of auditory hallucinations. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Syifa Anggia Pramesti
"Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang ditandai dengan gangguan dalam berpikir, persepsi, emosi, bahasa, dan perilaku. Skizofrenia ini dapat disertai dengan gejala psikotik berupa halusinasi. Halusinasi pendengaran menjadi halusinasi yang paling umum terjadi pada pasien dengan skizofrenia. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai penerapan terapi hortikultura dengan pendekatan self-management pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Penerapan terapi hortikultura dengan pendekatan self-management ini memberikan dampak pada penurunan tanda dan gejala halusinasi pasien. Rekomendasi dari karya ilmiah ini adalah perawat perlu mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan dalam terapi hortikultura dengan lama rawat pasien, sehingga intervensi yang diberikan dapat lebih efektif dalam menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran pada pasien.
Schizophrenia is a mental disorder characterized by disturbances in thinking, perception, emotion, language, and behavior. Schizophrenia can be accompanied by psychotic symptoms in the form of hallucinations. Auditory hallucinations are the most common hallucinations in patients with schizophrenia. The purpose of this scientific work is to provide an overview of the application of horticultural therapy with a self-management approach in patients with auditory hallucinations. The application of horticultural therapy with a self-management approach has an impact on reducing the patient's hallucination signs and symptoms. The recommendation from this scientific work is that nurses need to identify the time needed in horticultural therapy with the length of the patient's stay so that the interventions provided can be more effective in reducing signs and symptoms of auditory hallucinations in patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fajar Prakarsa Wicaksono
"Skizofrenia menjadi salah satu masalah gangguan jiwa yang masih dikhawatirkan berbagai negara. Halusinasi termasuk gejala positif yang dapat diamati pada penderita skizofrenia. Halusinasi merupakan stimulus palsu terhadap berbagai panca indra, salah satunya indra penglihatan. Halusinasi ini perlu diatasi karena jika halusinasi tidak terkontrol maka halusinasi dapat memerintahkan pasien untuk menyakiti diri atau orang lain. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran hasil analisis proses asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan melalui penerapan terapi senam diiringi dengan musik. Metode penulisan yang digunakan adalah case-report. Pasien adalah Tn. S berusia 62 tahun yang mengalami halusinasi penglihatan. Upaya yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi pasien yaitu dengan tindakan keperawatan generalis selama 10 hari dan terapi senam diiringi dengan musik sebagai aktivitas terjadwal selama 8 hari. Terapi senam diiringi dengan musik ini diterapkan dengan tujuan mendistraksi pasien dari halusinasi. Hasil penerapan terapi senam diiringi dengan musik menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi dari skor 15 menjadi skor 1. Pasien juga menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengontrol halusinasi dari 2 kemampuan menjadi 12 kemampuan. Melalui hasil tersebut diharapkan terapi senam diiringi dengan musik sebagai aktivitas terjadwal dapat diterapkan sebagai alternatif mengontrol halusinasi penglihatan dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.
Schizophrenia is one of the mental disorders that is still a concern for many countries. Hallucinations are among the positive symptoms that can be observed in people with schizophrenia. Hallucinations are false stimuli for various senses, one of which is the sense of sight. These hallucinations need to be overcome because if the hallucinations are not controlled then the hallucinations can order the client to hurt themselves or others. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the results of the analysis of the nursing care process for clients who experience sensory perception disorders: visual hallucinations through The Application of Exercise Therapy accompanied by music. The writing method used is case-report. The client is Mr. S is 62 years old who experiences visual hallucinations. Efforts were made to control the client's hallucinations with generalist nursing actions for 10 days and Aerobic exercise theraphy accompained by music as a scheduled activity for 8 days. Aerobic exercise therapy accompained by music is applied with the aim of distracting clients from hallucinations. The results of applying Exercise Therapy accompanied by music showed a decrease in hallucination symptoms from a score of 15 to a score of 1. The client also showed an increase in ability to control hallucinations from 2 abilities to 12 abilities. Through these results it is hoped that Exercise Therapy accompanied by music as a scheduled activity can be applied as an alternative to controlling visual hallucinations in providing nursing care in hospitals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Vina Yustika Dewi
"Halusinasi merupakan gejala khas psikosis terutama skizofrenia. Seseorang dengan halusinasi tidak mampu memahami realitas secara akurat. Halusinasi juga dapat membebani dan mengganggu kehidupan penderita seperti disfungsi sosial dalam menjalankan pekerjaan, aktivitas sehari-hari, hubungan interpersonal, dan perawatan diri. Kasus nyata terjadi pada Nn. R (20 tahun) pertama kali masuk rumah sakit jiwa dengan diagnosis medis skizofrenia dan masalah keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran. Pada saat pengkajian di hari perawatan ke-16, klien mengatakan masih mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk mengakhiri hidup serta membunuh orang-orang yang dibencinya terutama laki-laki. Klien mengatakan belum bisa mengontrol halusinasi dan cenderung mengikuti perintah dari halusinasi seperti melakukan percobaan bunuh diri dengan menggigit jari dan percobaan mencekik perawat laki-laki. Implementasi yang diberikan adalah tindakan keperawatan ners dan intervensi distraksi art therapy menggambar. Implementasi dilakukan selama lima hari dan dievaluasi menggunakan instrument Psychotic Symptom Rating Scales dan evaluasi tanda gejala halusinasi serta evaluasi kemampuan mengontrol halusinasi. Hasil implementasi diketahui adanya penurunan skor tanda gejala halusinasi dan peningkatan skor kemampuan mengontrol halusinasi. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan teknik distraksi art therapy menggambar efektif dalam menurunkan tanda gejala halusinasi dan meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi. Sehingga aktivitas art therapy menggambar dapat dijadikan salah satu pilihan kegiatan dalam pemberian asuhan keperawatan jiwa halusinasi.
The effectiveness of the application of distraction techniques: art therapy drawing in reducing hallucinatory symptoms in schizophrenic patients. Hallucinations are typical symptoms of psychosis, especially schizophrenia. A person with hallucinations is unable to accurately perceive reality. Hallucinations can also burden and interfere with sufferers' lives such as social dysfunction in carrying out work, daily activities, interpersonal relationships, and self-care. The real case happened to Miss R (20 years old) was admitted to a mental hospital for the first time with a medical diagnosis of schizophrenia and nursing problems, sensory perception, auditory hallucinations. At the time of the assessment on the 19th day of treatment, the client said he still heard voices telling him to end his life and kill people he hated, especially men. The client said he had not been able to control his hallucinations and tended to follow orders from hallucinations such as attempting suicide by biting his finger and attempting to strangle a male nurse. The implementation given is nursing action by nurses and distraction intervention from art therapy drawing. Implementation was carried out for five days and was evaluated using the Psychotic Symptom Rating Scales instrument and evaluation of hallucination symptoms and evaluation of the ability to control hallucinations. The results of the implementation showed that there was a decrease in the score for signs of hallucinations and an increase in the ability to control hallucinations. The researcher concluded that the application of art therapy distraction drawing technique was effective in reducing hallucination symptoms and increasing the ability to control hallucinations. So that the art therapy activity of drawing can be used as an activity option in the provision of hallucinatory mental nursing care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dinda Noviarmachda
"Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental kronis yang kompleks yang ditandai dengan serangkaian gejala, termasuk delusi, halusinasi, bicara atau perilaku yang tidak teratur, dan gangguan kemampuan kognitif. Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori utama yaitu gejala positif atau gejala nyata dan gejala negatif atau gejala samar. Salah satu gejala positif pada skizofrenia ditandai dengan adanya halusinasi. Halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi yang paling umum terjadi pada pasien skizofrenia. Tujuan Karya Ilmiah ini adalah untuk memberikan analisis mengenai penerapan terapi seni menggambar dalam menurunkan tanda dan gelaja pada pasien halusinasi pendengaran. Penerapan terapi seni menggambar menunjukkan adanya pengaruh dalam menurunkan tanda dan gejala halusinasi. Rekomendasi dari laporan kasus ini adalah perawat perlu mengidentifikasi kemampuan dan motivasi pasien dalam menerapkan suatu intervensi sebagai salah satu faktor internal tercapainya penerapan intervensi ini secara efektif. Perawat juga perlu memfasilitasi faktor eksternal yang mendukung keberhasilan intervensi, yaitu dengan melibatkan keluarga sebagai support system, dan memastikan kepatuhan rejimen pengobatan.
Schizophrenia is a complex, chronic mental health disorder characterized by a range of symptoms, including delusions, hallucinations, disorganized speech or behavior, and impaired cognitive abilities. Symptoms of schizophrenia are divided into two main categories, namely positive symptoms or real symptoms and negative symptoms or vague symptoms. One of the positive symptoms of schizophrenia is characterized by hallucinations. Auditory hallucinations are the most common type of hallucination in schizophrenic patients. The purpose of this scientific work is to provide an analysis of the application of drawing therapy in reducing signs and symptoms in patients with auditory hallucinations. The application of the art of drawing therapy shows an influence in reducing the signs and symptoms of hallucinations. The recommendation from this case report is that nurses need to identify the patient's ability and motivation in implementing an intervention as one of the internal factors for achieving effective implementation of this intervention. Nurses also need to facilitate external factors that support the success of the intervention, namely by involving the family as a support system, and ensuring adherence to treatment regimens."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ika Rahmawati
"Skizofrenia menjadi salah satu masalah gangguan jiwa yang masih dikhawatirkan berbagai negara. Halusinasi termasuk gejala positif yang dapat diamati pada penderita skizofrenia. Halusinasi merupakan stimulus palsu terhadap berbagai panca indra, salah satunya indra penglihatan. Halusinasi ini perlu diatasi karena jika halusinasi tidak terkontrol maka halusinasi dapat memerintahkan klien untuk menyakiti diri atau orang lain. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran hasil analisis proses asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan melalui penerapan terapi menggambar. Metode penulisan yang digunakan adalah case-report. Klien adalah Tn. S berusia 35 tahun yang mengalami halusinasi penglihatan. Upaya yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi klien yaitu dengan tindakan keperawatan generalis selama 14 hari dan terapi menggambar dengan media menulis sebagai aktivitas terjadwal selama 10 hari. Terapi menggambar ini diterapkan dengan tujuan mendistraksi klien dari halusinasi serta menulis digunakan sebagai media komunikasi selama pemberian asuhan keperawatan. Hasil penerapan terapi menggambar menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi dari skor 15 menjadi skor 2. Klien juga menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengontrol halusinasi dari 2 kemampuan menjadi 12 kemampuan. Melalui hasil tersebut diharapkan terapi menggambar sebagai aktivitas terjadwal dapat diterapkan sebagai alternatif mengontrol halusinasi penglihatan dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.
Schizophrenia is one of the mental disorders that is still a concern for many countries. Hallucinations are among the positive symptoms that can be observed in people with schizophrenia. Hallucinations are false stimuli for various senses, one of which is the sense of sight. These hallucinations need to be overcome because if the hallucinations are not controlled then the hallucinations can order the client to hurt themselves or others. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the results of the analysis of the nursing care process for clients who experience sensory perception disorders: visual hallucinations through the application of drawing therapy. The writing method used is case-report. The client is Mr. S is 35 years old who experiences visual hallucinations. Efforts were made to control the client's hallucinations with generalist nursing actions for 14 days and drawing therapy using writing media as a scheduled activity for 10 days. Drawing therapy is applied with the aim of distracting clients from hallucinations and writing is used as a medium of communication during the provision of nursing care. The results of applying drawing therapy showed a decrease in hallucination symptoms from a score of 15 to a score of 2. The client also showed an increase in ability to control hallucinations from 2 abilities to 12 abilities. Through these results it is hoped that drawing therapy as a scheduled activity can be applied as an alternative to controlling visual hallucinations in providing nursing care in hospitals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library