Latar Belakang. Akumulasi lemak yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai penyakit metabolik termasuk Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2). Lipid Accumulation Product (LAP) merupakan rumus yang dikembangkan untuk mengestimasi lemak ektopik dalam tubuh pada populasi Kaukasia dan memiliki nilai prediksi yang baik terhadap kejadian kardiovaskular maupun DMT2.
Tujuan. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui apakah LAP dapat digunakan sebagai prediktor DMT2 pada populasi Indonesia serta apakah LAP merupakan prediktor DMT2 yang lebih baik daripada indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar perut (LP).
Metode. Penelitian ini merupakan studi kohor retrospektif menggunakan data sekunder dari Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Litbangkes di Bogor dalam kurun waktu 2011-2016. Subyek dengan usia 25-65 tahun yang belum terdiagnosis DMT2 di awal penelitian diobservasi selama 5 tahun untuk dievaluasi kejadian DMT2 baru pada akhir masa observasi. Uji hipotesis yang dilakukan adalah uji multivariat cox regression. Analisis dipisah berdasarkan gender.
Hasil. Subyek yang terinklusi penelitian sebesar 2907 orang (748 laki-laki dan 2159 perempuan). Sebanyak 131 kejadian DMT2 baru tercatat selama masa observasi. Analisis multivariat pada subyek perempuan menunjukkan nilai LAP kuartil 4 merupakan prediktor independen terhadap kejadian DMT2 (RR 3,19 (KI 95% 1,63 – 6,26); p<0,01). LAP kuartil 4 juga merupakan prediktor kejadian DMT2 yang lebih baik apabila dibandingkan dengan IMT dan LP pada perempuan.
Kesimpulan. LAP dapat digunakan sebagai prediktor terhadap kejadian DMT2 baru pada perempuan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan IMT dan LP.
Background. Excess lipid accumulation may results in metabolic diseases, one of which is type 2 diabetes mellitus (T2DM). Lipid Accumulation Product (LAP) is an index developed in Caucasian population to estimate ectopic lipid accumulation and has high predictive value in estimating cardiovascular diseases and T2DM incidence
Objective. This study aims to evaluate LAP as a predictor of T2DM in Indonesian population and whether its predictive value superior to body mass index (BMI) and waist circumference (WC).
Methods. This is a retrospective cohort using secondary data from Cohort Study of Non Communicable Disease in Bogor City 2011-2016. Subjects aged 25-65 years old who did not meet criteria of T2DM in the beginning of the study were observed for five years to evaluate T2DM incidence in the end of observation period. Multivariate cox regression is used for hypothesis test. The analysis was separated between gender.
Result. 2907 subjects were included in this study (748 males and 2159 females). A total 131 new cases of T2DM were observed during the observation period. Multivariate analysis in female showed that fourth quartile of LAP value is an independent predictor of DMT2 incidence (RR 3,19 (CI 95% 1,63 – 6,26); p<0,01). It is also a better predictor of T2DM compared to BMI and WC.
Conclusion. LAP may be used as a predictor of DMT2 in female compared to BMI and WC.
"Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan faktor risiko yaitu obesitas, diabetes mellitus tipe 2 dan status menopause pada kanker endometrium tipe 1 dan tipe II.
Metode: Penelitian desain potong lintang di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, pasien yang terdiagnosa kanker endometrium dengan hasil histologi dan ditatalaksana selama juli 2014-desember 2016. Data pasien obesitas, diabetes mellitus tipe 2 dan status menopause dicatat dan dianalisa.
Hasil: Didapatkan total 255 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Pada kanker endometrium tipe 1 didapatkan Indeks massa tubuh (IMT) overweight yaitu 25,09 kg/m2, sedangkan tipe 2 didapatkan berat badan ideal. Faktor risiko diabetes mellitus tipe 2 pada kedua tipe kanker tidak signifikan bermakna, pada analisis multivariat didapatkan tipe 2 lebih banyak didapatkan pada status menopause yang lebih awal.
Kesimpulan: Profil faktor risiko antara tipe 1 dan tipe 2 kanker endometrium hampir serupa pada penelitian ini, dikarenakan karakteristik pasien dan jalur etiologi yang bervariasi. Kanker endometrium tipe 2 lebih banyak terjadi pada usia menopause lebih awal.
Purpose: The purpose of this study is to identify correlation and compare risk factors between obesity, diabetes mellitus type II and menopausal state in type I and type II endometrial cancer
Method: This cross sectional study was conducted in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo hospital, records of all patients with histology proven endometrial carcinoma, diagnosed and treated from 2013-2017 were reviewed. Patients data including obesity, diabetes mellitus type II, and menopausal state were recorded. All of the information was collected and analyze.
Result: From total of 255 subjects of this study that complete inclusion criteria. Overweight BMI was found in endometrial cancer type 1. Diabetes mellitus type 2 and menopausal state was not statistically significant (p >0.25). On multivariate analysis found endometrial cancer type 1 was found higher in early menopause women.
Conclusions: The risk factor profiles for type 1 and type 2 are similar in this study, suggesting patient characteristics and various etiologic pathways.
"