Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189853 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Aldita Ramadhanty
"

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam dunia korporasi karena setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki tujuan untuk dicapai bersama. Tujuan organisasi dapat tercapai apabila kebutuhan pekerja terpenuhi melalui pengelolaan SDM yang baik, yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan sosial para pekerjanya. Skripsi ini membahas mengenai penerapan 4 (empat) kegiatan utama Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), yakni acquisition, development, reward and motivation, dan maintenance and departure of an organisation’s human resources sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pekerja agar dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja PT. PELITA INDONESIA DJAYA CORPORATION (PIDC). Penelitian ini menggunakan jenis dan pendekatan penelitian kualitatif-deskriptif agar dapat mendeskripsikan penerapan kegiatan tersebut secara mendalam. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam penerapannya, PT. PIDC melakukan beberapa upaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan karyawannya melalui kegiatan-kegiatan MSDM, meskipun belum optimal karena terdapat berbagai hambatan dalam prosesnya.

 


Human Resources (HR) is an important element that must be considered in the corporate world because every company or organization must have a goal to make together. Organizational goals will achieved if the needs of workers are met, so companies that can manage their human resources well, both directly and indirectly will increase the social welfare of workers. This thesis discusses applying 4 (four) main activities of Human Resource Management (HRM), namely acquisition, development, reward and motivation, and maintenance and departure of an organization's human resources to meet the needs of workers to improve worker welfare PT. PELITA INDONESIA DJAYA CORPORATION (PIDC). This study uses qualitative descriptive research types and approaches to describe apply these activities in-depth. The results of this study is, that in its application, PT. PIDC made several efforts to improve the welfare of its employees through HR activities, although it was not optimal due to various obstacles in the process.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Trianto
"Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sumber keunggulan kompetitif yang utama bagi perusahaan karena memiliki pengetahuan dan kompleksitas yang sulit ditiru oleh pesaing. Praktik SDM sangat berkaitan erat dengan kinerja perusahaan.
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana hubungan antara praktik SDM dan karakteristik pekerjaan terhadap kinerja karyawan yang dimediasi oleh employee well-being pada PT. ABC. PT. ABC merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sub kontraktor di bidang telekomunikasi di Indonesia. Penelitian ini memasukkan  komponen health-related well-being  pada employee well-being di samping komponen psychological well-being.
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai metode pengumpulan data dengan  responden pegawai di bidang operasional baik di kantor pusat maupun yang tersebar di 11 cabang. Analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitian ini menunjukkan bila praktik SDM terbukti berpengaruh secara positif terhadap kinerja sedangkan karakteristik pekerjaan tidak terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Praktik SDM maupun karakteristik pekerjaan sama-sama tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap employee well-being. Sementara Employee well-being juga tidak terbukti berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menekankan pentingnya praktik SDM dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Human Resources (HR) is one of the main competitive advantages for companies because they have the knowledge and complexity that is difficult to imitate by competitors. HR practice is closely related to the company's performance.
This study discusses how the relationship between HR Practice and Job Characteristics on Employee Performance that is mediated by Employee Well-Being in PT. ABC. PT. ABC is a company in telecommunication industry that is in the construction of infrastructure and facilities for telecommunications in Indonesia. This research includes the health-related well-being component in variable employee well-being in addition to the psychological well-being component.
This study uses a questionnaire as data collection method with respondents in the operational/project fields in headquarter and 11 branches. Data analysis uses Structural Equation Modeling (SEM).
The results indicated that HR Practice has a positive effect on  Job Performance while Job Characteristics does not have effect on Job Performance. Both HR practices and Job Characteristics didn`t have a significant effect on Employee Well-Being. While Employee Well-Being also didn`t have a significant effect on Job Performance. The results of this study emphasize the importance of HR practices in improving employee performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinie Firstyo Terranova
"Permasalahan tenaga kerja di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya jumlah pencari kerja yang berbanding dengan sedikitnya lowongan pekerjaan yang tersedia, oleh karenanya kegiatan outsourcing atau alih daya merupakan salah satu alternatif penyelesaian masalah yang bisa digunakan untuk mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia, akan tetapi kegiatan outsourcing ini tdak terlepas dari permasalahan seperti eksploitasi pekerja, yang menyebabkan pekerja merasa tidak nyaman dan tidak senang di tempat kerjanya, hal ini sangat memengaruhi
kesejahteraan dari pekerja tersebut terutama kesejahteraan lingkungan kerja mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengubah permasalahan tersebut dengan
melihat hubungan anatara kesejahteraan lingkungan kerja dengan motivasi kerja dengan harapan bahwa parusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan lingkungan kerja para pekerja outsource mereka dengan balasan
motivasi kerja dari para pekerja yang akan meningkat seiring dengan meningkatnya kesejahteraan lingkungan kerja. Kesejahteraan lingkungan kerja di ukur dengan
WWBI (Workplace Well-Being Index) yang sudah di adaptasi di dalam penelitian Sawitri, sementara motivasi kerja menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Novari dalam penelitiannya, yang kemudian keduanya penulis modifikasi dan uji validitas dan reliabilitas ulang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kesejahteraan lingkungan kerja dan motivasi kerja memiliki hubungan yang signifikan pada pekerja outsource PT Y yang bekerja di PT X dan memiliki keeratan hubungan yang lemah dan positif, sehingga peningkatan kesejahteraan lingkungan kerja dari para pekerja dapat meningkatkan motivasi kerja dari para
pekerja tersebut, begitu juga sebaliknya.

The problem of labor in Indonesia is inseparable from the large number of job seekers compared to the number of job vacancies available, therefore outsourcing or outsourcing is one alternative solution to problems that can be used to reduce the number of unemployed people in Indonesia, but this outsourcing activity is not regardless of problems such as exploitation, which causing the workers to feel uncomfortable and unhappy at their workplaces, this greatly affects the welfare of these workers, especially their workplace well-being. This study aims
to change these problems by looking at the relationship between the workplace well-being and work motivation in the hope that the companies will strive to improve the workplace well-being of their outsourced workers with a reward theincrease of work motivation of workers along with the increasing of the workplace well-being. The workplace well-being is measured by WWBI (Workplace Well-Being Index) which has been adapted in Sawitris research,
while work motivation uses a measurement tool developed by Novari in her research, which later both researchers modified and tested validity and reliability. The results of this study indicate that the workplace well-being and work motivation has a significant relationship in PT Y outsource workers who work at PT X and have a weak and positive relationship, so that an increase in the
workplace well-being of workers can increase work motivation of workers and vice versa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Like Hartati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kreasi kerja (job crafting) dengan kesejahteraan karyawan (employee well-being) melalui peran mediasi modal psikologis (psychological capital). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional study. Partisipan penelitian ini adalah 332 karyawan swasta dan publik berusia 24-50 tahun yang bekerja di Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner daring dan dianalisis menggunakan analisis mediasi sederhana dengan program Macro Process Hayess model 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal psikologis memiliki peran mediasi dalam hubungan antara kreasi kerja dengan kesejahteraan karyawan (b = 0.37, 95% CI [0.30 – 0.45]). Implikasi dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh organisasi dalam mengembangkan berbagai program dan pelatihan, terutama dalam peningkatan keterampilan kreasi kerja dan modal psikologis karyawan.

This study aims to determine the relationship between job creation (job crafting) and employee well-being through the mediating role of psychological capital (psychological capital). This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. The participants of this study were 332 private and public employees aged 24-50 years who worked in Indonesia. The sampling technique used is accidental sampling. Data was collected using an online questionnaire and analyzed using simple mediation analysis with the Macro Process Hayess model 4. The results of this study indicate that psychological capital has a mediating role in the relationship between job creation and employee welfare (b = 0.37, 95% CI [0.30 – 0.45]). The implications of this research can be utilized by organizations in developing various programs and training, especially in improving work creation skills and employee psychological capital."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Suhandwifa
"Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan antara spiritual well-being dan work engagement pada karyawan. Sampel penelitian ini adalah 95 karyawan di Jakarta. Penelitian ini menggunakan bagian dari alat ukur Spiritual Leadership Theory (Fry, 2005) yang telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia untuk mengukur spiritual well-being dan Utrecht Work Engagement Scale 9 (Schaufeli, Bakker, & Salanova, 2006) yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia untuk mengukur work engagement. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara spiritual well-being dan work engagement (r = 0,629, p = 0,000). Keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya akan dibahas dalam diskusi penelitian.

This research was conducted to prove the existence of a relationship between spiritual leadership and employees? work engagement. Sample of this research includes 95 employees in Jakarta. This research used an Indonesian adaptation of a part of the Spiritual Leadership Theory questionnaire (Fry, 2005) to measure spiritual well-being and an Indonesian adaptation of Utrecht Work Engagement Scale 9 (Schaufeli, Bakker, & Salanova, 2006) to measure work engagement. It was found that spiritual well-being significantly correlated with work engagement on employees (r = 0,629, p = 0,000). The limitation of this research, as well as recommendations for further research are discussed at the end of this report."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Valentine
"Mahasiswa keperawatan dihadapkan oleh berbagai tekanan dalam menjalani proses perkuliahan di tingkat akhir yang mampu menyebabkan mahasiswa menjadi stres. Tingkat stres mahasiswa erat kaitannya dengan kondisi kesejahteraan spiritual seseorang sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan tingkat akhir. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional terhadap 78 mahasiswa tingkat akhir keperawatan UPN Veteran Jakarta dengan menggunakan metode pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Spiritual Well- Being Scale (SWBS) dan Student Nurse Stress Index (SNSI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 53,8% mahasiswa memiliki tingkat kesejahteraan spiritual tinggi dan 69,2% mahasiswa memiliki tingkat stres yang sedang. Lalu, hasil uji statistik Somers’d menunjukkan bahwa ada hubungan yang lemah (value = 0,032 < 0,05) antara kesejahteraan spiritual dengan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir keperawatan. Penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi institusi pendidikan agar lebih mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai spiritual dalam konteks pembelajaran bagi mahasiswa.

Nursing students are faced with various pressures in undergoing the lecture process at the final semester which can cause students to become stressed. The level of student stress is closely related to the condition of one's spiritual well-being as one of the basic human needs. This study aims to identify the relationship between spiritual well-being and stress levels in final year nursing students. The research design used was descriptive correlation with a cross sectional approach to 78 final year students of nursing at the UPN Veteran Jakarta using the total sampling method. The instruments used were the Spiritual Well-Being Scale (SWBS) and the Student Nurse Stress Index (SNSI). The results showed that 53.8% of students had a high level of spiritual well-being and 69.2% of students had moderate levels of stress. Then, the results of the Somers’d statistical test showed that there was a weak relationship (value = 0,032 < 0.05) between spiritual well-being and stress levels in final nursing students. This research can be used as a recommendation for educational institutions to further develop and instill spiritual values in the context of learning for students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nuzul Raihan
"Saat ini, generasi Z sudah memasuki dunia kerja dan cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi jika tidak diberikan lingkungan kerja yang mendukung. Jadi, penting untuk melihat gaya kepemimpinan atasan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif generasi ini, salah satu gaya kepemimpinan yang dinilai cukup efektif adalah gaya kepemimpinan transformasional. Maka dari itu, penelitian ini hendak melihat hubungan antara gaya kepemimpinan atasan yang transformasional dan kesejahteraan subjektif pada pekerja generasi Z. Dengan menggunakan metode kuantitatif korelasional, penelitian ini melibatkan 101 partisipan yang berusia 20-28 tahun di wilayah Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah The PERMA-Profiler untuk mengukur kesejahteraan subjektif dan Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) 5X untuk mengukur kepemimpinan transformasional. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan atasan yang transformasional dan kesejahteraan subjektif (r = 0,525; p < 0,001; one-tailed). Temuan ini menekankan pentingnya implementasi gaya kepemimpinan transformasional untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja generasi Z.

Currently, Generation Z has entered the workforce and tends to experience higher stress levels if not provided with a supportive work environment. Therefore, it is important to identify the appropriate leadership style to enhance the subjective well-being of this generation, one leadership style considered effective is transformational leadership. This study investigates the relationship between superiors’ transformational leadership style and subjective well-being in Generation Z workers. Using a quantitative correlational method, this research involved 101 participants aged 20-28 in the Greater Jakarta area. The measurement tools used in this study are The PERMA-Profiler to measure subjective well-being and the Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) 5X to measure transformational leadership. The results showed a significant positive relationship between superiors’ transformational leadership style and subjective well-being (r = 0.525, p < 0.001, one-tailed). These findings highlight the importance of implementing transformational leadership to enhance the well-being of Generation Z employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imaniar Fhadjrin
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran psychological well-being pada perawat di Jakarta, Tangerang, dan Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana pengolahan data menggunakan teknik statistik deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 100 perawat di Jakarta, Tangerang, dan Depok dengan rentang usia dewasa muda dan dewasa madya Penelitian ini menggunakan alat ukur Ryff's Scale of Psychological well-being yang telah diadaptasi oleh payung psychological well-being pada tahun 2010-2012. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa psychological well-being pada perawat di Jakarta, Tangerang, dan Depok rendah.

The purpose of this research is to observe psychological well-being of nurses in Jakarta, Depok, and Tangerang. Quantitative method is employed in this research and a descriptive statistic technique is used to process data. A hundred of nurses in Jakarta, Depok, and Tangerang in their early and middle adulthood are the participant in this research. Ryff's scale of psychological well-being which had been adapted in 2010-2012 is used to measure psychological well-being. This research found that psychological well-being of nurses in Jakarta, Depok, and Tangerang "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Herwibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi kebebasan dalam waktu luang dengan subjective well-being pada mahasiswa Universitas Inonesia. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia pada program studi S1. 126 responden penelitian diminta mengisi instrumen penelitian, yaitu perceived freedom in leisure short form (Witt & Ellis, 1985), Satisfaction With Life Scale (Diener et al, 1985), dan Positive Affect ? Negative Affect Scale (Watson & Tellegen, 1985) secara online. Penelitian menemukan adanya korelasi positif antara persepsi kebebasan dalam waktu luang dan affect balance (r=-0,500, p<0,05) serta korelasi positif antara persepsi kebebasan dalam waktu luang dan kepuasan hidup (r= 0,203, p<0,05). Analisis tambahan menunjukkan bahwa terdapat data kontrol ,yakni jenis kelamin, berpengaruh terhadap hasil penelitian.

This research aimed to find the correlation between perceived freedom in leisure and subjective well-being among students of University of Indonesia. 126 respondents were asek to fill our instruments, perceived freedom in leisure short form (Witt & Ellis, 1985), Satisfaction With Life Scale (Diener et al, 1985), dan Positive Affect ? Negative Affect Scale (Watson & Tellegen, 1985) through internet. The finding of this research is that there is a positive correlation between perceived freedom in leisure and affect balance (r=-0,500, p<0,05) and also positive correlation between perceived freedom in leisure and life satisfaction (r= 0,203, p<0,05). Additional analyses showed that gender did have influence the result of this study."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Amalina Rozi
"Berdasarkan pendekatan Positive Youth Development (PYD) perkembangan remaja yang optimal ditentukan oleh berbagai faktor pada lingkup internal dan eksternal serta interaksi keduanya dalam kehidupan. Perkembangan optimal pada remaja dicerminkan dengan kesejahteraan psikologis yang baik. Sejalan dengan pandangan PYD, penelitian terdahulu menunjukkan bahwa beberapa faktor internal tersebut adalah gender, usia, kekuatan dan kesulitan psikologis, serta gejala trauma. Sedangkan beberapa faktor eksternal adalah indikator status sosial ekonomi keluarga, partisipasi dalam aktivitas terorganisir di sekolah, dan status daerah tempat tinggal. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kontribusi berbagai faktor internal dan eksternal dalam memprediksi kesejahteraan psikologis remaja, baik secara bersamaan maupun mandiri di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dan merupakan studi skala nasional yang mencakup 13.072 siswa sekolah menengah pertama dan atas/sederajat dari seluruh Indonesia (Musia = 15,66, SD = 1,62). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala Pscyhological Well-Being Scale-18 (PWB-18), Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Children’s Revised Impact of Event Scale-13 (CRIES-13), dan data sosiodemografis. Analisis multiple linear regression menunjukkan hasil yang signifikan; kesejahteraan psikologis remaja dapat diprediksi secara bersamaan oleh kelompok variabel faktor internal (usia, perilaku prososial, hiperaktivitas, masalah kenakalan, masalah emosional, dan masalah pertemanan) dan eksternal (pendidikan ayah dan partisipasi dalam aktivitas terorganisir) (F(8,13063) = 710,39, p < ,001, R2 = ,303). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa berbagai faktor dalam keseharian remaja dapat berperan dalam menentukan kesejahteraan psikologis mereka. Informasi dari penelitian ini dapat digunakan oleh penelitian selanjutnya terkait kesejahteraan psikologis remaja dan dimanfaatkan oleh berbagai pemangku kepentingan dalam kehidupan remaja untuk melakukan upaya promotif terhadap kesejahteraan psikologis remaja.

According to Positive Youth Development (PYD) framework, positive outcomes of youth development are determined by various internal and external factors as well as their interactions in daily life. A positive outcomes of adolescents development is represented by a good psychological well-being. In line with PYD framework, research has indicated that the internal factors are gender, age, psychological strengths and difficulties, and symptoms of trauma. Meanwhile, the external factors are indicators of socioeconomic status of the family, participation in organized activities at school, and the status of the area of residence. This study aims to examine the contributions of various internal and external factors in predicting the psychological well-being of adolescents, both simultaneously and independently amidst the COVID-19 pandemic. Using a cross-sectional study design, a nationwide study was done comprising 13,072 middle and high school students from around Indonesia (Mage = 15.66, SD = 1.62). Data collection was done by distributing online questionnaires. Measurements were carried out using the Psychological Well-Being Scale-18 (PWB-18), Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Children's Revised Impact of Event Scale-13 (CRIES-13), and socio-demographic data. Multiple linear regression analysis showed a significant result; psychological well-being of adolescents could be predicted simultaneously by the groups of internal (age, prosocial behavior, hyperactivity, conduct problems, emotional problems, and peer problems) and external (father's education and participation in organized activities) factors (F(8,13063) = 710.39, p < .001, R2 = .303). The results obtained in this study supported the findings of the previous research that various factors in the daily lives of adolescents could play a role in determining their psychological well-being. Information from this study could be used by further research related to the psychological well-being of adolescents and by various stakeholders in adolescents’ life to promote the psychological well-being of adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>