Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140289 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ita Pursitasari
"

Dukungan keluarga diperlukan untuk memandirikan anak berkebutuhan khusus dalam melakukan kebersihan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan kemampuan melakukan kebersihan diri pada ABK. Dukungan keluarga meliputi dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan. Desain penelitian cross sectional dengan 84 responden orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Penelitian dilakukan dengan cara responden mengisi kuesioner yang terdiri dari 3 kuesioner.. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara karakteristik ABK dengan kebersihan diri, tidak ada hubungan antara karakteristik orangtua dengan kebersihan diri (p>0,05)  , ada hubungan antara dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan dengan kebersihan diri (p<0,005), dukungan yang paling berpengaruh yaitu dukungan informasi, dukungan emosional dan dukungan penghargaan.  Kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan informasi ,dukungan  instrumental, dukungan emosional dan dukungan  penghargaan dengan kebersihan  yang ditunjukkan oleh uji Chi Square. Rekomendasi dalam penelitian ini dilakukan penelitian pada kebersihan diri yang lain dan dilakukan dengan metode kualitatif.

 


Family support is needed to empower the children with special needs in performing personal hygiene. This study aims to identify the relationship of family support with the ability to do a personal hygiene in children with special needs. Family support includes information support, instrumental support, emotional support and appreciation support. The study design was cross sectional with 84 parents who had children with special needs. The study was conducted by the respondents who filled out a questionnaire was consisting of 3 questionnaires (questionnaire A about characteristics of children with special needs and parental characteristics, questionnaire B about family support and questionnaire C about personal hygiene). The results showed there was no relationship between the characteristics of children with special needs with personal hygiene, there was no relationship between parental characteristics and personal hygiene (p> 0.05). There was a relationship between information support, instrumental support, emotional support and appreciation support with personal hygiene (p <0.005), the most influential support namely appreciation support. In conclusion, there was a significant relationship between information support, instrumental support, emotional support and appreciation support the ability of children with special needs for the personal hygiene. Recommendations in this study carried out research on other personal hygiene and carried out by qualitative methods.

 

"
2019
T53297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Widya Rahmasari
"Dukungan keluarga diperlukan selama proses pengobatan tuberkulosis, salah satunya dukungan instrumental yang bersifat praktis dan nyata. Angka kesembuhan tuberkulosis yang belum mencapai target setiap tahunnya menjadi salah satu indikator bahwa masih banyak penderita tuberkulosis yang tidak patuh minum obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan instrumental dengan kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis di Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik cluster sampling dan purposive sampling dengan jumlah responden 106 penderita tuberkulosis di Kota Bogor. Instrumen yang digunakan adalah instrumen dukungan keluarga instrumental dan MMAS-8 untuk mengukur kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga instrumental dengan kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis (p=0,022; α=0,05). Peneliti merekomendasikan petugas kesehatan untuk mengedukasi keluarga dalam pemberian dukungan instrumental yang dapat berdampak kepada tingkat kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis, sehingga dapat membantu meningkatkan angka kesembuhan tuberkulosis.

Family support is needed during the tuberculosis treatment process, one of which is instrumental support that is practical and tangible. The tuberculosis cure rate that has not reached the target each year is one indicator that there are still many tuberculosis patients who are not compliant to take medication. This study aims to determine the relationship between instrumental support with medication adherence in tuberculosis patients in Bogor City. This study uses a cross-sectional approach and cluster sampling and purposive techniques with 106 tuberculosis patients in Bogor City. The instruments used were instrumental family support instruments and MMAS-8 to measure medication adherence for tuberculosis patients. The results of this study indicate that there is a significant relationship between instrumental family support with medication adherence in tuberculosis patients (p = 0.022; I± = 0.05). Researchers recommend the health workers to educate families in providing instrumental support that can have an impact on the level of adherence to take medication for tuberculosis patients so it can help to improve tuberculosis cure rates."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Anggreyani
"ABSTRAK
Merawat anak berkebutuhan khusus lebih kompleks dari pada anak normal, sehingga orang tua lebih rentan terhadap stres dan membutuhkan dukungan sosial dari keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan stres pola asuh pada orang tua anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik cross-sectional yang melibatkan 85 orang tua siswa di Sekolah Luar Biasa Kota Depok melalui metode purposive sampling dengan pendekatan convenience sampling. Pengukuran dukungan sosial keluarga menggunakan kuesioner Dukungan Sosial Keluarga yang dimodifikasi, sedangkan untuk variabel stres parenting menggunakan kuesioner standar Parental Stress Scale (PSS). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan stres pengasuhan, yaitu jika semakin tinggi dukungan sosial keluarga maka semakin rendah stres pengasuhan yang dialami oleh orang tua (r = -0,419; p <0,0001; CI 95% ). Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi dan konseling kepada orang tua mengenai tumbuh kembang anak, serta masalah yang mungkin timbul selama menjadi parenting dan strategi efektif bagi orang tua untuk mengatasi stres.
ABSTRACT
Caring for children with special needs is more complex than normal children, so that parents are more vulnerable to stress and need social support from family. This study aims to determine the relationship between family social support and parenting stress in parents of children with special needs. This study used a cross-sectional analytic descriptive study design involving 85 parents of students at the Depok City Special School through a purposive sampling method with a convenience sampling approach. Measurement of family social support used a modified Family Social Support questionnaire, while for parenting stress variables used the standard Parental Stress Scale (PSS) questionnaire. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between family social support and parenting stress, namely if the higher the family social support, the lower the parenting stress experienced by parents (r = -0.419; p <0.0001; 95% CI). This study recommends providing education and counseling to parents regarding children's growth and development, as well as problems that may arise during parenting and effective strategies for parents to deal with stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Noviana
"Remaja saat ini mengalami krisis kesehatan mental seperti depresi karena kurang kuatnya dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada remaja. Metode yang digunakan cross sectional dengan teknik purposive sampling. Jumlah responden penelitian sebanyak 101 remaja dengan depresi di rawat jalan rumah sakit jiwa. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner dukungan keluarga yang berjumlah 19 pertanyaan dan kuesioner Beck Depression Inventory-II (BDI-II) merupakan salah satu alat ukur yang populer dan paling banyak digunakan dalam mendeteksi depresi berjumlah 21 pertanyaan. Uji statistik menggunakan Chi Square dengan signifikansi (α ≤ 0,050) menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada remaja di poliklinik rumah sakit jiwa (p=0,001). Disarankan agar perawat di tatanan komunitas dan institusi pendidikan bekerja sama untuk memberikan edukasi kesehatan terkait kesehatan mental remaja kepada remaja khususnya di rawat jalan rumah sakit jiwa.

Adolescents are currently experiencing a mental health crisis such as depression due to lack of strong family support. This study aims to determine the relationship between family support and the incidence of depression in adolescents. The method used was cross sectional with purposive sampling technique. The number of research respondents was 101 adolescents with depression in outpatient psychiatric hospitals. The questionnaire used was a family support questionnaire totaling 19 questions and the Beck Depression Inventory-II (BDI-II) questionnaire is one of the popular and most widely used measuring instruments in detecting depression totaling 21 questions. Statistical tests using Chi Square with significance (α ≤ 0.050) showed a significant relationship between family support and the incidence of depression in adolescents in outpatient psychiatric hospitals pvalue <0.001. It is recommended that nurses in health services and educational institutions work together to provide health education related to adolescent mental health to adolescents, especially in outpatient psychiatric hospitals. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Yuliana
"Terapi pencegahan tuberkulosis diperlukan untuk mengurangi insidensi tuberkulosis aktif di Indonesia, sebagai penyumbang tuberkulosis terbesar kedua di dunia. Efektifitas terapi pencegahan tuberkulosis bergantung pada kepatuhan penerimanya. Kepatuhan terapi pencegahan tuberkulosis perlu diperkuat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dan efikasi diri dengan kepatuhan terapi pencegahan tuberkulosis di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional. Pengambilan sampel dengan total sampling untuk menentukan 123 responden di wilayah kerja Puskesmas Jatijajar, Tapos, Cilangkap, Cipayung, Tanah Baru, Mampang, Sukma jaya, Abadijaya, dan Puskesmas Cinere. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata usia 42.78 tahun, jenis kelamin perempuan 79.7%, pendidikan SMA 52.8%, rata rata durasi pengobatan 1,93 bulan, mengalami efek samping ringan 55.3%, kepatuhan 91.9% dukungan keluarga 51.2% dan efikasi diri responden kategori tinggi 52%. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan TPT (p value 0.001, α: 0.05), dan terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kepatuhan TPT (p value 0.000, α: 0.05). Penelitian ini merekomendasikan pemberdayaan keluarga kepada klien ILTB dalam rangka meningkatkan efikasi diri dan kepatuhan pengobatan.

Tuberculosis preventive therapy is needed to reduce the incidence of active tuberculosis in Indonesia, the second largest contributor to tuberculosis in the world. The effectiveness of tuberculosis preventive therapy depends on the adherence of its recipients. Adherence to tuberculosis preventive therapy needs to be strengthened. The purpose of this study was to identify the relationship between family support and self-efficacy with adherence to tuberculosis preventive therapy in Depok City. This study used a crosssectional design. Sampling with total sampling to determine 123 respondents in the working areas of Puskesmas Jatijajar, Tapos, Cilangkap, Cipayung, Tanah Baru, Mampang, Sukma jaya, Abadijaya, and Puskesmas Cinere. The results showed that the average age was 42.78 years, female gender 79.7%, high school education 52.8%, average duration of treatment 1.93 months, experienced mild side effects 55.3%, compliance 91.9% family support 51.2% and self-efficacy of respondents in the high category 52%. There was a relationship between family support and TPT compliance (p value 0.001, α: 0.05), and there was a relationship between self-efficacy and TPT compliance (p value 0.000, α: 0.05). This study recommends family empowerment for LTBI clients in order to improve self-efficacy and treatment adherence. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tressia Febrianti
"Usia prasekolah merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir usia bayi sampai usia 5 atau 6 tahun, Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada otak anak berkembang sangat pesat. Stimulasi perkembangan penting dilakukan untuk memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki anak selaras dengan tugas perkembangan keluarga pada anak usia pra sekolah yaitu membantu anak dalam mencapai tugas perkembangnnya melalui aktivitas yang dilakukan anak untuk penerimaan berbagai peningkatan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tugas perkembangan keluarga dan penerapan stimulasi terhadap kemampuan perkembangan anak pada usia prasekolah di Kota Bengkulu Tahun 2022. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional melalui pendekatan cross sectional study, Analisis data bivariat menggunakan uji chi-square dengan hasil nilai p=0,000 < α 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tugas perkembangan keluarga dan penerapan stimulasi perkembangan terhadap kemampuan perkembangan pada anak usia pra sekolah, Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik didapatkan faktor yang paling berhubungan terhadap perkembangan anak usia pra sekolah adalah penerapan stimulasi perkembangan dengan nilai OR 10,249. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi perawat komunitas untuk dapat lebih aktif dalam melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan keluarga sehingga keluarga dan masyarakat dapat mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan keluarga dan mampu melakukan stimulasi perkembangan anak sesuai dengan usia anak sehingga kemampuan perkembangan anak dapat dioptimalkan

Preschool age is a period of development that occurs from the end of the baby's age to the age of 5 or 6 years. At this time the growth and development that occurs in the child's brain develops very rapidly. Developmental stimulation is important to do to maximize the full potential of the child in line with the task of family development in pre-school age children, namely helping children in achieving their developmental tasks through activities carried out by children to receive various skills enhancements. This study aims to identify the relationship between family development tasks and the application of stimulation to the developmental ability of children at preschool age in Bengkulu City in 2022. The research design used was descriptive correlational method through a cross sectional study approach. Bivariate data analysis using chi-square test with the results of p = 0.000 < 0.05, it means that there is a significant relationship between knowledge of family development tasks and the application of developmental stimulation to developmental abilities in pre-school age children. The results of multivariate analysis using logistic regression test obtained the factors most related to the development of pre-school age children. is the application of developmental stimulation with an OR value of 10.249. The results of this study are expected to be the basis for community nurses to be more active in carrying out nursing care with a family approach so that families and the community can get information about family development tasks and are able to stimulate child development according to the child's age so that children's developmental abilities can be optimized."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspita Sari
"Kejadian penyakit kulit pada santri di pondok pesantren masih banyak terjadi. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat pengetahuan santri mengenai kebersihan diri dan lingkungan sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan dengan perilaku perawatan diri santri di pondok pesantren X Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 107 sampel yang diambil menggunakan stratified random sampling. Penelitian ini juga menggunakan lembar observasi mengenai sanitasi lingkungan untuk mendukung hasil penelitian. Analisis statistik menggunakan chi-square mendapatkan bahwa tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan memiliki hubungan yang sangat bermakna dengan perilaku perawatan diri p=0,001; OR=5,924. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan melalui promosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan.

The incidence of skin diseases in students at boarding schools is still common. It was because the students have poor knowledge about personal hygiene and environment so it can affect the behavior of self care. Research aimed to analize relationship between level of knowledge of personal hygiene and environment with Self Care in Students at Boarding School X Bogor Regency. The research used design cross sectional with 107 samples which is chosen by stratifed random sampling. This research also used an observation sheet on environmental sanitation to support the research results. Statistic analized used chi square with the result that level of knowledge of personal hygiene and environment had correlation with self care practice p 0,001 OR 5,924. This study recommended the nurses to improved the knowledge of personal hygiene and environment with heath promotion in order to avoid skin disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Rachmatullah
"Dukungan keluarga, sangatlah penting bagi remaja yang menjalani masa hukuman di LPKA. Dimana, semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin rendah tingkat stres pada remaja yang ditahan dan sebaliknya. Selama kondisi pandemi covid 19, pihak LPKA meniadakan layanan kunjungan keluarga. Hal ini berdampak pada terhadap kondisi remaja dalam menjalankan masa hukuman. Sehingga, memunculkan stres selama masa hukuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pada remaja yang melakukan tindak kriminalitas dalam menjalani masa hukuman pidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) di masa pandemi covid19. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dan pendekatan Cross Sectional, dimana seluruh variabel dilakukan pengambilan data dengan carapengukuran secara observasional pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan, dengan cara wawancara langsung menggunakan suatu kuesioner dukungan keluarga dan tingkat stres (DASS 42) Metode pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling (Judgement Sampling). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui hubunganvariabel independent dengan variabel dependent. Sedangkan, analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui variabel yang paling berhubungan terhadap dukungan keluarga dan tingkat stres remaja di LPKA dengan p Value 0.0001. Dukungan keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat stres remaja di LPKA p Value 0,0001 dan dukungan keluarga menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat stres remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi LPKA untuk meningkatkan hubungan dukungan keluarga untuk menurunkan tingkat stres pada remaja.

Family support, important assistance for youth serving a term in LPKA. Where, the higher the family support, the lower the stress level in juveniles who are detained and vice versa. During the COVID-19 pandemic, LPKA has canceled family visit services. This has an impact on the condition of teenagers in carrying out their sentence. Thus, causing stress during the sentence. This study aims to determine the relationship between family support and stress levels in adolescents who commit crimes while serving a criminal sentence at the Child Special Guidance Institute (LPKA) during the COVID-19 pandemic. The research design used was quantitative research with correlational descriptive methods and cross-sectional approaches. Sectional, in which all variables were collected by means of observational measurements at one time. This research was conducted by means of direct interviews using a questionnaire family support and stress levels (DASS 42). Sampling method using Non Probability Sampling with Purposive Sampling (Judgement Sampling) technique. Bivariate analysis used the Chi Square test to determine the relationship between the independent variable and the dependent variable. Meanwhile, multiple linear regression analysis was used to determine the variables most related to family support and stress levels of adolescents in LPKA with a p Value of 0.0001. Family support has a significant relationship with adolescent stress levels in LPKA p Value 0.0001 and family support is the most influential factor on adolescent stress levels at the Child Special Guidance Institute (LPKA). The results of this study are expected to be the basis for LPKA to improve family support relationships to reduce stress levels in adolescents"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Suryaningrum
"Skizofrenia menduduki peringkat keempat sebagai penyakit yang membebankan di seluruh dunia. Salah satu manifestasi klinik dari skizofrenia adalah perilaku kekerasan. Beban berat yang dirasakan keluarga dapat menurunkan kemampuan keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan.
Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi hubungan beban dengan kemampuan keluarga merawat pasien perilaku kekerasan di Poliklinik Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Desain penelitian adalah analitik dengan tehnik purposive sampling terhadap 103 responden.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara beban dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien perilaku kekerasan (P value <0,05). Penigkatan kemampuan keluarga merawat pasien perilaku kekerasan perlu dilakukan agar beban yang dirasakan keluarga menjadi berkurang.

Schizophrenia is the fourth most burdening health problem in the world. One of the clinical manifestation of schizophrenia is violent behavior. Strenous burden perceived by the family could lower the ability of family to care for patient.
The purpose of this study is to indentify the relationship of family's burden and the family ability to care for patient with violent behavior at the Psychiatric Clinic of Marzoeki Mahdi Hospital of Bogor. This study used analitical design and collected 103 samples using the purposive sampling technique.
This study result indicated a significant relationship between family?s burden and family ability to care for patient with violent behavior (p value < 0,05). Study showed it is necessary to increase family capability in caring for patient with abusive behavior in order to lower the burden perceived by the family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamana Ihda Husna Zain
"Disabilitas intelektual ditandai dengan keterbatasan pada fungsi intelektual dan fungsi adaptif, keterbatasan ini menghambat pemenuhan kebersihan diri, yang nantinya akan membentuk perilaku menjaga kebersihan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kondisi umum dan perilaku kebersihan diri pada anak dengan disabilitas intelektual. Tujuan lain adalah untuk melihat perbedaan perilaku ditinjau dari usia, klasifikasi disabilitas intelektual, dan penghasilan orang tua. Penelitian dilakukan dengan desain Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel total sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 66 anak di Kota Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukan presentase sebanding antara anak dengan disabilitas intelektual yang memiliki perilaku menjaga kebersihan diri baik dan kurang baik, serta mayoritas anak memiliki kebersihan diri yang baik (59,1%). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terkait gambaran perilaku menjaga kebersihan diri ditinjau dari usia anak (p = 0,330; α = 0,05) dan penghasilan orang tua (p = 0,371; α = 0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan terkait gambaran perilaku menjaga kebersihan diri ditinjau dari klasifikasi disabilitas intelektual yang dimiliki (p = 0,013; α = 0,05). Terdapat perbedaan kondisi umum terkait kebersihan diri ditinjau dari perilaku menjaga kebersihan diri anak (p = 0,02; α = 0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk membentuk perilaku kebersihan diri yang baik pada anak disabilitas inelektual. Perawat dapat melakukan upaya preventif dan promotif dalam asuhan pada klien dengan disabilitas. Perawat pada layanan kesehatan di puskesmas atau di unit kesehatan sekolah dapat melakukan promosi dan pendidikan kesehatan atau mengambil peran dalam pemberian asuhan.

Intellectual disability is the limitation on intellectual and adaptive functions, the limitation limits the fulfillment of personal hygiene, that may shape personal hygiene behavior. This study aims to identify general conditions and personal hygiene behavior on children with intellectual disabilities. Another goal is to see the differences of personal hygiene behavior among age, classification of intellectual disability, and parents' income. The study was conducted on Cross Sectional design and total sampling method. The number of samples required is 66 children in Bekasi. The results showed a comparable percentage of children with intellectual disabilities who have good and poor personal hygiene behavior, and majority had good personal hygiene (59.1%). There were no significant difference on personal hygiene behavior among age (p = 0,330; α = 0,05) and parents' income group (p = 0.371; α = 0,05). There was a significant difference on personal hygiene behavior among intellectual disability classification (p = 0.013; α = 0,05). There was a significant difference on self hygiene general conditions in term of children self care behavior (p = 0.02; α = 0,05). The results of this study recommend us to establish good personal hygiene behavior in children with intellectual disabilities. Nurses are able to take a role. Nurses in all setting such as in health service or school health unit can carry out health promotion, education, or providing direct care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>