Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206430 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martina
"Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit kronis yang sering dialami oleh lanjut usia. Berbagai intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada lansia dengan diabetes melitus salah satunya adalah terapi kelompok suportif dan pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh terapi kelompok suportif dan pendidikan kesehatan terhadap kualitas hidup lansia yang mengalami diabetes melitus. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental. Responden penelitian terdiri 39 lansia mendapat terapi kelompok suportif dan pendidikan kesehatan dan 39 mendapat pendidikan kesehatan. Alat ukur yang digunakan kuesioner WHOQOL-Bref. Analisis menggunakan uji Paired t-test dan Independent t-test.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan kualitas hidup dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan sebelum dan setelah mendapat terapi kelompok suportif dan pendidikan kesehatan (p value <0,05). Penelitian ini diharapkan menggunakan terapi kelompok suportif sebagai terapi lanjutan dalam praktik keperawatan jiwa sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup lansia yang mengalami diabetes melitus.

Diabetes mellitus was one of the chronic diseases that are often experienced by the elderly. One of the nursing interventions that can be given to elderly with diabetes mellitus was supportive group therapy and health education. The purpose of this research was to determined the influence of supportive group therapy and health education to the quality of life of elderly with diabetes mellitus. The design of this research was using quasi experimental. The subjects of this research was consisted 39 elderly group who received both of the supportive therapy and the health education and 39 elderly who received only health education. Instruments were measured by WHOQOL-Bref. Data were analyzed using paired t-test and independent t-test.
The results of this research depicted that there were differences significantly in quality of life both physical, psychological, social relationships and environment before and after the group received supportive therapy and health education (p value <0,05). The findings of research was expected to used group therapy as a continued therapy in advanced practice psychiatric nursing as an effort to improve the quality of life on the elderly with diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Sri Kumalasari
"Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang menyerang banyak lansia. Beberapa riset terdahulu telah menunjukkan bahwa DM pada lansia memiliki korelasi negatif dengan kualitas hidup, hal itu dapat disebabkan munculnya perasaan depresi pada lansia yang sedang menjalankan program penanganan DM. Secara teoritis pemberian kelompok suportif (KS) dan Progressive Muscle relaxation (PMR) diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup. Berdasarkan hal itu penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan program intervensi KS dan PMR yang diberikan pada lansia dengan DM dapat meningkatkan kualitas hidup. Partisipan yang terlibat berjumlah 50 orang. Evaluasi kualitas hidup dilakukan dengan menggunakan Skala Kualitas Hidup Lansia dengan DM (SKHL-DM). Desain two group pretest posttest design dipilih untuk melihat perbedaan kondisi setelah intervensi KS dan PMR diberikan. Analisis data T-Test menunjukkan hasil penelitian yang signifikan (p < .05). Makna dari temuan tersebut adalah TKS dan PMR meningkatkan kualitas hidup yang dimiliki oleh lansia dengan DM. Penelitian ini menyarankan agar program intervensi KS dan PMR.

The aim of this research was to examine the effect of SG and PMR to enhance the QOL of late adulthood with DM. Diabetes Mellitus (DM) is a common chronic illness in late adulthood. Previous study shows that DM has a negative correlation with quality of life (QOL), it caused by depression in late adulthood during DM treatment. Theoretically, supportive groups (SG) and Progressive muscle relaxation (PMR) is expected to increase quality of life. 50 participants were recruited. An Indonesian version of Quality of Life for Late Adulthood with DM Scale (SKHLDM) is used to collect QOL data. Two group pretest posttest design were chose to analyzed the effect of interventions. Statistical result indicated a significant different between two groups in QOL (p<.05). This result illustrated that SG and PMR can enhance the QOL of late adulthood with DM."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handono Fatkhur Rahman
"Efikasi diri dan kepatuhan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat efikasi diri dan kepatuhan dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di Rumah Sakit di Jakarta.
Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah sampel 125 pasien DM tipe 2. Alat ukur yang digunakan adalah Diabetes Management Self-Efficacy (DMSES), the Diabetes Activities Questionare (TDAQ), dan Diabetes Quality Of Life (DQOL).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri (0,0005), dan kepatuhan (0,0005) berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup dengan variabel yang paling dominan adalah kepatuhan.
Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel efikasi diri, kepatuhan, tingkat pendidikan, dan depresi menentukan kualitas hidup pasien DM. Perlunya dikembangkan pengkajian dan intervensi keperawatan yang berfokus pada efikasi diri dan kepatuhan pasien DM tipe 2.

Self-efficacy and adherence are important factor in improving the quality of life of patients with type 2 diabetes. This study aimed to determine the relationship between self-efficacy and adherence to the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus in an outpatient unit of a Hospital in Jakarta.
This study was a cross-sectional, with sample of 125 patients with type 2 diabetes mellitus. The Diabetes Management Self- Efficacy (DMSES), the Diabetes Activities Questionare (TDAQ), and the Diabetes Quality of Life (DQOL) were employed as instruments.
The results showed that selfefficacy (0.0005), and adherence (0.0005) were significantly associated with quality of life and the most dominant variable is adherence.
Multivariate test results indicate that the variable self-efficacy, adherence, education level, and depression determines quality of life of diabetic patients. This study suggestsis the need fornursing assessment and interventions that focus on the self-efficacy and adherence diabetes mellitus patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Ayu Lestari
"Badan Pusat Statistik Indonesia menyatakan bahwa terjadinya peningkatan pravalensi DM dari diperkirakan, yaitu meningkat menjadi 8,5%. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan DM dengan kondisi tertentu. Ketepatan penggunaan dan kepatuhan pasien dalam pengobatan diabetes melitus dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi, seperti kerusakan pembuluh darah makrovaskular (jantung, otak, dan pembuluh darah), mikrovaskular (mata dan ginjal), ataupun kerusakan neuropati Peran pelayanan kefarmasian dalam pencegahan ataupun pelaksanaan pengobatan yang tepat dan rasional terhadap penyakit DM sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. PIO merupakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker dalam memberikan informasi terkait obat untuk meningkatkan pemahaman dan menunjang penggunaan obat yang rasional. Dari hasil edukasi dan pemberdayaan masyarakat terkait penyakit Diabetes Melitus melalui leaflet Di Mushalla Nurul Iman Kelurahan Halim Perdana Kusuma II, wilayah Puskesmas Kecamatan Makasar didapatkan kesimpulan bahwa pemahaman dewasa dengan penyakit tidak menular (PTM) dan lansia terkait pengertian, klasifikasi, dan kriteria penyakit Diabetes Melitus secara umum, pemahaman terapi farmakologi dan non farmakologi penyakit Diabetes Melitus, serta pemahaman tanda dan gejala hipoglikemia dianggap telah bertambah yang ditunjukkan dengan respon, tanggapan, serta pertanyaan yang diajukan peserta saat edukasi dilakukan.

Badan Pusat Statistik Indonesia reports an increase in the prevalence of diabetes mellitus (DM) from an estimated rate, rising to 8.5%. Diabetes mellitus is a chronic condition characterized by elevated blood glucose levels (hyperglycemia) and can be classified based on its causes, including DM type 1, DM type 2, gestational DM, and DM associated with specific conditions. The accuracy of DM treatment and patient adherence can reduce the risk of complications, such as damage to macrovascular (heart, brain, and blood vessels), microvascular (eyes and kidneys), and neuropathic complications. Pharmaceutical services play a vital role in preventing and providing appropriate and rational treatment for DM, thereby enhancing patients' quality of life. Pharmaceutical Information and Education (PIO) is a service provided by pharmacists to deliver information related to medications to improve understanding and support rational drug use. Through educational efforts and community empowerment regarding Diabetes Mellitus in leaflets distributed at Mushalla Nurul Iman, Halim Perdana Kusuma II Subdistrict, within the Makasar District Health Center's jurisdiction, it was concluded that the understanding of adults with non-communicable diseases (NCDs) and the elderly regarding the general definition, classification, and criteria of Diabetes Mellitus, as well as knowledge of pharmacological and non-pharmacological therapies for Diabetes Mellitus, and understanding of signs and symptoms of hypoglycemia, had improved. This was evidenced by the responses, feedback, and questions posed by participants during the educational sessions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Andri
"Penatalaksanaan DM memiliki hubungan erat dengan kadar gula darah diabetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penatalaksanaan DM dengan kadar gula darah lansia diabetisi. Disain penelitian menggunakan pendekatan crossectional study. Penelitian dilakukan pada 49 orang lansia di kelurahan Cisalak Pasar. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diit dengan kadar gula darah (p value: 0,035), tidak ada hubungan antara latihan fisik dengan kadar gula darah (p value: 0,246), ada hubungan antara minum obat dengan kadar gula darah (p value: 0,011) dan ada hubungan antara pengendalian stres dengan kadar gula darah (p value: 0,007). Analisis multivariat menyimpulkan bahwa elemen penatalaksanaan DM yang dominan adalah minum obat (OR 10,7).

Diabetes Mellitus management has close correlation with blood sugar level of Diabetes patient. The purpose of this study was to examine the correlation between Diabetes Mellitus Management with Blood Sugar Level on Elderly with DM. This is descriptive cross-sectional study, where recruiting 49 elderly people from Cisalak Pasar area. The result shows that there is significant correlation between diet (p value: 0,035), take medication (p value: 0,011), stress management (p value: 0,007) with blood sugar level but no significant correlation between physical exercise (p value: 0,246) with blood sugar level. Multivariate analysis result shows that taking medication is the most predominant element in diabetes management (OR 10,7).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Badriah
"Populasi lansia dengan Diabetes Mellitus (DM) merupakan populasi yang rentan dengan perubahan fisik dan penyakit degeneratif yang dialaminya. Kelompok ini memerlukan bantuan atau dukungan baik secara fisik, ekonomi maupun akses terhadap pelayanan kesehatan. Bentuk dukungan dari masyarakat salah satunya adanya kelompok pendukung. Karya ilmiah akhir ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan kelompok pendukung dalam upaya pengendalian faktor risiko peningkatan gula darah pada aggregate lansia DM. Karya ilmiah akhir ini telah diaplikasikan dalam manajemen pelayanan keperawatan komunitas, asuhan keperawatan komunitas, dan keluarga melalui pengintegrasian teori dan konsep manajemen pelayanan kesehatan, community as partner model, family center nursing model, dan self care model.Hasilnya terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap lansia terhadap upaya pengendalian faktor risiko gula darah yang dibuktikan adanya penurunan gula darah secara signifikan sebanyak 87,5% setelah dilakukan pembinaan oleh kelompok pendukung. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pengembangan intervensi kelompok pendukung lansia dengan penyakit DM.

Elderly population with Diabetes Mellitus (DM) is a vulnerable population with physical changes and degenerative diseases is going through. These groups need help or support physically, economically and access to health services. One of forms of support from the community is a support group. The goal of this study to give an overview of the implementation of support groups in an effort to control risk factors increase in blood sugar in the aggregate of elderly with DM. This study has recently been applied in the management of community nursing services, community nursing, and families through the integration of theory and concepts of health care management, community as a partnermodel, family center nursing model, and self care model. The result is an increase in knowledge, skills and attitudes toward the effort of controlling therisk factors ofblood sugar which is proved bythe declining value ofbloodsugarsignificantlyas many as 87,5%aftertraining by a support group.The result of this study is expected to be a reference to the development of a support group intervention for elderly with DM.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyani
"LATAR BELAKANG: Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar. Data dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang di dunia (IDF, 2011). Salah satu provinsi yang memiliki prevalensi Diabetes yang tinggi adalah Provinsi Banten. Prevalensi DM Provinsi Banten di daerah perkotaan sebesar 5,3% (mendekati angka nasional 5,7%) (Balitbangkes, 2008).
TUJUAN: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon.
DISAIN: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional, yang merupakan analisis data sekunder dari data Program Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2 dan Faktor Risikonya di Kota Cilegon. Data dikumpulkan tahun 2011 dan analisis dilakukan tahun 2012.
HASIL: Prevalensi DM Tipe 2 adalah sebesar 4,4%. Variabel yang terbukti memiliki hubungan dengan kejadian DM Tipe 2 adalah aktivitas fisik (p: 0,032). Orang yang aktivitas sehari-harinya ringan memiliki risiko 2,68 kali untuk menderita DM tipe 2 dibandingkan dengan orang yang aktivitas fisik sehariharinya sedang dan berat (OR: 2,68; 95% CI: 1,11-6,46).

BACKGROUND: Diabetes Mellitus is one of big health problems. Global study showed that diabetician in 2011 had reached 336 millions people (IDF, 2011). One of provinces that had high prevalence of Diabetes Mellitus is Banten Province. The prevalence of Diabetes Mellitus in Banten Province in urban areas is 5,3% (approaching the national prevalence 5,7%) (Balitbangkes, 2008).
OBJECTIVE: The objective of this research was to investigate the risk factors that have correlation with Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) in Citangkil Primary Health Care and Pulo Merak Primary Health Care, Cilegon City.
DESIGN: This research was a quantitative research with cross sectional design. It used the secondary data of T2DM and Its Risk Factors Controlling Program in Cilegon City. Data was collected in 2011 and the analyzing was done in 2012.
RESULT: The Prevalence of T2DM was 4,4%. The variabel that have correlation with T2DM is physical activity (p value: 0,032). People who have low intensity in physical activity has 2,68 times probabilty to get T2DM than people who has middle and high intensity in phisycal activity (OR: 2,68; 95% CI: 1,11-6,46).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Hastuti
"Prevalensi penyakit DM meningkat seiring bertambahnya usia lansia sebagai kelompok yang rentan. Sehingga perlu pemantauan dan pengendalian faktor risiko mencegah terjadinya komplikasi. Karya Ilmiah Akhir ini menggunakan integrasi teori manajemen keperawatan, community as partner, family centre nursing, dan health belief model. Pengkajian pada 30 lansia dengan total sampling. Bentuk intervensi yang digunakan yaitu pembentukan kelompok swabantu dan pendukung, promosi kesehatan, konseling, coaching dan terapi modalitas, dengan media dokumentasi BP2DM. Hasil pre-post intervensi CERDIKK selama 9 bulan menggunakan uji paired t-test dengan nilai p:0.000 memberikan makna ada pengaruh perilaku lansia dalam pengendalian DM, meningkat perilaku kelompok pendukung dan terjadi penurunan kadar gula darah lansia DM 73 mg/dl. Program CERDIKK dinyatakan efektif dalam pemantauan dan pengendalian DM lansia. Diharapkan program ini melibatkan kader dan perawat komunitas secara aktif.

The prevalence of DM increased as ones getting older and are categorized as a vulnerable group. There is a need to monitor and control the risk factors of DM to prevent complication. This scientific paper used the integration of theory management nursing, community as partners, family centered nursing and health belief model. A total sampling of 30 elderlies were involved for the assesment. The intervention used were the self help group and support group, health promotion, counseling, coaching and therapeutic modalities, using media documentation BP2DM. The result of pre-post intervention CERDIKK for 9 months using paired t-test with p:0.000 showed there was significant influence of the the elderly behavior in controlling DM. The increase of support group behavior and the decline in blood sugar levels 73 mg/dl were also evident. CERDIKK program is effective to use in the monitoring and controlling of DM elderlies. It is recommended to actively involve cadres and community nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Istiantho
"Latar Belakang: Diabetes melitus sering disebut penyakit multifaktor di mana faktor-faktor seperti demografi dan status gizi turut mempengaruhi perjalanan penyakit ini. Ternate adalah kota dengan prevalensi DM terbesar kedua di Provinsi Maluku Utara, provinsi dengan jumlah penyandang DM dan toleransi glukosa terganggu paling tinggi di Indonesia dan juga memiliki penduduk dengan ragam sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran demografi dan indeks massa tubuh; dan juga prevalensi DM masyarakat kota Ternate tahun 2008 serta ada atau tidaknya hubungan antara keduanya.
Metode: Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah cross-sectional melalui wawancara terpimpin dengan kuesioner ditambah dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Responden adalah mereka yang berumur 20 tahun ke atas yang tersebar di tiga kecamatan kota Ternate yang dipilih secara acak dengan multi-stage random sampling.
Hasil: Sebanyak 502 orang responden mengikuti penelitian ini. Dari hasil pengumpulan data didapatkan hasil prevalensi DM di kota Ternate tahun 2008 adalah sebesar 19,6% dan didapatkan hubungan bermakna antara DM dengan usia (p<0,001), bentuk keluarga (p=0,033), status gizi (p=0,022), dan pekerjaan (p=0,030). Sedangkan untuk sebaran penduduk, mayoritas responden adalah perempuan (61,8%), berusia 40 tahun ke atas (71,1%), status pernikahan menikah (79%), dan tinggal dalam keluarga inti (80,9%). Sebagian besar dari responden memiliki pendapatan yang tergolong menengah rendah (51%), pendidikan yang tergolong rendah (46,8%), suku Ternate (48,3%), tergolong sebagai obesitas kelas I (37,8%), dan bekerja sebagai ibu rumah tangga (40,5%).
Kesimpulan: Prevalensi diabetes di kota Ternate yang didapat dari penelitian ini belum dapat menggambarkan walaupun mendekati prevalensi diabetes di provinsi Maluku Utara menurut Riskesdas yang cakupan wilayahnya lebih luas. Prevalensi diabetes di kota Ternate berhubungan dengan usia, bentuk keluarga, status gizi, dan pekerjaan.

Background: Diabetes melitus is so called multifactor disease where some factor i.e. demograph and nutritional status play role to the progressivity of this disease. Ternate is the second highest city with DM?s prevalence in North Maluku, the highest province with prevalence of DM and impaired glucosa tolerance, this city has wide social and economical diversity. This study is purposed to know percentage of demograph and body mass index, and also prevalence of DM in North Maluku. This study is also wanted to know whether demograph and body mass index are related to DM.
Method: The method used for collecting data is cross-sectional study through directed interview with physical and laboratory examination. Respondents are they who are more than 19 years old and are scattered in three districts of Ternate. They are randomly chosen by multi-stage random sampling method.
Result: The results are DM?s prevalence in Ternate year 2008 is 19,6% and there is relationship between DM and age (p<0,001), family type (p=0,033), nutritional status (p=0,022), and occupation (p=0,030). Majority of respondents are: women (61,8%), older than 39 years old (71,1%), married (79%), and live with nuclear family (80,9%). Most of them: have mid-lower income category (51%), low educational level (46,8%), Ternate ethnic (48,3%), are class I obese (37,8%), and are housewifes (40,5%).
Conclusion: Prevalence of diabetes in Ternate according to this study can not represent, altough it is close to, the prevalence of diabetes in North Maluku according to Riskesdas which is include larger area. Prevalence of diabetes in Ternate has relationship with age, family type, nutritional status, and occupation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safaruddin
"Pendahuluan: Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit tidak menular (PTM) dengan jumlah populasi tertinggi di Indonesia dan penyebab kematian tertinggi keenam di Indonesia. Dampak dari DM memberikan kerugian kesehatan dari tahun ke tahun, sehingga perlu penanganan yang serius maka dikembangkan inovasi Diet, Senam Kaki dan Relaksasi Benson (DEKADEE).
Tujuan: Memberi gambaran tentang pengaruh Intervensi Keperawatan DEKADEE terhadap pengendalian Kadar gula darah pada lansia diabetisi.
Metode: Studi kasus keluarga dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang melibatkan 10 keluarga sesuai praktik berbasis fakta dan inovasi dalam asuhan keperawatan komunitas pada 44 lansia. Inovasi DEKADEE terdiri 9 sesi selama 14 kali pertemuan. Data sebelum dan sesudah intervensi diukur menggunakan alat pemeriksaan gula darah, perilaku (pengetahuan sikap dan keterampilan), kemandirian, kadar gula darah.
Hasil: Adanya peningkatan perilaku pada keluarga meliputi rerata sebesar 3.95%, sikap rerata sebesar 2.53%, keterampilan rerata sebesar 3.66% dan tingkat kemandirian rerata 2 tingkat sebesar 80% dan 3 tingkat rerata sebesar 20% serta penurunan kadar gula darah 61.045 mg/dl. Hasil Uji T dengan nilai rerata signifikan 0,000 (p<0,05).
Kesimpulan: Terdapat pengaruh Inovasi DEKADEE terhadap pengetahuan, sikap, keterampilan serta adanya pengaruh yang signifikan intervensi DEKADEE pada penurunan kadar gula darah sewaktu di Kelurahan Jatijajar Kota Depok.

Introduction: Diabetes Mellitus (DM) is one of the non-communicable diseases (PTM) with the highest population in Indonesia and the sixth highest cause of death in Indonesia. The impact of DM causes health losses from year to year, so it needs serious treatment, so the Benson Diet, Foot Exercise and Relaxation (DEKADEE) innovation was developed.
Objective: To provide an overview of the effect of DEKADEE Nursing Intervention on controlling blood sugar levels in elderly people with diabetes.
Methods: A family case study with a family nursing care approach involving 10 families according to fact-based practices and innovations in community nursing care for 44 elderly people. DEKADEE's innovation consists of 9 sessions of 14 meetings. Data before and after the intervention were measured using blood sugar checkers, behavior (knowledge, attitudes and skills), independence, and blood sugar levels.
Results: There was an increase in family behavior including an average of 3.95%, an average attitude of 2.53%, an average skill of 3.66% and an average level of independence of 2 levels of 80% and 3 levels of an average of 20% and a decrease in blood sugar levels of 61,045 mg/dl. T test results with a significant mean value of 0.000 (p <0.05).
Conclusion: There is an effect of DEKADEE's innovation on knowledge, attitudes, skills and a significant effect of DEKADEE's intervention on reducing blood sugar levels while in Jatijajar Village, Depok City.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>