Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146368 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perubahan secara psikis dan fisiologi yang terjadi pada lansia akan menimbulkan
pengaruh nada seluruh aspek kehidupan, khususnya pada lansia yang tinggal di panti.
Penitipan atau keputusan yang diambil sendiri oleh lansia untuk tinggal di panti masih
menimbulkan perdebatan di rnasyarakat, sebagian masyarakat ada yang beranggapan
bahwa penitipan Iansia di panti menyalahi tradisi dan nilai agama. Lansia yang memilih
tinggal di panti atau dititipkan oleh keluarganya akan menyebabkan lansia tersebut harus berpisah dengan keluarga dan lingkungan yang selama ini begitu dekat dan akrab dalam kehidupan lansia sehari-hari dalam waktu yang lama dan harus beradaptasi kembali dengan lingkungan yang baru. Lansia yang tinggal di panti bisa memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap keluarganya yang tinggal di rumah. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi persepsi Iansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Dharma Bekasi terhadap keluarga yang tinggal di rumah. Populasi yang di ambil yaitu lansia yang tinggal di PSTW Budhi Dhanna Bekasi, dan pengambilan sampel sebanyak 30 orang lansia berdasarkan metode “Consecutive sampling? Data diperoleh melalui pengisian kuesioner atas persetujuan responden, dan kemudian data tersebut di analisa dengan rnengunakan minus Distribusi frekuensi / Tendensi sentral untuk mendapatkan nilai mean, median, modus, dan standart deviasi serta pengolahan data di bantu dengan software SPSS versi 10.0 for Windows. Kesimpulan akhir dari hasil analisa data di peroleh bahwa 90 % lansia yang tinggal di PSTW Budhi Dharma Bekasi memiliki pesepsi positif terhadap keluarganya yang tinggal di rumah."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5225
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Adanya perubahan pada struktur dan fungsi tubuh, penurunan kemampuan individu berfungsi atau berperan dal am komunitas akan mempengaruhi kehidupan lansia pada umumnya. Faktor internal yaitu usia, perubahan fisik dan perubahan psikososial dan faktor ekstemal yaitu keluarga dengan Iansia dan lingkungan Sosial akan rnempengaruhi alasan lansia tinggal di panti. Penelitian ini bertuj uan rnengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi lansia tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW). Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana. Sampel penelitian adalah semua lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang berjumlah 30 responden (N=30) dengan menggunakan kuesioner dan metode random sampling, dengan kriteria dapat membaca, menulis dan dapat berkomunikasi dengan baik serta tidak mengalami gangguan mental dan proses fikir. Penelitian ini bertempat di PSTW RIA Pembangunan Cibubur-Jakarta Timur. Kuesioner berisi data demografi yang melipuli usia, jenis kelamin, pendidikan, lama tinggal di pami, penyakit yang pernah diderita dan adakah gangguan pergerakan (lumpuh), dan penanyaan zentang alasan lansia linggal di PSTW, sebanyak IS pertanyaan. Data diolah dengan mcnggunakan metode 5!&iiSl;k iendensi scntral yaitu mean. Hasil perhitungan diperoleh faktor-faktor yang menjadi alasan lansia tinggal di PSTW adalah pengaruh faktor keluarga rata-rata 2O,50, faktor psikologis diperoleh rata-rata 24,97 dan faktor lingkungan Sosial rata-rata 13;80. Hasil persentasenya faktor keluarga 35,68%, faktor psikologis 41,43% dan faktor Iingkungan sosial 22,89%. Jadi kesimpulannya adalah faktor yang sangat mempengaruhi alasan lansia tinggal di PSTW RIA Pembangunan Cibubur - Jakarta Timur adalah faktor psikologis"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5122
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Indriani
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kepuasan hidup (life satisfaction) pada lansia dini yang tinggal bersama anak, lansia dini yang tinggal sendiri atau bersama pasangan (mandiri), dan lansia dini yang tinggal di panti werdha. Pengukuran kepuasan hidup menggunakan alat ukur Life Satisfaction index A (Neugarten, et.al, 1961). Partisipan berjumlah 45 orang lansia dini yang memiliki karakteristik usia 65-74 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan kepuasan hidup yang signifikan antara lansia dini yang tinggal mandiri, lansia dini yang tinggal bersama anak, dan lansia dini yang tinggal di panti werdha (F=3,371 P=0.044, signifikan pada L.o.S 0.05). Selain itu hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa terdapat juga perbedaan kepuasan hidup di antara kedua jenis kelamin dalam penelitian ini dengan signifikansi (P=0,013 pada L.o.S 0.05).

This research was conducted to gain insight about life satisfaction among young elderly who live with their children, young elderly who live alone or with his/her spouse (live independent), and young elderly who stay in nursing home. Life satisfaction in this research was measured using an instrument named Life Satisfaction index A (Neugarten, et.al, 1961). The participants of this research are 45 young elderly who have characteristic of 65-74 years. The main results of this research indicates that there are significant differences in life satisfaction among young elderly who live with their children, young elderly who live independent, and young elderly who stay in nursing home (F=3,371; p = 0.044 significant at L.o.S 0.05). Addition results show that there are also diffenrences in life satisfaction between the sexes in this study with siginificance (p=0.013 at L.o.S 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Rita Arie Radyaswati
"ABSTRAK
Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia menjadi bagian persoalan
yang harus disikapi secara lebih serius. Masa lansia hampir selalu identik
dengan bermacam-macam perubahan yang mengarah pada kemunduran
fungsi-fungsi fisik maupun psikologis. Perubahan kehidupan masyarakat
yang semakin individualis, bergesernya nilai dan cara pandang terhadap
lansia berpengaruh terhadap kehidupan pribadi yang menimbulkan berbagai
masalah bagi lansia dalam memenuhi harapan dan kebutuhan-kebutuhan
guna mencapai kepuasan hidupnya.
Kepuasan hidup merupakan harapan dan tujuan semua manusia
dimanapun mereka tinggal, tidak memandang usia, jenis kelamin maupun
status. Namun demikian melihat karakterististik kebutuhan-kebutuhannya,
faktor status tidak menikah dan tinggal di sebuah panti wreda menjadikan
aspek yang menarik untuk diteliti.
Di dalam teori aktifitas mengemukakan bahwa kepuasan hidup
ditentukan bagaimana lansia merasakan kepuasan hidup dengan
mempertahankan keaktifan secara berkesinambungan sepanjang hidupnya.
Neugarten (dalam Kausler 1982) mengidentifikasi kepuasan hidup melalui
lima komponen dalam Life Satisfaction Index, yang terdiri dari komponen
Zest fo r Life; Resolution and Fortitude; Achieved Goals; Optimistic Mood
Tone dan Positive Self-Concept.
Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana kepuasan hidup
wanita lansia yang tidak menikah dan tinggal di Panti Wreda Kristen Hana.
Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mengungkap bagaimana mereka
menghayati kepuasan hidupnya. Peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dengan subyek 5 orang lansia yang mempunyai karakteristik
sesuai tujuan penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak semua subyek
merasakan kepuasan hidup. Beberapa subyek yang mempunyai kepuasan
hidup tinggi, pada umumnya memenuhi aspek-aspek dalam komponen
kepuasan hidup. Mereka antusias dalam menjalani hidup saat ini;
mempunyai penerimaan diri yang baik, bertanggung jawab, dapat
memaknai dan memberi arti dalam hidupnya serta sikap positif terhadap
kematian. Mereka juga merasakan tercapainya harapan-harapan dalam
hidupnya, optimis dan mempunyai respon positif dalam berbagai situasi
serta konsep diri positif Beberapa hal bertentangan terjadi pada beberapa
subyek yang mempunyai kepuasan hidup rendah. Beberapa aspek dalam
komponen kepuasan hidup tidak dapat dirasakan oleh beberapa subyek
yang mempunyai kepuasan hidup rendah. Sedangkan kesamaan ditemukan
pada semua subyek bahwa mereka masing-masing mengalami masalah
kemunduran baik secara fisik, ekonomi maupun psikologis. Mereka juga
tidak mempunyai ikatan yang kuat baik dengan saudara sedarah maupun
teman, dimana secara teoritis pada mereka yang tidak menikah mempunyai
kebutuhan-kebutuhan tinggi akan hal tersebut. Perbedaan utama terletak
pada penghayatan masing-masing subyek terhadap kehidupannya.
Lebih lanjut kemudian dapat ditemukan suatu benang merah dari
hasil variasi kepuasan subyek dalam setiap komponen kepuasan hidup yang
terkait dengan teori aktifitas. Disamping aktifitas berkesinambungan
sebagai kepuasan hidup, perasaan subyektifitas wanita lansia dalam
memaknai aktifitas dan peristiwa dalam hidupnya merupakan hal penting
dan tampak berperan dalam kepuasan hidup mereka"
2007
T37819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Widyawati
"ABSTRAK
Manusia selalu merasakan kekurangan pada dirinya sehingga
kebutuhan untuk menutupi kekurangannya itu pun selalu mewarnai
kehidupannya. Kebutuhan ini dapat distimulasi oleh proses internal, tetapi
lebih sering oleh faktor-faktor lingkungan (Murray, 1938, dalam Hall & Lindzey,
1985).
Salah satu faktor lingkungan manusia adalah keluarga. Keluarga
merupakan lingkungan primer yang di dalamnya terjalin interaksi yang
mendalam. Seorang anak perlu mengalami iklim keluarga yang menyenangkan
sepanjang masa kanak-kanaknya. Lingkungan keluarga yang menyenangkan
adalah lingkungan yang mampu menyediakan kehangatan dan penerimaan
terhadap anak. Iklim rumah yang positif biasanya menjalankan disiplin yang
konsisten, menimbulkan kompetensi sosial dan emosional, dan responsif
terhadap kebutuhan pertumbuhan anak (Turner & Helms, 1995).
Namun demikian, banyak anak yang tidak memperoleh pengalaman
berada di lingkungan keluarga yang seharusnya. Mereka harus berpisah dari
orangtua dan menjalani masa kanak-kanak dan remaja di panti asuhan. Panti
asuhan memang dapat memenuhi banyak kebutuhan remaja, tetapi anak asuh
tidak dapat terus menggantungkan hidupnya pada panti asuhan. Begitu
menyelesaikan sekolah, anak asuh diharapkan sudah mampu untuk mandiri dan
menentukan pilihan hidupnya. Dengan kata Iain tuntutan hidup mereka lebih
berat daripada remaja yang bingung dalam di rumah bersama orangtuanya
Remaja, baik yang tingal di panti asuhan maupun di rumah bersama
orangtua, dituntut untuk menyesuaikan diri dengan banyak perubahan pada
dirinya. Walaupun demikian, tidak mudah bagi remaja untuk merencanakan
masa depannya. Sering ditemui remaja bingung dalam menentukan langkah dan
kesulitan dalam mengemukakan keinginannya.
Masa remaja juga ditandai dengan adanya kebutuhan. Para ahli sepakat
tentang adanya kebutuhan yang khas bagi remaja. Belum ada kesepakatan
tentang apa bentuk kebutuhan yang khas itu dan mana kebutuhan yang menonjol. Kalaupun ada ahli yang mengemukakan tentang kebutuhan remaja,
kebutuhan-kebutuhan itu tidak pasti dapat diberlakukan bagi seluruh remain.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
kebutuhan remaja yang tinggal di panti asuhan. Penelitian dilakukan di Jakarta,
yaitu membandingkan kebutuhan antara remaja yang baru tingal di panti
asuhan dengan yang lama tinggal di panti asuhan, antara remaja panti asuhan
perempuan dengan laki-laki, dan antara remaja panti asuhan dengan remaja non
panti asuhan.
Pengambllan subyek dilakukan dengan teknik incidental sampling. Subyek
adalah penghuni panti asuhan dan bukan penghuni panti asuhan yang berusia
15 sampai 19 tahun. Subyek sejumlah 35 orang berasal dari Panti Asuhan
Tanjung Barat di Tanjung Barat, Panti Asuhan Al-Khairiyah di Terogong, Panti
Asuhan Jos Sudarso di Cilandak, dan Panti Asuhan Harapan Remaja di
Rawamangun. Subyek yang tinggal bersama keluarga di luar panti asuhan
berjumlah 45 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah Edwards
Personal Preference Schedule (EPPS) dan pertanyaan terbuka untuk menambah
analisis data. Dalam analisis data digunakan analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan remaja yang tinggal di panti
asuhan dan yang tidak tinggal di panti asuhan yang menonjol adalah kebutuhan
afiliasi. Kebutuhan remaja yang tinggal di panti asuhan yang paling tidak
menonjol adalah kebutuhan dominasi, sementara bagi remaja yang tidak tinggal
di panti asuhan adalah kebutuhan untuk patuh (need for deference). Baik pada
remaja perempuan maupun remaja laki-laki yang tinggal di panti asuhan
memiliki kebutuhan afiliasi yang menonjol dan kebutuhan dominasi yang sangat
tidak menonjol. Begitu pula pada penghuni yang baru maupun yang lama pada
panti asuhan.
"
1999
S2566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah Nur Illahiyah
"Depresi merupakan masalah psikologis paling umum pada lansia yang dapat mengakibatkan kualitas tidur lansia terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi dengan kualitas tidur pada lansia. Studi cross sectional dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Cengkareng, Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden sebanyak 62 lansia. Instrumen yang digunakan ialah GDS (Geriatric Depression Scale) 15 pertanyaan untuk mengkaji depresi dan PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) untuk menilai kualitas tidur. Hasil penelitian menunjukan 67.7% lansia mengalami depresi dan 62.9% lansia mengalami kualitas tidur buruk. Ada hubungan yang signifikan antara depresi dengan kualitas tidur (p = 0.004, OR 5.943). Lansia yang depresi memiliki peluang 5.943 kali untuk mengalami kualitas tidur yang buruk daripada lansia yang tidak depresi. Saran dari penelitian ini ialah perlunya peran perawat untuk melakukan screening kesehatan khsusnya terkait depresi dan kualitas tidur pada seluruh lansia yang tinggal di panti
Depression is the most common psychological problem among elderly whict can result in disturbed sleep quality’s elderly. This study purposes to determine the relationship between depression and sleep quality in the elderly. This cross-sectional study was done at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Cengkareng, Jakarta Barat. This research used total sampling method with 62 elderly as respondents. The instrument used was GDS (Geriatric Depression Scale) 15 questions to assess depression and PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) to assess sleep quality. The results showed 67.7% of elderly experienced depression and 62.9% of elderly has poor sleep quality. The results of the study showed there are a significant relationship between depression and sleep quality (p = 0.004, OR 5.943). Elderly with depression were 5.943 time to have bad sleep quality than elderly without depression. The suggestions of this study that is need the role of nurses to do health screening specifically related to the depression and sleep quality problem in all elderly at nursing homes."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Warsini
"Pengajian adalah kegiatan berkelompok yang sangat bermanfaat bagi lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi lansia terhadap manfaat aktifitas pengajian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif eksploratif dan melibatkan 30 responden di Kelurahan Cempaka Baru.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner kepada responden. Dari penelitian ini didapalkan hasil yaitu seluruh lansia memiliki persepsi positif terhadap manfaat pengajian yang berani seluruh responden merasakan manfaat dari pengajian (yaitu sebesar 100 %). Sedangkan manfaat pengajian yang dapat diambil dari kegiatan pengajian adalah manfaat support system, peningkatan upaya penyelesaian masalah, meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, konsep diri positif atau penghargaan pada diri sendiri, melatih fungsi tubuh , semangat hidup dan sikap positif saat menghadapi masalah.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5008
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yaslina
"Lansia stroke membutuhkan dukungan dan peran keluarga dalam pemulihannya. Proses pemulihan stroke yang lama dapat menimbulkan stres pada keluarga akibat kurangnya informasi yang dibutuhkan keluarga dalam perawatan di rumah, oleh karena itu kelompok pendukung sebagai salah satu intervensi bagi keluarga lansia stroke.
Karya Ilmiah bertujuan mengetahui gambaran pelaksanaan intervensi kelompok pendukung untuk meningkatkan kemampuan keluarga pada perawatan di rumah bagi aggregate lansia stroke di Kelurahan Pasir Gunung Selatan.
Hasil inovasi ini didapatkan ada peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta kemandirian keluarga lansia stroke melalui kelompok pendukung. Kelompok pendukung diperlukan dalam meningkatkan kemampuan keluarga pada perawatan di rumah bagi lansia stroke.

Elderly with stroke need support and the role of family in recovery. A long stroke recovery process can caused stress on families due to lack of information needed in a family home care, therefore the support group as one of the families intervention for elderly stroke family.
This study aims to describe of the implementation of the support group to improve the ability of families in home care for elderly stroke aggregates in the village of Pasir Gunung Selatan.
The results of this innovations have gained increased knowledge, skills and attitudes as well as the independence of elderly stroke families through support group. Support groups is needed to improve the ability of the families to care at home for the elderly stroke.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sari
"ABSTRAK
Depresi adalah penyakit yang seringkali tidak terdeteksi namun secara nyata menurunkan kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 01 dan 03 Jakarta Timur. Desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan menggunakan teknik random sampling pada 143 responden lansia. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Geriatric Depression Scale (GDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40,6 % lansia menderita depresi, terdiri dari lansia dengan depresi ringan 25,9% dan yang depresi berat ada 14,7%. Hasil penelitian menyarankan agar pihak panti memberikan bekal ilmu dan pelatihan kepada para petugas di panti untuk menangani lansia depresi.

ABSTRACT
Depression is a disease that is often not detected but significantly decreased quality of life for the elderly. The purpose of this study was describing the level of depression in the elderly in Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 01 and 03 East Jakarta. This is a descriptive research design using simple random sampling technique in 143 elderly respondents. Research instrument used was the Geriatric Depression Scale (GDS). The results showed that 40.6% elderly suffering from depression, consisting of elderly people with minor depression 25.9% and 14.7% have major depression. The results suggest that the institution provides knowledge and training provision for officials dealing with the depressed elderly in institution of elderly."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>