Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124779 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhyatma S. Baskara
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh rancangan usulan cluster scorecard sebagai kerangka pengukuran kinerja dan perencanaan strategi pengembangan klaster industri baja. Tahapan yang digunakan adalah penerjemahan visi, misi, tujuan dan strategi klaster, penentuan sasaran strategis dan ukuran kinerja, pemilihan perspektif dan indikator cluster scorecard, pembobotan perspektif dan indikator terpilih menggunakan analytical hierarchy process, perencanaan serta penetapan target masing-masing KPI dan menyelaraskan inisiatif-inisiatif strategis. Hasil akhir dari perancangan adalah kerangka cluster scorecard dengan perspektif skill, knowledge, economic dan cluster process yang akan digunakan untuk pengukuran kinerja klaster.

The objective of this research is to obtain the cluster scorecard proposed design as performance measurement framework and strategy development planning of steel industry cluster. Stages of the translation used is the vision, mission, goals and strategy cluster, the determination of strategic goals and measure performance, the selection indicator cluster perspective and scorecard, weighting perspective and using the indicators selected Hierarchy Process analytical, planning and determination of the target each KPI and coordinate initiatives - strategic initiatives. The end result of the design is a cluster framework scorecard perspective with skill, knowledge, economic and cluster process that will be used for measuring the performance cluster."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sadiqin Wan Kurnia
"Perubahan dalam dunia usaha yang cepat, adanya regulasi dalam lingkungan hidup, serta adanya agenda reformasi yang menuntut perubahan pada pemerintahan, meningkatkan kebutuhan akan jasa konsultan. Di sisi lain, berkembangnya usaha jasa konsultan, munculnya pendatang baru, serta masuknya konsultan asing semakin meningkatkan persaingan antar perusahaan jasa konsultan. Semakin kompetitifnya dunia usaha jasa konsultan, memaksa perusahaan jasa konsultan untuk dapat bersaing dengan melaksanakan inisiatifinisiatif yang dapat meningkatkan kinerja perusahan. PT X sebagai salah satu perusahan jasa konsultan, juga menghadapi hal tersebut. PT X dituntut untuk merumuskan inisiatif yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk merumuskan inisiatif tersebut adalah balanced scorecard. Kelebihan balanced scorecard dibandingkan metode lain adalah balanced scorecard dapat menerjemahkan visi dan strategi perusahaan menjadi inisiatif.
Dalam merumuskan inisiatif strategis PT, X ada beberapa langkah yang dilaksanakan. Pertama, menerjemahkan visi dan strategi perusahaan menjadi sasaran strategis yang ingin dicapai. Sasaran strategis yang dirumuskan sangat dipengaruhi oleh karakter dan bidang usaha PT X. Kedua, menentukan prioritas sasaran strategis dengan menggunakan proses hirarki analitik. Ketiga, menentukan indikator kinerja untuk tiap sasaran strategis.
Beberapa indikator generik dapat digunakan, sedangkan indikator lainnya disesuaikan dengan karakter dan bidang usaha PT X. Keempat, merumuskan inisiatif strategis untuk mencapai atau meningkatkan pencapaian sasaran strategis. Dengan menggunakan kerangka balanced scorecard, diusulkan beberapa inisiatif strategis pada tiap perspektif balanced scorecard yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja PT X.

Rapid changes in business, environmental regulation for industry, and reformation agenda that demand changes in government, increase the needs for consultant service. On the other hand, the business growth of consultant service, the emergence of new comers and foreign consultant company, increase competition between consultant company. The more competitive the world of consultant service, pushed consultant company to survive in competition by deploying initiatives that can improves performance. X Inc. as one of the consultant company, also face that problems. X Inc. has to formulate initiatives that can improve its performance.
One of method that can be used to formulate initiatives is balanced scorecard. The superiority of balanced scorecard is that it can translate company's vision and strategy into initiative, while other method can't.
In formulating strategic initiatives of PT X, there are several steps that must be done. First, translating company?s vision and strategy into strategic objectives. PT X's strategic objectives is depend on its character and its core business. Second, determining the priority of strategic objectives using analytic hierarchy process. Third, determining performance indicators for each strategic objectives.
Some generic indicators could be used, but others must be adjusted to PT X's character and core business. Fourth, formulating strategic initiatives to gain or improve in achieving strategic objectives. Using balanced scorecard, there are several initiative strategic that is proposed in each perspective of balanced scorecard that hopefully can improve performance of PT X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Marsudi
"Balanced scorecard merupakan seperangkat target kinerja dan sebuah pendekatan kepada pengukuran kinerja, dari sisi keuangan dan nonkeuangan, dengan keempat perspektifnya yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis intemal serta pembelajaran dan pertumbuhan, yang menekankan pada pencapaian semua tujuan organisasi yang berhubungan dengan tujuan primer dan tujuan sekunder, sehingga tercapai keseimbangan.
Perancangan balanced scorecard di PT XYZ dilakukan dengan merumuskan sasaran strategis pada setiap perspektif dan menentukan ukuran pencapaiannya, yang diturunkan dari visi dan strategi perusahaan. Sasaran strategis kemudian diberi prioritas kepentingan menurut para pembuat keputusan di perusahaan. Pemberian prioritas dilakukan dengan melode proses hirarki analitik.
Hasil dari penelitian ini adalah berupa rancangan balanced scorecard, yang terdiri dari sasaran strategis, ukuran pencapaian sasaran strategis dan inisiatif strategis pada keempat perspektif balanced scorecard, dengan pemberian bobot pada sasaran strategis masing-masing perspektif yang memudahkan pemisahan melihat prioritas dari pencapaian sasaran-sasaran strategis tersebut. Prioritas perspektif balanced scorecard di PT. XYZ berdasarkan bohot adalah perspektif keuangan (O.467), pelanggan (0.303), proses bisnis internal (0.164) dan pembelajaran dan pertumbuhan (0.066).

Balanced scorecard is a set of performance target and an approach to performance measurement, financial and nonfinancial, with four perspectives: financial, customer, internal business, and learning and growth, that stresses meeting all the organization's objectives, hence the balance.
The Balanced scorecard designed process at PT XYZ is started by generate the strategic targets in four perspectives balanced scorecard and determine the key performance indicator, that formulated based on the company's vision and strategies. The strategic target is given priority by the decision maker in the company. The giving priority process uses the analitical herarchy process (AHP) method.
The result of this reseacrh is the balanced scorecard design, that consists of strategic targets, key performance indicators and strategic initiatives in four perspectives balanced scorecard. lt includes the weighting of the strategic targets, that helps the company to analyze the priority and achieves its. The priorities of balanced scorecard 's perspectives at PT XYZ, based on weighting, are financial perspective (0.467), customer ( 0.303), internal business process (0, 164) and learning and growth ( 0.066).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emelia Sari
"Dalam dunia bisnis terdapat kebutuhan terhadap sebuah strategi yang didefinisikan dengan baik. Tingkat kecepatan perubahan dan tekanan yang dihadapi menuntut organisasi harus mampu merencanakan dan menjelaskan bagaimana mendapatkan keuntungan kompetitif yang merupakan esensi dari strategi. Maintenance Scorecard (MSC) digunakan untuk mengukur kinerja sekaligus menerjemahkan tujuan perusahaan ke dalam berbagai ukuran atau indikator-indikator yang tersusun dalam enam perspektif: productivity perspective, cost effectiveness perspective, safety perspective, quality perspective, learning perspective, dan environmental perspective.
Sebagai sebuah metodologi yang berdasarkan pengukuran kinerja, MSC dibangun dalam penggunaan indikator manajemen yang dikenal sebagai Key Performance Indicator (KPI) untuk menuju pada pengembangan dan implementasi strategi. Aplikasi teknik manajemen asset berbeda antara satu industri dengan industri yang lain. PT EMHO adalah sebuah organisasi maintenance contracted services di bidang pertambangan. Tujuan PT EMHO adalah mencapai voice of customer berupa availability dan voice of business berupa optimum life-cycle costing.
Untuk dapat mencapai hal tersebut diperlukan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan. Penggunaan MSC dalam pengukuran kinerja di PT EMHO diharapkan mampu menjabarkan visi, misi dan strategi menjadi kerangka kerja yang jelas dan terukur, sehingga dapat mengukur keberhasilan pencapaian implementasi strategi. Selanjutnya bobot kontribusi masing-masing KPI ditentukan dengan metode Analytical Hierarchy Process sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi KPI yang paling berpengaruh terhadap pencapaian suatu tujuan.
Dari hasil proses perancangan MSC pada level corporate, strategic dan functional diperoleh 50 KPI yang direkomendasikan, yaitu 15 KPI pada productivity perspective, 10 KPI pada cost effectiveness perspective, 10 KPI pada quality perspective dan 15 KPI pada learning perspective. Dari hasil pembobotan diketahui KPI yang paling besar bobotnya pada setiap level, yaitu: Quality Perspective, Percentage of Benchmarks Achieved, Percentage of Target Achieved, dan Mean Time First Stoppage After Preventive Maintenance.

In the bussiness world there is a need for a well-defined strategy. The rate of changes and pressures that should be faced by companies have urged them to be able to plan and describe how to gain the competitive advantages, which is the essential meaning of strategy. Maintenance Scorecard (MSC) is applied to measure the performance, interpretes the company goal into several dimensions or indicators that are arranged in six perspectives; productivity perspective, cost effectiveness perspective, safety perspective, quality perspective, learning perspective, dan environmental perspective.
As a performance measurementbased methodology, MSC is built with the application of management indicators, known as Key Performance Indicators (KPI) towards the development and implemetation of strategy. The application of management assets techniques from one industry to other industry are not similar each others. PT EMHO is maintenance contracted services organization in mining sector. The goal of PT EMHO is to achieve voice of customer, in form of availability, and voice of business in form of optimum lifecycle costing.
In order to achieve all those things, it is required to have an accurate strategy and appropriate with the company business condition. The application of MSC in the performance measurement in PT EMHO is expected able to describe the vision, mission, and strategy in a clear and measurable work-frame, so we can measure the rate of achievement of strategy implemented. KPI is determined with Analytical Hierarchy Process method so it is possible to identify what KPI has influence most in achieving the goal.
From the result of MSC design process at the corporate, strategic and functional level, there are 50 KPI's recommended, where 15 KPI at productivity perspective, 10 KPI at cost effectiveness perspective, 10 KPI at quality perspective and 15 KPI at learning perspective. From the result of weighing of KPI's it is found that the most influencing KPI's at all levels are Quality Perspective, Percentage of Benchmarks Achieved, Percentage of Target Achieved, and Mean Time First Stoppage After Preventive Maintenance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T41067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The design of maintenance scorecard and application ofanalytical hierarchy process. Method in determining of Weight of Key Performance Indicator. In the business world there is a tangible need for a welldefined strategy, Maintenance Scorecard (MSC) is applied to measure the performance, interpretes the company goal info several domensions or indicators that are arranged in six perspective; productivity, cost effectiveness, safety, quality, learning and environmental. As a methodology MSC is bulit with the application of management indicators known as Key Performance Indicators."
620 JUTEK 2:2(2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Banyaknya pilihan Free Open Source Software (FOSS) dengan beraneka ragam kualitas menyulitkan kita memilih FOSS yang tepat untuk memenuhi kebutuhan kita. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode untuk membantu dalam memilih FOSS yang tepat. Paper ini bertujuan untuk mengemukakan suatu kerangka kerja (framework) yang dapat memberikan tuntunan atau bantuan dalam memilih FOSS. Kerangka kerja yang diajukan ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process untuk membantu proses pemilihan solusi.
"
[Fakultas llmu Komputer UI, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djemi
"Industri farmasi merupakan salah satu industri yang memiliki banyak aturan yang ketat. Oleh sebab itu, proses pemeliharaan mesin-mesin dan fasilitas menjadi salah satu perhatian utama manajemen perusahaan. Saat ini, belum banyak penelitian yang dikhususkan untuk menilai kinerja manajemen pemeliharaan di industri farmasi. Melalui penelitian ini, penulis berusaha mencari, mengelompokkan, dan membobotkan kriteria utama dan subkriteria dalam penilaian kinerja manajemen pemeliharaan di industri farmasi. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah para manajer pemeliharaan di beberapa perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia. Untuk melakukan pembobotan pada kriteria utama dan subkriteria digunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
Hasil akhir dari penelitian ini adalah model hirarki keputusan untuk penilaian kinerja manajemen pemeliharaan di industri farmasi yang berupa kriteria utama dan subkriteria penilaian beserta bobotnya. Untuk memperjelas penggunaan model hirarki keputusan tersebut, diberikan contoh model hipotesis berikut analisis sensitivitasnya.

Pharmaceutical industry is one of some high-regulated industries. that is why the maintenance of machines and facilities becomes highly concerned by the company management. today, there are only few researches on performance measurement of maintenance management in pharmaceutical industry. in this research, the writer search, classify and weight the criteria and sub criteria for measuring performance of maintenance management in pharmaceutical industry. respondents of this research are managers of soma pharmaceutical companies operating in indonesia. In order to weight the criteria and sub criteria, analytic hierarchy process (ahp) is used.
The result of this research is a model of decision hierarchy for performance measurement of maintenance management in pharmaceutical industry, containing criteria and sub criteria with their weights. the implementation of the model is illustrated by an example of hypothesis model and its sensitivity nalysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adithra Rafdi Hafiz Arrasyad
"Penelitian ini membahas mengenai indikator untuk pemilihan perusahan shipping line. Evaluasi ini diperlukan karena semenjak pandemi COVID-19 yang melanda pada tahun 2020, kegiatan ekspor impor mengalami penurunan volume sebesar 420 juta ton, dan banyak perusahaan pengiriman yang harus berjuang dengan penutupan dan kemacetan pelabuhan, kekurangan tenaga kerja, kesulitan dengan pemanfaatan kapasitas, serta kurangnya kontainer pengiriman baru. Yang menyebabkan kenaikan biaya pengiriman barang. Beberapa perusahaan shipping line juga sudah melakukan berbagai strategi untuk beradaptasi dengan pandemi COVID-19, seperti membuka sistem pemesanan dan pelacakan secara online, dan membuka depot yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk mencari indikator-indikator yang mempengaruhi sebuah bisnis atau perusahaan dalam memilih shipping line sebagai partner mereka dalam mengirim barang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah AHP, dimana sebuah kuesioner dilakukan kepada beberapa ahli untuk menilai faktor-faktor yang sudah ditentukan. TOPSIS juga digunakan dalam penelitian ini sebagai contoh penggunaan model AHP yang telah dibuat. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Waktu Pengiriman, Ukuran Kapal, dan Keandalan merupakan tiga faktor terpenting dalam pemilihan shipping line. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan shipping line sesuai dengan hasil penelitian ini adalah memodifikasi urutan kunjungan pelabuhan, melakukan taktik cut and run, dan melakukan investasi untuk kapal yang lebih besar.

This study discusses the indicators for the selection of shipping line companies. This evaluation is necessary because since the COVID-19 pandemic that hit in 2020, export-import activities have decreased in volume by 420 million tons, and many shipping companies have had to struggle with port closures and congestion, labor shortages, difficulties with capacity utilization, and lack of capacity. new shipping container. Which causes an increase in shipping rate. Several shipping line companies have also implemented various strategies to adapt to the COVID-19 pandemic, such as opening an online ordering and tracking system, and opening new depots. This study aims to find indicators that influence a business or company in choosing a shipping line as their partner in sending goods. The method used in this research is AHP, where a questionnaire is conducted to several experts to assess the factors that have been determined. TOPSIS is also used in this study as an example of using the AHP model that has been created. The results obtained from this study are Delivery Time, Vessel Size, and Reliability are the three most important factors in choosing a shipping line. The strategies that can be carried out by shipping line companies according to the results of this study are modifying the order of port visits, employ cut and run tactics, and investing for an increase in vessel size.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Pratama Hendra Surya
"Sebagai bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia, Direktorat Polisi Air (Ditpolair) memiliki tugas untuk memberikan bantuan kepada korban bencana alam, memberikan dukungan operasional kepada internal Polri dan Kementerian atau Lembaga Negara. Dengan sumber daya yang tersedia, Direktorat Polisi Air harus mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara efektif dan efisien, yang dimana kondisi Direktorat Polisi Air saat ini belum memiliki kapal medis atau kapal bantu rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pilihan kapal rumah sakit dengan kriteria dan subkriteria yang sudah ditentukan dari para ahli yang berfungsi untuk memenuhi tugas pokok dan fungsi dari Direktorat Polisi Air menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Hasil yang didapatkan dari 4 alternatif yaitu KRI dr. Soeharso-990, KRI Makassar-590, KRI Banjarmasin-592, dan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992, merupakan kapal KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 yang terpilih sebagai acuan spesifikasi alternatif kapal yang paling optimal untuk mendukung tupoksi Direktorat Polisi Air.

As part of the National Police of the Republic of Indonesia, the Water Police Directorate (Ditpolair) has the task of providing assistance to victims of natural disasters, providing operational support to the National Police and Ministries or State Institutions. With the available resources, the Water Police Directorate must be able to carry out its main tasks and functions effectively and efficiently, in which case the Water Police Directorate currently does not have a medical ship or hospital auxiliary ship. This research aims to provide an alternative choice of hospital ship with criteria and sub-criteria that have been determined by experts whose function is to fulfill the main tasks and functions of the Water Police Directorate using the Analytical Hierarchy Process (AHP) and Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) methods. The results obtained from 4 alternatives, namely KRI dr. Soeharso-990, KRI Makassar-590, KRI Banjarmasin-592, and KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992, is the KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 was chosen as the most optimal alternative ship specification reference to support the main duties and functions of the Water Police Directorate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>