Ditemukan 89 dokumen yang sesuai dengan query
Fayi Firjatullah Widyadhana
"TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial terbesar di dunia yang mengubah cara kita bersosialisasi di internet. Dorongan untuk tetap mendapat informasi tentang apa yang dilakukan orang lain adalah karakteristik yang menentukan dari rasa takut ketinggalan (FOMO), yang didefinisikan sebagai kekhawatiran berulang bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga dimana individu tersebut tidak terlibat di pengalaman tersebut (Przybylski et al., 2013). Sedangkan menurut Dictionary of Psychology yang diterbitkan oleh American Psychological Association (n.d.), materialisme adalah seperangkat keyakinan yang mengutamakan kesuksesan dan kenyamanan finansial. Penelitian ini membahas hubungan antara mengonsumsi TikTok dengan FOMO, dan materialisme. Peserta (n = 381) direkrut melalui diseminasi online. Data dihitung menggunakan Korelasi Pearson untuk menentukan signifikansi korelasi. Berdasarkan analisis, penelitian menemukan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara FOMO dan mengonsumsi TikTok dan korelasi positif yang signifikan antara materialisme dan mengonsumsi TikTok. Ini menunjukkan bahwa mengonsumsi TikTok yang tinggi mungkin dapat meningkatkan FOMO seseorang dan membuat individu tersebut lebih materialistis. Oleh karena itu, intervensi yang mungkin diperlukan untuk menangani FOMO dan materialisme sebagai efek negatif dari penggunaan TikTok sangat dibutuhkan.
TikTok has become one of the biggest social media platforms in the world, and it has changed how we socialise on the internet. The urge to stay informed about what others are doing is a defining characteristic of the fear of missing out (FOMO), which is defined as the recurrent worry that others may be having valuable experiences. At the same time, one is absent (Przybylski et al., 2013). According to the Dictionary of Psychology published by the American Psychological Association (n.d.), materialism is a set of beliefs that sets a premium on financial success and comfort. This study discusses the relationship between TikTok consumption FOMO, and materialism. Participants (n = 381) were recruited through online dissemination. The data was calculated using Pearson Correlation to determine the significance of the correlation. Based on the analysis, the study found significant data supporting the hypothesis. It was found that there is a significant positive correlation between FOMO and TikTok consumption and a significant positive correlation between materialism and TikTok consumption. This suggests that higher TikTok consumption may increase people’s FOMO and might become more materialistic. Therefore, possible intervention might be needed to handle FOMO and materialism as adverse effects of TikTok usage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Vania Aurellia
"Bencana alam akan lebih sering terjadi dengan perkembangan pemanasan global. Peristiwa ini memiliki hasil yang menghancurkan bagi individu dan komunitas yang bergantung pada bantuan orang lain untuk pulih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan korelasional antara ekstraversi dan neurotisme dengan bantuan bencana alam melalui survei online yang disebarkan melalui media sosial, email, dan personal messaging. Sebanyak 327 peserta terlibat dalam penelitian ini. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari survei, terdapat korelasi positif signifikan antara ekstraversi sedangkan neurotisisme tidak ditemukan berkorelasi secara signifikan dengan bantuan bencana alam. Hasil ini memberikan informasi tentang perihal bagaimana mempromosikan bantuan bencana alam dengan membangkitkan perasaan bersalah dan menargetkan individu ekstrovert akan menghasilkan peluang yang lebih tinggi untuk berpartisipasi dalam membantu selama bencana alam.
Natural disasters are becoming a more frequent occurrence with the progression of global warming. These events have devastating outcomes to individuals and communities alike who depend on the assistance of others to recover. The aim of this study was to identify the correlational relationship between extraversion and neuroticism with natural disaster helping through an online survey disseminated via social media, email, and personal messaging. A total of 327 participants were involved in this study. Based on the data collected from the survey, there exists a significant positive correlation between extraversion while neuroticism was not found to be significantly correlated with natural disaster helping. These findings provide information on how to promote natural disaster helping such that evoking feelings of guilt and targeting extraverted individuals will yield higher chances of participating in helping during natural disaster."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Pulungan, Sarah Athiya
"Bencana alam dapat membuat manusia berasa di posisi yang sulit untuk mengatasi kesulitan, dimana terkadang beberapa orang bangkit untuk membantu dan memberikan bala bantuan untuk mereka yang terkena dampak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara perilaku altruisme dan kesejahteraan psikososial dengan menggunakan studi korelasional dimana partisipan (N =327) berpartisipasi dengan menyelsaikan survei online yang disebar melalui media sosial, email, dan pesan pribadi. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara perilaku altruisme dan kesejahteraan psikososial dengan membantu saat bencana alam, dimana semakin tinggi kesejahteraan psikososial, maka semakin tinggi perilaku altruisme yang ditunjukkan. Temuan ini dapat membuka jalan bagi masyarakat untuk mempromosikan perilaku tolong- menolong saat bencana alam seperti membantu menciptakan kesadaran diri melalui kampanye, menumbuhkan rasa syukur, serta memberikan kesempatan kepada sesama manusia untuk terlibat dalam perilaku menolong.
When natural disasters occur and put people in a tight spot to overcome adversities, many people rise to help and provide immediate assistance for those most affected. In this study, we are interested in evaluating the relationship between altruism and psychosocial wellbeing with helping during natural disasters by conducting a correlational study where participants (N = 327) were asked to complete an online survey dissemination through social media, email, and personal messages. Our study’s key findings suggest a significant positive correlation for both altruism and psychosocial wellbeing with helping during natural disasters. These findings could then make way for society to promote helping behaviour during natural disasters, such as by creating self and social awareness through campaigns, fostering gratitude, and providing people with opportunities to engage in helping behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Marpaung, Mathilda Victoria
"Efek penonton terhadap perilaku manusia adalah topik yang menarik dalam bidang psikologi sosial. Eksperimen ini dilakukan untuk mereplikasi efek penonton, sebuah fenomena yang berasal dari drive theory oleh Zajonc, serta evaluation apprehension theory oleh Cottrell. Empat puluh mahasiswa dari Fakultas Human Movement and Nutrition Sciences University of Queensland secara acak dipilih untuk melakukan push-up sebanyak banyaknya dalam kondisi tanpa penonton dan dengan penonton dalam waktu 60 detik, serta menjawab kuesioner singkat setelah selesai melakukannya. Variabel dependen yang diukur dalam penelitian ini adalah performa dan evaluasi ketertekanan. Hasil menunjukkan bahwa peserta dalam kondisi dengan penonton menunjukan performa yang lebih tinggi dibanding peserta dalam kondisi tanpa penonton. Di sisi lain, tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat ketertekanan dalam dua kondisi tersebut. Meskipun tidak ada temuan baru, penelitian ini tetap berguna untuk penelitian selanjutnya, khususnya efek penonton dalam bidang performa olahraga.
Audience effect towards human behaviour is an intriguing topic in social psychology. This experiment was conducted to replicate audience effects, a phenomenon derived from Zajonc’s drive theory and Cottrell’s evaluation apprehension theory. Fourty students from the University of Queensland’s Human Movement and Nutrition Sciences (HMNS) faculty were randomly allocated to either no audience or audience conditions and were instructed to perform the maximum number of push-ups within 60 seconds, as well as to answer a short questionnaire following the completion of the task. The dependent variables measured in the current study were task performance and evaluation apprehension. Results showed that participants in the audience condition scored higher in task performance. On the other hand, there was no significant difference between the level of evaluation apprehension in the two participant conditions. Although there are no new findings, this study remains beneficial for future research, specifically audience effects in sports-related task performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Prudentia Rachel Damiana
"Manusia terlahir dengan kemampuan luar biasa dalam menerima dan mengartikan informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitar nya. Penilitian ini berfokus lebih mendalam mengenai kemampuan persepsi manusia terhadap stimuli musik yang berhubungan dengan aspek ketertarikan, ekspresi, dan kenikmatkan. Penilitian ini bertujuan untuk mencari tahu efek dari manipulasi bentuk presentasi music dalam penilaian partisipan atau pendengar terhadap stimuli music yang diberikan.Desain penelitian eksperimen antar subjek (within-subject design study) telah digunakan untuk mendelegasi partisipan (N = 60) dari berbagai umur (M = 20,15, SD = 5,10) dan latar belakang pengetahuan musik, kedalam 2 presentasi music berbeda; hanya audio, dan audio dan visual. Hasil penelitian mengindikasi hipotesa yang terdukung bahwa skor penilaian partisipan akan semakin tinggi ketika diberikan stimuli musik dalam rupa audio dan visual. Dapat disimpulkan, penilaian estetik partisipan terhadap penampilan musik yang diberikan terpengaruh dengan presentasi visual nya ketika dibandingkan dengan penampilan musik yang hanya berupa suara tanpa visual.
Humans are gifted with an incredible ability to receive and perceive information from their surround environment. This study focuses on human’s perception towards music stimuli in related to their interest, expressiveness, and enjoyment. The aim of the study is to figure out the effect of presentation manipulation on audience’s or participants’ judgment towards the given musical performance. A within-subject design study was conducted by delegating participants (N = 60) from varying age (M = 20,15, SD = 5,10) with different musical background, into 2 different musical presentation; audio-only and audio-visual. The result indicated a supported hypothesis in related to higher score of participant’s judgments when given and exposed to an audio-visual presentation of the music performance. In conclusion, audience’s and participant’s judgment on the music performance is affected even more significant by the present of the visual compared to being exposed only to the audio stimuli."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Asteria Zita Trinandya
"Facebook adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan di antara orang-orang dengan usia dan latar belakang yang beragam, terutama di kalangan mahasiswa karena Facebook merupakan salah satu platform yang dapat digunakan untuk menjalin dan memelihara hubungan. Dengan demikian, makalah ini meneliti apakah kepuasan hidup, harga diri dan kesepian berhubungan dengan penggunaan Facebook. Skala Intensitas Facebook, Skala Kepuasan Dengan Kehidupan, Skala Harga Diri Rosenberg dan Skala Kesepian UCLA digunakan dalam makalah ini untuk mengukur penggunaan Facebook. Peserta yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah 852 pengguna Facebook. Kami berhipotesis bahwa kepuasan hidup akan memiliki hubungan positif dengan penggunaan Facebook sementara harga diri akan memiliki hubungan negatif dengan penggunaan Facebook. Selain itu, kami juga berhipotesis bahwa kesepian akan memiliki hubungan positif dengan penggunaan Facebook. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup, harga diri, serta kesepian dapat menjadi prediktor penggunaan Facebook meskipun arah hubungannya mungkin berbedaan
Facebook is one of the most used social media amongst people of various ages and background, it is especially common within college students as it is one of the platforms that can be used to make and maintain relationships. Thus, the present paper examines whether life-satisfaction, self-esteem and loneliness are related to Facebook use. The Facebook Intensity Scale, the Satisfaction With Life Scale, the Rosenberg Self-Esteem Scale and the UCLA Loneliness Scale were used in this paper to measure Facebook use. The participants collected in the study were 852 frequent users of Facebook. We hypothesized that life- x satisfaction would have a positive relationship with Facebook use while self-esteem would have a negative relationship with Facebook use. Moreover, we also hypothesized that loneliness would have a positive relationship with Facebook use. The results showed that lifesatisfaction, self-esteem as well as loneliness can be predictors of Facebook use although the direction of the relationship may differ."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Aginta Hadasa Karina
"Salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan secara global adalah Facebook. Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa kemungkinan hubungan antara penggunaan Facebook dengan keterlibatan orang-orang dalam rasa persetujuan, kecanduan media sosial, dan ekstraversi mereka. Sebanyak 852 peserta dari sampel komunitas yang direkrut melalui survei online yang didistribusikan melalui media sosial, email, dan pesan pribadi yang membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit untuk menyelesaikan semua pertanyaan. Hasil dari penilitian menunjukkan bahwa tidak ada korelasi dalam kesepahaman dengan penggunaan Facebook. Menurut temuan penelitian sebelumnya, ada hubungan negatif antara penggunaan Facebook dan murid yang memiliki kualitas kepribadian yang menyenangkan. Namun demikian, hipotesis tidak didukung dalam penelitian ini mengingat kurangnya penelitian yang menunjukkan hubungan antara agreeableness dan penggunaan Facebook. Di sisi lain, ada korelasi yang signifikan dalam kecanduan media sosial dan ekstraversi dalam penggunaan Facebook. Keterbatasan penelitian ini adalah adanya kegagalan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antara dua variabel. Selain itu, dalam studi selanjutnya, gunakan metode ilmiah yang berbeda, seperti penelitian eksperimental, untuk memahami penyebab perilaku, yang seharusnya meningkatkan validitas konstruk.
One of most globally used social media platforms is Facebook. The present research is conducted to examine any possible relationship between Facebook usage with people’s involvement in their sense of agreeableness, social media addiction, and extraversion. A total of 852 participants from a community sample recruited via online survey distributed through social x media, email and personal messages which took approximately 15-20 minutes to finish all the questions. According to the findings of a previous study, there is a negative association between Facebook usage and pupils who have agreeable personality qualities. Nevertheless, the hypothesis is not supported in this study given the lack of research showing a link between agreeableness and Facebook usage. The result indicated that there is no correlation in agreeableness with Facebook use. On the other hand, there is a significant correlation in social media addiction and extraversion in Facebook use. The limitation of this study is the failure to tell a cause-and-effect relationship between two variables. Moreover, in the future study, use a different scientific method, such as experimental research, to understand the causes of behaviour, which should improve construct validity."
Depok: Pakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sharfina Deandra Kramadibrata
"Media sosial telah menjadi bagian penting dari masyarakat saat ini karena telah berkembang dan dapat memenuhi tujuan komunikasi, jaringan, memperoleh informasi, serta menciptakan dan berbagi konten. Barubaru ini, TikTok, sebuah aplikasi media sosial yang menyediakan konten berbasis video, telah menjadi salah satu aplikasi media sosial terkemuka yang digunakan orang sebagai sumber hiburan. Studi sebelumnya telah membuktikan bahwa penggunaan media sosial memiliki korelasi positif dengan materialisme serta perbandingan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan korelasi antara konsumsi TikTok dengan materialisme dan orientasi perbandingan sosial. Hasil penelitian ini (N = 381, Musia = 29.0, SDusia = 14.0) menunjukkan bahwa materialisme dan konsumsi TikTok menunjukkan korelasi positif dan perbandingan sosial dengan konsumsi TikTok juga tampak memiliki korelasi positif. Hasil ini memberikan wawasan baru dan lebih spesifik tentang konsumsi TikTok yang dapat diterapkan untuk penelitian di masa depan terkait TikTok atau media sosial secara umum, serta tujuan pribadi untuk pengembangan diri. Namun, terdapat juga beberapa keterbatasan yang diungkapkan dan dapat menjadi panduan untuk penelitian di masa depan.
Social media has become an important part of the community today as it has advanced and can fulfil the purpose of communication, networking, acquiring information, and creating as well as sharing contents. Recently, TikTok, a social media application that equips video-type contents, has been one of the prominent social media applications that people use as their source of entertainment. Previous studies had proven that the usage of social media has a positive correlation with materialism as well as social comparison. This study was to discover the correlation between TikTok consumption with materialism and social comparison orientation. The result of this study (N = 381, Mage = 29.0, SDage = 14.0) showed that materialism and TikTok consumption showed a positive correlation and social comparison with TikTok consumption also appeared to have a positive correlation as well. The results provided new and more specific insights towards TikTok consumption which can be applicable for future research related to TikTok or social media in general, as well as personal purposes for self-development. However, there were also some limitations that were reflected and can be a guide for future research as well. Keywords: Materialism; Social Comparison Orientation; Social Media; Social Psychology; TikTok Consumption"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Syadza Muthi Inandarahman
"TikTok adalah salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan saat ini. Selain sebagai platform untuk membuat dan menonton video singkat, orang sekarang juga dapat menggunakan TikTok sebagai pasar online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki korelasi psikologis antara tingkat kesepian, kepercayaan diri, dan penggunaan TikTok. Sebanyak 381 peserta berusia antara 17-78 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Selanjutnya, para peserta diminta untuk melakukan survei evaluasi diri terkait tingkat kesepian, kepercayaan diri, dan penggunaan TikTok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kesepian dan penggunaan TikTok serta korelasi negatif antara harga diri dan penggunaan TikTok. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat hasil yang lebih kuat dari korelasi tersebut.
TikTok is one of the most widely used social media platforms currently. People can now use Tiktok as a marketplace in addition to a platform for creating and viewing brief videos. The aim of this study is to investigate the psychological correlation between loneliness, self-esteem and TikTok consumption. 381 participants were included in this study ranging between the ages of 17-78. Participants were asked to do a selfevaluation survey regarding loneliness, self-esteem and TikTok consumption. The results of the study indicate that there is a positive correlation between loneliness and TikTok consumption and a negative correlation between self-esteem and TikTok consumption. Further study needs to be done in order to see a stronger result of the correlation."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Dokumentasi Universitas Indonesia Library
Vierly Hermanta
"Perkembangan sosial media telah mengubah dan merevolusi kehidupan kita seharihari. Namun, hal tersebut menyebabkan penggunaan sosial media menjadi berlebihan dan mengakibatkan kesehatan mental menjadi terganggu. Salah satu sosial media yang sedang populer saat ini adalah TikTok. Dalam aplikasi ini terdapat berbagai macam konten, seperti konten menari, memasak, komedi, dan edukasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi TikTok dengan kesendirian dan depresi. Studi ini menggunakan dua variabel yaitu kesendirian dan gejala depresi. Sejumlah 381 partisipan berpartisipasi dalam studi ini. Studi ini menggunakan survei korelasional. Hasil menunjukan terdapat hubungan positif antar konsumsi TikTok dan kesendirian. Selain itu, hubungan antara konsumsi TikTok dengan kesendirian juga menunjukan hubungan yang positif. Konsumsi TikTok yang tinggi diasosiasikan dengan rasa kesendirian yang tinggi dan depresi yang tinggi. Implikasi dari studi ini adalah untuk mengedukasi pengguna aplikasi TikTok untuk membatasi penggunaan aplikasi tersebut karena berdampak negatif bagi kesehatan mental. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk membatasi konsumsi TikTok dan menggunakannya dengan bijaksana untuk terhindar dari dampak negatif.
. The rapid growth of social media has changed and revolutionized our world. However, the popularity of social media is causing excessive usage. This makes users more vulnerable to developing psychological disorders. One of the trending social media is TikTok. It allows viewers to access various video content, such as dance challenges, cooking tutorials, comedy, and educational information. The aim of the current study was to investigate the relationships between TikTok consumption versus loneliness, and TikTok consumption versus depressive symptoms. This study used two variables which were Loneliness and Depressive Symptoms. In total, 381 participants participated, they were a convenience sample from the community. This study used correlational survey as the procedure. Results showed a significant positive relationship between TikTok consumption and loneliness. Similarly, TikTok consumption and depressive symptoms showed a significant positive relationship. High TikTok consumption is associated with high levels of loneliness. High TikTok consumption is also associated with a high risk of depressive symptoms. The implication of this study is to educate TikTok users that excessive TikTok consumption negatively impacts psychological well-being. Therefore, it is strongly suggested to limit TikTok consumption and access it mindfully to avoid the negative consequences."
Depok: Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library