Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuke Ardiaria Finola Ivani
"Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh populasi di dunia. DM tipe 2 yang tidak tertangani dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti ulkus diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, katarak, dll. Modifikasi perilaku diperlukan pada penderita diabetes agar dapat mengadaptasi kebiasaan baru sebab manajemen diabetes membutuhkan konsistensi dalam pelaksanaannya. Tujuan pelaksanaan studi kasus berbasis bukti (evidence based case report) pada karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran hasil adaptasi metode PATUH sebagai manajemen diabetes melalui intervensi modifikasi perilaku. Pada pelaksanaannya, dukungan keluarga dalam perawatan klien merupakan komponen penting dan diukur dengan kuesioner dukungan keluarga. Intervensi modifikasi perilaku dilakukan selama 4 minggu dan dalam setiap pertemuannya dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu. Namun, hasil pemeriksaan gula darah masih tidak stabil yang diperkirakan diakibatkan oleh ketidakteraturan minum obat. Walaupun begitu, adaptasi perilaku positif ditunjukkan oleh klien utamanya terkait manajemen diet dan partisipasi olahraga. Penelitian lebih lanjut mengenai efek olahraga rutin jangka panjang pada kadar gula darah penderita DM tipe 2 dapat dilakukan untuk merancang intervensi keperawatan yang efektif.
Type 2 diabetes mellitus (DM) is a prevalent health concern affecting numerous global populations. Untreated type 2 DM can lead to a range of comorbidities, including diabetic ulcers, cardiovascular disease, kidney failure, cataracts, and others. For individuals with diabetes, behavioral modification is essential to facilitate the adoption of new habits, as diabetes management necessitates consistency in implementation. The objective of this scientific work is to provide an overview of the results of the adaptation of the PATUH method as a diabetes management approach through behavior modification interventions. In its implementation, family support in client care is an important component, and this is measured by a Family Support Questionnaire. The behavior modification intervention was carried out for four weeks, with a blood glucose test conducted in each meeting. However, the results of the blood sugar checks remained erratic, which was presumed to be attributable to irregularity in taking medication. Nevertheless, the clients demonstrated positive behavioral adaptations, particularly in regard to diet management and exercise participation. It would be prudent to conduct further research on the effects of regular exercise over an extended period on the blood sugar levels of patients with type 2 diabetes, with a view to designing effective nursing interventions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firly Andini
"Hipertensi menjadi masalah kesehatan yang banyak diderita masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018, penderita hipertensi terbanyak di Indonesia adalah yang berusia lanjut. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan berupa penerapan relaksasi autogenik untuk menurunkan tekanan darah pada pasien lansia dengan hipertensi. Pasien berusia 69 tahun dengan riwayat stroke 2x dan terdapat kekakuan dan kelemahan pada sisi kiri tubuh akibat gejala sisa stroke dan tidak mendapat dengan tepat termasuk tidak mengonsumsi obat antihipertensi. Sehingga penerapan terapi non farmakologi seperti relaksasi autogenik berupa relaksasi yang berasal dari diri sendiri dengan pengulangan kata-kata dan merasakan sensasi tertentu. Relaksasi ini  dilakukan pada pasien selama 3 minggu sebanyak 8x intervensi dengan melibatkan keluarga. Relaksasi ini dilakukan selama 15-20 menit setiap sesi dengan melakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan tekanan darah sistolik, yakni 170/100 mmHg pada awal intervensi menjadi 162/100 mmHg pada hari terakhir intervensi. Pemberian intervensi ini dapat dilakukan dirumah secara rutin bersama keluarga secara mandiri. Implikasi karya ilmiah ini adalah relaksasi autogenik perlu dilakukan secara rutin dan keterlibatan keluarga serta motivasi diri sendiri agar dapat memberikan hasil yang lebih efektif pada pasien.

Hypertension is a health problem that many people suffer, both in the world and in Indonesia. Based on the results of Riskesdas in 2018, the most hypertension sufferers in Indonesia are the elderly. This study aims to analyze nursing care in the form of the application of autogenik relaxation to reduce blood pressure in elderly patients with hypertension. Patient aged 69 years with twice history of stroke and there is stiffness and weakness in the left side of the body due to the symptoms of the stroke and did not get proper treatment including not taking antihypertensive drugs. So that the application of non-pharmacological therapies such as autogenik relaxation in the form of relaxation that comes from yourself with the repetition of words and feel certain sensations. This relaxation is performed on patients for 3 weeks as many as 8 times the intervention involving the family. This relaxation is carried out for 15-20 minutes each session by measuring blood pressure before and after the intervention. The results of this scientific work indicate that there was a decrease in systolic blood pressure, 170/100 mmHg at the beginning of the intervention to 162/100 mmHg on the last day of the intervention. This intervention can be done at home routinely with family independently. The implication of this scientific work is that autogenik relaxation needs to be done routinely and family involvement and self-motivation in order to provide more effective results to patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widiya Puji Lestari
"ABSTRAK
Lansia merupakan kelompok usia yang berisiko tinggi mengalami penurunan fungsi kardiovaskular. Salah satu masalah kardiovaskular yang sering dialami lansia yaitu hipertensi. Kasus hipertensi sering dijumpai pada setting long-term care seperti di STW. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam mengatasi risiko kerusakan fungsi kardiovaskular pada lansia di Sasana Tresna Werdha (STW) Ria Pembangunan Cibubur. Intervensi tersebut merupakan kombinasi antara terapi relaksasi napas dalam dan terapi musik yang dilakukan 10-15 menit selama dua minggu. Hasil intervensi menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada tekanan darah sistolik sebesar 8,2 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa terapi relaksasi napas dalam dan terapi musik dengan musik instrumental merupakan intervensi yang efektif, mudah, murah, dan tanpa efek samping yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan risiko kerusakan fungsi kardiovaskular. Rekomendasi penulis perlu diadakan terapi relaksasi secara rutin dengan menyediakan kaset musik instrumental yang telah digabungkan dengan suara instruksi napas dalam dan alat pemutar musik agar berjalan dengan optimal.

ABSTRACT
Older person is an age group who are at high risk for impaired cardiovascular function. One of the cardiovascular problems that is often experienced by the older persons is hypertension. This case of hypertension are often found in long-term care settings such as those in STW. This writing aims to analyze the application of evidence-based practices in the form of leading interventions in overcoming the Risk for Impaired Cardiovascular Function in the older persons at Sasana Tresna Werdha (STW) Ria Cibubur. The intervention is a combination of deep breathing relaxation therapy and music therapy that is carried out 10-15 minutes for two weeks. The results of the intervention showed that there was a decrease in systolic blood pressure of 8.2 mmHg. This shows that deep breathing relaxation therapy and music therapy with instrumental music are effective, easy, inexpensive, and without side effects that can be used to reduce blood pressure in the older person with the risk for impaired cardiovascular function. The authors recommendation that regular relaxation therapy be provided by providing instrumental music tapes that have been combined with deep breathing instruction sounds and a music player to run optimally.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Tamayanti
"Lansia merupakan tahap terakhir dari perkembangan dan pertumbuhan manusia ditandai dengan adanya penurunan berbagai sistema dan fungsi tubuh. Sistem muskuloskeletal merupakan salah satu fisiolgis yang berdampak seperti penurunan kekuatan otot, kekauan sendi dan redistribusi massa otot. Perubahan tersebut salah satunya mengakibatkan arthritis yang dapat bermanifestasi menjadi nyeri. Nyeri yang dirasakan lebih dari 3 bulan dapat dikageorikan menjadi nyeri kronik. Format pengkajian yang dilakukan penulis menggunakan metode palliative, quality, región, severity dan time (PQRST). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah nyeri kronik adalah physical exercise program. Physical exercise program dipilih sebagai metode untuk menurunkan skala nyeri. Hasil yang didapatkan selama delapan kali melakukan latihan ini, menunjukkan adanya penurunan rata-rata skala nyeri dari 5 menjadi 3,25. Sehingga terdpat penurunan rata-rata skala nyeri sebanyak 1,75. Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di setting long-term care sebagai aktivitas latihan yang bisa dijadwalkan untuk menurunkan skala nyeri.

Elderly is the last stage of human development and growth which is characterized by a decrease in various systems and bodily functions. The musculoskeletal system is one of the physiological effects such as decreased muscle strength, joint loss and redistribution of muscle mass. These changes one of which resulted in arthritis that can manifest into pain. Pain that is felt for more than 3 months can be categorized into chronic pain. The assessment format conducted by the author uses the palliative, quality, region, severity and time (PQRST) methods. One of the nursing interventions that can be given to deal with chronic pain is the physical exercise program. Physical exercise program was chosen as a method to reduce pain scale. The results obtained for eight times doing this exercise, showed an average pain scale from 5 to 3.25. That there is a decrease in the average pain scale of 1.75. This exercise is recommended to be applied in a long-term care setting as an exercise activity that can be scheduled to reduce the pain scale.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Destin Kurniawati
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara urutan ke 7 dari 10 negara di dunia dan merupakan negara urutan ke 1 di Asia Tenggara dengan jumlah penderita DM terbanyak yaitu sekitar 10 juta penduduk. Kelompok terbesar yang menderita diabetes melitus adalah kelompok lansia. Dampak dari diabetes tidak berdampak secara fisik saja tetapi berdampak juga secara ekonomi. Sehingga manajemen diabetes melitus menjadi hal penting yang peru dilakukan. Namun, belum banyak masyarakat Indonesia yang melakukan manajemen secara optimal khususnya manajemen non farmakologis seperti latihan fisik. Padahal latihan fisik dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Ibu S usia 63 tahun berasal dari Jawa telah menderita diabetes melitus sejak 6 tahun yang lalu dan post stroke 2 tahun yang lalu. Kondisi ibu S sekarang mata buram, kedua kaki sering kesemutan, bagian tubuh sebelah kanan sulit digerakkan sehingga ibu S kurang gerak, dan GDS 363 mg/dl. Manajemen yang telah dilakukan ibu S adalah minum obat dan menghindari makanan manis. Senam kaki dan rentang pergerakan sendi menjadi intervensi unggulan yang diberikan kepada ibu S selama 3 minggu dengan 8 kali pertemuan selama 30 menit. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa gula darah ibu S menurun dari 363 mg/dl menjadi 239 mg/dl.

ABSTRACT
Indonesia is the 7th country out of 10 countries in the world and is the 1st country in Southeast Asia with the highest number of people with DM, which is around 10 million people. The largest group suffering from diabetes mellitus is the elderly group. The impact of diabetes does not only have a physical impact but also an economic impact. So that diabetes mellitus management becomes an important thing to do. However, there are not many Indonesians who carry out optimal management especially non-pharmacological management such as physical training. Though physical exercise can help reduce blood sugar levels. Mrs. S, 63 years old from Java, has been suffering from diabetes mellitus since 6 years ago and post stroke 2 years ago. Mother's condition is now blurry eyes, her legs often tingling, the right side of the body is difficult to move so that S's mother is less mobile, and GDS 363 mg / dl. The management that has been done by Mrs. S is taking medicine and avoiding sweet foods. Foot exercises and range of joint movements are the superior interventions given to S mothers for 3 weeks with 8 meetings for 30 minutes. The evaluation results showed that the mother's blood sugar decreased from 363 mg / dl to 239 mg / dl."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Sari Putri
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang rentan dialami oleh lansia. Hal ini disebabkan oleh fisiologis lansia dan gaya hidup yang tidak sehat, salah satunya yaitu stres. Studi kasus ini dilakukan pada keluarga dengan lansia yang menderita hipertensi karena stres di wilayah Bekasi Utara. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisa asuhan keperawatan pada pasien hipertensi agregat lansia menggunakan Swedish massage. Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan telah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang ditegakkan yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan terkait hipertensi. Evaluasi keperawatan dilakukan dengan melakukan pengukuran tingkat stres menggunakan instrumen Despression, Anxiety, Stress Scale (DASS-21) bagian Stres dan pengukuran tekanan darah. Hasil menunjukkan penurunan skor stres dari 30 menjadi 16, serta penurunan tekanan darah sistolik sebesar 22 mmHg dan diastolik sebesar 25 mmHg selama 12 kali kunjungan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Swedish massage berhasil menurunkan tingkat stres dan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Optimalisasi pelaksanaan program Lansia SMART dan PIS-PK diperlukan sebagai upaya peningkatan kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi.

Hypertension is a health problem that is vulnerable to the elderly. This is caused by physiological and unhealthy lifestyles of the elderly, one of which is stress. The study was conducted on families with elderly who experience hypertension due to stress in the North Bekasi area. This work aims to describe the results and analysis of nursing care in elderly aggregate with hypertension using the Swedish massage. Family nursing care provided is in accordance with established nursing diagnoses, namely the ineffectiveness of health management related to hypertension. Nursing evaluation is carried out by measuring stress levels using the Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS-21) in stress section and blood pressure measurements. The results showed a decrease in stress score from 30 to 16, as well as a decrease in systolic blood pressure of 22 mmHg and diastolic by 25 mmHg for 12 visits. Based on these results, it can be concluded that Swedish massage successfully reduces stress levels and blood pressure in the elderly with hypertension. Optimizing the implementation of the Lansia SMART and PIS-PK program is needed as an effort to improve the ability of families to care for family members with hypertension.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Indira Wati
"Pendahuluan: Proses menua mengakibatkan perubahan status kesehatan yang dinilai dari fisik dan psikologis. Hal ini akan berdampak pada aktivitas lansia yang selanjutnya akan berpengaruh pada kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status kesehatan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di panti wreda Jakarta. Metode: Menggunakan pendekatan cross sectional pada 317 responden dengan cara random sampling. Pengambilan data dilakukan di Panti Sosial Tresna Wreda sesuai dengan kriteria inklusi menggunakan instrumen Short Form 12 dan WHOQOL-BREF. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Chi Square. Hasil: Hasil penelitian ini respondenn terbanyak yaitu lansia muda 71.9%, didominasi perempuan sebanyak 53.9% dengan pendidikan Sekolah Dasar dan tidak sekolah 59.6%. Diketahui bahwa status kesehatan lansia secara umum adalah baik dan hasil kualitas hidup lansia adalah cukup. Kesimpulan: Status kesehatan memiliki hubungan yang signfikan dengan kualitas hidup pada lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Wreda sehingga dibutuhkan intervensi keperawatan dalam peningkatan kualitas hidup pada lansia.

Introduction: The aging process leads to changes in health status, which is evaluated from both physical and psychological aspects. This will impact the activities of the elderly, which in turn will affect their quality of life. This study aims to investigate the relationship between health status and quality of life among elderly residents in Jakarta's Panti Wreda. Methods: A cross-sectional approach was used with 317 respondents selected through random sampling. Data collection was conducted at Panti Sosial Tresna Wreda according to inclusion criteria using the Short Form 12 and WHOQOL-BREF instruments. The statistical test used was Pearson Chi Square. Results: The majority of respondents were young elderly (71.9%), predominantly female (53.9%) with elementary education and no education (59.6%). It was found that the overall health status of the elderly was generally good, and their quality of life was satisfactory. Conclusion: Health status has a significant relationship with quality of life among elderly residents in Panti Sosial Tresna Wreda, indicating the need for nursing interventions to improve the quality of life of the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Kusuma Dewi
"
Masalah kesehatan yang kerap ditemukan pada lansia yaitu gangguan fungsi kognitif. Gangguan kognitif dapat mempengaruhi kesejahteraan dan keselamatan lansia. Pengelolaan faktor risiko perlu diperhatikan untuk menjaga fungsi kognitif, salah satunya kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada lansia. Dengan desain cross-sectional, penelitian dilakukan terhadap 152 lansia berusia 60 tahun atau lebih yang bertempat tinggal di Kecamatan Cakung. Instrumen penelitian ini menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengetahui kualitas tidur dan Montreal Cognitive Assessment versi Bahasa Indonesia (MoCA-Ina) untuk menguji fungsi kognitif. Berdasarkan kualitas tidur, ditemukan 54,6% responden mengalami kualitas tidur terganggu, sedangkan sebanyak 73,7% responden mengalami penurunan fungsi kognitif. Uji chi square menunjukkan nilai p = 0,031 (p < α; α = 0,05), menandakan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada lansia. Nilai odd ratio (95% CI) 2,233 menyimpulkan responden dengan kualitas tidur terganggu berisiko 2,233 kali lebih besar untuk terkena gangguan fungsi kognitif. Merujuk pada hasil penelitian, program kesehatan mengenai tidur dan kognitif dapat dibentuk dan diaplikasikan secara terpadu untuk menjaga kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan lansia.

The health issue commonly found in older adults is cognitive impairment. Cognitive impairment can significantly affect the well-being and safety of the older adults. Managing risk factors is essential to preserve cognitive function, and one of these factors is sleep quality. This study aims to ascertain the relationship between sleep quality and cognitive function among the older adults. With a cross-sectional design, the study was conducted on 152 elderly individuals aged 60 years or older residing in the Cakung District. The research instruments utilized were the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) to assess sleep quality and the Montreal Cognitive Assessment-Indonesian version (MoCA-Ina) to evaluate cognitive function. Based on sleep quality, it was found that 54,6% of respondents had disturbed sleep quality, while 73,7% experienced cognitive function impairment. The chi-square test results indicated a p-value of 0,031 (p < α; α = 0,05), indicating a significant relationship between sleep quality and cognitive function among the older adults. The odds ratio value (95% CI) of 2,233 concluded that respondents with disturbed sleep quality were 2,233 times more likely to experience decreased cognitive function. Based on the research findings, integrated health programs focusing on sleep and cognitive health can be formulated and implemented to safeguard the health, well-being, and safety of the older adult population."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Sielvanie
"Peristiwa jatuh pada lansia berdampak pada kondisi fisik lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah risiko jatuh. Risiko jatuh dan keseimbangan lansia dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test (TUG) Berg Balance Scale (BBS). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah program latihan keseimbangan dengan metode Otago Exercise Program (OEP).
Hasil dari latihan selama enam kali dibuktikan dengan hasil MFS sebelum latihan skornya 65 dan setelah latihan 45. Pengukuran TUG sebelum latihan 35 detik, sementara itu setelah latihan 26 detik. Keseimbangan lansia sebelum latihan skornya adalah 19, sedangkan setelah latih terjadi peningkatan signifikan dengan skor 29. Latihan keseimbangan menggunakan metode Otago Exercise Program terbukti mampu untuk mengurangi risiko jatuh, meningkatkan keseimbangan, kekuatan otot, dan gaya berjalan lansia.

Falling events in the elderly have an impact on the physical condition of the elderly. The writing of this scientific paper aims to describe nursing expectations in the elderly with the problem of falling risk. The risk of falling and elderly balance in this study uses the Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test (TUG) and Berg Balance Scale (BBS) measurements. One nursing intervention that can be done is a balance training program using the Otago Exercise Program (OEP) method.
The results of the six-time workout are proven by the MFS results before the practice score is 65 and after the practice 45. TUG measurement before exercise 35 seconds, meanwhile after training 26 seconds. The elderlys balance before the practice score is 19, whereas after training there is a significant increase with a score of 29. Balance exercises using the Otago Exercise Program method have proven able to reduce the risk of falls, increasing balance, muscle strength, and the gait of the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Rahmi
"Salah satu masalah kesehatan lansia yang disebabkan oleh perubahan fisiologis yaitu penurunan fungsi kognitif yang merupakan bagian dari demensia. Demensia merupakan hilangnya kognitif secara progresif ditandai dengan penurunan kemampuan mengingat, memahami, menilai, membuat keputusan, dan perubahan perilaku. Masalah keperawatan yang menggambarkan penurunan kognitif yaitu kerusakan memori. Tujuan dari penulisan yaitu menjelaskan asuhan keperawatan kerusakan memori pada lansia di Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Cibubur dengan instrumen evaluasi berupa Mini Mental State Examination, dan Clinical Dementia Rating. Kerusakan memori merupakan ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan perilaku yang ditandai dengan disorientasi waktu dan tempat, ketidakmampuan mempelajari dan mengingat informasi lama dan baru, serta mudah lupa. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kerusakan memori pada lansia yaitu Cognitive stimulation therapy. CST dilakukan selama dua minggu dengan frekuensi tujuh kali pertemuan dengan 14 sesi. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan skor MMSE dari 18 menjadi 23 dan CDR terjadi peningkatan skor pada komponen memori dari 1 menjadi 0,5, orientasi dari gangguan sedang (2) ke ringan (1), serta pengambilan keputusan berubah dari gangguan berat (3) ke gangguan sedang (2).

One of the most common health problems in older adult caused by physiological changes is the decline in cognitive function which is part of dementia. Dementia is a progressive cognitive los characterized by the decrease of ability to remember, understand, judge, make decisions, and change behavior. Nursing problems that explains cognitive decline is impaired memory. The purpose of this case study is to describe the result of nursing care for older adult at Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Cibubur, using instruments such of Mini Mental State Examination, and Clinical Dementia Rating to evaluate cognitive status. Impaired memory is inability to remember or recall bits of information or behavioral skills characterized by disorientation of time and place, inability to learn and remember old and new information, and forgetfulness. One of the nursing interventions to solve impaired memory is with cognitive stimulation therapy stimulation. CST has been done for two weeks with frequency seven times and 14 sessions. The result obtained indicate that the client experiencing an increase in MMSE score from 18 to 23 and CDR increased score on the memory component from 1 to 0.5, the orientation of moderate (2) to mild (1), and decision making changed from severe( 3) to moderate (2)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>