Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rakhmad Mulyana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik butir soal ujian akhir madrasah tsanawiyah bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang dirakit oleh pihak yang berkompeten di instansi madrasah tsanawiyah di Kabupaten Pidie. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Objek penelitian ini adalah 45 butir soal ujian pilihan dan 5 butir soal uraian. Analisis instrumen dilakukan dengan pendekatiıı metode klasik memakai program Iteman dan Microsoft Excel dan pendekatan modern memakai program Quest dalam upaya mendeteksi butir soal yang mengandung DIF berbasis pada jenis kelamin. Hasil penelitian melalui analisis instrumen diperoleh 11 butir soal mempunyai karakteristik soal yang tidak baik. Dari 39 butir soal yang baik, dipakai untuk analisis pendeteksian DIF sehingga didapati 6 butir soal signifikan terdeteksi DIF, yaitu butir soal nomor 19 dan 30 yang lebih menguntungkan kelompok laki-laki, disebabkan oleh aspek budaya anak laki-laki di daerah Aceh. Sebaliknya, butir soal nomor 10, 15, 34 dan 42 merupakan butir-butir soal yang menguntungkan kelompok perempuan disebabkan faktor internal substansial materi soal yang memilki kelekatan dengan kehidupan anak perempuan sehari-hari. Oleh karena itu, butir-butir soal yang tidak baik dan mengandung DIF tidak bisa dipakai dalam ujian di masa yang akan datang.

ABSTRAK
The aim of this research is to know the items characteristic of SKI test which developed by competent persons on school in Pidie regency. Quantitative research related on this study which descriptive statistics interpretive. The focus are classical analysis for 45 multiple choice items test and 5 essay items test whose analyzed by Iteman and Microsoft Excel softwares. The Quest program conducted analysis to detect DIF base on gender in test. The classical analysis resulted 11 items in bad quality. Thus, 39 items which good quality of this research enrolled to analyze DIF detection. So, there are 6 items detected significantly DIF. The item of number 19 and 30 have genderly DIF which work very well to male group respondents with the internal factor of cultural aspect in Aceh. In other hand, some items worked very well to female group respondent with the internal factor that are closely related to female life experience. Those items are number 10, 15, 34 and 42 of SKI test. Thus, items which bad quality psychometric analysis and DIF detected must be unuseful in the next examination of SKI test."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi IB
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya prediksi skor Tes Seleksi Penerimaan Siswa Baru (TSPSB) MTSN Model Meulaboh I Kabupaten Aceh Barat tahun 2008 terhadap Tes Prestasi prestasi Belajar pada empat mata pelajaran yaitu Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Jumlah populasi dan sampel 212 siswa kelas VII angkatan 2008/2009 Data diperoleh dari dokumentasi lembar jawaban siswa yang telah mengikuti tes seleksi masuk dan lembar jawaban siswa pada empat mata pelajaran tersebut yang mengikuti Ujian Semester I. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Hasıl yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas butir soal dari kedua paket tes tersebut dapat dikategorikan baik serta daya prediktif naskah soal tes seleksi penerimaan siswa baru MTSN Model Meulaboh - tahun 2008 untuk meramalkan prestasi belajar juga termasuk baik (hubungan signifikan) pada taraf signifikansi 0,05.

ABSTRACT
This research investigates the predictive validity of the entrance selection test of MTSN Model Meulaboh - I West Aceh in 2008 toward the achievement tes on four subject which are Math, Sains, Indonesian and English language. The population and sample consists of 212 seventh grade students in 2008 academic year. Data were taken from the official documents. It was in the form of the answer sheet student that has followed the tes, both the entrance selection and achievement tes. All the data processed by linear regression analysis. The result shows that the characteristic items of the two tes are good and the predictive validity of the test is good (the correlation is significant)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Puspaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara Work Locus of Control (Work LoC) dan kesiapan kerja (Work Readiness) pada lulusan baru. Hipotesis utama penelitian ini adalah adanya hubungan positif signifikan antara internal Work LoC dan kesiapan kerja. Metode korelasi digunakan dalam penelitian ini, dengan melibatkan 302 partisipan WNI berusia 21–25 tahun yang merupakan lulusan baru dengan pengalaman magang. Instrumen yang digunakan adalah Work Locus of Control Scale (WLCS) untuk mengukur Work LoC dan Work Readiness Scale (WRS) untuk mengukur kesiapan kerja. Penyebaran kuesioner dilakukan secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara orientasi internal Work LoC dan tingkat kesiapan kerja yang lebih tinggi. Temuan ini mendukung hipotesis awal dengan effect size besar, yang menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara internal Work LoC dan kesiapan kerja. Kesimpulannya, lulusan baru yang merasa memiliki kendali atas hasil di tempat kerja (orientasi internal Work LoC) cenderung lebih mampu mengembangkan atribut-atribut yang membuat mereka siap dan sukses dalam karier mereka. Institusi pendidikan dan organisasi disarankan untuk mengembangkan program yang meningkatkan internal Work LoC guna menunjang kesiapan kerja lulusan baru.

This study aims to explore the relationship between Work Locus of Control (Work LoC) and work readiness. The primary hypothesis of this research is the existence of a significant positive relationship between internal Work LoC and work readiness. A correlational method was employed involving 302 Indonesian participants aged 21–25 years who were recent graduates with internship experience. The instruments used were the Work Locus of Control Scale (WLCS) to measure Work LoC and the Work Readiness Scale (WRS) to measure work readiness. Questionnaires were distributed online. The results indicate a significant positive relationship between internal Work LoC and higher levels of work readiness. These findings support the initial hypothesis with a large effect size, indicating a strong relationship between internal Work LoC and work readiness. In conclusion, graduates who feel in control of outcomes in the workplace (internal Work LoC) tend to develop attributes that make them more prepared and successful in their careers. Educational institutions and organizations are encouraged to develop programs that enhance internal Work LoC to support the work readiness of new graduates."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzaky Muhammad Daris
"Penelitian sebelumnya telah menemukan adanya perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas dan perilaku berkendara pada saat sebelum pandemi dan saat pandemi berlangsung. Sayangnya penelitian yang membandingkan persepsi resiko dan perilaku berkendara pada masa pandemi dan setelah pandemi masih sedikit dilakukan khususnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas, persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara, serta perilaku berkendara berisiko pengendara lain antara saat dan setelah pandemi pada pengemudi taksi online. Partisipan penelitian ini adalah pengemudi taksi online (N=95) yang berdomisili di Jabodetabek. Berdasarkan hasil analisis  paired samples t-test ditemukan tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas saat dan setelah pandemi. Meskipun begitu, pada persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara dan perilaku berisiko pengendara lain terdapat perbedaan antara saat dan setelah pandemi dimana setelah pandemi ketiga variabel tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pihak berwenang perlu untuk lebih memperhatikan perilaku berkendara berisiko khususnya perusahaan yang menaungi pengemudi taksi online agar keselamatan bersama di jalan dapat terwujud dan khususnya penumpang mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

Penelitian sebelumnya telah menemukan adanya perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas dan perilaku berkendara pada saat sebelum pandemi dan saat pandemi berlangsung. Sayangnya penelitian yang membandingkan persepsi resiko dan perilaku berkendara pada masa pandemi dan setelah pandemi masih sedikit dilakukan khususnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas, persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara, serta perilaku berkendara berisiko pengendara lain antara saat dan setelah pandemi pada pengemudi taksi online. Partisipan penelitian ini adalah pengemudi taksi online (N=95) yang berdomisili di Jabodetabek. Berdasarkan hasil analisis paired samples t-test ditemukan tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap kondisi lalu lintas saat dan setelah pandemi. Meskipun begitu, pada persepsi risiko, perilaku berkendara berisiko pengendara dan perilaku berisiko pengendara lain terdapat perbedaan antara saat dan setelah pandemi dimana setelah pandemi ketiga variabel tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, pihak berwenang perlu untuk lebih memperhatikan perilaku berkendara berisiko khususnya perusahaan yang menaungi pengemudi taksi online agar keselamatan bersama di jalan dapat terwujud dan khususnya penumpang mendapatkan pelayanan yang memuaskan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auzan Rama Satria
"Growth mindset dan kecemasan spasial merupakan disposisi psikologis yang dapat memengaruhi kemampuan navigasi individu dalam berbagai situasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara growth mindset, kecemasan spasial, penggunaan GPS, ketergantungan GPS, dan kemampuan navigasi. Penelitian dilakukan pada 127 partisipan dengan menggunakan desain kuantitatif korelasional. Data dikumpulkan secara daring melalui kuesioner yang mencakup lima alat ukur: skala Santa Barbara Sense-of-Direction (SBSOD), skala mindset, skala kecemasan spasial, skala penggunaan GPS, dan skala ketergantungan GPS. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa growth mindset memiliki hubungan positif signifikan dengan kemampuan navigasi, sedangkan ketergantungan GPS memiliki hubungan negatif signifikan. Namun, kecemasan spasial dan penggunaan GPS tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kemampuan navigasi. Temuan ini menekankan pentingnya growth mindset dalam mendukung kemampuan navigasi serta perlunya pendekatan adaptif terhadap penggunaan GPS untuk mengurangi ketergantungan teknologi.

Growth mindset and spatial anxiety are psychological dispositions that can influence individuals' navigational ability in various situations. This study aims to examine the relationship between growth mindset, spatial anxiety, GPS Usage, GPS dependency, and navigational ability. The study was conducted with 127 participants using a quantitative correlational design. Data were collected online through questionnaires comprising five measurement tools: the Santa Barbara Sense-of-Direction (SBSOD) scale, mindset scale, spatial anxiety scale, GPS Usage scale, and GPS dependency scale. Hypotheses were tested using multiple regression analysis. The results showed that growth mindset had a significant positive relationship with navigational ability, while GPS dependency had a significant negative relationship. However, spatial anxiety and GPS Usage did not show significant relationships with navigational ability. These findings highlight the importance of a growth mindset in supporting navigational ability and the need for adaptive approaches to GPS Usage to reduce technological dependency."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Tifani Oktavio Mega
"Penelitian ini menguji bagaimana peran perceived value konsumen dalam memprediksi intensitas membeli susu cair di Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik sampling berupa convenience sampling, yang pada akhirnya memperoleh partisipan sebanyak 419 orang dengan rentang usia 18-65 tahun. Penelitian ini mengukur intensi membeli dari konsumen menggunakan Intention-to-Buy Measure dan Consumer Values Scale untuk mengukur nilai-nilai konsumsi dari konsumen. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa Perceived value (nilai fungsional, nilai sosial, nilai emosional, nilai kondisional, dan nilai epistemik) dapat memprediksi intensitas membeli susu cair. Setiap nilai dalam perceived value juga diukur secara independen dan diperoleh hasil bahwa emotional value, epistemic value, dan conditional value dapat memprediksi intensi membeli secara independen, sedangkan functional value dan social value ditemukan tidak dapat memprediksi intensi membeli secara independen. Melalui penelitian ini, perusahaan dapat memasarkan produk susu cair dengan mempertimbangkan aspek nilai konsumsi, khususnya nilai emosional, epistemik, dan kondisional yang ada pada konsumen untuk meningkatkan intensitas membeli susu cair.

This study examines the role of consumer perceived value in predicting the intensity of buying liquid milk in Indonesia. This study used a sampling technique in the form of convenience sampling, which in the end obtained 419 participants with an age range of 18-65 years. This study measures the purchase intention of consumers using the Intention-to-Buy Measure and the Consumer Values Scale to measure the consumption values of consumers. Data analysis used descriptive analysis and multiple linear regression. The results show that each dimension of Perceived value (functional value, social value, emotional value, conditional value, and epistemic value) can predict the purchase intention of liquid milk. Each value in perceived value was also measured independently and the results obtained that emotional values, epistemic values, and conditional values could predict purchase intention independently, while functional values and social values found could not predict purchase intention independently.Through this research, companies can market liquid milk products by considering aspects of consumption value, especially the emotional, epistemic, and conditional values that exist in consumers to increase the purchase intention of liquid milk."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harum Sayekti Kusumaningtyas
"Perilaku kerja inovatif merupakan salah satu strategi yang tepat untuk menghadapi perkembangan industri saat ini. Mahasiswa sebagai calon pekerja, perlu disiapkan terkait perilaku kerja inovatif agar lebih siap saat memulai pekerjaan. Penelitian korelasional ini bermaksud untuk melihat hubungan antara psychological capital terhadap perilaku kerja inovatif pada mahasiswa. Sebanyak 306 orang responden mahasiswa dari Universitas Indonesia yang merupakan semester dua hingga akhir yang terdiri dari tiga belas fakultas dan rentang usia 18-24 tahun mengikuti penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan dengan nonprobability sampling. Penelitian menggunakan alat ukur PCQ-24 dan skala IWB yang telah diadaptasi dengan kehidupan mahasiswa. Pengukuran korelasi Spearman menunjukkan keduanya berkorelasi secara positif dan signifikan. Untuk itu, dapat dilakukan intervensi untuk meningkatkan perilaku kerja inovatif pada mahasiswa melalui psychological capital.

Innovative work behavior is one of the right strategies to deal with current industrial developments. College students, as prospective workers, need to be prepared regarding innovative work behavior to be prepared when they start to work. This correlational study aims to find a relationship between psychological capital and innovative work behavior in college students. A total of 306 students from Universitas Indonesia respondents from the second to the last semester consisting of thirteen faculties with the age range of 18-24 years, participated in this study with nonprobability sampling. This research was measured using the PCQ-24 and the IWB scale, which has been adapted for college students. Spearman's correlation measurement showed that psychological capital and innovative work behavior were positively and significantly correlated. Therefore, interventions can be carried out to improve innovative work behavior in students through psychological capital."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahajeng Oktaviona Regina Firdaus
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran komitmen organisasi terhadap kesejahteraan optimal (flourishing) pada karyawan Generasi Z di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif non-eksperimental, data dikumpulkan dari 279 karyawan Generasi Z dengan rentang usia 20-30 tahun melalui kuesioner daring. Komitmen organisasi diukur menggunakan Organizational Commitment Scale dan kesejahteraan optimal diukur dengan The PERMA-Profiler. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ketiga komponen komitmen organisasi ditemukan berperan secara simultan dalam memprediksi kesejahteraan optimal. Jika dilihat peran dari setiap dimensi, ditemukan bahwa komponen komitmen afektif merupakan prediktor terkuat berperan secara positif dan signifikan, komitmen berkelanjutan berperan secara negatif dan signifikan, sedangkan komitmen normatif berperan positif signifikan lemah. Temuan ini menegaskan pentingnya komitmen afektif terhadap organisasi dalam memprediksi kesejahteraan optimal. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pengelolaan SDM yang responsif terhadap kebutuhan psikologis Generasi Z yang mulai mendominasi angkatan kerja di Indonesia.

This study aims to analyze the effect of organizational commitment on flourishing among Generation Z employees in Indonesia. Using a non-experimental quantitative approach, data were collected from 279 Generation Z employees aged 20 to 30 through an online questionnaire. Organizational commitment was measured using the Organizational Commitment Scale, and flourishing being measured using the PERMA-Profiler. The results of the study using multiple regression analysis, indicate that the three components of organizational commitment were found to have a simultaneous effect on predicting flourishing. In examining the role of each dimension, affective commitment component is the strongest predictor with a significant positive role, continuance commitment has a significant negative role, while normative commitment has a weak but significant positive role. These findings emphasize the importance of emotional attachment to the organization in predicting flourishing. The results have important implications for human resource management practices that are responsive to the psychological needs of Generation Z, who are starting to dominate the Indonesian workforce. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anni Novianti
"Proses investigasi dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas diperlukan agar faktor penyebab kecelakaan dapat diidentifikasi. Proses investigasi seringkali melibatkan memori saksi mata dari peristiwa kecelakaan lalu lintas. Memori ini sangat dipengaruhi oleh budaya, tempat dimana individu disosialisasikan yang membentuk kecenderungan independen atau interdependen dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh background context dan generasi terhadap memori mengenai peristiwa kecelakaan lalu lintas pada masyarakat wilayah perdesaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan mixed design 2 (background context: latar belakang perkotaan vs latar belakang perdesaan) x 2 (generasi: generasi X vs generasi Z), dengan background context sebagai within-subject factor dan generasi sebagai between-subject factor. Partisipan merupakan generasi X (N = 40) dan generasi Z (N = 40) yang berusia lebih dari 18 tahun dan tinggal di Kabupaten Pekalongan selama minimal 8 tahun. Memori partisipan diukur melalui recall dan recognition task yang menghasilkan detail informasi terkait kecelakaan lalu lintas dalam tiga kategori: focal object, context relevant, dan context irrelevant. Hasil penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari background context terhadap memori pada ketiga kategori detail informasi. Penelitian ini juga tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari generasi terhadap memori pada ketiga kategori informasi. Lebih lanjut, tidak ditemukan interaksi antara background context dan generasi terhadap memori pada ketiga kategori informasi. Temuan ini dapat menjadi pertimbangan pihak kepolisian untuk menciptakan suasana investigasi yang kondusif dan minim distraksi agar membantu individu untuk lebih fokus pada objek utama dari kejadian kecelakaan lalu lintas, serta mengurangi kemungkinan munculnya informasi yang tidak relevan.

The investigation process in traffic accidents is essential to identify the contributing factors. This process often relies on eyewitness memory of the accident. Such memory is strongly influenced by the culture in which individuals are socialized, shaping their tendency toward independence or interdependence in interactions with others and their environment. This study aims to examine the influence of background context and generational differences on memory of traffic accident events among rural communities in Indonesia. It is an experimental study using a mixed design 2 (background context: urban vs. rural) x 2 (generation: Generation X vs. Generation Z), with background context as a within-subject factor and generation as a between-subject factor. Participants were Generation X (N = 40) and Generation Z (N = 40) individuals aged over 18 who had lived in Pekalongan Regency for at least eight years. Participants' memory was assessed using recall and recognition tasks, generating detailed information about the accident in three categories: focal object, context relevant, and context irrelevant. The results showed no significant effect of background context on memory across all three categories. Additionally, no significant effect of generation on memory was found across the three categories. Furthermore, there was no interaction effect between background context and generation on memory in any of the categories. These findings can be a consideration for the police to create a conducive and distraction-minimal investigative environment to help individuals focus more on the main objects of a traffic accident, and to reduce the possibility of irrelevant information emerging. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chyntia Paramitha Azka
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dukungan sosial yang dipersepsikan dapat mempengaruhi distres psikologis dengan sense of belongingness sebagai moderator pada mahasiswa. Mahasiswa yang sedang beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan memiliki kecenderungan untuk mengalami distres psikologis. Efek dari distres psikologis sendiri dapat diminimalisir dengan adanya dukungan sosial dari keluarga, significant other dan kelompok pertemanan. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa sense of belongingness pada mahasiswa dapat memperkuat peran dukungan sosial dalam menurunkan distres psikologis. Partisipan dalam penelitian ini berusia 18-25 tahun (N=780, M = 20,7) yang merupakan mahasiswa di pulau Jawa . Peneliti menggunakan alat ukur Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25) untuk mengukur variabel distres psikologis, Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS-12) untuk mengukur variabel dukungan sosial, dan Sense of Belongingness Scale (SBS-26). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa distres psikologis berkorelasi negatif dengan dukungan sosial, serta variabel sense of belongingness hubungan antara dukungan sosial dan distres psikologis dengan nilai sebesar p = 0.7913 > 0,05, yang artinya variabel sense of belongingness tidak memoderasi hubungan antara dukungan sosial yang dipersepsikan terhadap distres psikologis.
This study aims to see how perceived social support can influence psychological distress with a sense of belonging as a moderator in students. Students who are adapting to the college environment have a tendency to experience psychological distress. The effects of psychological distress itself can be minimized by the presence of social support from family, significant other and friendship groups. Previous research has found that a sense of belonging to students can strengthen the role of social support in reducing psychological distress. Participants in this study were 18-25 years old (N = 780, M = 20.7) who were students on the island of Java. Researchers used the Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25) measurement tool to measure psychological distress variables, the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS-12) to measure social support variables, and the Sense of Belongingness Scale (SBS-26). The results of this study indicate that psychological distress has a negative correlation with social support, and the sense of belongingness with a value of p = 0.7913> 0.05, which means that the sense of belongingness variable does not moderate the relationship between perceived social support and psychological distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>