Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutaauruk, Natasha Bernadette
"Seiring dengan menjadi fenomena global terbaru, studi ini menyelidiki hubungan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh dan harga diri. Kepuasan tubuh dan harga diri adalah penting untuk dipelajari karena keduanya terkait dengan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan pola makan. Sebanyak 381 partisipan (M = 29,0, SD = 14,0), dengan rentang usia 17-78 tahun, direkrut melalui teknik convenience sampling. Tiga kuesioner daring berbasis laporan diri didistribusikan secara ketat untuk memperoleh data. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan kepuasan tubuh. Selain itu, terdapat korelasi negatif yang signifikan antara konsumsi TikTok dengan harga diri. Temuan studi ini mendukung hipotesis yang diajukan. Sebagai implikasi, pengguna disarankan untuk menggunakan TikTok dengan menetapkan batas waktu, mengurasi konten positif, dan istirahat secara teratur untuk melakukan aktivitas produktif guna mengurangi dampak negatif terhadap kepuasan tubuh dan harga diri.

s TikTok has become the latest global phenomenon, this study investigates the relationship between TikTok consumption and body satisfaction and self-esteem. Body satisfaction and self-esteem are critical to study due to their established associations with numerous mental health issues, including depression, anxiety, and eating disorders. A total of 381 participants (M = 29.0, SD = 14.0), ranging from 17-78 years, were recruited through convenience sampling. Three self-report online questionnaires were rigorously distributed to obtain the data. The results revealed a significant negative correlation between TikTok consumption and body satisfaction, which supported the proposed hypotheses. As practical implications, users should engage with TikTok mindfully by setting time limits, curating positive content, and taking regular breaks to engage in offline activities to mitigate the negative impacts on body satisfaction and self-esteem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Ayu Saura Nandita
"Media sosial adalah bagian dari kehidupan sebagian besar orang. Maka dari itu, banyak penelitian tertarik pada hubungan antata penggunaan media sosial dan kesejahteraan penggunanya. Namun, sedikit penelitian yang telah fokus pada TikTok, platform media sosial yang relatif baru. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara penggunaan Tiktok dengan perilaku perbandingan sosial dan kepuasan tubuh. Survei yang dilakukan oleh 381 pengguna TikTok menunjukan bahwa konsumsi TikTok berkorelasi positif dengan perbandingan sosial dan berkorelasi negatif dengan kepuasan tubuh. Ini mengindikasi bahwa pengguna TikTok harus lebih berhati-hati dengan konsumsi TikTok karena dapat menurunkan kesejahteraan. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan desain kuasi-eksperimental untuk menentukan kausalitas penggunaan TikTok terhadap perbandingan sosial dan kepuasan tubuh. Selain itu, studi berikutnya dapat mengeksplorasi jenis konten TikTok yang dapat menjelaskan perbandingan sosial dan kepuasan tubuh.

Social media is a part of most people's lives. Thus, studies have taken an interest in the relationship between social media usage and its users' well-being. However, not much has focused on TikTok, a newly emerging social media platform. This study aims to explore the relationship between TikTok consumption with social comparison and body satisfaction. A survey of 381 TikTok users showed that TikTok consumption correlated positively with social comparison and negatively with body satisfaction. This implies that users should be more careful with their TikTok consumption as it may lower their well-being. Future studies should use a quasi-experimental design to further confirm the causality direction of TikTok usage to social comparison and body satisfaction. Furthermore, future studies can also explore which content type from TikTok can better explain social comparison and body satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Suhartono
"Tiktok adalah sebuah platform yang sedang meledak dalam popularitas. Salah satu fitur yang penting di aplikasi ini, halaman “For you”, telah menarik perhatian dari banyak pengguna harian setiap harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati bagaimana penggunaan TikTok berkorelasi dengan kepuasan tubuh dan gejala depresi. Dengan 381 partisipan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunaan TikTok berkorelasi negatif dengan kepuasan badan dan berkorelasi positif dengan gejala depresif. Oleh karena itu, studi ini dapat menjadi dasar untuk menyebarkan pemahaman tentang apa konsekuensi negatif yang berhubungan dengan konsumsi TikTok secara berlebihan. Temuan ini berkontribusi pada semakin banyaknya literatur mengenai implikasi kesehatan mental dari pengunaan media sosial, yang menekankan pada pengelolaan konsumsi digital mereka. Rekomendasi yang dapat diberikan termasuk menerapkan strategi detoks digital dan penetapan batas penggunaan untuk menurunkan dampak negatif dari penggunaan TikTok yang berlebihan. Dengan meningkatkan kesadaran dan mendorong penggunaan yang bertanggung jawab, pengguna TikTok dapat melindungi kesehatan mental mereka dengan lebih baik saat berinteraksi dengan platform media sosial tersebut.

TikTok is a platform that is currently exploding in popularity. A prominent feature of the app, the “For you” page, has attracted a lot of daily active users. This research aims to observe how TikTok consumption is correlated with body satisfaction and depressive symptoms. With 381 participants, the study results revealed that TikTok consumption correlated negatively with body satisfaction and correlated positively with depressive symptoms. As such, this study can serve as a basis to spread awareness of the possible negative consequences related with excessive TikTok consumption. These findings contribute to the growing body of literature on the mental health implications of social media use, emphasizing on managing their digital consumption. Recommendations include adopting digital detox strategies and setting usage limits to lower the negative effects of excessive TikTok use. By raising awareness and encouraging responsible usage, TikTok users can better protect their mental health whilst engaging with said social media platform."
Depok: Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ramadhani
"ABSTRAK
Pada industri kreatif, tantangan akibatglobalisasiyang membuat karyawannya mengalami burnoutmerupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Tantangan tersebut dapat memicu sikap kompetitif pada karyawan yang ada pada ranah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran dari sikap kompetitif berlebihan terhadap burnoutpada pekerja kreatif. Proses pengumpulan data dilakukan kepada para pekerja industri kreatif dengan jumlah sebanyak 103 orang. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner secara online yang di dalamnya terdapat Copenhagen Burnout Inventorydan skala sikap kompetitif berlebihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap kompetitif berlebihanmemiliki efek positif yang signifikan (β =.35, p < .05)dalam memprediksi burnout pada pekerja kreatif. Hasil dari temuan ini dapat berguna dalam mengupas dan memperkaya lebih dalam literatur terkait dengan sikap kompetitif berlebihan dan burnout.

ABSTRACT
Pada industri kreatif, tantangan akibat globalisasi yang membuat karyawannya mengalami burnout merupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Tantangan tersebut dapat memicu sikap kompetitif pada karyawan yang ada pada ranah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran dari sikap kompetitif berlebihan terhadap burnout pada pekerja kreatif. Proses pengumpulan data dilakukan kepada para pekerja industri kreatif dengan jumlah sebanyak 103 orang. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner secara online yang di dalamnya terdapat Copenhagen Burnout Inventory dan skala sikap kompetitif berlebihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap kompetitif berlebihan memiliki efek positif yang signifikan (β =.35, p < .05) dalam memprediksi burnout pada pekerja kreatif. Hasil dari temuan ini dapat berguna dalam mengupas dan memperkaya lebih dalam literatur terkait dengan sikap kompetitif berlebihan dan burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Amelinda Permatasari
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kepuasan gaji dan kepuasan karier pada kepuasan hidup Generasi Y. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Job Satisfaction Scale untuk mengukur kepuasan gaji, Career Satisfaction Scale untuk mengukur kepuasan karier, dan Satisfaction with Life Scale untuk mengukur kepuasan hidup. Pengambilan data dilakukan melalui kuesioner online pada 116 karyawan Generasi Y dengan convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan karier lebih dapat berperan dalam memprediksi kepuasan hidup dibandingkan kepuasan gaji pada karyawan Generasi Y. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan untuk memberi perhatian khusus pada kepuasan karier karyawan Generasi Y.

The aim of this study is to examine the impact of pay satisfaction and career satisfaction to life satisfaction in Generation Y. This is a quantitative study using Job Satisfaction Scale to measure pay satisfaction, Career Satisfaction Scale to measure career satisfaction, and Satisfaction with Life Scale to measure life satisfaction. Data collection was done using online questionnaire to 116 Generation Y employees with convenience sampling. Study results shows that career satisfaction can predict life satisfaction more than pay satisfaction. Hence, companies should consider giving close attention to career satisfaction of Generation Y employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Shilla Aulia
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kompetensi karier memiliki peran yang lebih kuat terhadap perceived external employability dibandingkan optimisme. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode korelasional dan multiple regression. Variabel perceived external employability diukur menggunakan Perceived External Employability scale, optimisme dengan Life Orientation Test-Revised, dan kompetensi karier dengan Career Competencies Questionnaire. Partisipan yang berhasil direkrut dalam penelitian ini sebanyak 160 karyawan dengan rentang usia 18 – 29 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi karier (β = 0,52, p < 0,01) mampu menjadi prediktor yang lebih kuat dibandingkan optimisme (β = -0,03, p > 0,05) dalam memprediksi perceived external employability pada karyawan dewasa muda
The aim of this study is to determine whether career competencies has a stronger role on
employee’s perceived external employability compared to optimism. This research is a quantitative research that uses correlational and multiple regression methods. This study uses measurements such as Perceived External Employability Scale to measure perceived external employability, the Life Orientation Test-Revised to measure optimism, and the Career Competencies Questionnaire to measure career competencies. Participants in this study amounted to 160 employees in the age of 18-29. The results of the analysis show that career competencies (β = 0,52, p < 0,01) has a stronger role than optimism (β = -0,03, p > 0,05) to predict employee’s perceived external employability
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Hapsari Almira Inez Ersya
"Persaingan antar perusahaan saat ini sudah semakin ketat dan perusahaan membutuhkan karyawan dengan komitmen organisasi yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat hubungan dua faktor individu, yaitu general self- efficacy dan organizational mobility preferences terhadap komitmen afektif pada karyawan swasta. Partisipan penelitian ini adalah 143 karyawan swasta yang bekerja di berbagai sektor industri di wilayah Jakarta. Komitmen afektif diukur menggunakan Affective Commitment Scale, New General Self-Efficacy Scale digunakan untuk mengukur general self-efficacy, dan organizational mobility preferences diukur dengan Boundaryless Career Attitudes Scale.
Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara general self-efficacy r = .21, p < .05 dan komitmen afektif serta hubungan negatif yang signifikan antara organizational mobility preferences dan komitmen afektif r = - .37, p < .01 . Hal tersebut menunjukkan bahwa individu dengan general self- efficacy yang tinggi memiliki komitmen afektif yang juga tinggi. Sebaliknya, individu dengan organizational mobility preferences yang tinggi memiliki komitmen afekktif yang rendah. Penelitian juga menunjukkan bahwa organizational mobility preferences ? = -.34, p < .05 memiliki pengaruh lebih kuat terhadap komitmen afektif dibandingkan general self-efficacy ? = .12, p < .05 . Pembahasan dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

Today, the competition among companies are tighter, and companies need employees with high organizational commitment. This research aims to examine the relations between two individual factors, which is general self efficacy and organizational mobility preferences, with affective commitment of private employees. Participants of this research are 143 private employees who work in various sectors in the Jakarta area. Affective commitment was measured using Affective Commitment Scale, general self efficacy was measured by New General Self Efficacy Scale, and organizational mobility preferences measured using Boundaryless Career Attitudes Scale.
The result of this study proves that there is a significant positive correlation between general self efficacy r .21, p .05 and affective commitment, and also a significant negative correlation between organizational mobility preferences r .37, p .01 and affective commitment. It implies that people with high general self efficacy also have high affective commitment. In contrast, people with high organizational mobility preferences have low affective commitment. This research also found that organizational mobility preferences .34, p .01 had stronger impact to affective commitment than general self efficacy .12, p .05 . Discussion and suggestion for further research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S70029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Aurelia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh organizational mobility preferences dan perceived organizational support terhadap affective commitment karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Affective Commitment Scale yang telah direvisi dan dikembangkan oleh Meyer, Allen, dan Smith (dalam Meyer & Allen, 2004) untuk mengukur komitmen afektif karyawan sebagai variabel terikat, Boundaryless Career Attitudes Scale (Briscoe, Hall, & DeMuth, 2006) untuk mengukur organizational mobility preferences dan Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger et al., 1997). Penelitian ini dilakukan pada 143 responden yang pernah bekerja selama minimal satu tahun.
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa organizational mobility preferences (β = -0,30, p = 0,000) memiliki pengaruh negatif terhadap komitmen afektif dan perceived organizational support (β = 0,51, p = 0,000) memiliki pengaruh positif terhadap komitmen afektif karyawan, Lebih lanjut lagi diketahui bahwa variabel organizational mobility preferences dan perceived organizational support memiliki kontribusi varian yang unik pada komitmen afektif karyawan setelah mengontrol usia, tahun lulus pendidikan terakhir, tahun mulai kerja, lama kerja saat ini, dan waktu paling lama kerja karyawan.

The aim of this research is to examine the influence of organizational mobility preferences and perceived organizational support on affective commitment. This study is a quantitative study using Affective Commitment Scale developed by Meyer, Allen, dan Smith (in Meyer & Allen, 2004) to measure employee's affective commitment towards organization as the dependent variable (DV), Boundaryless Career Attitudes Scale developed by Briscoe, Hall, and DeMuth (2006) to measure the dimension of organizational mobility preferences and Survey of Perceived Organizational Support developed by Eisenberger et al. (1997) to measure employee?s perceived organizational support. The sample of this study is a total of 143 respondents who have worked in a company for at least a year.
Results indicated that organizational mobility preferences (β = -0,30, p = 0,000) negatively influenced employee?s affective commitment while perceived organizational support (β = 0,51, p = 0,000) positively influenced employee?s affective commitment. Furthermore, organizational mobility preferences and perceived organizational support explained a unique variance in affective commitment above age, year graduated from latest education, year first started a job, employee's tenure (current tenure and longest tenure).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Amalia
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan kepribadian ekstrovert dengan boundaryless mindset dan organizational mobility preferences pada karyawan Generasi Milenial. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, dengan pengambilan data menggunakan survei. Pengukuran kepribadian ekstrovert menggunakan alat ukur versi singkat dari IPIP, sedangkan pengukuran boundaryless career mindset dan organizational mobility preferences menggunakan alat ukur BCAS. Partisipan penelitian ini berjumlah 196 karyawan yang termasuk Generasi Milenial. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa kepribadian ekstrovert memiliki hubungan positif dengan boundaryless mindset r = 0,41, p

This study was conducted to examine the relationship between extrovert personality with boundaryless mindset and organizational mobility preferences on millennial rsquo s generation employees. This is a correlational study, that used survey as the data gathering method. Extrovert personality was measured using the short version of IPIP, while boundaryless mindset and organizational mobility preferences was measured using BCAS. Total participant of this study was 196 millennial rsquo s generation employees. Results indicated that extrovert personality was positively related to boundaryless mindset r 0,41, p
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Nugrahanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kepribadian ekstravert dan kepribadian proaktif terhadap kesuksesan karier subjektif karyawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan Career Satisfaction Scale untuk mengukur kesuksesan karier subjektif, IPIP versi singkat untuk mengukur kepribadian ekstravert, dan Proactive Personality Scale untuk mengukur kepribadian proaktif. Penelitian ini dilakukan pada 104 karyawan yang bekerja di bidang penjualan dan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian ekstravert B = .08 [-.07, .22], SE B = .07, p > .05 tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kesuksesan karier subjektif karyawan bidang penjualan dan pemasaran. Selain itu, kepribadian proaktif B = .18 [.03, .32], SE B = .07, p < .05 memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesuksesan karier subjektif karyawan bidang penjualan dan pemasaran. Pembahasan dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

ABSTRACT
The aim of this research is to examine the relationship of extravert and proactive personality toward emlopyee rsquo s subjective career success. This is a quantitative study using Career Satisfaction Scale to measure subjective career success, IPIP short version to measure extravert, and Proactive Personality Scale to measure proactive personality. This research was conducted on 104 sales and marketing employee. Result indicated that extravert B .08 .07, .22 , SE B .07, p .05 did not have any effect and proactive personality B .18 .03, .32 , SE B .07, p .05 had a positive effect to sales and marketing employee rsquo s subjective career success. Discussion and suggestion for further research are discussed."
2017
S67567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>