Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdinan Leonardo
Abstrak :
ABSTRAK
Kondisi di unit usaha restoran, PT XYZ membuat karyawan mengalami ketidakpuasan dalam bekerja. Di sisi lain, kepuasan kerja merupakan aspek yang berperan penting dalam menunjang performa karyawan yang bekerja di bidang pariwisata. Dengan meningkatkan orientasi melayani karyawan, perusahaan dapat pula meningkatkan kepuasan kerja. Dua studi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara orientasi melayani dan kepuasan kerja (studi 1); dan efektivitas serta dampak intervensi terhadap orientasi melayani pada kepuasan kerja (studi 2). Pada studi 1, pengumpulan data dilakukan menggunakan Work and Life attitude Survey Scale 5: Job Satisfaction, dan The Service Orientation Scale (N = 153). Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara orientasi melayani dan kepuasan kerja. Lebih lanjut, hasil analisis menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test pada Studi 2 menemukan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan karyawan terkait dengan orientasi melayani. Di sisi lain, tidak ada peningkatan nilai yang signifikan, baik pada variabel orientasi melayani, maupun kepuasan kerja saat sebelum dan sesudah intervensi pelatihan Heart of a Servant. Penelitian ini berkontribusi menambah kajian literarur mengenai orientasi melayani dan kepuasan kerja pada sektor industri pariwisata, serta meningkatkan kesadaran manajemen PT XYZ akan pentingnya orientasi melayani sebagai aspek yang meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
ABSTRACT
Conditions in the restaurant business unit, PT XYZ, make employees experience dissatisfaction at work. On the other hand, job satisfaction play an important role in supporting hospitality and tourism employees performance. By increasing employee service orientation, companies can also increase job satisfaction. Two studies were conducted to determine the relationship between service orientation and job satisfaction (study 1); and the effectiveness and impact of interventions on serving orientation towards job satisfaction (study 2). In Study 1, data were collected using the Work and Life Attitude Survey Scale 5: Job Satisfaction and The Service Orientation Scale (N = 153). Correlation results showed there was a significant relationship between service orientation and job satisfaction. Furthermore, the results of the analysis using the Wilcoxon Signed-Rank Test in Study 2 found that there was an increase in employee knowledge related to service orientation. On the other hand, there was no significant score increase in both service orientation and job satisfaction variables before and after the Heart of a Servant training intervention. This study contributed to increase literacy regarding service orientation and job satisfaction in the tourism industry sector, as well as increasing PT XYZs management awareness of the importance of serving orientation as an aspect that could increase job satisfaction.
2020
T55164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Dwi Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah intervensi berupa coaching dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada Primagama Rotacy, sehingga berdampak pada peningkatan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Penelitian ini dilakukan terhadap 35 karyawan (10 karyawan full time dan 25 karyawan part time) pada Primagama Rotacy, dengan menggunakan alat ukur Organizational Citizenship Behavior dari Podsakoff, MacKenzie, Moorman dan Fetter (1990) serta Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) dari Weiss, Dawis, England dan Lofquist (1967). Dengan menggunakan analisa regresi terhadap variabel OCB dan kepuasan kerja, maka diperoleh hasil 88,4% variasi skor OCB disebabkan skor kepuasan kerja dengan data seluruh karyawan dan 93,6% variasi skor OCB disebabkan skor kepuasan kerja dengan data karyawan part time. Di sisi lain, dimensi kompetensi supervisor memiliki pengaruh paling signifikan terhadap OCB. Program intervensi yang dirancang untuk meningkatkan OCB adalah coaching pada supervisor. Coaching disusun berdasarkan hard competency supervisor yang belum terpenuhi. Hasil diskusi dengan kepala cabang menyatakan bahwa intervensi ini akan menjadi salah satu cara pengelolaan karyawan di organisasi sehingga dapat memberikan kepuasan kepada karyawan dengan harapan mampu meningkatkan OCB dan jumlah konsumen.
ABSTRACT
The research aimed to determine the effect of coaching, as intervention program, to enhance employee’s job satisfaction in Primagama Rotacy, in order to improve Organizational Citizenship Behavior (OCB). Research conducted on 35 employees (10 full time employees and 25 part time employees), by using Podsakoff, MacKenzie, Moorman dan Fetter (1990), Organizational Citizenship Behavior and Weiss, Dawis, England dan Lofquist (1967), Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ). By using regression analysis to both variable, the result show that 88,4% variance of OCB’s score depend on job satisfaction’s score for all employees and the result show that 93,6% variance of OCB’s score depend on job satisfaction’s score for part time employees. On the other hand, supervisor’s competency, working condition, and compensation as job satisfaction factor, were having most significance influence among other factors. Based on this, therefore, interventions program was designed to improve OCB, which is design of coaching at supervisor. Coaching was designed depend on supervisor’s hard competency that still unfilled. Discussion with branch director showed that this intervention will one of way to manage employee in organization so that employee satisfaction will be increase and hopefully can increase OCB and amount of customer.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Dian Arista
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kepemimpinan diri dan Perilaku kerja inovatif serta efektivitas pelatihan Mastering Self-leadership untuk meningkatkan Kepemimpinan diri dan Perilaku kerja inovatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan action research dengan dua desain penelitian, yaitu cross-sectional (n = 144) dan before-and-after study (n = 9). Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Perilaku kerja inovatif (Jassen, 2000) yang kemudian diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Etikariena dan Muluk (2014) dan kuesioner The Revised Self-Leadership Questionnaire (Marques-Quinteiro, Curral, & Passos, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara Kepemimpinan diri dan Perilaku kerja inovatif (r = .44, R2 = .20, p < .05). Artinya, peningkatan Kepemimpinan diri dapat turut serta meningkatkan Perilaku kerja inovatif secara signifikan dan Kepemimpinan diri memprediksi 20% variance Perilaku kerja inovatif. Constructive thought strategies merupakan dimensi Kepemimpinan diri yang memiliki hubungan tertinggi dengan Perilaku kerja inovatif (r = .41). Berdasarkan hasil uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan, dapat disimpulkan bahwa pelatihan Mastering Self-leadership efektif disarankan menjadi kegiatan untuk meningkatkan Kepemimpinan diri dan Perilaku kerja inovatif. ......This research aims to determine the relationship between Self-leadership and Innovative Work Behavior as well as how effective the Mastering Self-leadership training to increase Self-leadership and Innovative Work Behavior. The study used action research with two research designs which are cross sectional (n = 144) and before-and-after study (n = 9). Measuring instrument used is Innovative Work Behavior Questionnaire (Jassen, 2000) which then translated into Indonesian language by Etikariena and Muluk (2014) and The Revised Self-Leadership Questionnaire (Marques-Quinteiro, Curral & Passos, 2012). The result showed that there is a significant positive correlation between Self-Leadership and Innovative Work Behavior (r = .44, R2 = .20 (p< .05). It means that the more increase Selfleadership is, the more Work Innovative Behavior increases significantly and then, Self-leadership explained 20% variance of Work Innovative Behavior. Moreover, among the three dimensions of Self-leadership, the Constructive thought strategies is the most related dimension to the Work Innovative Behavior (r = .41). Based on the result of the difference between pre-test and post-test, it concludes that the intervention of Mastering Self-Leadership training is effectively advised as an activity to increase Self-leadership and Innovative Work Behavior.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46244
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Romauli Damayanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perceived organizational support dan kepuasan kerja pada perawat. Penelitian ini dilakukan di salah satu rumah sakit swasta di daerah Jakarta Pusat. Responden dalam penelitian ini merupakan perawat dengan jumlah 47 orang. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, dimana partisipan diminta untuk mengisi kuesioner kepuasan kerja (Job Satisfaction Survey) dan perceived organizational support (Survey of Perceived Organization Support). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived organizational support dan kepuasan kerja sebesar .68 pada level of significant .01. Untuk meningkatkan perceived organizational support, peneliti melakukan sosialisasi penilaian kinerja dengan harapan sosialisasi tersebut dapat meningkatkan kepuasan kerja. Dari hasil sosialisasi, diketahui bahwa penilaian kinerja berupa paper and pencil yang direkomendasikan dirasakan cukup efektif, namun saat ini belum dapat diimplementasikan. ......This study aimed to examine the relationship between perceived organizational support and job satisfaction of nurses. This study was conducted in one of private hospital in Central Jakarta. Forty-seven nurses were involved as samples in this research. This research was conducted with quantitative approach, in which participants were asked to fill out questionnaire of job satisfaction (Spector's Job Satisfaction Survey) and perceived organizational support (Eisenberger's Survey of Perceived Organizational Support). Based on the result of the research, it was known that there is a significant relationship between perceived organizational support and job satisfaction (r=.68; level of significant .01). For increasing perceived organizational support, researcher gave intervention about performance appraisal socialization which hopefully could improve job satisfaction. The evaluation about this intervention is paper and pencil based performance appraisal was effective enough, but it can't be implemented at this time.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Aprilia
Abstrak :
Tingkat turnover intention pada karyawan di PT X saat ini masih cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh dari pemberdayaan psikologis dengan tingginya turnover intention karyawan di PT X. Penelitian dilakukan untuk mengukur pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap turnover intention dengan menggunakan kuesioner Psychological Empowerment dan kuesioner Turnover Intention. Responden penelitian ini berjumlah 164 orang pada level yang berbeda dimulai dari staff, sampai dengan manager. Seluruh responden bekerja di PT X pada divisi others project. Hasil uji korelasi antara kedua variabel sebesar r = -0.214, maka terdapat hubungan negatif yang signifikan antara pemberdayaan psikologis dan turnover intention. Selanjutnya dilakukan uji regresi yang menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis terbukti secara signifikan mempengaruhi turnover intention R2 = -0.208, p. ......The turnover rate of intentions on employees at PT X is still quite high. This study aims to see whether there is influence of psychological empowerment with turnover intention level of employees in PT X. Research conducted to measure the influence of psychological empowerment to turnover intention by using Psychological Empowerment questionnaire and Turnover Intention questionnaire. The study respondents required 164 people at different levels ranging from staff to managers. All respondents work in PT X on other project divisions. The test result between the two variables is r 0.214, then there is a significant negative relationship between psychological empowerment and move intention. Subsequent regression test showed that the existence of psychological empowerment significantly affect the intention to move R2 0.208, p.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakasenjaya Ramadhona
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan Keadilan Organisasi Dan Kepuasan Kerja Pada Guru Sekolah Alam X Melalui Intervensi Workshop Perumusan Penilaian KinerjaPembimbing : Dr. Alice Salendu, MBA., M.Psi. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah hubungan faktor keadilan organisasi dan kepuasan kerja pada guru Sekolah Alam X. Penelitian dilakukan terhadap 30 guru Sekolah Alam X dengan melakukan adaptasi terhadap alat ukur Keadilan Organisasi Moorman, 1991 dan alat ukur Kepuasan Kerja Spector, 1997 . Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara keadilan organisasi dengan kepuasan kerja pada guru Sekolah Alam X. Merujuk pada hasil tersebut, maka diusulkan intervensi rancangan program workshop Perumusan Sistem Penilaian Kinerja. Diharapkan dengan melakukan penilaian kerja yang lebih terukur, berkala dan objektif serta melakukan pembenahan terhadap sistem reward dapat meningkatkan keadilan organisisasi dan kepuasan kerja pada para guru Sekolah Alam X Kata kunci:Kepuasan kerja, keadilan organisasi, penilaian kinerja, workshop.
ABSTRACT
Enhancement Of Organizational Justice And Job Satisfaction On Teachers at Sekolah Alam X Through Formulating Performance Appraisal Workshop InterventionCounsellor Dr. Alice Salendu, MBA., M.Psi. The objective of this research is to analyze the organizational justice and job satisfaction on 30 teachers of Sekolah Alam X by adapting the measurement tool of Organizational Justice Moorman, 1991 and Job Satisfaction Spector, 1997 . The analysis result shows that there is significant correlation between organizational justice and job satisfaction towards teachers of Sekolah Alam X. Referring to the result, the recommendation is to hold intervention of Formulation Performance Assessment System Workshop. The expectation is by conducting performance appraisal which are measured, periodically and objective as well as improving reward system will able to increase organizational justice and job satisfaction on teachers of Sekolah Alam X Key word Job satisfaction, organizational justice, workshop, performance appraisal
2017
T49156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Amelia Sasmita
Abstrak :
Era revolusi industri 4.0 telah mengubah cara hidup dan kerja manusia, oleh karenanya organisasi perlu melakukan inovasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara perilaku kerja inovatif dan modal psikologis yang dimoderasi oleh openness to experience, serta menyelidiki dampak dari program intervensi modal psikologis dalam meningkatkan perilaku kerja inovatif pegawai. Penelitian ini dilakukan kepada 424 partisipan dari organisasi pemerintahan untuk mengetahui hubungan perilaku kerja inovatif dengan modal psikologis; dan 14 orang sampel acak dari pegawai untuk mengikuti program intervensi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa modal psikologis berhubungan secara positif dengan perilaku kerja inovatif, sedangkan openness to experience tidak memoderasi hubungan antara modal psikologis dan perilaku kerja inovatif, dengan hasil regresi R2 = 013; F(2, 242) = 99; p = 32 >05. Untuk program intervensi I`m Superhero in the workplace, memperlihatkan perubahan rata-rata skor modal psikologis dan perilaku kerja inovatif sebelum dan setelah program intervensi. Hasil ini memberikan implikasi bahwa organisasi bisa melakukan intervensi modal psikologis untuk meningkatkan perilaku kerja inovatif. ...... In the era of industry 4.0 which is changing the way people live and work, organization need to do innovation. This study aims to look at the relationship between employees innovative work behavior (IWB) and psychological capital (PsyCap) that moderate by openness to experience, and also investigate the impact of the PsyCap intervention program in increasing employees IWB. The study used 424 participant from a government agency to investigate the relationship between PsyCap and IWB; and 14 random samples of employees for the intervention program. It was found that PsyCap was positively related to IWB, but openness to experience did not moderated they relationship R2 =013; F(2, 242) =99; p =32. The intervention program which is I`m Superhero in the workplace Program, showed changing in the mean of PsyCap and IWB variable before and after the program. These results implied that organizations can having PsyCap intervention to improve their employees IWB.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Langen Sekar Lelyana
Abstrak :
Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar organisasi terpaksa menerapkan sistem kerja fleksibel dan memberikan dampak negatif terhadap kondisi work-life balance (WLB) karyawan generasi milenial. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan apakah dukungan atasan melemahkan hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Desain penelitian ini adalah korelasional dengan jumlah partisipan sebanyak 168 karyawan yang termasuk dalam generasi milenial. Pengukuran variabel menggunakan Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), Skala Dukungan Atasan, dan Skala WLB yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Penyebaran skala-skala ini dilakukan secara dari menggunakan Google Form. Analisis data dilakukan menggunakan Process Macro Hayess untuk menguji model 1, yaitu moderasi sederhana.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan atasan tidak memberikan efek moderasi pada hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Hal ini dapat terjadi karena karyawan generasi milenial memiliki keinginan untuk dapat mengelola waktu kerja dan tempat kerjanya secara mandiri. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan sektor bisnis yang lebih spesifik.......The Covid-19 pandemic forced most organizations to implement a flexible work system and had a negative impact on the work-life balance (WLB) of millennial employees. The purpose of this study is to prove whether superior support strengthens the relationship between flexible work systems and WLB. The design of this study was correlational with the number of participants as many as 168 employees belonging to the millennial generation. The measurement of variables uses the Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), the Supervisor Support Scale, and the WLB Scale which had been translated into Indonesian. The distribution of these scales is done by using Google Forms. Data analysis was performed using Process Macro Hayess to test model 1, namely simple moderation. The results showed that supervisor support did not have moderating effect to the relationship between the flexible working arrangement and WLB. This happened because millennial generation employees had the desire to be able to manage their work time and workplace independently. Future research can conduct similar research with more specific business sectors.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Elsa Putri
Abstrak :
Faktor yang berkaitan dengan usia seperti usia kronologis dan usia subjektif, memegang peranan penting dalam memengaruhi keterikatan kerja seseorang. Namun demikian, peran usia kronologis pada keterikatan kerja tidak konsisten pada penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kembali kondisi yang memengaruhi kekuatan prediksi usia kronologis pada keterikatan kerja dengan menguji usia subjektif pada konteks tempat kerja yaitu occupational future time perspective (OFTP) sebagai variabel moderator. Penelitian ini menggunakan teori conservation of resources (COR) sebagai kerangka penelitian. Berdasarkan kerangka teori yang digunakan, OFTP diduga berperan sebagai sumber daya motivasi dan kompensasi agar karyawan dapat terikat terhadap pekerjaan mereka. Data dikumpulkan menggunakan teknik survei paper and pencil pada pekerja kesehatan di enam rumah sakit swasta di Jabodetabek (N = 190). Data dianalisis menggunakan simple moderation test dari makro PROCESS Hayes’ (2008) pada perangkat lunak SPSS v25.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek moderasi dari OFTP yang signifikan pada hubungan usia kronologis dan keterikatan kerja, dimana usia kronologis memprediksi keterikatan kerja secara positif dan signifikan pada individu dengan OFTP yang tinggi. Sementara itu, usia kronologis tidak memprediksi keterikatan kerja secara signifikan pada individu yang memiliki OFTP yang rendah. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah pentingnya bagi organisasi untuk meningkatkan OFTP karyawan terutama pada karyawan yang lebih senior. ......Age-related factors such as chronological age and subjective age are one of the most important factors that influence work engagement. However, previous studies showed inconsistent results in revealing the relationship between chronological age and work engagement. We extend the previous research by arguing the relationship between chronological age and work engagement is moderated by subjective age in the workplace context, namely occupational future time perspective (OFTP) within the framework of conservation of resources (COR) theory. Built upon the framework, OFTP played a role as motivational and compensatory resources to be engaged. Data were collected using paper and pencil survey from healthcare employees at six private hospitals in Jakarta and its surroundings (N = 190). Using a simple moderation test with Hayes’ (2008) PROCESS macro on SPSS software v25.0, results showed that the moderating effect of OFTP on chronological age-work engagement relationship was positive and significant, such that the relationship between chronological age and work engagement is positive and higher on individuals with expansive OFTP. Meanwhile, chronological age couldn’t predict work engagement on low OFTP individuals. The results of this study are able to show the organization to highlight the OFTP variable, especially on the older workers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Putri Lestari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara job satisfaction dan job insecurity, serta peran self-esteem sebagai moderator di dalam hubungan tersebut. Tipe penelitian korelasional kuantitatif merupakan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian, antara lain Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) dari Weiss dkk. (1967) untuk mengukur job satisfaction, Job Insecurity Questionnaire (JIQ) milik De Witte 2000 untuk mengukur job insecurity, serta Rosenbergs Self-esteem Scale (RSES) milik Rosenberg 1965 yang diadaptasi oleh Pierce & Gardner (204) untuk mengukur self-esteem. Partisipan penelitian ini merupakan karyawan yang sedang bekerja full-time selama minimal satu tahun. Perolehan partisipan tersebut menggunakan metode convenience sampling. Dari 103 partisipan, didapatkan hasil yang signifikan pada hubungan antara job satisfaction dan job insecurity r= -.287, n= 03, p< .01), serta efek moderasi self-esteem pada hubungan tersebut bInt = -0.022, t = -2.65, p < 0.05 sig, CI =-0.03-0.005. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi job satisfaction karyawan, semakin rendah job insecurity yang mereka miliki dan self-esteem dapat memoderasi hubungan di antara kedua variabel tersebut.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>