Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghina Ilmi Romana Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker masih menjadi penyakit yang menakutkan bagi masyarakat. Kanker merupakan penyebab ke dua kematian utama setelah penyakit jantung di dunia. Salah satu kanker ganas karsinoma nasofaring KNF merupakan jenis kanker ke empat terbanyak di Indonesia. Massa yang mendesak jaringan sekitar akan menyebabkan rasa nyeri bagi pasien yang mengalami penyakit kanker. Karya ilmiah akhir ini bertujuan menganalisis praktik asuhan keperawatan pada anak dengan KNF yang mengalami nyeri kronik. Evaluasi hasil intervensi yang dilakukan didapatkan data bahwa masalah nyeri kronik, kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko perdarahan teratasi sebagian. Tindakan teknik distraksi berupa permainan games dan penatalaksaan nyeri menggunakan farmakologi mampu mengurangi skala Children rsquo;s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale CHEOPS dengan KNF.Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Nyeri, Karsinoma Nasofaring, Teknik Distraksi
ABSTRACT
Cancer is still a frightening disease for people. Cancer is the second leading cause of death after heart disease in the world. One of the most severe cancers of nasopharyngeal carcinoma KNF is the fourth most common cancer in Indonesia. The urgent mass of surrounding tissue will cause pain for patients with cancer. This final paper aims to analyze the practice of nursing care in children with KNF who experience chronic pain. Evaluation of intervention result done got data that problem of chronic pain, lack of nutrition less than requirement of body, risk of bleeding partially resolved. The technique of distraction such as playing games and pain management using pharmacology can reduce the scale Children rsquo s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale CHEOPS with KNF. Keywords Nursing Care, Pain, Nasopharyngeal Carcinoma, Distraction Technique
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Kartini
Abstrak :
ABSTRAK
Hipospadia merupakan suatu kelainan kongenital dengan ketidakabnormalan letak meatus uretra. Penatalaksanaan pada klien hipospadia adalah uretroplasti yang dapat menimbulkan efek nyeri. Asuhan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pasca operasi adalah manajemen nyeri meliputi teknik farmakologi dan nonfarmakologi. Teknik nonfarmakologi yang diberikan adalah teknik distraksi bermain game dengan handphone. Hasil asuhan keperawatan menunjukkan bahwa teknik distraksi bermain game efektif utuk mengatasi nyeri dibuktikan dengan penurunan skala nyeri pada Visual Analog Scale setelah dilakukan implementasi. Pemberi pelayanan keperawatan anak di rumah sakit dapat menerapkan teknik distraksi sebagai upaya dalam mengatasi nyeri akut pada anak pasca operasi.
ABSTRACT
Hypospadias is a congenital anomaly with abnormalities of the urethral meatus. Management on hypospadias clients is uretroplasty that can cause pain effects. Nursing care done to overcome post operative acute pain is pain management including pharmacology and nonpharmacology techniques. Nonfarmakologi technique given is distraction technique of playing game with mobile phone. The results of nursing care show that effective distraction techniques of playing game to overcome pain is proved by decreasing the scale of pain in Visual Analog Scale after the implementation. Providers of nursing services in hospitals can apply distraction techniques as an attempt to overcome acute pain in children after surgery.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Annisa Hazazi Mutiara Sumadi
Abstrak :
Pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan menyebabkan munculnya masalah kesehatan bagi penduduk tersebut, salah satunya ialah kelainan kongenital pada bayi baru lahir, yakni hipospadia. Penanganan yang dilakukan ialah dengan cara pembedahan. Rasa nyeri merupakan salah satu efek dari pembedahan pada klien anak dengan hipospadia. Nyeri akut diangkat sebagai masalah keperawatan utama karena merupakan masalah aktual yang harus segera ditangani. Pengkajian keperawatan yang dilakukan pada seorang klien di ruang bedah anak memberikan hasil bahwa nyeri akut merupakan keluhan utama. Asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri telah dilakukan pada klien dengan teknik distraksi melalui terapi audiovisual. Selama enam hari perawatan klien mengalami penurunan skala nyeri yang diukur dengan Wong-Baker Face Pain Scale yaitu dari skor 3 menjadi 1. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perawat ruangan untuk meningkatkan manajemen nyeri nonfarmakologi dengan teknik distraksi melalui terapi audiovisual. ...... Population growth in urban areas caused health problems for the population. One of which is congenital abnormalities in newborns, that is hypospadias. Hypospadias correction is one of the common surgical procedures performed by pediatric urologists. Pain is one of the effect of surgery on a child with hypospadias. Acute pain as a major nursing diagnoses because it is an actual problem that should be completed. Based on the assessment of nursing that has done on patient results that it is a major problem. Nursing care aimed to reduce pain has done to patient with audiovisual distraction technique. During six days of treatments patient showing in decreased of pain scale measured by Wong Baker Face Pain Scale from the score 3 to 1. The result can be considered as an intervention of non pharmalogical management of pain with distraction technique through audiovisual therapy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Norma Liana Sari
Abstrak :
Hipospadia merupakan salah satu penyakit kelainan kongenital pada laki-laki yang paling sering terjadi pada usia anak. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan penatalaksanaan medis seperti pembedahan. Tetapi, rencana pembedahan dapat membuat anak mengalami masalah keperawatan ansietas. Melalui teknik distraksi dan edukasi kesehatan pra operative, perawat mampu mengatasi masalah keperawatan ansietas pada anak. Berdasarkan hasil evaluasi, teknik distraksi dan edukasi kesehatan mampu mengatasi ansietas pada anak. Pernyataan ini dibuktikan dengan adanya penurunan pada skala ansietas dari nilai 15 ansietas sedang menjadi 8 ansietas ringan dan dari nilai 13 ansietas ringan menjadi 7 anseitas ringan dengan menggunakan instrumen modifikasi dari ZS-RAS dan T-MAS yang dibuat oleh Solikhah 2011 . Selain itu, anak mengatakan bahwa saat ini tidak mimpi buruk kembali, dapat tidur dengan nyenyak, serta wajah terlihat ekspresif dan ceria. Keberhasilan teknik ini juga dibantu oleh dukungan keluarga dan penerapan teknik komunikasi pada anak. Agar teknik distraksi dan edukasi kesehatan lebih efektif untuk mengatasi ansietas pada anak, pihak institusi pelayanan kesehatan perlu membuat media edukasi kesehatan mengenai persiapan pra operative, yang mendorong adanya interaksi antara anak dan petugas kesehatan sesuai tumbuh kembang anak. ...... Hypospadias is one of the most common congenital aberrations in males at the age of the child. To solve the problem, medical management is needed such as surgery. However, a surgical plan may make the child have anxiety nursing problems. Through distraction techniques and preoperative health education, nurses are able to overcome the problem of nursing anxiety in children. Based on the evaluation, distraction technique and health education able to overcome anxiety in children. This statement is evidenced by a decrease in the anxiety scale from a value of 15 medium anxiety to 8 mild anxiety and from a value of 13 mild anxiety to 7 mild anxiety using modified instrument of ZS-RAS and T-MAS made by Solikhah 2011 . In addition, the child says that the moment is not a nightmare back, can sleep soundly, and the face looks expressive and cheerful. The success of this technique is also aided by family support and application of communication techniques in children. In order for distraction and health education techniques to be more effective to overcome anxiety in children, the institution of health services need to make health education media about pre-operative preparation, which encourage the interaction between child and health officer according to child growth.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Akmalul Fikri Abdi
Abstrak :

Latar Belakang : Halusinasi merupakan sensasi yang dialami tanpa adanya rangsangan eksternal yang dapat mempengaruhi satu atau lebih dari indra. Jenis halusinasi yang paling banyak terjadi adalah halusinasi pendengaran yang mencapai 69%. Untuk mengatasi halusinasi dan mengurangi frekuensi halusinasi yang timbul, dilakukan 2 tindakan yaitu tindakan terapi medis dan terapi modalitas. Kasus : Ny. O wanita berusia 53 tahun masuk rumah sakit dengan alasan bicara sendiri dan marah – marah. Ny. O sakit sejak 2 tahun yang lalu. Selama di rumah sakit klien mengalami halusinasi pendengaran terutama saat bangun tidur. Saat ini klien merasa takut dan kesal disaat halusinasi mulai muncul. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. O menggunakan standar asuhan sesuai teori pada pasien halusinasi. Diskusi : Asuhan Keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Perencanaan dan impelementasi menggunakan prinsip terapi generalis. Hasil akhir perawatan terdapat penurunan gejala halusinasi pada Ny. O. Kesimpulan : Intervensi bercakap – cakap memberikan dampak paling signifikan dalam menurunkan gejala halusinasi. Pemilihan intervensi sesuai kebutuhan klien dapat meningkatkan efektivitas dari suatu intervensi


Background: Hallucinations are sensations experienced without external stimuli that can affect one or more human senses. The most common type of hallucinations is auditory hallucinations that reach 69%. To overcome and reduces frequency of hallucinations there are two intervention namely medical therapy and therapeutic modalities. Case Report : Mrs. O, a 53-year-old woman was admitted to the hospital for reasons of self-talk and anger. Mrs. O sick since 2 years ago. During at the hospital the client experiences auditory hallucinations, especially when waking up. At this time the client feels scared and upset when hallucinations begin to appear. Nursing care that is done to Mrs. O uses standard care according to the theory in hallucinatory patients. Discussion: Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, and evaluation. Planning and implementation uses the principle of generalist therapy. The end result of treatment is a decrease in hallucinatory symptoms in Ny. O. Conclusion: Intervention in conversation provides the most significant impact in reducing hallucinatory symptoms. Selection of interventions according to client needs can increase the effectiveness of an intervention

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Yustika Dewi
Abstrak :
Halusinasi merupakan gejala khas psikosis terutama skizofrenia. Seseorang dengan halusinasi tidak mampu memahami realitas secara akurat. Halusinasi juga dapat membebani dan mengganggu kehidupan penderita seperti disfungsi sosial dalam menjalankan pekerjaan, aktivitas sehari-hari, hubungan interpersonal, dan perawatan diri. Kasus nyata terjadi pada Nn. R (20 tahun) pertama kali masuk rumah sakit jiwa dengan diagnosis medis skizofrenia dan masalah keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran. Pada saat pengkajian di hari perawatan ke-16, klien mengatakan masih mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk mengakhiri hidup serta membunuh orang-orang yang dibencinya terutama laki-laki. Klien mengatakan belum bisa mengontrol halusinasi dan cenderung mengikuti perintah dari halusinasi seperti melakukan percobaan bunuh diri dengan menggigit jari dan percobaan mencekik perawat laki-laki.  Implementasi yang diberikan adalah tindakan keperawatan ners dan intervensi distraksi art therapy menggambar. Implementasi dilakukan selama lima hari dan dievaluasi menggunakan instrument Psychotic Symptom Rating Scales dan evaluasi tanda gejala halusinasi serta evaluasi kemampuan mengontrol halusinasi. Hasil implementasi diketahui adanya penurunan skor tanda gejala halusinasi dan peningkatan skor kemampuan mengontrol halusinasi. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan teknik distraksi art therapy menggambar efektif dalam menurunkan tanda gejala halusinasi dan meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi. Sehingga aktivitas art therapy menggambar dapat dijadikan salah satu pilihan kegiatan dalam pemberian asuhan keperawatan jiwa halusinasi. ......The effectiveness of the application of distraction techniques: art therapy drawing in reducing hallucinatory symptoms in schizophrenic patients. Hallucinations are typical symptoms of psychosis, especially schizophrenia. A person with hallucinations is unable to accurately perceive reality. Hallucinations can also burden and interfere with sufferers' lives such as social dysfunction in carrying out work, daily activities, interpersonal relationships, and self-care. The real case happened to Miss R (20 years old) was admitted to a mental hospital for the first time with a medical diagnosis of schizophrenia and nursing problems, sensory perception, auditory hallucinations. At the time of the assessment on the 19th day of treatment, the client said he still heard voices telling him to end his life and kill people he hated, especially men. The client said he had not been able to control his hallucinations and tended to follow orders from hallucinations such as attempting suicide by biting his finger and attempting to strangle a male nurse. The implementation given is nursing action by nurses and distraction intervention from art therapy drawing. Implementation was carried out for five days and was evaluated using the Psychotic Symptom Rating Scales instrument and evaluation of hallucination symptoms and evaluation of the ability to control hallucinations. The results of the implementation showed that there was a decrease in the score for signs of hallucinations and an increase in the ability to control hallucinations. The researcher concluded that the application of art therapy distraction drawing technique was effective in reducing hallucination symptoms and increasing the ability to control hallucinations. So that the art therapy activity of drawing can be used as an activity option in the provision of hallucinatory mental nursing care
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lailiyatul Munawaroh
Abstrak :
Gout arthritis
merupakan gangguan peradangan  pada sendi yang disebabkan oleh kelebihan kadar asam urat dalam darah. Usia dewasa menengah, 35-55 tahun, termasuk kelompok usia yang rentan mengalami gout arthritis. Tanda dan gejala yang paling sering dialami oleh penderita gout arthritis adalah nyeri sendi yang umumnya dirasakan pada sendi seperti jari kaki, tangan, atau pergelangan kaki. Manajemen nyeri pada masalah gout arthritis dapat dilakukan secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Salah satu manajemen nyeri nonfarmakologi yang dapat diberikan adalah kompres hangat jahe dan teknik distraksi. Jahe dipilih karena sudah dikenal sebagai salah satu obat tradisional untuk mengurangi nyeri, mudah dijangkau, murah dan tidak memiliki efek samping.   Pemberian intervensi kompres hangat jahe dan distraksi  menurunkan skala nyeri sendi pada Ibu T dari nyeri sedang ke nyeri ringan setelah dilakukan tiga kali intervensi.  Hasil intervensi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan intervensi keperawatan dalam manajemen nyeri pada gout arthritis.
Gout Arthritis is inflammation in the joints caused by hyperuricemia. Middle age, 35-55 years old, is an age group which prone to gout arthritis. The most common sign and symptoms in gout arthritis is joint pain, usually appears in smaller joints such as toes, fingers, ankle or wrist. Pain management in gout arthritis can be done pharmacologically or non-pharmacologically. One of non-pharmacological procedure to reduce the pain is ginger warm compress combined with distraction technique. Ginger was chosen because it has been known as one of the traditional medicines to reduce pain, easy to get, inexpensive and has no side effects. The warm compress and distraction intervention able to reduce   Mrs. T pain scale from moderate to mild pain for after 3 times of intervention. The result of this intervention can be the basis for developing nursing intervention in gout arthritis pain management.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library