Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muftie Fauzan Zulfikar
"Setiap perusahaan selalu ingin mendapatkan pendapatan di atas rata-rata industrinya. Untuk mewujudkan hal itu, perusahaan harus mampu membentuk kompetensi inti yang berbeda dari perusahaan-perusahaan lain dalam industrinya.
PT DIAN GRAHA ELEKTRIKA merupakan perusahaan yang menjadi agen produk-produk Siemens AG di Indonesia. Siemens AG merupakan produsen produk teknologi yang meliputi komunikasi, elektrik dan elektronika. Salah satu divisi di PT Dian Graha Elektrika menangani khusus produk-produk telekomunikasi yang di Indonesia Siemens tidak mempunyai perwakilannya. Departemen Sales & Marketing 1 merupakan salah satu departemen di divisi tersebut yang menangani produk Communication Server.
Pada saat ini terjadi perubahan hubungan PT Dian Graha Elektrika dengan Siemens AG. Apabila sebelumnya merupakan agen tunggal Siemens di Indonesia, maka sekarang berubah menjadi distributor tunggal di Indonesia. Aturan baru ini hanya berlaku bagi divisi komunikasi, yang mana departemen Sales & Marketing 1 berada. Oleh karena itu harus dilakukan perubahan strategi dengan memperhatikan kriteria apa saja yang harus dimiliki oleh departemen ini sebagai distributor tunggal Siemens, dan bagaimana menyesuaikan sumber daya yang dimiliki oleh DGE dengan faktor keberhasilan utama dalam industri.
Penelitian dilakukan melalui wawancara tidak berstruktur berdasarkan model Resouce Based untuk memperoleh sumber daya dan kapabilitas pembentuk kompetensi inti yang ada sekarang. Kemudian dibandingkan dengan sumber daya dan kapabilitas yang hams dimiliki agar berhasil dalam industri atau untuk mempertahankan keunggulan bersaingnya. Kompetensi inti baru yang akan dibentuk tidak hanya mempertimbangkan faktor keberhasilan utama dalam industri, tetapi juga trend teknologi yang berkembang yaitu konvergensi.
Berdasarkan analisa resouce-based terhadap sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki DGE, ditemukan bahwa sumber daya dan kapabilitas yang telah dimiliki secara baik adalah sumber daya dan kapabilitas teknologi dan reputasi. Sumber daya dan kapabilitas ini membentuk kompetensi inti DGE yaitu memasarkan, memasang dan merawat sistem komunikasi suara di lokasi konsumen. Berdasarkan analisa terhadap sumber daya dan kapabilitas ini ditemukan pula bahwa DGE perlu membentuk sumber daya dan kapabilitas yang barn agar dapat berhasil dalam industri. Sumber daya dan kapabilitas yang perlu dibentuk adalah sumber daya keuangan, manusia dan inovasi. Meskipun demikian sumber daya dan kapabilitas yang telah ada pun perlu ditingkatkan. Untuk memenuhi perkembangan teknologi dalam hal ini konvergensi perlu dibangun kompetensi inti yang baru yaitu di bidang teknologi komunikasi data dan suara. Untuk mendukung perubahan strategi tersebut pihak manajemen perlu mensosialisasikan komitmen dengan moto "Kepuasan Pelanggan adalah Masa Depan Kami" dengan mempersiapkan departemen ini untuk menjadi sistem integrator.
Implementasi menata ulang strategi dapat terbagi menjadi dua macam,yaitu membentuk dan memperkuat sumber daya dan kapabilitas, dan yang kedua adalah membentuk kompetensi inti yang barn berdasarkan perubahan teknologi dan pasar yaitu konvergensi. Pelaksanaanya adalah dengan membentuk minimal dua tim, yaitu tim manajemen dan tim pelaksana. Tim manajemen yang merumuskan arah, implementasi dan evaluasi perubahan strategi dan tim pelaksana yang melaksanakan perubahan strategi tersebut.
Ruang lingkup studi yang terbatas pada identifikasi sumber daya dan kapabilitas pembentuk kompetensi inti DGE dan bagaimana membentuk sumber daya dan kapabilitas barn agar berhasil dalam industri dan bagaimana membentuk kompetensi inti baru agar sesuai dengan perkembangan teknologi konvergensi, membuka peluang studi lebih lanjut, yaitu bagaimana implementasinya dan bagaimana cara mengukur kinerja departemen setelah perubahan strategi tersebut dilakukan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Ahmad Aditya
"Proyek konstruksi dengan segala kerumitan dan keterbatasan dalam berbagai aspek diharuskan memenuhi target waktu dan biaya. Proses perencanaan yang terintegrasi diperlukan untuk merancang suatu skenario optimasi waktu-biaya proyek yang realistis dengan mempertimbangkan pilihan dan kemungkinan yang bisa digunakan. Metode penjadwalan dituntut dapat mengakomodasi: perluasan asumsi untuk mempertimbangkan pilihan yang akan diambil, perhitungan waktu dan biaya berdasar sumberdaya yang realistis, dan pencarian solusi berupa kombinasi dari pilihan yang dapat memenuhi batasan serta tujuan proyek.
Pada sebuah kasus proyek konstruksi, dengan menerapkan algoritma genetik pada penjadwalan berbasis sumberdaya, dicari sebuah solusi berupa skenario penjadwalan bagi optimasi waktu-biaya proyek untuk dibandingkan dengan realisasi pelaksanaan di lapangan. Dari hasil perbandingan didapatkan kesimpulan bahwa algoritma genetik mampu mencari solusi optimal dan sesuai dengan pola pencarian solusi secara analitis berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman.

Construction project with all its complexity and limits in many aspects is entitled to fulfill time and cost targets. Integrated planning process is needed to design a realistic time-cost optimation project scenario, respective of options possible to use. Scheduling method is obliged to accomodate : assumption expand to consider options to make, calculation of project time-cost based on realistic resource usage, and solution finder.
In a construction project case, by applying genetic algorithm in a resource based scheduling, a solution of time-cost optimation in a form of scheduling scenario is searched to be compared to the real applied scenario of the project. From the comparation, its concluded that genetic algorithm is able to find an optimal solution that matches the optimation effort done manually, based on knowledge and experience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Vivianto
"ABSTRAK
Industri kayu lapis merupakan primadonanya produk kehutanan dalam perolehan devisa negara dan merupakan komoditi penyumbang ekspor terbesar dari ekspor pengolahan kayu Indonesia. Tetapi peranan industri tersebut dari tahun ke tahun mengalami penurunan terbukti di tengah badai krisis nasional akhir-akhir ini, industri kayu lapis yang merupakan resource based industry tidak mampu berjaya di tengah badai moneter yang menekan kuat nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Industri ini semakin sulit berkembang, devisa ekspor kayu lapis terus merosot. Begitu juga dengan nilai ekspornya yakni sejak tahun 1993 sebesar US $ 4,22 milyar menurun menjadi US $2,07 milyar di tahun 1998.
Merosotnya ekspor kayu lapis ini, disebabkan oleh beberapa hal antara lain semakin ketatnya persaingan industri kayu lapis dunia, munculnya pesaing-pesaing baru yang selama ini merupakan pasar ekspor bagi produk kayu lapis Indonesia, fenomena ini disebabkan karena dibukanya ekspor kayu log ke negara tersebut. Penurunan nilai tukar mata uang domestik di sejumlah negara Asia Timur, juga mengakibatkan berkurangnya kegiatan di sektor konstruksi yang menjadi penyerap utama produk kayu lapis. Oleh karena untuk meningkatkan atau mempertahankan pangsa pasar kayu di pasar global, diperlukan strategi yang handal untuk mempertahankan daya saing komoditi kayu lapis Indonesia di pasar global.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang patut dipertimbangkan dalam membuat strategi peningkatan daya saing kayu lapis, sedangkan alternatif strateginya direncanakan untuk mendapatkan perolehan devisa, keterkaitan pihak pemerintah, non pemerintah dan dunia usaha industri kayu lapis.
Penentuan strategi dirancang dengan menggunakan dua pendekatan analisis sistem yaitu, RCA dan ISP untuk mengetahui posisi komoditi kayu lapis Indonesia di pasar global dan kedua memakai Teknik proses hirarki analitik digunakan untuk memudahkan permodelan prioritas permasalahan dan mengetahui alternatif strategi peningkatan daya saing kayu lapis yang sebelumnya melakukan identifikasi faktor-faktor penting yang meliputi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman).
Dalam proses hirarki analitik faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sesuai urutan prioritasnya adalah kondisi faktor (kemampuan SDA, permodalan, Jaringan distribusi, sumber daya IPTEK, sarana dan prasarana), kondisi permintaan (permintaan ekspor, pangsa pasar dunia, pangsa pasar dalam negeri, permintaan dalam negeri), industri terkait dan pendukung (kekuatan pemasok bahan baku, kekuatan pemasok bahan penolong), strategi, struktur dan persainga (persaingan industri, struktur industri, informasi pasar, promosi ekspor dan kualitas produk), kesempatan dan peluang (era perdagangan babas, blok perdagangan, kurs mata uang).
Sedangkan aktor yang berperan menurut urutan prioritasnya adalah pemerintah, lembaga keuangan/perbankan, industri, industri pemasok, asosiasi, negara tujuan ekspor dan negara pesaing. Dengan tujuannya peningkatan daya saing, perolehan devisa, pertumbuhan dan perluasan pasar dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Untuk afternatif strateginya yang merupakan pokok dan acuan untuk meningkatkan daya saing kayu lapis Indonesia di pasar global menurut urutan prioritasnya adalah penciptaan iklim yang kondusif, peningkatan stabilitas bahan baku dalam negeri dan yang terakhir peningkatan penguasaan teknologi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T9306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Safitri
"ABSTRAK
This paper examines the customer contribution in sustaining firms rsquo competitive advantage through innovation in the smartphone industry. Previous research claims that innovation is important for firms to sustain their competitive advantage and that it is important to consider the customers to have a better outcome of innovation. This study uses resource based view and dynamic capabilities as the theoretical foundations. It is based on the collection of secondary data from the existing literature, which becomes the basis of the analysis. The study finds that the customer contribution to product innovation in the smartphone industry could be improved in order to sustain the firms rsquo competitive advantage. More specifically, it suggests that creating innovation websites of companies in the smartphone industry and releasing smartphone prototypes can help the companies to come up with better results of product innovation.

ABSTRACT
Studi ini membahas kontribusi pelanggan dalam mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan melalui inovasi dalam industri smartphone. Penelitian- penelitian sebelumnya menyatakan bahwa inovasi merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif mereka. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari inovasi tersebut, perusahaan perlu mempertimbangkan pelanggan mereka. Studi ini menggunakan data sekunder dari literatur yang sudah ada sebagai dasar analisis dan menggunakan resource-based view dan dynamic capabilities sebagai landasan teori. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa kontribusi pelanggan terhadap inovasi produk dalam industri smartphone dapat ditingkatkan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan dengan menggunakan berbagai cara, diantaranya membuat website inovasi perusahaan dan mempublikasikan prototipe smartphone, yang nantinya dapat memberikan hasil inovasi produk yang lebih baik. "
2017
S69633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutajulu, Nadya Priscilya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dan sebaliknya, pengaruh kinerja finansial terhadap kinerja lingkungan perusahaan. Dasar penelitian ini mengacu pada teori resource-based view mengenai keunggulan kompetitif perusahan dan teori lead-lag mengenai pengaruh jeda waktu sebelum kinerja lingkungan memengaruhi kinerja finansial perusahaan dan sebaliknya, kinerja finansial memengaruhi kinerja lingkungan perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode panel dan melibatkan dua puluh perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012. Kinerja lingkungan perusahaan mengunakan proxy konsentrasi zat padat tersuspensi (TSS) yang belum pernah digunakan sebelumnya pada penelitian sejenis di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia belum mengintegrasikan strategi lingkungan ke dalam strategi bisnis secara keseluruhan dengan strategi lingkungan yang cenderung reaktif. Penelitian ini menemukan bahwa kinerja lingkungan secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan pada tahun yang bersamaan. Sebaliknya, kinerja finansial tidak memengaruhi kinerja lingkungan secara signifikan. Dalam jangka waktu yang lebih panjang, kinerja lingkungan berpengaruh negatif meskipun tidak signifikan terhadap kinerja finansial.

This study aims to determine the causal effect between environmental performance to its financial performance and vice versa, the firm’s environmental performance to its financial performance. The basis of this study refers to the theory of resource-based view on the firm competitive advantage and lead-lag theory on the effect of lag time before firm’s environmental performance affects its financial performance and vice versa. This study uses a panel method involving 20 companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2011-2012. Firm’s environmental performance is represented by the concentration of total suspended solids (TSS), which has not been used previously in similar studies in Indonesia.
The results showed that the manufacturing firms in Indonesia have not integrated their environmental strategies into the overall business strategy so that financial performance does not affect the environmental performance significantly. However, the study found that the environmental performance positively and significantly affects the environmental performance on the same year. Indonesian manufacturing firms’ environmental strategy tends to be reactive. In the longer-term, environmental performance shows negative but insignificant effect on financial performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joifadi
"ABSTRAK
Penelitian utama Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan strategi kompetitif
Emirates dan SkyTeam dalam hal keberlanjutan mereka. Proyek penelitian mencoba untuk
menjawab pertanyaan apakah penerbangan non-aliansi seperti Emirates dapat mempertahankan
posisi kompetitif mereka di pasar tanpa bergabung aliansi maskapai. Kerangka teoritis seperti
berbasis sumber daya view (RBV) dan kemampuan dinamis diterapkan untuk proyek ini.
Tinjauan literatur Bab mengidentifikasi sumber spesifik keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan (misalnya kepemimpinan biaya dan diferensiasi). Manfaat utama dan kelemahan
bergabung aliansi maskapai disebutkan di bagian teoritis. Secara khusus, aliansi maskapai
penerbangan memiliki lebih banyak sumber daya yang mereka miliki dan basis pelanggan yang
lebih besar. Hal ini ditemukan bahwa Emirates memiliki model bisnis yang sangat hemat biaya
dan dapat bersaing secara efektif tanpa bergabung aliansi maskapai. Disarankan bahwa peneliti
masa depan di lapangan harus menyelidiki lebih lanjut hipotesis operasional mengenai manfaat
dan kelemahan yang terkait dengan bergabung aliansi penerbangan di industri penerbangan
komersial global

ABSTRACT
The main research aim of this study is to compare the competitive strategies of Emirates and
SkyTeam in terms of their sustainability. The research project attempts to answer the question
whether non-alliance airlines such as Emirates can sustain their competitive position in the
market without joining airline alliances. Such theoretical frameworks as the resource-based view
(RBV) and dynamic capabilities are applied to this project. The literature review chapter
identifies specific sources of sustainable competitive advantage (e.g. cost leadership and
differentiation). The key benefits and drawbacks of joining airline alliances are mentioned in the
theoretical part. Specifically, alliance airlines have more resources at their disposal and a larger
customer base. It is found that Emirates has a very cost-efficient business model and can
compete effectively without joining airline alliances. It is recommended that future researchers in
the field should further investigate the operational hypotheses concerning the benefits and
drawbacks associated with joining alliance airlines in the global commercial airlines industry"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana Purwaningsih
"Pengembangan desa wisata memiliki multiple effects mengangkat potensi ekonomi lainnya yang turut terguncang sejak pandemi COVID-19. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) di desa wisata sebenarnya sudah dilakukan sebelum pandemi. Namun, inisiatifnya sering bersifat sporadis dan tidak terhubung satu sama lain, sehingga menghambat desa wisata mencapai seluruh potensinya. E-collaboration dibutuhkan untuk membangun kapasitas adaptasi di desa wisata saat menghadapi disrupsi seperti pandemi atau adanya perubahan lingkungan bisnis yang sangat dinamis ke depannya. Penyusunan kerangka kerja e-collaboration untuk desa wisata kategori maju ini didasari dua buah teori: Dynamic Capability dan Resources Based-View theory. Kerangka kerja e-collaboration yang dibangun menekankan faktor kapabilitas yang didukung oleh dua teori tersebut. Faktor kapabilitas dikumpulkan melalui tiga sumber data yaitu: studi literatur, pendapat pakar, serta observasi di Desa Karangrejo, Wanurejo, dan Candirejo, Kabupaten Magelang. Setelah melalui proses sinkronisasi dan integrasi faktor dianalisis menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Bagian lain kerangka kerja e- collaboration desa wisata adalah aktor yang dikelompokkan dengan pendekatan Pentahelix. Dua bagian lain kerangka kerja adalah proses bisnis dan tahapan e- collaboration. Semua dimensi tersebut kemudian disusun dalam sebuah kerangka kerja e-collaboration desa wisata dengan kategori maju yang dibantu dengan perangkat lunak pengolah citra. Proses validasi kerangka kerja menggunakan tujuh kriteria yaitu: Simplicity, Coverage and Completeness, Compliance to standards, Dynamics & flexibility, Capabilities & relevance, Usefulness, dan Trustworthiness. Hasil pengujian dan masukan pakar digunakan untuk merevisi kembali kerangka kerja. Selanjutnya adalah menyusun rencana strategis e-collaboration untuk desa wisata kategori maju, yang dilanjutkan dengan menyusun strategi SI/TI. Hasil kerangka kerja e-collaboration merupakan rekomendasi kepada para pemangku kepentingan tentang bagaimana mengatasi hambatan kolaborasi secara digital dan memformalkan upaya kolaboratif tersebut. Kerangka kerja e-collaboration menjadi panduan bagi aktor di desa wisata ketika menghadapi tantangan dalam berkolaborasi secara digital di berbagai tahap siklus hidup bisnis, serta bagaimana mengatasi tantangan kolaborasi tersebut

The development of a tourist village has multiple effects in lifting other economic potentials that have also been shaken since the COVID-19 pandemic. The use of Information Technology (IT) in tourist villages had actually been carried out before the pandemic. However, the initiatives are often sporadic and disconnected from each other, thus preventing village tourism from reaching its full potential. E-collaboration is needed to build adaptive capacity in tourism villages when facing disruptions such as a pandemic or a very dynamic change in the business environment going forward. The preparation of an e-collaboration framework for an advanced tourism village is based on two theories: Dynamic Capability and Resources Based-View theory. The e- collaboration framework that is built emphasizes the capability factor which is supported by these two theories. Capability factors were collected through three data sources, namely: literature studies, expert opinions, and observations in the Karangrejo, Wanurejo, and Candirejo tourist villages, Magelang Regency. After going through the synchronization and integration processes, the factors were analyzed using Principal Component Analysis (PCA). Another part of the tourism village e-collaboration framework is the actors grouped with the Pentahelix approach. The other two parts of the framework are business processes and e-collaboration stages. All these dimensions are then arranged in a tourism village e-collaboration framework with advanced categories assisted by image processing software. The framework validation process uses seven criteria, namely: Simplicity, Coverage and Completeness, Compliance to standards, Dynamics & flexibility, Capabilities & relevance, Usefulness, and Trustworthiness. Test results and expert input are used to revise the framework. Next is to develop an e-collaboration strategic plan for an advanced category tourism village, followed by developing an IS/IT strategy. The results of the e-collaboration framework are recommendations to stakeholders on how to digitally overcome barriers to collaboration and formalize these collaborative efforts. The e-collaboration framework serves as a guide for actors in tourism villages when facing challenges in collaborating digitally at various stages of the business life cycle, and how to overcome these collaboration challenges."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Antoinette Clara W
"Perusahaan kini semakin menggunakan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mempertahankan posisi mereka di dalam dan juga untuk memasuki suatu pasar ekonomi, dengan menerapkan CSR dalam strategi bisnis perusahaan mereka. Mengemban tanggung jawab sosial tidak selalu datang darri kesadaran diri perusahaan tersebut. Ini bisa saja berasal dari 'permintaan akan tindakan dan produk yang etis, interes para pemangku kepentingan (stakeholders), dan adanya niat untuk memaksimalisasi keuntungan. Skripsi ini akan menganalisis tiga faktor diatas yang menjadi elemen penentuan bagi perusahaan dalam menerapkan CSR dalam strategi bisnis mereka.

Companies are now increasingly using the concept of Corporate Social Responsibility (CSR) in order to maintain their position also to enter a market, by implementing CSR in their business strategy. Becoming socially responsible does not always come from a self-awakening of the firm. It may come from the increasing consumers’ demand towards ethical actions and products, stakeholders’ interests, and the intention to do profit maximization. This paper will further analyse the mentioned three factors, which become determining elements of companies to implement a higher degree of CSR in their business strategy. "
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhsin
"Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Board Internal Connection terhadap pay for performance pada perusahaan listed yang ada di Indonesia. Mengacu pada pendangan terkait Resource Based View yang mempunyai perspektif dimana modal sosial yang dimiliki oleh anggota dewan perusahaan bisa menjadi keunggulan bagi perusahaan. Salah satu bentuk dari modal sosial ini yaitu adanya koneksi internal yang terjalin diantara anggota dewan di dalam suatu perusahaan. Studi yang mengkaji mengenai koneksi internal anggota dewan perusahaan sejauh ini masih relative jarang dijumpai di dalam literatur keuangan, khususnya di Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan sampel berupa perusahaan publik yang ada di Indonesia dengan rentang waktu observasi dari tahun 2017 sampai tahun 2019. Mengingat perusahaan terdiri dari mayoritas perusahaan keluarga, sehingga dalam penelitian ini akan melihat pengaruh kontrol keluarga dapat mempengaruhi hubungan antara Board Internal Connection terhadap pay for performance pada perusahaan di Indonesia. Hasil pengujian empiris yang dilakukan memperlihatkan bahwa keberadaan kontrol keluarga di dalam suatu perusahaan dapat memperlemah hubungan positif antara board internal connection terhadap pay for performance.

This study was conducted to examine the effect of Board Internal Connections on pay for performance on listed companies in Indonesia. Referring to the view related to the Resource Based View which has a perspective where social capital owned by members of the company's board can be an advantage for the company. One form of social capital is the existence of internal connections that exist between board members within a company. Studies that examine the internal connections of company board members so far are still relatively rare in the financial literature, especially in Indonesia. This study uses a sample of public companies in Indonesia with an observation period from 2017 to 2019. Given that the company consists of the majority of family companies, this study will look at the effect of family control on the relationship between Board Internal Connections and pay for performance in companies in Indonesia. The results of empirical tests conducted show that the existence of family control within a company can weaken the positive relationship between the board's internal connection and pay for performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roseline Mannuela Anwar
"Pandangan terkait dengan Resource Based View memiliki perspektif bahwa social capital yang dimiliki oleh anggota dewan perusahaan dapat menjadi kekuatan serta keunggulan bagi perusahaan. Salah satu bentuk dari social capital tersebut adalah koneksi internal yang terjalin antar anggota dewan baik komisaris maupun direksi perusahaan. Penelitian yang mengkaji terkait koneksi internal dewan perusahaan sampai sejauh ini masih relatif jarang dijumpai di dalam literatur keuangan, khususnya di Indonesia. Di dalam penelitian ini akan ditelusuri bagaimana pengaruh dari board internal connection terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Sampel yang diamati meliputi perusahaan publik pada seluruh sektor di Indonesia terkecuali sektor keuangan selama periode tahun 2017 sampai dengan 2019. Di samping itu mengingat mayoritas perusahaan di Indonesia di dominasi oleh perusahaan keluarga, maka dalam penelitian ini akan ditelusuri juga bagaimana kehadiran dari adanya kontrol keluarga dapat mempengaruhi hubungan antara board internal connection terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Pada hasil pengujian empiris yang dilakukan dalam penelitian ini membuktikan bahwa adanya kontrol keluarga di dalam perusahaan mampu memperlemah hubungan positif antara board internal connection terhadap kinerja perusahaan.

Resource Based View has a perspective that board social capital can become an advantage for the company. Internal connection is one of the social capital that exist in firm’s board members. Empirical study that focus on investigating the board internal connection on firm performance are still rare in the financial literature, especially in Indonesia. The purpose of the study is to investigate the effect of board internal connection on firm performance in Indonesia. This study employs a sample comprising all Indonesian listed companies during the period 2017 to 2019, excluding the financial and banking sector. Majority of companies in Indonesia are dominated by family companies, so in this study also investigates how the existence of family control can affect the relations between board internal connection and firm performance in Indonesia. This study provides empirical evidence that the existence of family control in the company weaken the positive relationship between board internal connection and firm performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>