Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ling, Ching
Peking: Foreign Language Press, 1964
895.135 LIN b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanie Agustine
"Latar belakang: Perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja sektor konstruksi di Indonesia masih kurang baik, ditandai dengan masih tingginya angka kematian dan disabilitas akibat kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa dan bagaimana fenomena tersebut terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan APD pada pekerja konstruksi.
Metode: Studi kualitatif menggunakan Fokus Grup Diskusi (FGD) dan wawancara mendalam dengan pedoman wawancara semi-struktur pada 13 informan pekerja konstruksi, 3 orang mandor, 4 orang manajemen proyek serta 2 orang manajemen perusahaan sebuah perusahaan jasa konstruksi nasional. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologis.
Hasil: Pekerja konstruksi mengakui bahwa tidak atau tidak selalu memakai APD, khususnya yang rutin harus digunakan. Sikap pekerja yang kurang baik dipengaruhi oleh pengetahuan terbatas, konsep diri rendah (persepsi, intensi dan pengalaman), status pekerja serta tingkat pendidikan yang rendah. Manajemen proyek hingga manajemen perusahaan berperan dalam penyediaan, inventarisasi APD yang kurang memadai, peraturan yang tidak dijalankan dengan ketat, pelatihan yang tidak diberikan kepada pekerja. Manajemen proyek dan mandor juga bertanggung jawab terhadap pengawasan, namun implementasi di lapangan masih longgar.
Kesimpulan: Perilaku pekerja konstruksi dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) terutama dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah dan status kerja. Kurangnya pengawasan, pelatihan serta regulasi dari manajemen berkontribusi terhadap perilaku penggunaan APD pada pekerja.

Backgrounds: Construction workers’ lack of good behavior towards Personal Protective Equipment (PPE) usage, marked by high incidence of mortality and disability caused by occupational accidents in Indonesia. This research aim is to study why and how this phenomenon occured among construction workers and factors infulencing workers’ behavior on PPE usage.
Method: Qualitative study was conducted ,consisted of focus group discussions and in-depth interviews with semi-structured quidelines involving 13 construction workers, 3 supervisors, 4 project management staffs and 2 company management staffs from a national construction company . Conceptual framework used was phenomenological study.
Results: Construction workers admitted that PPE did not always used at work, particularly those routinely have to be used. Lack of good PPE usage behavior caused by limited knowledge of PPE functions, workers’ low self concept (perception, intention, and experience), low educational level, labor status,. Project management to company management took part in lack of PPE supply, inventory, regulations and training that did not meet the requirements. Project management and supervisors also contributed to supervision, although the implementation still loose.
Conclusion: Construction workers behavior of PPE usage particularly caused by low educational level and labor status. Management’s lack of supervision, training, and regulation contributed to workers’ PPE usage behavior.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azyyati Nabiilah Zahra
"Kelelahan merupakan salah satu faktor pembentuk kecelakaan tim kerja di konstruksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kondisi kelelahan pekerja konstruksi PT.X. Dengan desain penelitian cross sectional, menggunakan kuesioner Industrial Fatigue Research Committee, didapatkan 100 pekerja mengalami kelelahan saat sebelum dan setelah bekerja, dengan proporsi kelelahan diatas rendah meningkat setelah bekerja dari 52,5 menjadi 69,3 , artinya dibutuhkan penilaian lanjut dan perbaikan. Upaya pengendalian yang sudah dilakukan membatasi jam kerja lembur, penyediaan mess, dan olahraga rutin. Upaya lain yang dapat dilakukan memperketat kebijakan jam kerja, promosi perilaku hidup sehat, dan pengendalian faktor lingkungan kerja.

Fatigue is one of the main factor of worker rsquo s accident in construction. This study aimed to find out the fatigue conditions of PT. X construction workers. Using cross sectional design and Industrial Fatigue Research Committee Questionnaire, it was found that 100 of workers experience fatigue before and after work, with the prevalence of fatigue above low increased after working from 52.5 to 69.3 , meaning that further assessment and improvement were needed. Control measures that had been done were limiting the overtime hours, providing temporary shelter, and regular exercise. It was suggested to tighten the policy of working hours, promote healthy lifestyle, and control working environment factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Angelica Savitrie Joanna
"Melalui gangguan ekonomi dan dampak pada jam kerja yang masif, krisis Covid-19 telah berdampak pada 3,3 miliar tenaga kerja dunia. Salah satu sektor ekonomi yang berdampak akibat virus Covid-19 adalah sektor konstruksi. Ketakutan dan kecemasan tentang penyakit Covid-19 dan faktor-faktor lainnya dapat berpengaruh terhadap tingkat distres.  Tujuan penelitian ini ingin menganalisis faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan tingkat distres pada sektor konstruksi Proyek XYZ di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2022 dengan menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh staff kontraktor serta subkontraktor pada Proyek PT XYZ. Distres diukur menggunakan Pandemic-Related Perceived Stress Scale of Covid-19 (PSS-10-C). Data dianalisis menggunakan Chi-Square dan regresi logistic ganda. Pada Proyek PT XYZ memiliki tingkat distres sedang (67.6%) dan rendah (32.4%). Analisis regresi logistic ganda menunjukan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat distres yaitu hubungan keluarga-pekerjaan. Proyek PT XYZ mengalami tingkat distres sedang dan rendah selama pandemi Covid-19. Hubungan keluarga-pekerjaan yang baik dibutuhkan untuk mencegah meningkatnya tingkat distres di sektor konstruksi PT XYZ selama pandemi Covid-19.

Through economic disruption and massive impact on working hours, the Covid-19 crisis has impacted the world's 3.3 billion workforce. One of the economic sectors impacted by the Covid-19 virus is the construction sector. Fear and anxiety about the Covid-19 disease and other factors can affect the level of distress. This study aims to analyze the psychosocial hazard factors associated with the level of distress in the PT XYZ Project construction sector during the Covid-19 pandemic. This research was conducted in March-June 2022 using quantitative methods with a cross-sectional study design. Respondents and samples in this study were all contractor staff and subcontractors on the PT XYZ Project. The distress level is measured using the Pandemic-Related Perceived Stress Scale of Covid-19 (PSS-10-C). Data are analyzed using Chi-Square and multiple logistic regression. The PT XYZ project has a moderate (67.6%) and low (32.4%) levels of distress. Multiple logistic regression analysis showed that the dominant factor associated with the level of distress is family-work relationship. The PT XYZ project experienced moderate and low levels of distress during the Covid-19 pandemic. Good family – work relationships is needed to prevent an increase in the level of distress in PT XYZ's construction sector during the Covid-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahmat Abdullah
"Kelelahan kerja merupakan salah satu faktor yang berpotensi meningkatkan terjadinya kecelekaan kerja pada bidang konstruksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kelelahan kerja pekerja konstruksi pada pekerjaan rigid pavement jalan tol PT XYZ. Metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel yang diambil sebanyak 110 yang merupakan pada pekerja konstruksi jalan tol pekerjaan rigid pavement PT XYZ. Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu faktor fisik, faktor emosional dan faktor sosial, sedangkan variabel dependen kelelahan kerja. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, dengan teknik analysis data yaitu univariate dan bivariate. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 84 orang atau 76% mengalami kelelahan ringan, sedangkan sebanyak 26 orang atau 24% mengalami kelelahan sedang. Terdapat hubungan kecenderungan hubungan antara faktor fisik yaitu variabel lama perjalanan dan stres kerja dengan kelelahan kerja. Terdapat kecenderungan hubungan antara faktor emosional yaitu kualitas tidur dengan kelelahan kerja. Terdapat kecenderungan hubungan antara faktor sosial variabel tekanan pekerjaan, komunikasi yang buruk, penindasan dan intimidasi, hubungan rekan kerja, tuntutan pekerjaan dengan kelelahan kerja.

Work fatigue is one of the factors that has the potential to increase the occurrence of work accidents in the construction sector. The aim of this research is to find out what factors are related to construction workers' work fatigue on the job rigid pavement PT XYZ toll road. The research method used is a quantitative method with an approach cross sectional study. The samples taken were 110 who were toll road construction workers rigid pavement PT XYZ. The variables in this study consist of independent variables, namely physical factors, emotional factors and social factors, while the dependent variable is work fatigue. Data collection was carried out by distributing questionnaires, using data analysis techniques, namely univariate and bivariate. The research results showed that 84 people or 76% experienced mild fatigue, while 26 people or 24% experienced moderate fatigue. There is a tendency for the relationship between physical factors, namely the length of travel and work stress variables with work fatigue. There is a tendency for a relationship between emotional factors, namely sleep quality, and work fatigue. There is a tendency for a relationship between social factors such as work pressure, poor communication, bullying and intimidation, co-worker relationships, job demands and work fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
"Fokus penelitian ini adalah mengetahui pengaruh karakteristik individu terhadap upah pekerja konstruksi menggunakan data SAKERNAS 2013 dengan jumlah responden 13.365 dan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan metode ordinary least square (OLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas meliputi umur, jenis kelamin, status kawin, tempat tinggal, pendidikan, pelatihan, regional, hari kerja mempunyai pengaruh positif terhadap upah pekerja konstruksi. Penerimaan upah maksimum terjadi pada umur 46,43 tahun, sedangkan setiap penambahan umur 1 tahun akan menambah penghasilan sebesar 2,6%. Jenis kelamin laki-laki akan mendapatkan upah sebesar 3,49% > berjenis kelamin perempuan.
Status kawin akan menerima upah sebesar 10,34% > tidak kawin. Sedangkan pekerja yang tinggal di kota akan menerima upah sebesar 13,43% > pekerja yang tinggal di desa. Pendidikan tamat SMP akan menerima upah sebesar 6,64%, berpendidikan tamat SMA+ sebesar 26,18% lebih tinggi dari pekerja yang berpendidikan <=SD. Pekerja yang mengikuti pelatihan kerja (bangunan batu, kayu dan beton) akan mendapatkan upah sebesar 25,72% > tidak mengikuti pelatihan kerja. Dan pekerja yang tinggal di Pulau Sumatera akan mendapatkan upah sebesar 29,78%, Pulau Jawa sebesar 10,01%, Pulau Kalimantan sebesar 50,75%, Pulau Sulawesi sebesar 26,26% dan Pulau Maluku serta Papua yang akan mendapat upah sebesar 45,08% lebih tinggi jika di bandingkan dengan pekerja yang tinggal di pulau Bali dan Nusa Tenggara.

The focus of this study find out of the effect of individual characteristics on the wages of construction workers using SAKERNAS 2013 with 13.365 number of respondents and using multiple linear regression analysis with the method of Ordinary Least Squares (OLS).
Results of research shows that the independent variables consist of age, gender, marital status, place of residence, education, training, regional, working days have a positive effect on the wages of construction workers. The maximum wages occurs at the age of 46.43 years, and base on inferential analysis can conclude that every additional 1 year of age will increase revenue 2.6%. Male will get wages 3.49% > female.
Marital status will get wages 10.34% > are not married. While workers living in the city will receive a wage 13.43% > worker who lives in the village. Junior high school will receive wages 6.64%, completed high school plus will receive wages 26.18% higher than <= SD. Workers who follow vocational training (masonry, wood and concrete) will get wages 25.72% > does not follow vocational training. And workers who live on the island of Sumatra will get wages 29.78%, 10.01% Java, 50.75% Borneo, 26.26% Sulawesi and 45,08% Maluku and Papua island higher when compared with workers who live on the island of Bali and Nusa Tenggara
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imania Al-Faiza Nurfigni
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penerapan manajemen K3 terhadap kepatuhan keselamatan pekerja di proyek konstruksi PT.XYZ. Variabel dependen penelitian ini adalah kepatuhan keselamatan pekerja, sedangkan variabel independennya adalah aspek penerapan manajemen K3 (kepemiminan manajemen, partisipasi pekerja, identifikasi dan penilaian bahaya, pencegahan dan pengendalian bahaya, pendidikan dan pelatihan, evaluasi dan perbaikan program, serta komunikasi dan koordinasi pekerja). Penelitian ini merupakan penelitiana dengan desain studi cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai Juli 2021 dengan metode pengisian kuesioner, wawancara dan observasi lapangan. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Penelitian ini melibatkan 163 pekerja lapangan. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang paling memenuhi dalam penerapan manajemen K3 adalah variabel partisipasi pekerja, dan yang paling tidak memenuhi adalah variabel pendidikan dan pelatihan, serta kepatuhan keselamatan pekerja di proyek konstruksi PT.XYZ dikategorikan patuh. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan (p = 0,026) dengan kepatuhan keselamatan pekerja, sedangkan kepemimpinan manajemen, partisipasi pekerja, identifikasi dan penilaian bahaya, pencegahan dan pengendalian bahaya, evaluasi dan perbaikan program, komunikasi dan koordinasi pekerja tidak memiliki hubungan signifikan dengan kepatuhan keselamatan pekerja.

This study aims to see the description of OHS management implementation on worker safety compliance at PT.XYZ construction project. The dependent variable of this study is worker safety compliance, while the independent variable is OHS management implementation (management leadership, worker participation, hazard identification and assessment, hazard prevention and control, education and training, program evaluation and improvement, and worker communication and coordination). This research is a cross sectional study design. Data collection was conducted from April to July 2021 by filling out questionnaires, interviews and field observations. Data were analyzed univariat and bivariat. This study involved 163 workers. The results showed that the most fulfilling variable in the implementation of K3 management is worker participation, and the variable that not fulfil is the education and training, and worker safety compliance in the PT.XYZ construction project is categorized as obedient. There is a significant correlation between education and training (p = 0,026) with worker safety compliance. However, management leadership, worker participation, hazard identification and assessment, hazard prevention and control, program evaluation and improvement, worker communication and coordination have no significant correlation with worker safety compliance at PT.XYZ construction project."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrizal Nursin
"Peran sumberdaya manusia dalam pembangunan atau proyek konstruksi sangat penting, dibandingkan dengan peran sumberdaya manusia di industri manufaktur. Industri manufaktur lebih mengandalkan kepada mesin-mesin dan robotisasi untuk mengembangkan dan menghasilkan produknya, sedangkan pada industri konstruksi lebih menekankan peran sumberdaya manusia, sehingga kemampuan manusia sebagai tenaga kerjanya harus benar-benar dapat diandalkan agar dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan rencana, yang dalam hal ini menyangkut waktu, mutu, dan biaya.
Melalui metode observasi dan survey penulis ingin mengetahui dan mengukur produktivitas tukang batu yang melaksanakan proyek konstruksi di DKI Jakarta. Tujuannya adalah untuk melihat besar atau tinggi produktivitas tukang batu dan faktor yang mempengaruhi prdduktivitas tersebut. Dengan ini diharapkan suatu peningkatan prdduktivitas tenaga kerja seoptimal mungkin dan industri konstruksi dapat merencanakan pelaksanaan sesuai dengan kemampuan tukang yang ada, khususnya tukang batu.
Setelah diadakan penelitian, dan data-data yang ada diolah dengan metoda pengukuran prdduktivitas, maka dapat beberapa fenomena. Fenomena tersebut antara lain memperlihatkan bahwa produktivitas tukang batu pada pekerjaan pasangan batu kali, batu bata, keramik, plesteran, dan pekerjaan beton rendah sekali, tetapi masih berada dalam range standar yang ada. Produktivitas tukang batu sangat dipengaruhi oleh ketepatan waktu penyiapan bahan, ukuran dan mutu bahan baku dan bahan setengah jadi, lokasi kerja, kemampuan tukang membaca gambar dan membuat mal untuk menyelesaikan pekerjaan, dan keterampilan tukang mengatur pembantu tukang dan menata tempat kerja.
Dengan kenyataan yang ada di proyek tersebut, maka dapat disarankan kepada industri konstruksi tentang perlu diadakan pelatihan khusus tukang batu yang meliputi kemampuan analisa kerja (Job Analysis), keterampilan membaca gambar. kemampuan membuat mal, kecakapan memimpin pekerja. Kontraktor perlu berhati-hati dalam menghitung biaya bangunan jika menggunakan standar yang ada, karena perkiraan produktivitas tukang batu dalam buku tersebut terlalu ideal dan sulit dicapai."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Kusminanti
"ABSTRAK
Pemberian alat pelindung diri adalah salah satu upaya untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Berdasarkan beberapa literatur dan pengamatan langsung olch peneliti diperoleh informasi bahwa pelaksanaan pemberian alat pelindung diri ini seringkali menemui hambatan. Misalnya tingkat kedisiplinan pekerja untuk memakai alat pelindung diri masih belum optimal yang disebabkan oleh masih kurangnya kesadaran pekerja terhadap pentingnya alat pelindung diri, pola pengawasan dari pimpinan, dan adanya faktor-faktor yang dianggap menghambat untuk memakai alat pelindung diri, Salah satu jenis alat pelindung diri adalah helm, yaitu alat yang ditujukan untuk melindungi kepala dari bahaya di atas kepala, Kebutuhan helm ini sangat besar pada jenis pekerjaan di konstruksi bangunan bertingkat.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku menggunakan helm dengan menggunakan salah satu teori untuk memprediksi perilaku yaitu teori reasoned action dan teori planned behavior. Melalui teori ini perilaku dapat diprediksi melalui tiga determinan perilaku yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control. Partisipan penelitian ini adalah pekerja tingkat pelaksana pekerjaan konstruksi bangunan. Jumlah partisipan keseluruhan adalah 135 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang berisi dengan pernyataan tentang variabel penelitian yang disusun dalam skala dengan rentang skor 1-4.
Analisis hasil penelitian ini menggunakan perhitungan regresi berganda, yang kemudian diperoleh R Square sumbangan ketiga variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap variabel intensi untuk menggunakan helm adalah sebesar 8,4 %. Besar sumbangan ini menunjukkan adanya sumbangan variabel lain yang juga berkontribusi terhadap intensi perilaku memakai helm. Sedangkan berdasarkan uji F, diperoleh nilai F adalah 5.114 yaitu di atas 3.94 maka dapat dikatakan bahwa terdapat sumbangan yang signifikan dari ketiga variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap variabel intensi untuk menggunakan helm. Variabel Norma subjektif secara signifikan mempunyai hubungan positif dengan intensi untuk menggunakan helm (sig T.002) serta memberikan sumbangan relatif terhadap intensi sebesar 0.261"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>