Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidauruk, Teofilus Gabe
Abstrak :
PT XYZ (XYZ) adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi (TI), khususnya jasa transaksi pembayaran elektronis. XYZ adalah perusahaan yang berbasis proyek dalam pemenuhan layanan dan produk kepada pelanggan, sehingga pelaksanaan proyek menjadi hal yang krusial.Manajemen proyek yang baik diperlukan agar layanan dan produk TI yang diberikan XYZ kepada pelanggannya dapat optimal. Dengan menggunakan model kematangan manajemen proyek, XYZ dapat mengetahui tingkat kematangan pelaksanaan manajemen proyeknya dan dapat mencapai tingkat kematangan yang diinginkan berdasarkan standar dari model tersebut. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah tingkat kematangan manajemen proyek XYZ berdasarkan project management maturity model (PMMM), dan rekomendasi perbaikan.
PT XYZ (XYZ) is a company that provides IT services, specializing in switching and payment services. In delivering these services, XYZ is a project based company, so project management and implementation becomes crucial. Excellent project management is needed so services can be delivered optimally. Project management maturity level assesment based on the project management maturity model (PMMM) can be done to give XYZ a description regarding the current level of maturity. The result of this research will be the maturity level of current project management and recommendations to improve the maturity level.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Hadiono
Abstrak :
ABSTRAK
Pelaksanaan manajemen proyek dalam suatu perusahaan tercermin dalam tingkat kesuksesan penyelesaian proyek yang tepat waktu, sesuai ruang lingkup dan sesuai anggaran. PT Prima Integrasi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa implementasi layanan atau solusi teknologi informasi. Perusahaan ini memiliki fokus dalam implementasi proyek teknologi informasi sehingga pelaksanaan manajemen proyek yang baik dapat meningkatkan kinerja perusaahan agar mencapai target yang telah ditentukan. Persentase kesuksesan penyelesaian proyek yang tepat waktu, sesuai ruang lingkup, dan sesuai anggaran adalah sebesar 23 sehingga pelaksanaan manajemen proyek di perusahaan masih kurang. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan manajemen proyek agar diketahui tingkat kematangan manajemen proyek dan rekomendasi apa saja yang dapat diterapkan guna memperbaiki pelaksanaan manajemen proyek di perusahaan. Metode pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek yang digunakan adalah Project Management Maturity Model PMMM PM Solutions dan Kerzner Project Management Maturity Model KPMMM . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan manajemen proyek di perusahaan berada pada tingkat pertama dan masih belum seperti yang diharapkan. Terdapat 15 proses yang telah mencapai target, namun masih terdapat 32 proses yang belum mencapai target yang diharapkan. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk dapat meningkatkan tingkat kematangan manajemen proyek yang lebih tinggi. Selain itu terdapat prioritas rekomendasi yang telah disesuaikan dengan harapan manajemen. Dengan hasil evaluasi ini diharapkan pelaksanaan manajemen proyek di perusahaan dapat menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan kinerja manajer proyek dalam penyelesaian proyek.
ABSTRACT
Implementation project management in organization is reflect by the success rate of project completion on time, within scope and on budget. PT Prima Integrasi is a company engaged in service implementation of information technology solutions. The company has focused on the implementation of information technology projects so good project management can improve company performance in order to achieve the targets. The percentage of successful completion of projects on time, within scope, and on budget is 23 so the implementation of project management in the company is still lacking. It is necessary to evaluate the implementation of project management in order to know the level of project management maturity and any recommendations that can be applied to improve the implementation of project management in the organization. Method of measuring the maturity level of project management that used is Project Management Maturity Model PMMM PM Solutions and Kerzner Project Management Maturity Model KPMMM . The results showed that the maturity level of project management in organization is on first level and still not as expected. There are 15 processes that achieve target, but still there are 32 processes that don 39 t achieve the expected target. This study provides recommendations to the organization in order to improve level of project management maturity is higher. In addition there are the priority recommendations have been adapted to the expectations of management. With the results of this evaluation are expected implementation of project management in the organization can be better and can improve performance project manager in project completion.
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Uyun
Abstrak :
Selama dua dekade terakhir, manajemen pengetahuan telah menerima perhatian yang signifikan di dunia bisnis dan telah diakui sebagai elemen penting dalam proses pembelajaran organisasi untuk menciptakan produk, strategi, dalam layanan baru. Perusahaan berlomba-lomba dalam memberikan produk dan layanan yang terdepan demi mampu bertahan di dunia bisnis. Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang digital marketing, inovasi dan kemampuan menjadi sangat penting untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi. Karenanya, PT XYZ mengadopsi manajemen pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan mempertahankan keberlangsungan organisasi. Namun, PT XYZ belum memiliki metode yang efektif untuk mengukur aspek-aspek terpenting dalam manajemen pengetahuan sehingga manajemen pengetahuan yang ada sekarang belumlah optimal. Pengukuran tingkat kematangan diperlukan untuk membantu organisasi agar fokus dan memperioritaskan aspek-aspek pada manajemen pengetahuan agar penerapannya dapat berjalan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kematangan dan memberikan rekomendasi perbaikan agar penerapan manajemen pengetahuan dapat optimal dan memberikan hasil yang signifikan. Pengukuran kematangan manajemen pengetahuan pada penelitian ini menggunakan model kematangan G-KMMM. Secara keseluruhan, tingkat kematangan manajemen pengetahuan berada pada tingkat 2 (aware). Hal ini menunjukkan bahwa organisasi sadar dan memiliki niat untuk mengelola pengetahuan, dan memiliki intensi untuk mengimplementasikan MP dengan baik. Terdapat delapan rekomendasi perbaikan yang diusulkan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kematangan manajemen pengetahuan di PT XYZ Indonesia ......Over the past two decades, knowledge management has received significant attention in the business world and has been recognized as an important element in the organizational learning process for creating products, strategies, and new services. Companies are competing in providing leading products and services to be able to survive in the business world. The number of companies engaged in digital marketing, innovation and capability is very important to maintain the sustainability of the organization. Therefore, PT XYZ adopted KM to improve employee competencies and maintain organizational sustainability. However, PT XYZ does not have an effective method to measure the most important aspects of knowledge management yet. Thus, management of existing knowledge is not optimal enough. Measurement of the level of maturity is needed to help the organization to focus and prioritize aspects of knowledge management so that its application can run optimally and give the result significantly. This study aims to measure maturity and provide recommendations for improvement to optimize the application of knowledge management. Measurement of KM maturity in this study used the G-KMMM maturity model. To sum up, the level of maturity in term of Knowledge Management occupies level 2 (aware). It can be said that organization is realized and having intention to manage knowledge and implement it well. There are 8 recommendations of suggested improvement that will be expected to enhance maturity level of KM in PT XYZ Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Darmawan
Abstrak :
ABSTRAK Pemeliharaan alat yang efektif dibutuhkan perencanaan yang baik, karena perencanaan yang baik memastikan semua sumberdaya tersedia pada saat yang tepat, dan meminimalkan waktu tunggu antara dua kegiatan pemeliharaan. Akan tetapi hingga saat ini masih banyak organisasi yang belum secara efektif melakukan perencanaan pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen kapabilitas perencanaan pemeliharaan. Analis masingmasing elemen kapabilitas menunjukkan bahwa fungsi tersebut mempunyai dimensi strategik dan taktikal, mempunyai tingkat kepentingan yang berbedabeda, dan melibatkan banyak pihak sebagai pelaksana dan penanggung jawab. Selain itu di penelitian ini juga disusun standar kuesioner untuk mengukur kematangan terhadap praktek-praktek yang telah dilakukan oleh fungsi perencanaan pemeliharaan pada suatu organisasi. Akhirnya, penelitian ini dapat diterapkan pada kegiatan perencanaan pemeliharaan untuk berbagai jenis industri, dan nilai pengukuran kematangan yang diperoleh dapat dipergunakan sebagai dasar untuk perbaikan berkelanjutan.
ABSTRACT Maintenance planning is mandatory for an effective maintenance for physical, since its contributing to manage the availability of respective resouce during maintenance activity, and also good planning will minimize idle time between activities. However organization is not realize the important of maintenance planning. Objective of this reasearch is to develop the capability element of maintenance planning process. According to research output, maintenance planning consist of multi dimension aspect, ie. Strategic and tactical planning, muliple actor for responsible and acknowlegde, and also different weighting factor for each capability element. Beside that, practical mechanism (questioner) to measure maturity level of maintenance planning process also provided. Finally, this research is widely applicable in various industries to asses the maturity level of maintenance planning process as well determined its follow up action to improve the planning capabilities.
2016
T45114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Azmaiza Hadsyah
Abstrak :

Riset ini dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang industri teknologi telekomunikasi yang memproduksi telepon seluler dan menjual telepon seluler dengan merek dagang sendiri. Perusahaan ini menggunakan perangkat lunak manufaktur Manufacturing Execution System (MES) dalam proses manufakturnya. Perangkat lunak manufaktur harus selalu dikembangkan dan kinerjanya ditingkatkan. Perusahaan perlu melakukan pendekatan dan penilaian untuk meningkatkan kapabilitas dan kematangan proses manufaktur digital. Capability Maturity Model (CMM) digunakan sebagai dasar model pengukuran kematangan perangkat lunak manufaktur yang digunakan dalam proses manufaktur. Model kematangan kapabilitas menentukan tingkat kematangan digital perusahaan saat ini. Kemudian berdasarkan analisis celah, dibuat peta untuk peningkatkan kematangan digital pada proses manufaktur. Pada tingkat 2 berulang, perusahaan mencapai tingkat kematangan 2,23, kemudian pada tingkat 3 didefinisikan mencapai tingkat kematangan 2,17. Berdasarkan tingkat kematangan saat ini, dilakukan pembuatan profil KPA dan dirancang peta untuk meningkatkan tingkat kematangan digital perusahaan. ......The research was conducted at a telecommunications technology company that manufactures mobile phones. The company uses Manufacturing Execution System (MES) manufacturing software in its manufacturing processes. Manufacturing software should always be developed and improved. Companies need to carry out approaches and assessments to increase the capability and maturity of digital manufacturing processes. Capability Maturity Model (CMM) is used as the basis for measuring the maturity of manufacturing software used. The capability maturity model determines the company's current level of digital maturity. Then based on the gap analysis, a map is created to increase digital maturity in the manufacturing process. At level 2 repeated, the company reaches a maturity level of 2,23, then at level 3 it is defined as reaching a maturity level of 2,17. Based on the current maturity level, a KPA profile is created and a map is designed to increase the company's digital maturity level.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sugiono
Abstrak :
Pengembangan sistem aplikasi sangat diperlukan oleh Bank X untuk memperlancar dan mempermudah proses bisnis Bank X yang vital. Walaupun demikian, pada proses pengembangan sistem aplikasi tersebut terkadang masih mendapat beberapa hambatan. Hambatan tersebut dapat berupa kualitas yang tidak sesuai standar, biaya yang melebihi anggaran dan melampaunya waktu pengembangan sistem aplikasi. Maka dilakukanlah upaya peningkatan proses pengembangan sistem aplikasi dengan menerapkan Capability Maturity Model (CMM) sebagai suatu standar proses pengembangan sistem aplikasi. Penerapan CMM dilakukan dengan menentukan maturity level berdasarkan area proses CMM repeatable level, mengidentifikasi gap antara CMM dan proses pengembangan sistem aplikasi pada Bank X, dan merumuskan penanganan gap untuk mencapai repeatable level. Pengembangan alat ukur yang detail dilakukan untuk mendapatkan hasil pengukuran maturity level yang lebih valid. Alat ukur tersebut terdiri dari proses wawancara dan tinjauan dokumen. Dari proses pengukuran didapatkan hasil maturity level Bank X yaitu sebesar 87% untuk repeatable level. Sedangkan dari proses gap analysis dapat diketahui terdapat 25% key practice yang baru sebagian terlaksana dan 3% belum terlaksana. Dalam upaya penanganan gap tersebut sekaligus untuk meningkatkan proses pengembangan sistem aplikasi dirumuskan beberapa usulan yaitu pelaksanaan training dan orientasi terkait area proses CMM, standar pengukuran status pengembangan, prosedur configuration library, SCM Plan, penerapan tools pengujian sistem aplikasi, dan otomasi prosedur pengembangan sistem aplikasi. ......Software engineering is urgently required by Bank X to make its important business process faster and easier. In the other hand, Bank X's software engineering process sometimes gets some troubles. Those troubles are overbudget, overtime, and inappropriate quality with the requirement. Therefore, process improvement effort is tried to be done through Capability Maturity Model (CMM) implementation as a software engineering standard process. CMM is implemented by measuring the maturity level of software engineering based on key process area of CMM repeatable level, then identifying the gap between CMM and Bank X's software engineering process, and formulazing the gap treatment to achieve repeatable level of maturity. Developing the detail measurement tool is conducted to get more appropriate result of maturity level. The measurement tool consists interview and document review processes. From the measument process, we can know that the maturity level of its software engineering is 87% in CMM repeatable level. Meanwhile, from gap analysis, it is showed that 25% of CMM key practices in repeatable level have been partially implemented and 3% have not been impelemented. In order to handle those gaps and to improve software engineering process, some recommendations are formulated. The recommendations are training and orientation about key process areas CMM, measurement standard of developing activity status, configuration library procedure, SCM plan, automation testing tools implementation, and automation of software engineering procedure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50286
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Denovi Rahmawati
Abstrak :
Manajemen pengetahuan (MP) menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran di organisasi. Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga pemerintah non departemen yang bertugas melaksanakan kegiatan statistik mulai menyadari pentingnya pengetahuan sebagai aset penting organisasi dalam mencapai visi misinya. Berdasarkan Rencana Transformasi Digital BPS, penerapan MP di BPS diharapkan dapat mendukung strategi organisasi. Namun, berdasarkan data penerapan MP di BPS yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan berbagai inisiatif MP di BPS belum optimal. Untuk mencapai keberhasilan program MP maka diperlukan adanya strategi MP. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penyusunan sebuah strategi MP berdasarkan hasil pengukuran kematangan MP di BPS. Pengukuran tingkat kematangan MP pada penelitian ini menggunakan kerangka kerja MP oleh Asian Productivity Organization (APO). Perumusan strategi MP ini dibantu dengan kerangka kerja MP oleh APO, strategi pengetahuan oleh Zack serta KM solutions dan foundations oleh Becerra. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode kuantitatif untuk pengukuran kematangan MP melalui survei kemudian analisis datanya menggunakan analisis deskriptif. Selanjutnya, metode kualitatif dilakukan untuk penyusunan strategi peningkatan MP melalui wawancara, observasi dan studi literatur kemudian analisis datanya menggunakan analisis tematik. Dari hasil analisis, kategori kematangan MP dengan nilai tertinggi yaitu teknologi sedangkan kategori dengan nilai terendah yaitu proses pengetahuan. Secara keseluruhan, total skor seluruh kategori kematangan MP BPS adalah 145,91 atau berada pada level 3 (introduction). Hal ini menunjukkan bahwa praktik MP sudah dilakukan di beberapa area organisasi. Perumusan strategi MP BPS dari penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Hasil strategi MP ini diharapkan dapat mewujudkan keberhasilan program MP di BPS. ......Knowledge management (KM) becomes important in the learning process in organizations. The Central Bureau of Statistics (BPS) as a non-departmental government agency tasked with carrying out the statistical activities began to realize the importance of knowledge as an important asset of the organization in achieving its vision and mission. Based on the BPS Digital Transformation Plan, the implementation of KM in BPS is expected to support the organization`s strategy. However, based on the data of the KM implementation obtained at BPS, it shows that the implementation of various KM initiatives at BPS is not optimal. To achieve the success of the KM program, the KM strategy is needed. This study aims to develop the KM strategy based on the results of measuring its KM maturity at BPS. The measurement of KM maturity level in this study uses the KM framework by the Asian Productivity Organization (APO). This KM strategy formulation is aided by the APO KM framework, the knowledge strategy by Zack and KM solutions and foundations by Becerra. This research is a case study research with the quantitative methods to measure the KM maturity through surveys and then analyze the data using the descriptive analysis. Furthermore, a qualitative method is carried out for the design of strategies to increase KM through interviews, observation, and literature review and then analyze the data using the thematic analysis. From the analysis results, the KM maturity category with the highest value is the technology while the category with the lowest value is the knowledge process. Overall, the total score of the KM maturity categories at BPS is 145.91 or at level 3 (introduction). This shows that the KM practices have been carried out in several areas of the organization. The formulation of the KM strategy at BPS from this study is categorized into 3 stages, namely planning, implementation, and evaluation. The results of this KM strategy are expected to realize the success of the KM program at BPS.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library