Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggi Aida Budaya
"KM merupakan hal yang penting dan unik bagi firma hukum sebab KM memberikan competitive advantage yang tidak mudah digantikan atau ditiru. Firma hukum perlu menggunakan pendekatan KM solutions yang tepat untuk mendapatkan competitive advantage. Firma hukum juga akan mendapatkan competitive advantage apabila menggunakan teknologi informasi yang efektif mendukung KM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis KM solutions yang tepat dan mengetahui tingkat perkembangan KM technology di Firma Hukum XYZ. Penelitian ini berfokus pada advokat lokal di Firma Hukum XYZ. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi identifikasi KM solutions Becerra-Fernandez dan Sabherwal (2010) dan model tingkat perkembangan KM technology Gottschalk (2002b). Metodologi digunakan untuk menentukan KM solutions untuk Firma Hukum XYZ. Model tingkat perkembangan digunakan untuk menentukan tingkat perkembangan KM technology saat ini dan mengembangkan strategi pengunaan teknologi informasi di masa depan. Temuan dari penelitian ini adalah KM processes yang sebaiknya menjadi prioritas utama Firma Hukum XYZ antara lain direction, socialization (knowledge discovery), combination, dan socialization (knowledge sharing). Temuan lain adalah Firma Hukum XYZ berada pada tingkatan kedua (who-knows-what systems) dimana knowledge workers dapat menggunakan teknologi informasi untuk menemukan knowledge workers lain.

KM is important and unique for law firms because KM provides competitive advantage that is not easily replaced or duplicated. Law firms need to use the right KM solutions approach in order to get its competitive advantage. Law firms will also get the advantage if it uses information technology to support KM effectively. This study aims to analyze the appropriate KM solutions and the stages of the growth of KM technology at XYZ Law Firm. This study focuses on local advocates at XYZ Law Firm. The methodology used in this study is KM solutions methodology by Becerra-Fernandez and Sabherwal (2010) and stages of growh model for KM technology by Gottschalk (2002b). The methodology is used to determine KM solution for XYZ firm. Thus Then, the stages of growth model is applied to determine stages of growth in current situation and develop strategic use of information technology in the future. The result of this study is that the main priority of KM processes in XYZ Law Firm are direction, socialization (knowledge discovery), combination, dan socialization (knowledge sharing). The other result shows that XYZ Law Firm is in Stage Two (who-knows-what systems), i.e., knowledge workers can use information technology to find other knowledge workers."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ade Putra
"

Bisnis berita daring merupakan salah satu bentuk industri yang berkembang di Indonesia. Agar dapat bersaing, bisnis tersebut harus memiliki kemampuan untuk membuat sebuah inovasi. Inovasi dalam sebuah perusahaan bergantung pada kompetensi yang dimiliki oleh karyawannya. Knowledge management (KM) merupakan disiplin ilmu yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. detikNetwork telah menerapkan dan mengimplementasi KM, tetapi tidak berjalan dengan sukses, kegagalan terjadi diakibatkan oleh kurangnya persiapan dan ketidakmampuan perusahaan dalam melakukan implementasi KM. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesiapan penerapan manajemen pengetahuan di detikNetwork dan memberikan rekomendasi berupa strategi perbaikan jika terdapat faktor yang belum siap. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja yang terdiri dari variabel organization culture, organization structure, IT infrastructure, individual acceptance, dan intention to be involved in KM process. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner berskala likert yang ditujukan kepada karyawan detikNetwork. Berdasarkan hasil analisis dengan metode statistik deskriptif, perusahaan detikNetwork mempunyai rata-rata sebesar 3.7 (ready but needs a few improvement). Hal ini menandakan bahwa detikNetwork telah siap untuk mengimplementasikan manajemen pengetahuan, namun masih perlu melakukan beberapa perbaikan.

 


Online news business is one form of industry that is a growing in Indonesia. In order to be competitive, the business must have the ability to make an innovation. Innovation in a company depends on the competencies of its employees. Knowledge management (KM) is a discipline that can be used to improve employee competencies. detikNetwork has implemented KM, but did not run successfully, failure occurred due to lack of preparation and inability of the company to implement KM. This study aims to measure the level of readiness for the implementation of knowledge management in detikNetwork and provide recommendations in the form of improvement strategies if there are factors that are not ready. This study uses a framework consisting of organizational culture, organizational structure, IT infrastructure, individual acceptance, and intention to be involved in KM process variables. This research was conducted quantitatively using a Likert scale questionnaire aimed at detikNetwork employees. Based on the results of the analysis using descriptive statistical methods, detikNetwork has an average of 3.7 (ready but needs a few improvement). This indicates that detikNetwork is ready to implement knowledge management, but still needs to make some improvements.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radytya Dharma Priwanto
"PT XYZ merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan salah satu dari 3 perusahaan yang menyelenggarakan perdagangan efek di pasar modal Indonesia. Selain sebagai penyelenggara perdagangan efek, PT XYZ juga memiliki visi dan misi untuk memajukan pasar modal Indonesia. Pengukuran indeks kepuasan pengguna jasa merupakan salah satu cara untuk mewujudkan visi dan misi tersebut. Knowledge Management (KM) merupakan hal penting bagi PT XYZ dan merupakan salah satu faktor yang dapat membantu pemenuhan target indeks kepuasan pengguna jasa. Oleh karena itu PT XYZ perlu untuk segera melakukan formalisasi KM.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesiapan PT XYZ sebelum mengimplementasikan KM dan menyusun strategi untuk meningkatkan kesiapan implementasi tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Knowledge Management Critical Success Factor (KMCSF), KM Enabler, Infrastruktur KM dan Aspek KM. KMCSF dipetakan dengan KM Enabler dan Infrastruktur KM untuk mendapatkan KMCSF yang sesuai dengan PT XYZ. Kemudian hasil pemetaan tersebut dipetakan kembali ke dalam aspek KM sehingga KMCSF dikelompokkan ke dalam 3 aspek yaitu aspek abstract, soft, dan hard.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu tingkat kesiapan implementasi KM berada pada tingkat Receptive. Strategi peningkatan kesiapan implementasi dibentuk dengan membandingkan kondisi perusahaan saat ini dengan harapan di masa depan terhadap KM.

PT XYZ is a Depository and Settlement Institution and one of 3 companies that hold securities trading in the Indonesian capital market. Aside from being the organizer of the securities trading, PT XYZ also has its own vision and mission in advancing Indonesian capital market. The measurement of customer satisfaction index is one of many ways in realizing corporate vision and. Knowledge Management (KM) is a crucial factor that PT XYZ has and could help in achieving target of customer satisfaction index. Hence XYZ needs to formalize its KM implementation.
This research will be conducted to measure the level of readiness of PT XYZ before implementing KM and develop strategies to improve its readiness level. The measurement will be conducted by using Knowledge Management Critical Success Factor (KMCSF), KM Enabler, KM Infrastructure, and KM Aspects. KMCSF will be mapped together with KM Enabler and KM Infrastructure in order to create KMCSF that are suitable for PT XYZ. The mapping result will then be mapped again into KM Aspects so that the KMCSF will now be grouped into 3 aspects: abstract, soft, and hard.
Results obtained from this research is that the level of readiness of KM implementation of PT XYZ measured at the Receptive level. The strategies to improve readiness level are develop by conducting gap analysis between company current condition and future condition with the implementation of KM.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ade Putra
"Bisnis berita daring merupakan salah satu bentuk industri yang berkembang di Indonesia. Agar dapat bersaing, bisnis tersebut harus memiliki kemampuan untuk membuat sebuah inovasi. Inovasi dalam sebuah perusahaan bergantung pada kompetensi yang dimiliki oleh karyawannya. Knowledge management (KM) merupakan disiplin ilmu yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. detikNetwork telah menerapkan dan mengimplementasi KM, tetapi tidak berjalan dengan sukses, kegagalan terjadi diakibatkan oleh kurangnya persiapan dan ketidakmampuan perusahaan dalam melakukan implementasi KM. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesiapan penerapan manajemen pengetahuan di detikNetwork dan memberikan rekomendasi berupa strategi perbaikan jika terdapat faktor yang belum siap. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja yang terdiri dari variabel organization culture, organization structure, IT infrastructure, individual acceptance, dan intention to be involved in KM process. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner berskala likert yang ditujukan kepada karyawan detikNetwork. Berdasarkan hasil analisis dengan metode statistik deskriptif, perusahaan detikNetwork mempunyai rata-rata sebesar 3.7 (ready but needs a few improvement). Hal ini menandakan bahwa detikNetwork telah siap untuk mengimplementasikan manajemen pengetahuan, namun masih perlu melakukan beberapa perbaikan.

Online news business is one form of industry that is a growing in Indonesia. In order to be competitive, the business must have the ability to make an innovation. Innovation in a company depends on the competencies of its employees. Knowledge management (KM) is a discipline that can be used to improve employee competencies. detikNetwork has implemented KM, but did not run successfully, failure occurred due to lack of preparation and inability of the company to implement KM. This study aims to measure the level of readiness for the implementation of knowledge management in detikNetwork and provide recommendations in the form of improvement strategies if there are factors that are not ready. This study uses a framework consisting of organizational culture, organizational structure, IT infrastructure, individual acceptance, and intention to be involved in KM process variables. This research was conducted quantitatively using a Likert scale questionnaire aimed at detikNetwork employees. Based on the results of the analysis using descriptive statistical methods, detikNetwork has an average of 3.7 (ready but needs a few improvement). This indicates that detikNetwork is ready to implement knowledge management, but still needs to make some improvements."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Jani Richi Ricardo
"Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR (Itjen PUPR) memiliki program penguatan peran pengawasan berdasarkan Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian PUPR 2015-2019. Program ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja Itjen PUPR sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah di Kementerian PUPR. Sejalan dengan itu, Itjen PUPR menetapkan capaian level 3 Internal Audit Capacity Model (IACM), namun hasil penilaian BPKP menunjukkan bahwa Itjen PUPR masih berada di level 2 IACM. Salah satu penyebab ketimpangan ini adalah belum diterapkannya Manajemen Pengetahuan (MP) di Itjen PUPR. Itjen PUPR dapat mencapai level 3 IACM jika telah menerapkan MP. Agar penerapan MP berhasil, maka sebelum diterapkan, Itjen PUPR perlu mengukur tingkat kesiapannya terlebih dahulu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat kesiapan Itjen PUPR dalam rangka menerapkan MP dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap aspek-aspek yang dinilai belum siap menerapkan MP. Kesiapan MP diukur berdasarkan kerangka kerja yang divalidasi oleh Pakar secara kualitatif. Kerangka kerja dibagi atas 2 aspek utama: Individu dan Organisasi, dengan menggunakan faktor-faktor: Kepercayaan, Efikasi Diri, Kerterbukaan pada Perubahan, Resiprokal, Pemahaman atas MP, Regulasi, Budaya, Struktur, Kepemimpinan & Manajemen, Strategi, Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK), dan Lingkungan Fisik. Pengukuran tingkat kesiapan mengacu pada skala Rao.
Penelitian ini juga dilakukan secara kuantitatif dengan mengedarkan survei kuesioner skala likert 1-5 kepada 150 pegawai sebagai metode pengambilan sampel. Data yang dikumpulkan dari hasil survei akan diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan nilai Kesiapan MP Itjen PUPR adalah 66.68% yakni berada pada tingkat Reseptif (level 4), yang berarti Itjen PUPR dalam keadaan siap untuk menerapkan Manajemen Pengetahuan, namun dengan catatan perbaikan pada faktor Regulasi dan Struktur.

General Inspectorate (GI) of Ministry of Public Works & Housing (PWH) has strengthening program of surveillance role which is based on Beuroucracy Reformation Road Map Ministry of PWH 2015-2019. This program is conduced to improve GI-PWHs performance as government internal control apparatus in Ministry of PHW. Aligned to it, GI-PWH has set third level of Internal Audit Capacity Model (IACM), but BPKPs assessment showed that GI-PWH is still on second level of IACM. One of the reasons of this deviation is unimplemented Knowledge Management (KM). GI-PWH may achieve third level IACM if it has implemented KM. In order to succeed in KM implementation, readiness level of KM must be measured first.
This research aims to know how much KM readiness level of GI-PWH in order to implement it. Knowing the level, this research may be able to give some reccomendations toward GI-PWH related to aspects in KM that may not be ready. KM readiness is assessed based on Theoretical Framework which was validated by experts qualitatively. The framework is divided into 2 main aspects: Individual and Organization. Factors accomodated to conduct the assessment are: Trust, Knowledge Self-Efficacy, Openness for Change, Reciprocicy, Understanding of Definition & Benefit of KM, Regulatin, Culture, Structure, Leadership & Management, Strategy, Information & Communcation Technology (ICT), and Physical Environment. The measurement of readiness level refered to Rao scale.
This research was conducted quantitatively by using 5-scale-likert questionnaire. Respondents were carried out from 150 samples. Data was collected and processed by using descriptive-analysis method. The result showed readiness level to implement KM in GI-PWH is 66.68% at Receptive level. This means GI-PWH is ready to implement KM, but
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Hutami Faza
"ABSTRAK
Manajemen pengetahuan merupakan suatu proses untuk menyediakan cara sehingga perusahaan dapat mengenali dimana aset intelektual kunci berada, menangkap ukuran aset intelektual yang relevan untuk dikembangkan. Hal tersebut menyebabkan banyak perusahaan yang memutuskan untuk menerapkan knowledge management ke dalam strategi bisnisnya. Dalammenerapkan knowledge management (KM) yang baik dibutuhkan langkah-langkah strategis dimana salah satunya adalah evaluasi kinerja KM. Namun nyatanya tidak semua perusahaan telah memiliki sebuah evaluasi kinerja KM secara mandiri. Implementasi KM melibatkan tiga faktor penting yaitu faktor people, process, dan technology yang dikenal dengan sebutan KM Triad. Sehingga penelitian ini mengusulkan sebuah model evaluasi kinerja KM berindikator menggunakan perspektif people, process, dan tekhnologi.

ABSTRACT
Knowledge management is a process to provide a way so that companies can identify which are their intellectual assets, and capturing the size of the relevant intellectual assets to be developed. This causes a lot of companies decided to implement knowledge management into its business strategy. In implementing knowledge management (KM), a company needs some strategic steps which one of the steps is evaluating the KM performance. But unfortunately, not all the companies that implement KM already have their own evaluation system of KM performance. KM implementation involves three important factors are factors people, process, and technology known as KM Triad. Therefore, this research proposes a model of KM performance evaluation using the indicators from people, process, and technology perspectives."
2015
T44697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hambali
"Dengan iklim bisnis yang penuh persaingan, organisasi perlu melakukan inovasi dan bekerja secara cepat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, banyak organisasi yang menggunakan metodologi agile dalam melakukan pengembangan sistem. Metodologi ini diketahui fleksibel, sehingga mampu menghadapi perubahan mendadak. Masalahnya, dengan kecepatan yang dimiliki metodologi agile, banyak pengetahuan yang harus dikelola dengan benar dan cepat pula. Maka dari itu, diperlukan KM (Knowledge Management) untuk membuat pengelolaan pengetahuan dalam praktik agile menjadi efektif. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana KM dan metodologi agile dapat mendukung proses pengembangan yang ada di organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan 16 narasumber yang berasal dari 14 perusahaan berbeda. Narasumber berlatar belakang sebagai engineer, quality assurance, project/product manager, dan UI/UX designer. Dari hasil wawancara yang dilakukan, tim peneliti memetakan agile practices dan cloud services dengan KM processes dan KM foundation menggunakan model teoritis. Selain itu, dibuat juga KMS yang berisikan 27 fitur yang berguna bagi proses pengembangan sistem dan dapat membantu aktivitas KM. Kesuksesan organisasi dalam menjalankan proses pengembangannya akan bergantung pada semua aspek yang telah disebutkan, yaitu KM foundation, KM processes, agile practices, dan cloud services.

With a competitive business climate, organizations need to innovate and work quickly. To meet these demands, many organizations use agile methodologies in developing systems. This methodology is known to be flexible, so it can deal with sudden changes. The problem is, with the speed that agile methodology has, a lot of knowledge must be managed properly and quickly. Therefore, KM (Knowledge Management) is needed to manage knowledge in agile practices effectively. Based on these problems, this study aims to find out how KM and agile methodologies can support the development processes in organizations. This study used a qualitative approach involving 16 interviewees from 14 different companies. The resource persons have backgrounds as engineers, quality assurance, project/product managers, and UI/UX designers. From the results of interviews conducted, the research team mapped agile practices and cloud services with KM processes and KM foundation using a theoretical model. In addition, a KMS was also created which contained 27 features that were useful for the system development process and could assist KM activities. The success of an organization in carrying out its development process will depend on all the aspects mentioned, namely the KM foundation, KM processes, agile practices, and cloud services."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Evan Nurdhiawan
"Dengan iklim bisnis yang penuh persaingan, organisasi perlu melakukan inovasi dan bekerja secara cepat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, banyak organisasi yang menggunakan metodologi agile dalam melakukan pengembangan sistem. Metodologi ini diketahui fleksibel, sehingga mampu menghadapi perubahan mendadak. Masalahnya, dengan kecepatan yang dimiliki metodologi agile, banyak pengetahuan yang harus dikelola dengan benar dan cepat pula. Maka dari itu, diperlukan KM (Knowledge Management) untuk membuat pengelolaan pengetahuan dalam praktik agile menjadi efektif. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana KM dan metodologi agile dapat mendukung proses pengembangan yang ada di organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan 16 narasumber yang berasal dari 14 perusahaan berbeda. Narasumber berlatar belakang sebagai engineer, quality assurance, project/product manager, dan UI/UX designer. Dari hasil wawancara yang dilakukan, tim peneliti memetakan agile practices dan cloud services dengan KM processes dan KM foundation menggunakan model teoritis. Selain itu, dibuat juga KMS yang berisikan 27 fitur yang berguna bagi proses pengembangan sistem dan dapat membantu aktivitas KM. Kesuksesan organisasi dalam menjalankan proses pengembangannya akan bergantung pada semua aspek yang telah disebutkan, yaitu KM foundation, KM processes, agile practices, dan cloud services.

With a competitive business climate, organizations need to innovate and work quickly. To meet these demands, many organizations use agile methodologies in developing systems. This methodology is known to be flexible, so it can deal with sudden changes. The problem is, with the speed that agile methodology has, a lot of knowledge must be managed properly and quickly. Therefore, KM (Knowledge Management) is needed to manage knowledge in agile practices effectively. Based on these problems, this study aims to find out how KM and agile methodologies can support the development processes in organizations. This study used a qualitative approach involving 16 interviewees from 14 different companies. The resource persons have backgrounds as engineers, quality assurance, project/product managers, and UI/UX designers. From the results of interviews conducted, the research team mapped agile practices and cloud services with KM processes and KM foundation using a theoretical model. In addition, a KMS was also created which contained 27 features that were useful for the system development process and could assist KM activities. The success of an organization in carrying out its development process will depend on all the aspects mentioned, namely the KM foundation, KM processes, agile practices, and cloud services."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahleza Tri Hendi
"Globalisasi dan liberalisasi di industri jasa angkutan udara membuat tingkat kompetisi semakin tinggi dan bisnis berubah lebih cepat dari sebelumnya. Setiap perusahaan dituntut untuk bisa beradaptasi terhadap perubahan ini secara cepat. Perubahan tidak hanya berdampak pada keberhasilan untuk bertahan atau memenangkan persaingan bisnis, tetapi juga akan mempengaruhi cara dalam menjalankan bisnis. Perubahan ini mencakup perbaikan proses bisnis baik untuk proses yang berhubungan dengan penanganan pelanggan, proses penciptaan produk-produk baru berupa layanan penerbangan, maupun perubahan dalam pengorganisasian dan pengelolaan perusahaan. Perencanaan SI/TI yang dilakukan secara strategis memungkinkan semua perubahan tersebut terwujud bagi terciptanya percepatan proses bisnis dan sebagai pemberdaya kegiatan bisnis. Demikian pula halnya dengan PT. XYZ sebagai salah satu maskapai penerbangan di Indonesia yang melayani jalur penerbangan domestik dan internasional dituntut agar dapat beradaptasi terhadap setiap perubahan bisnis dengan tangkas. Setiap tahun unit bisnis menyampaikan kebutuhan SI/TI untuk dimasukkan kedalam rencana kerja SI/TI. Dengan cara seperti ini akan membuat perencanaan SI/TI menjadi tidak terintegrasi, bersifat parsial, hanya memenuhi kebutuhan satu unit. Sebagai contoh Reservation system dibangun hanya untuk memenuhi kebutuhan unit niaga, sedangkan aplikasi Revenue Accounting dibangun hanya untuk keperluan unit keuangan tanpa memperhatikan kebutuhan di unit lain dengan seksama. Saat ini ditengah perubahan yang datang dengan cepat, pengambilan keputusan harus ditentutkan dalam hitungan jam, seperti pembukaan atau penutupan rute penerbangan. Namun dengan kondisi sistem informasi yang stand alone dan tightly coupled biasanya dibutuhkan usaha yang lebih besar, demikian juga dengan data yang tidak akurat membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih lama. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan perencanaan strategis sistem informasi dengan menggunakan metodologi yang umum. Proyek Akhir ini bertujuan untuk membuat perencanaan strategis sistem informasi untuk PT. XYZ, yang sejalan dan searah dengan strategi bisnis untuk mendapatkan competitive advantage dengan menggunakan kerangka kerja 'Ward dan Pepard'. Dengan tujuan akhir agar PT. XYZ dapat memenangkan persaingan bisnis dalam industri jasa angkutan udara.

Globalization and liberalization in the airline industry has made competition level higher and business is changed faster than before. Companies must adapt to respon the changes rapidly. Changes not only impact to sustain their success or win the business competition but also affect the way of doing business such as how the business interacts with customers, how it produces products like services in airline business, and how it is organized and managed. IS/IT planned strategically can make all this changes happen to accelerate business procesess and enabling business activity. XYZ as one of Indonesian airline which serves domestic and international flights needs to adapt the business changes more agile. Annually each unit will submit its business requirements to be consolidated in an IS/IT plan. This way of planning will create an IS/IT plan as non integrated plan, it may only give solution to a number or even single unit. For example Reservation System developed to meet the requirement of commercials business unit and Revenue Accounting was developed for financial unit with limited consideration about the data needs for other process in other system. Nowdays, in couping with the rapid changes, business decisions should be taken within hours such as to open or close flight route. However the use of stand alone and tightly coupled system usually requires extra effort, creates inaccurate data that leads to slow down the decission making process. Therefore, IS/IT needs to be planned and managed strategically through strategic planning of information system using common methodology. The objective of this 'Final Project' is to propose the strategic planning for information systems using Ward and Pepard framework for XYZ that align with the business strategy to gain competitive advantage to win the competition in the airline industry."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusni Hariyanto
"Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 164 Tahun 2017 tentang manajemen pengetahuan, mengamanatkan setiap Satuan atau Unit Perangkat Kerja Daerah (SKPD/UKPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk melaksanakan manajemen pengetahuan (KM). Pelaksanaanya melalui sebuah sistem manajemen pengetahuan (KMS) yang dikoordinasikan oleh Badan Pengelola Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM). Sebelum sebuah organisasi menerapkan KMS, perlu diketahui terlebih dahulu kesiapan KM organisasi tersebut. Hal ini untuk mengurangi adanya risiko kegagalan implementasi KMS. Saat ini BPSDM belum mengetahui tingkat kesiapan manajemen pengetahuannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran tingkat kesiapan KM di BPSDM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan KM sebelum mengimplementasikan KMS. Selain itu penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan jika terdapat faktor KM yang belum siap. Tingkat kesiapan ini diukur berdasarkan pemetaan variabel KM critical Success Factor (KMCSF) ke dalam aspek abstract, soft, dan hard. Data penelitian dikumpulkan menggunakan metode survey terhadap sampel pegawai BPSDM. Kemudian dihitung rata-rata kesiapan setiap faktor, serta dianalisis untuk mendapatkan rekomendasi dalam meningkatkan kesiapan KM. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa nilai kesiapan KM BPSDM 75,7% atau level receptive. Hal ini mengindikasikan BPSDM telah siap dalam penerapan KM. Meskipun secara keseluruhan tingkat kesiapan pada level receptive, namun terdapat faktor yang masih perlu ditingkatkan kesiapannya yaitu faktor organisasi.

DKI Jakarta Provincial Governor Regulation No. 164 of 2017 on knowledge management, mandates every Unit or Unit of Local Working Units (SKPD / UKPD) and Regional Owned Enterprises (BUMD) to implement knowledge management (KM). Implementation through a knowledge management system (KMS) coordinated coordinated by the Agency for Human Resource Development (BPSDM). Before an organization implements KMS, it is important to know in advance the readiness of the organization's KM. This is to reduce the risk of failure of KMS implementation. Currently BPSDM not yet know the level of readiness of knowledge management. Therefore, it is necessary to measure the level of readiness of KM in BPSDM. This study aims to determine the level of readiness of KM before implementing KMS. In addition, this study provides recommendations for improvement if there are factors that are not ready KM. This level of readiness is measured by mapping KM critical Success Factor (KMCSF) variables into abstract, soft, and hard aspects. The data were collected using survey method of BPSDM employee sample. Then calculated the average readiness of each factor, and analyzed to get recommendations in improving the readiness of KM. Based on this research note that the readiness value of KM BPSDM 75,7% or receptive level. This indicates that BPSDM is ready for KM implementation. Despite the overall level of readiness at the receptive level, there are still factors that need to be improved in the readiness of organizational factors."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>