Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchtar
"Komunikasi terapeutik yang efektif dan efisien antara perawat dan pasien adalah salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan tingkat kepuasan. Tingkat kepuasan pasien merupakan salah satu hal yang mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara komunikasi terapeutik terhadap tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Koja.
Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan desain korelasi yang melibatkan 100 pasien yang dipilih secara random sampling. Data dianalisis dengan korelasi pearson, uji T independen dan regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien. Tahapan komunikasi terapeutik yang paling berhubungan dengan kepuasan pasien adalah tahap kerja.
Saran dari hasil penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan komunikasi terapeutik dengan melakukan pelatihan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan kepuasan pasien.

Effective and efficient therapeutic communication between nurses and patients is one of the important factors in increasing satisfaction levels. The level of patient satisfaction is one of the things that affects the quality of hospital services. This study aims to identify the relationship between therapeutic communication to the level of patient satisfaction in the inpatient room of the Koja Regional General Hospital.
The research method used a cross sectional approach with a correlation design involving 100 patients selected by random sampling. Data were analyzed by Pearson correlation, independent T test and linear regression.
The results showed that there was a relationship between therapeutic communication and patient satisfaction. The stages of therapeutic communication that are most related to patient satisfaction are the stages of work.
Suggestions from the results of this study are improving therapeutic communication skills by conducting therapeutic communication training to improve patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyinyi Rubai`ah
"Komunikasi terapeutik perawat yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dapat meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan komunikasi terapeutik perawat yang dipersepsikan pasien terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap.
Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan desain deskripsi korelasi yang melibatkan 100 pasien yang dipilih secara consecutive sampling dan propotional sampling. Data dianalisis dengan korelasi pearson, uji T independen dan regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan (p<0,05). Tahapan komunikasi terapeutik yang paling berhubungan dengan kepuasan adalah tahap kerja.
Hasil ini menyarankan untuk menerapkan komunikasi terapeutik terus dilakukan pada tahap kerja untuk meningkatkan kepuasan pasien tanpa mengabaikan tahap orientasi dan tahap terminasi.

Therapeutic communication nurse used in providing nursing care to patients can increase patient satisfaction. This study aimed to identify the relationship of perceived therapeutic communication nurse patient to patient satisfaction.
The research method using cross sectional design description correlations involving 100 patients were selected by consecutive sampling and proportional sampling. Data were analyzed using Pearson correlation, independent T test and linier regression.
The results showed an association between communication terapeutic nurse orientation phase, the working phase and termination phase with patient satisfaction in the dimensions of tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy (p<0.05). Phase of therapeutic communication most associated with satisfaction is working phase.
These results suggest to apply therapeutic communication continues to be done at working phase to increase patient satisfaction without neglecting the orientation phase and termination phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan dalam rangka memahami kesadaran
orang tua terhadap masalah anak-anak dengan fobia spesifik, meneliti bagaimana orang tua mengidentifikasi
fobia spesifik, memahami tahapan metode yang digunakan untuk mengatasi orang tua anak yang fobia spesifik, dan menjelaskan alasan orang tua
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengatasi fobia spesifik anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif studi kasus. Objek penelitian ini adalah komunikasi terapeutik orang tua. Subyek penelitian adalah lima anak dari
orang tua yang memiliki fobia spesifik sebagai
sumber informasi utama, yaitu, ibu dari
anak-anak fobia spesifik; anak-anak dan kerabat sebagai sumber pendukung informasi. Hasil dari penelitian ini adalah adanya tiga model komunikasi terapeutik orang tua dengan anak fobia spesifik: model pengalaman perwakilan, model pengalaman nyata, dan bermain model
pengalaman"
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Kirana Widowati
"Penyebaran wabah COVID-19 yang cepat dan terus bertambah menjadikan perawat dan tenaga kesehatan lain sebagai populasi berisiko tinggi penularan COVID-19. Kepatuhan penggunaan APD menjadi kunci utama pemutus rantai penyebaran wabah virus yang menular melalui airborne. Namun dari sudut pandang pasien yang mendapatkan perawatan di unit isolasi COVID-19 mengatakan bahwa berhadapan dengan petugas kesehatan dengan penggunaan hazmat sedikit menimbulkan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran komunikasi terapeutik perawat terhadap pasien COVID-19 di ruang isolasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini adalah 148 perawat di ruang khusus COVID-19 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang diambil dengan teknik random sampling. Hasil uji univarian didapatkan 95,3% perawat di ruang isolasi COVID-19 melakukan komunikasi terapeutik dengan baik. Penelitian ini merekomendasikan program pelatihan komunikasi teraputik bagi perawat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik yang baik kepada pasien.

The rapid and growing spread of the COVID-19 outbreak has made nurses and other health workers a high-risk population for COVID-19 transmission. Compliance with the use of PPE is the main key to breaking the chain of virus outbreaks that are transmitted through airborne. However, from the point of view of patients receiving treatment in the COVID-19 isolation unit, they said that dealing with health workers with the use of hazmat caused a bit of anxiety. This study aims to find out how the description of nurse therapeutic communication with COVID-19 patients in the isolation room. This research uses descriptive research method. The sample of this study was 148 nurses in the COVID-19 isolation room at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo taken by random sampling technique. The results of the univariant test showed that 95.3% nurses at COVID-19 isolation room had good therapeutic communication. This study recommends a therapeutic communication training program for nurses to improve good therapeutic communication skills to patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mawaddah
"Komunikasi dalam keperawatan dapat diartikan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya, menentukan apa yang menjadi kehendak pasien, serta menilai evaluasi dari asuhan keperawatan yang dilakukan. Tujuan dalam penelitian ini mengetahui gambaran persepsi klien tentang komunikasi terapeutik perawat dalam pelaksanaan pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan Kota Bekasi. Metode dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif berdasarkan pengukuran dan analisis data karena didalam penelitian ini akan menggambarkan fenomena atau gejala sosial. Populasi pada penelitian ini adalah peserta JKN-KIS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Peratama (FKTP) di Wilayah Kota Bekasi yang mewakili usia > 15 tahun. Besar sampel adalah 399,9334 dibulatkan menjadi 400 orang. Sampel didapatkan dengan metode Probability Sampling dengan cara cluster sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner komunikasi terapeutik perawat untuk mengukur persepsi klien terhadap kemampuan komunikasi terapeutik perawat. Penelitian ini akan menganalisis data dengan analisis univariat terhadap setiap variabel. Variabel yang akan dianalisis yaitu karakteristik responden dan komunikasi terapeutik perawat. Hasil penelitian ini terbagi dalam 3 fase komunikasi terapeutik yaitu fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi, diamana dalam 3 fase tersebutdi dominasi dengan kategori cukup. Pada komunikasi terapeutik fase orientasi kategori baik (17.25%), cukup (66.25%) dan kurang baik (66%). Pada komunikasi terapeutik fase kerja kategori baik (4%), Cukup (80.75%) dan kurang baik (15.25%). Sedangkan pada komunikasi terapeutik fase terminasi tidak ada kategori baik (0%), dengan kategori cukup (80.75%) dan kurang baik (19.25%).

Communication in nursing can be interpreted as the basis for providing nursing care to gather as much information as possible, determine what the patient wants, and assess the evaluation of the nursing care provided. The aim of this research is to determine the description of clients' perceptions regarding nurses' therapeutic communication in the implementation of services at BPJS Health First Level Health Facilities (FKTP) Bekasi City. The method in this research is included in quantitative research based on measurement and data analysis because this research will describe social phenomena or symptoms. The population in this study were JKN-KIS participants at Primary Level Health Facilities (FKTP) in the Bekasi City Area representing ages > 15 years. The sample size is 399.9334 rounded to 400 people. Samples were obtained using the Probability Sampling method using cluster sampling. This study used a nurses' therapeutic communication questionnaire to measure clients' perceptions of nurses' therapeutic communication abilities. This research will analyze the data using univariate analysis of each variable. The variables to be analyzed are the characteristics of the respondents and the nurses' therapeutic communication. The results of this research are divided into 3 phases of therapeutic communication, namely the orientation phase, work phase and termination phase, where these 3 phases are dominated by the sufficient category. In the therapeutic communication orientation phase, the categories were good (17.25%), sufficient (66.25%) and poor (66%). In the therapeutic communication phase of work, the categories were good (4%), sufficient (80.75%) and poor (15.25%). Meanwhile, in the termination phase of therapeutic communication, there was no good category (0%), with adequate (80.75%) and poor (19.25%) categories."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lizara Dhiaulhanif
"Komunikasi merupakan komponen penting dalam kehidupan. Komunikasi dengan seseorang dapat membantu menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya kepada orang lain baik untuk menyampaikan informasi maupun untuk mendapatkan informasi. Kecemasan yang terjadi pada keluarga klien biasanya disebabkan oleh kurangnya informasi yang disampaikan oleh perawat melalui komunikasi khususnya tentang kondisi dan proses perawatan klien di ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan orang tua anak yang terpasang ventilator mekanik di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross- sectional. Sampel penelitian berjumlah 81 responden dengan kriteria orang tua pasien anak yang terpasang ventilator mekanik lebih dari 24 jam di PICU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Sampel didapatkan dengan dengan total sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner komunikasi terapeutik dengan nilai uji validitas dengan nilai r> 0,346-0,838 dan kuesioner tingkat kecemasan dengan skala Zung self-Rating Anxiety nilai uji validitas yaitu r> 0,444 dan uji reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha >0,887. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan orang tua anak yang terpasang ventilator mekanik dengan hasil p value 0,027 (P< 0,05). Rekomendasi berkaitan dengan penelitian ini ialah disusunnya intervensi lebih lanjut mengenai standar komunikasi terapeutik untuk mengurangi tingkat kecemasan orang tua.

Communication is an important component in life. Communication with someone can help convey what is on their mind to other people, both to convey information and to obtain information. Anxiety that occurs in the client's family is usually caused by a lack of information conveyed by the nurse through communication, especially about the condition and process of caring for the client in the room. This study aims to analyze the relationship between nurses' therapeutic communication and the anxiety level of parents of children who are installed on mechanical ventilators in the Pediatric Intensive Care Unit (PICU). This research is a quantitative research with a cross-sectional research design. The research sample consisted of 81 respondents with the criteria being parents of pediatric patients who had been on a mechanical ventilator for more than 24 hours in the PICU at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. The sample was obtained using a total sampling. This study used a therapeutic communication questionnaire with a validity test value of r> 0.346-0.838 and an anxiety level questionnaire with the Zung Self-Rating Anxiety scale, a validity test value of r> 0.444 and a reliability test with a Cronbach Alpha value of >0.887. The results of the study were analyzed using the chi-square test, showing that there was a significant relationship between the level of therapeutic communication and the anxiety level of parents of children who were installed on mechanical ventilators with a p value of 0.027 (P < 0.05). Recommendations related to this research are the development of further interventions regarding therapeutic communication standards to reduce parents' anxiety levels."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana proses komunikasi terapeutik antara
konselor dengan klien, bagaimana teknik
komunikasi terapeutik digunakan dalam konseling dan untuk mengetahui mengapa komunikasi terapeutik diperlukan dalam proses relaktasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teori interaksi simbolik dan teori self-disclosure menjadi perspektif dalam menganalisis fenomena kasus komunikasi antara
konselor dengan kliennya.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konseling relaktasi pada intinya adalah kegiatan komunikasi antarpribadi yang bertujuan untuk terapi kesehatan. Selama konseling
relaktasi terjadi proses komunikasi antara
konselor dengan klien. Konselor menggunakan teknik
komunikasi untuk membantu klien mengatasi
kendala klien dalam menyusui. Disimpulkan bahwa proses komunikasi terapeutik
konselor laktasi terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap pembinaan hubungan baik, tahap pengumpulan informasi dan tahap penyelesaian masalah. Ada sepuluh teknik komunikasi yang digunakan
konselor dalam konseling relaktasi yaitu: Komunikasi nonverbal, mendengarkan, mengajukan pertanyaan, menggunakan respons sederhana, berempati, menghindari kata-kata menghakimi/menilai, menerima apa yang klien pikirkan, mengenali dan memuji, memberikan informasi yang relevan, dan terakhir memberikan saran. Komunikasi terapeutik
diperlukan dalam proses konseling relaktasi, dan kompetensi komunikasi adalah kompetensi utama yang harus dimiliki konselor laktasi"
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Beby Tri Anisa
"Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian informasi, yang dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak. Salah satu cara untuk mengatasi masalah kecemasan dengan menggunakan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik antara perawat dan anak adalah hubungan kolaboratif yang ditandai dengan tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dalam penerapan komunikasi terapeutik: persepsi pendamping klien anak usia prasekolah. Sampel penelitian ini berjumlah 56 responden (perawat dan pendamping klien) yang diambil melalui teknik non random sampling dengan metode quota sampling. Alat ukur berupa kuesioner pengetahuan dan penerapan komunikasi terapeutik. Analisis data menggunakan Chi-square. Penelitian ini menunjukkan pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik (96,43%) dan penerapan komunikasi terapeutik baik (87,5%). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan perawat dalam penerapan komunikasi terapeutik pada anak usia prasekolah (p=0,14).

In the communication process accurs the delivery of information, which can be used effective tool in providing nursing care to children. One of the ways to overcome anxiety issues in children was by using therapeutic communication. Therapeutic communication between nurse and child is a collaborative relationship characterized by the exchange of behaviors, feelings, thoughts, experiences in fostering a therapeutic intimate relationship. Purpose: This study is to describe the relationship of nurses’ knowledge in the implementation of therapeutic communication: perceptions of caregivers of preschool-aged Children clients. The sample of this research is a total of 56 respondents who were taken through non-random sampling technique with quota sampling method. Measuring tools in the form of a knowledge and implementation about therapeutic communication questionnaire. Data analysis using Chi-square. This study shows that nurse knowledge (96,43%) and implementation of good therapeutic communication (87,5%). Statictical test result showed a significant relationship between the knowledge of nurses with the implementation of therapeutic communication in children age of preschool in the hospital (p=0,14)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Iskandar
"ABSTRAK
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di RSUD Tasikmalaya tahun 2006 adalah 65% dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 10 pasien di 3 ruang rawat inap RSUD Tasikmalaya didapatkan pernyataan perawat yang judes dan galak. Hal ini merupakan bentuk dari ketidakpuasan pasien terhadap layanan yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh pelatihan komunikasi terapeutik pada perawat terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap dewasa RSUD Tasikmalaya” dengan tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pelatihan komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain pre and post test with control group. Populasi penelitian ini adalah 171 pasien dengan besar sampel 110 pada 4 ruang rawat inap dewasa. Untuk kelompok intervensi, perawat yang memberikan layanan perawatan diberikan pelatihan komunikasi terapeutik. Hasil penelitian didapatkan peningkatan kepuasan pasien yang bermakna terhadap kenyataan layanan yang diterima dengan pemenuhan harapan pasien terhadap layanan dari perawat yang dilatih komunikasi terapeutik. Karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah pendidikan terakhir pasien dan persepsi terhadap sakit. Sedangkan karakteristik keluarga yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah kelas perawatan yang dipilih. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepuasan pasien akan meningkat sesudah perawat dilatih komunikasi terapeutik. Kepuasan pasien pada kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kepuasan pasien pada kelompok kontrol. Dari penelitian ini disarankan agar pelatihan komunikasi terapeutik dilaksanakan secara berkesinambungan dan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien menggunakan dimensi yang lain dari kepuasan.

ABSTRACT
Patient satisfaction level of service at RSUD Tasikmalaya in 2006 was 65% of interview result which has been done by researcher to 10 patients at 3 adult inpatient rooms of RSUD in Tasikmalaya, there were not familiar and fearful statements of nurses. These statements were not satisfaction form of patient to service which has given by nurse. Based on the mentioned above, researcher interests of studying ”Effect of nurse therapeutic communication training on patient satisfaction who is taken care at Adult Inpatient Room of RSUD in Tasikmalaya" by purposing to know effect of nurse therapeutic communication training on patient satisfaction who is taken care at Adult Inpatient Room of RSUD in Tasikmalaya. This research was a quasi experiment by pre and post test with control group. These research populations were 171 patients with 110 samples at 4 adult inpatient rooms. Nurse who gave nursing service was given therapeutic communication training on intervention group. Research result indicated that there was increasing of patient satisfaction significantly to service reality which was received by accomplishment of patient hope to service nurse who was trained by therapeutic communication. Patient characteristic which effected of patient satisfaction consist of last education of patient and patient perception of pain. Family characteristic which effected patient satisfaction was nursing class which they chose. This research concluded that patient satisfaction will increase after nurse was trained by therapeutic communication. Patient satisfaction on intervention group was higher than patient satisfaction on control group. From this research, it was suggested that therapeutic communication training has been done continually and it was studied factors which patient satisfaction from the other dimension of patient satisfation."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Nisa Aprilya
"

Komunikasi terapeutik merupakan bagian penting dalam keberhasilan asuhan keperawatan. Mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat dituntut untuk memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi penerapan teknik komunikasi terapeutik pada mahasiswa keperawatan tingkat akhir. Desain penelitian menggunakan deskriptif cross-sectional dengan total sampel sebesar 263. Sampel diambil berasarkan teknik stratified random sampling dan random sampling pada tiga universitas terakreditasi A di area Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 51% telah menerapkan fase komunikasi terapeutik dengan baik dan 50,6% telah menerapkan teknik komunikasi terapeutik dengan baik. Penelitian mendapakan kesimpulan bahwa masih terdapat lebih dari 40% mahasiswa keperawatan tingkat akhir yang memiliki komunikasi terapeutik kurang, sehingga diperlukan perubahan strategi pembelajaran dalam upaya peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik mahasiswa. 

 

 


Therapeutic communication is an essential part of successful nursing care. Nursing students, as prospective nurses, are required to have therapeutic communication skills. The purpose of this study is to identify the implementation of therapeutic communication techniques in undergraduate nursing students. The study design used a descriptive cross-sectional with a total sample of 263. Samples were taken based on stratified random sampling and random sampling techniques at three universities around Jakarta. The results showed that 51% had applied the therapeutic communication phase well, and 50,6% had applied the therapeutic communication technique well. The study concluded that there are still more than 40% of undergraduate nursing students who have less therapeutic communication, so it is necessary to change learning strategies to improve students therapeutic communication skills.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>