Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109526 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fairuz Raissa Andina
"Remaja kanker seringkali menghadapi kompleksitas psikososial yang sangat besar dan saat remaja tidak dapat beradaptasi dengan keadaannya tersebut, masalah psikososial rentan terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah psikososial yang mungkin dialami oleh remaja dengan kanker. Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional dengan metode pengambilan sampel consecutive sampling terhadap 46 responden remaja 10-18 tahun di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner karakteristik responden dan Pediatric Symptom Checklist 17 Bahasa Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden penelitian tidak mengalami masalah psikososial (78,3%) dan sebanyak 10 responden (21,7%) dicurigai mengalami masalah psikososial. Peneliti menyarankan untuk meneliti faktor-faktor yang mungkin memiliki dampak pada masalah psikososial remaja dengan kanker.

Adolescents with cancer often face enormous psychosocial complexity and when adolescents cannot adapt to this situation, psychosocial problems are prone to occur. This research aims to find out and identify psychosocial problems that may be experienced by adolescents with cancer. The design of this research was descriptive cross sectional with a consecutive sampling method for 46 adolescent respondents aged 10-18 years at the Dharmais Cancer Hospital. The research instruments used were the respondent characteristics questionnaire and the Indonesian Pediatric Symptom Checklist 17. The data analysis used is frequency distribution and central tendency. The research results showed that the majority of respondents did not experience psychosocial problems (78,3%) and 2 respondents (21,7%) suspected of having psychosocial problems. Researchers suggest examining factors that may have an impact on the psychosocial problems of adolescents with cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elnino Tunjungsari
"Remaja yang didiagnosis kanker rentan mengalami gangguan dalam proses perkembangannya. Berbagai gejala yang dialami akibat kanker maupun pengobatannya seringkali menimbulkan gejala yang menyebabkan distres psikososial. Namun masalah psikososial ini seringkali terabaikan. Sedikitnya alat skrining distres psikosial menjadi salah satu hambatan, oleh karena itu Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) yang dikombinasikan dengan penggunaan Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) diharapkan dapat membantu pengkajian dan evaluasi gejala yang dialami oleh remaja dengan kanker, yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan algortima intervensi masalah psikososial yang disusun berdasarkan literatur. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran proses keperawatan manajemen distres psikososial pada remaja dengan pendekatan TOUS serta gambaran penerapan algoritma intervensi masalah psikososial yang diintegrasikan dengan Peds-DTRS. Proses keperawatan digambarkan dalam lima kasus, dengan proses keperawatan sebagai berikut: keluhan (unpleasant symptom), pengkajian: faktor fisiologis, faktor psikologis, faktor situasional, dilanjutkan perumusan masalah keperawatan, pemberian intervensi dan implementasi, dan evaluasi performa. Dari lima kasus tersebut ditemukan masalah yang berhubungan dengan psikologis dan hubungan sosial, yaitu ansietas, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan koping tidak efektif. Peds-DTRS membantu mendeteksi adanya distres, namun tidak semua masalah tersebut dapat diselesaikan pada saat evaluasi, hal ini menunjukkan bahwa skrining distres harus tetap dilakukan sepanjang continuum perawatan kanker. Algoritma intervensi masalah psikososial dapat digunakan untuk memilih intervensi sesuai dengan tingkat distres.

Adolescents diagnosed with cancer are vulnerable to developmental disruptions. Symptoms resulting from cancer and its treatment often induce psychosocial distress. However, these psychosocial issues are frequently overlooked. The scarcity of psychosocial distress screening tools poses a barrier; hence, the Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) combined with the Pediatric Distress Thermometer Rating Scale (Peds-DTRS) is expected to aid in assessing and evaluating symptoms experienced by adolescents with cancer. This is followed by the application of a psychosocial problem intervention algorithm based on literature. The aim of this scientific paper is to illustrate the nursing management process of psychosocial distress in adolescents using the TOUS approach and to describe the application of the psychosocial problem intervention algorithm integrated with Peds-DTRS. The nursing process is depicted through five cases, with assessment steps including symptom complaint (unpleasant symptom), physiological factor assessment, psychological factor assessment, situational factor assessment, nursing problem formulation, intervention and implementation, and performance evaluation. From these cases, psychological and social relationship problems such as anxiety, hopelessness, powerlessness, and ineffective coping were identified. Peds-DTRS aids in detecting distress, yet not all issues can be resolved during evaluation, underscoring the need for continuous distress screening throughout the cancer care continuum. The psychosocial problem intervention algorithm can guide interventions according to distress levels."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putry Nur Faidah
"Kanker dan terapi pengobatan pada remaja menimbulkan masalah distres psikologis. Remaja perlu mengelola stresor dan menerapkan koping adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh online peer support terhadap distres psikologis dan koping remaja dengan kanker. Desain penelitian adalah quasi experiment pre-post test with control group dengan teknik consecutive sampling. Sampel sebanyak 60 remaja terbagi menjadi kelompok intervensi (n=30) dan kelompok kontrol (n=30). Online peer support diberikan kepada kelompok intervensi, sedangkan kelompok kontrol mendapat video edukasi. Hasil analisis dengan independent t test menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna skor distres psikologis dan koping mengatasi masalah dengan perencanaan, konfrontasi, mencari dukungan sosial, menerima tanggung jawab, dan penilaian positif setelah pemberian intervensi antara kedua kelompok (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh online peer support terhadap penurunan distres psikologis dan peningkatan koping adaptif pada remaja dengan kanker. Online peer support dengan metode yang tepat perlu diberikan pada pasien remaja dengan kanker sebagai intervensi kolaboratif guna menurunkan distres psikologis dan meningkatkan kemampuan koping adaptif.

Cancer and treatment in adolescents cause psychological distress. Adolescents need to manage stressors and apply adaptive coping. This study aims to identify the effect of online peer support on psychological distress and coping in adolescents with cancer. The research design was a quasi-experimental pre-post test with a control group using a consecutive sampling. A sample of 60 adolescents was divided into the intervention group (n = 30) and the control group (n = 30). Online peer support was given to the intervention group, while the control group received educational videos. The analysis results using independent t-test showed that there were significant differences in scores of psychological distress as well as scores of planful problem solving, confrontation, seeking social support, accepting responsibility, and positive appraisal coping after online peer support intervention between two groups (p<0,05). The conclusion of this study is that there is an effect of online peer support on reducing psychological distress and increasing the use of adaptive coping in adolescents with cancer. Online peer support with appropriate methods needs to be given to adolescent patients with cancer as a collaborative intervention to reduce psychological distress and improve adaptive coping skills."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Mustika Wahyu Hendrati
"Selama menjalani pengobatan kanker payudara, pasien dan penyintas rentan mengalami psychological distress yang dapat berpengaruh terhadap kepatuhan mereka dalam menjalani pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hubungan psychological distress dan kepatuhan terhadap pengobatan dengan moderator dukungan sosial pada pasien dan penyintas kanker payudara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 129 pasien dan penyintas kanker payudara dari berbagai komunitas kanker payudara melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa psychological distress berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan terhadap pengobatan (t(127)= -4,722, p<0,05), di mana 14,3% varians dari skor kepatuhan terhadap pengobatan dapat dijelaskan oleh psychological distress. Dukungan sosial secara signifikan berhubungan dengan kepatuhan terhadap pengobatan (t(127)= 4,911, p < 0,05), di mana 15,3% varians dari skor kepatuhan terhadap pengobatan dapat dijelaskan oleh dukungan sosial. Hasil analisis interaksi antara dukungan sosial dan psychological distress ditemukan tidak dapat memengaruhi kepatuhan secara signifikan (t(127)=0,401, p>0,05), sehingga dukungan sosial tidak memoderatori hubungan antara psychological distress dan kepatuhan terhadap pengobatan pada pasien dan penyintas kanker payudara.

During breast cancer treatment, patients and survivors are prone to experiencing psychological distressm which can affect their adherence in undergoing treatment. This study aims to see the relationship between psychological distress and adherence to treatment with social support as a moderator in breast cancer patients and survivors. This research is a quantitative study involving 129 patients and survivors of breast cancer from various breast cancer communities through purposive sampling techniques. The results of this study indicate that psychological distress is significantly correlated to adherence to treatment (t(127) = -4.722, p <0.05), where 14.3% of treatment adherence variance can be explained by psychological distress. Social support was significantly correlated to adherence to treatment (t(127) = 4.911, p<0.05), where 15.3% of treatment adherence variance could be explained by social support. Statistical analysis found that the interaction between social support and psychological distress could not significantly affect adherence (t(127) = 0.401, p> 0.05), so social support did not moderate the relationship between psychological distress and adherence to treatment in patients and survivors of breast cancer."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Adaptasi psikologis merupakan hal yang penting bagi pasien kanker dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Penelitian ini membahas mengenai gambaran adaptasi psikologis pada pasien kanker. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif sederhana. Sampel pada penelitian ini berjumlah 92 orang pasien kanker di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Responden mengisi kuesioner berupa data demografi dan 25 pernyataan yang merujuk pada Mental Adjustment to Cancer (MAC). Teknik sampling yang digunakan adalah sampling incidental. Hasil menunjukkan reaksi psikologis maladaptif sebesar 58,7% ; tingkat kecemasan tinggi sebesar 56,5% ; koping adaptif sebesar 65,2% ; harapan mengenai masa depan yang tinggi sebesar 76,1% ; upaya peningkatan kesehatan adaptif sebesar 92,4%. Berdasarkan kelima variabel tersebut, diperoleh data bahwa sebesar 41,3% pasien memiliki adaptasi psikologis adaptif; dan 58,7% pasien rnemiliki adaptasi psikologis maladaptif (mean = 2,97%). Berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan penelitian lebih Ianjut mengenai adaptasi psikologis pada dua kelompok (responden yang menderita kanker dan responden yang tidak menderita kanker), namun masih berada dalam residen yang sama dan memiliki rentang usia yang sama. Sehingga faktor-faktor lain selain penyakit dan efek pengobatan kanker yang dapat mempengaruhi adaptasi psikologis pada pasien kanker seperti faktor sosioekonomi, kecemasan dalam menghadapi masa tua dan berduka akibat ditinggal oleh anggota keluarga dapat terkontrol.

Psychological adjustment in patients with cancer is important to improve their quality of ife. With quantitative method and descriptive design, this study investigated a psychological adjustment in patients with cancer. 92 participants of cancer patients in RSUPN Cipro Mangunkusumo incidentally recruited with appropriate criteria Based on the Mental Adjustment to Cancer (MAC) Scale of the short form 25-items psychological adiustment survey; 58,7% patients with cancer have maladaptive adjustment (mean = 2,97%). This result identified by five variables, with result for each variable are: 58,7% psychological response is maladaptive; 56,5% anxiety level is high; 76,1% have high expectation; and 92,4% participant have adaptive endeavours to improve their health. Further research is needed to control other factors beside disease and its treatment that may influence psychological adjustment in patients with cancer. These factors such as socioeconomic; anxiety in face of old period; and being grievous caused abandoned by spouse or family member, controlled by compare two groups (people with and without cancer) in the some residence and age."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5916
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Mahayaty
"ABSTRAK
Remaja dengan kanker memiliki kebutuhan spiritual yang unik dan berisiko mengalami distress spiritual. Spiritual berperan penting dalam memberikan dampak positif seperti kenyamanan, ketenangan, dan berbagai koping positif untuk menghadapi penyakit yang secara tidak langsung meningkatkan kualitas hidup remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menggali secara mendalam spiritualitas remaja dengan kanker. Penelitian ini menggunakan studi fenomenologi pada sembilan partisipan yang ditentukan secara purposive sampling, dengan wawancara semi terstruktur pada remaja kanker yang mendapatkan kemoterapi. Analisa data menggunakan analisis Colaizzi. Penelitian ini mengidentifikasi enam tema yaitu menerima keadaan, menyakini kehendak Tuhan atas penyakit yang dialami, praktik spiritual meningkat, empati, mempertahankan hubungan dengan orang yang berarti, aktualisasi diri. Peran perawat dibutuhkan untuk melakukan pengkajian aspek spiritual dan melakukan intervensi keperawatan diantaranya mengakomodasi kebutuhan remaja untuk menjalankan keyakinan mereka, memfasilitasi hubungan remaja dengan teman sebaya, keluarga dan mendukung upaya remaja dalam memotivasi diri

ABSTRACT
Adolescent with cancer have unique spiritual need and in risk to experience spiritual distress. Spirituality has an important role in giving positive impacts like comfort, calmness, and various positive coping to confront illness that indirectly increase adolescent quality of life. This study purposed to explore the spirituality experiences of adolescent with cancer. This study using phenomenology study on nine participants that determined by purposive sampling, data collected by semi structured interview with cancer adolescent that undergone chemotherapy. Data gathered were analyzed using Colaizzi analysis. This study identified six themes, i.e. accept his/her illness, believe in God?s will on the illness experienced, increasing spiritual practice, empathy for the parents, maintaining relationship with significant others, self-actualization. The role of the nurse is needed to conduct a study and perform the spiritual aspect of nursing interventions to accommodate the needs of adolescents to practice their faith, facilitating adolescent relationships with peers, family and supports them in motivating their selves."
2016
T46748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Widyastuti
"ABSTRAK
Keluhan yang dirasakan pasien kanker baik karena progresivitas penyakit atau efek samping pengobatan membuat kenyamanan pasien terganggu. Ketidaknyamanan pada aspek fisik, psikospiritual, sosio-kultural, finansial, dan lingkungan yang dirasakan terus menerus oleh pasien kanker dapat mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan kenyamanan dengan kualitas hidup. Penelitian dilakukan pada 95 responden dengan teknik consecutive sampling dan dilakukan pada satu waktu cross sectional . Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat yaitu uji korelasi dan perbedaan mean. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara seluruh aspek kenyamanan dengan kualitas hidup pasien kanker p < 0.05 . Semakin tinggi ketidaknyamanan pada aspek fisik, psikospiritual, sosio-kultural, finansial, dan lingkungan maka semakin buruk kualitas hidupnya. Stadium kanker juga diketahui berhubungan dengan kualitas hidup p = .002 = 0.05, dengan semakin tinggi stadium maka semakin menurun kualitas hidup pasien. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi landasan praktik berbasis bukti untuk meningkatkan keterampilan perawat memberi kenyamanan pasien kanker. Oleh karena semakin tinggi stadium kanker membuat kualitas hidup pasien semakin menurun, perawat perlu mengoptimalkan seluruh aspek kenyamanan yang masih dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

ABSTRACT
Cancer patients have symptoms cause by cancer progressivity and the effects of therapy that makes their comfort impaired. Discomfort in the physical, psychospiritual, socio cultural, financial, and environmental aspects can severely affect the quality of life. This study aimed to identified the correlation between comfort and quality of life in cancer patients. The study was conducted on 95 respondents with consecutive sampling technique in cross sectional method. The data analysis used on this study is univariate and bivariate analysis that is test of correlation and mean differences. This study showed there was a significant correlation between all aspects of comfort and the quality of life in cancer patients p 0.05, higher discomfort in physical, psychospiritual, socio cultural, financial, and environmental aspects cause worse quality of life. Stage of cancer is also known to be associated with quality of life p .002 0.05 , with the higher level stage showed the low quality of life. The results are expected to be the evidence based practice to improve nurse skill to provide comfort to cancer patients. Because the higher stage of cancer makes the quality of life lower, nurses need to optimize all aspects that can still be improved for a better quality of life of patients. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyani
"

Pendahuluan: Penyintas kanker terus menghadapi berbagai masalah fisik, psikologis, sosial, dan keuangan setelah menyelesaikan pengobatan primer. Ketakutan kambuh merupakan salah satu masalah psikososial yang sering dilaporkan oleh penyintas kanker ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam persepsi ketakutan kambuh pada penyintas kanker ginekologi.

Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi interpretatif. Partisipannya adalah 15 penyintas kanker ginekologi berusia 19-60 tahun dan telah menyelesaikan tahapan pengobatan primer. Pengumpulan data melalui wawancara semi terstruktur mendalam. Analisis data menggunakan analisis tematik.

Hasil: Analisis tematik memunculkan 6 tema yaitu: 1) pemicu ketakutan kambuh. 2) hal yang ditakutkan jika terjadi kekambuhan. 3) dampak ketakutan kambuh. 4) upaya yang dilakukan untuk mengalihkan ketakutan kambuh. 5) upaya yang dilakukan untuk mencegah kekambuhan. 6)  ketidakpastian tentang kekambuhan.

Simpulan: Ketakutan kambuh merupakan pengalaman multidimensi yang yang dipicu oleh berbagai faktor dan memiliki dampak terhadap berbagai aspek kehidupan penyintas kanker


Introduction: Cancer survivor continue to face a variety of phisical, psychological, social and financial problems after completing primary treatment. Fear of recurrence is one of the psichosocial problems frequently reported by gynecologic cancer survovor. This study aimed to explore in depth the perceived fear of recurrence in gynecologic cancer survivors.

Methods: This study used an interpretative phenomenological approach. The participans were 15 gynecologic cancer survivors aged 19-60 years and had completed the primary treatment stage. Data were collected through indepth semi stuctured interviews. Data analysis used thematic analysis.

Result: Thematic analiysis revealed 6 themes, namely: 1) triggers of fear of recurrence. 2) things that are feared if there is a relapse. 3) the impact of fear of recurrence. 4) effort made to divert the fear of recurrence. 5) effort made to prevent recurrence. 6) uncertainty about fear of recurrence.

Conclucion: Fear of recurrence is a multidimensional experiences that is trigered by various factors and has an impact on various aspect of cancer survivor lives."

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: John Wiley & Sons, 1979
616.994 MIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mursilatun
"Pengaruh medan listrik terhadap sel kanker ada dua macam yaitu menghambat pertumbuhan tumor dan menghancurkan sel kanker yang sedang mengalami pembelahan. Penelitian ini menggunakan Capasitif Elektroterapi dengan frekuensi 100 KHz dari sumber arus listrik bolak-balik dengan tegangan -8.5 V sampai +85 V. Pemberian medan listrik dilakukan secara in vitro selama 72 jam berturut-turut terhadap sel kanker payudara MCP-7 dan sel normal Fibroblast Vero.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa medan listrik mampu menghambat pertumbuhan sel kanker MCF-7 dan medan listrik ini terbukti tidak menimbulkan efek yang berbahaya bagi sel-sel normal.

There are two types effect of electrics field towards cancer cells, that is inhibiting tumor growth and destroy cancer cells undergoing division. This research uses Electrotherapy Capacitive with 100 KHz frequency of the source of alternating electrical current with voltage -8.5 V to +85 V. Electric field was tested in vitro for 72 hours in a row against breast cancer MCF-7 cell line and normal cells fibroblast Vero.
The results showed that the electric field could inhibit the growth of cancer cells MCF-7 and the electric field is proven not cause harmful effects to normal cells.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29500
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>