Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mamay Kusumawaty
"Insiden tumor otak tertinggi dilaporkan di Asia sebanyak 156,217 kasus atau 52.6%. Tumor otak adalah jenis kanker yang langka namun mematikan dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Pasien dengan tumor otak dengan keluhan gangguan penglihatan, kesulitan berbicara serta gangguan neurologis akan mengalami masalah disfungsi kognitif, neuropsikiatri dan fungsional. Hal ini tidak hanya berdampak kepada pasien, namun juga pada keluarga. Kejadian kanker pada anggota keluarga meningkatkan beban caregiver yang merawat. Perawat memiliki peran penting dalam pemberian asuhan kepaerawatan tidak hanya pada pasien, namun juga pada keluarga sebagai caregiver. Dalam melaksanakan perannya sebagai caregiver akan banyak mengalami masalah fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Salah satu pendekatan teori keperawatan yang sesuai untuk diterapkan pada kondisi ini adalah teori Chronic Sorrow yang membahas fenomena spesifik tentang masalah-masalah yang timbul dari penyakit kronis mencakup proses berduka, kehilangan, faktor pencetus dan metode manajemennya. Residen mengaplikasikan Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) psikoedukasi yang bertujuan menurunkan burden caregiver pasien dengan tumor otak. Psikoedukasi dalam pengelolaan lima kasus kelolaan berpengaruh signifikan dalam menurunkan burden caregiver yang dinilai dengan menggunakan instrumen Zarit Burden Interview (ZBI).

The highest incidence of brain cancer was reported in Asia with 156,217 cases or 52.6%. Brain cancer is a rare but deadly type of cancer with a low survival rate. This not only impacts the patient, but also the family. The incidence of cancer in family members increases the burden on caregivers. Nurses have an important role in providing nursing care not only to patients, but also to families. One of the emergence theory approaches that is suitable to be applied to this condition is the theory of chronic grief which discusses the specific phenomenon of problems arising from chronic illness including the process of depression, loss, precipitating factors and methods of management. Residents apply Psychoeducation intervention as Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) which aims to reduce the caregiver burden of patients with brain tumors. The result of five managed cases is provides that psychoeducation has significant effect on reducing the burden of caregivers assessed using the Zarit Burden Interview (ZBI) instrument"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Waluyo
"Kejadian depresi sering ditemui pada pasien penyakit ginjal kronik yang harus menjalani terapi hemodialisa rutin, Kejadian depresi ini diperberat dengan kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit ginjal kronik, prosedur hemodialisa dan diit ketat yang harus dijalani.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi terhadap tingkat pengetahuan dan tingkat depresi yang dialami pasien PGK yang menjalani terapi hemodialisa rutin. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test without control group dengan intervensi terapi psikoedukasi.
Pre test dilakukan pada 17 responden yang mengalami depresi yang menjalani terapi hemodialisa rutin di ruang Hemodialisa RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada bulan Juni 2014. Data dikumpulkan dengan cara responden mengisi kuesioner. Data dianalisis dengan Uji t.
Hasil pre test menunjukan, data tingkat pengetahuan ratarata 7,88. Data tingkat depresi rata-rata 18,76. Setelah diberikan intervensi terapi psikoedukasi, tingkat pengetahuan responden rata-rata 18,35 yang secara statistik bermakna (p=0,000) dan tingkat depresi responden rata-rata 16,76 yang secara statistik juga bermakna (p=0,000).
Disimpulkan bahwa terapi psikoedukasi meningkatkan pengetahuan responden dan menurunkan tingkat depresi. Terapi psikoedukasi direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai terapi keperawatan jiwa yang dapat diberikan pada pasien penyakit ginjal kronis dengan terapi hemodialisa yang mengalami depresi.

The incidence of depression is often experienced by patients with chronic kidney disease (CKD) who must undergo regular hemodialysis therapy. Depression usually occurs early in patient wo undergo regular hemodialysis therapy.
This research was conducted to determine the effect of therapies of psychoeducation on the level of knowledge and level of depression in patients with CKD who undergo regular hemodialysis therapy.
The method used was quasi-experimental pre-post test without control group, sampling techniques was by purposive sampling, with a sample of 17 patients. Analysis of data using t test.
The result showed that the mean of knowledge of the patients increased from 7,88 to 18,35 after psychoeducation therapy (statistically significant p = 0,000). And the mean of depression in patients decrease from 18,76 into 16,76 after psychoeducation therapy (statistically significant p = 0,000).
Concluded that psychoeducation therapy increases the knowledge and decrease the depression of the respondents. Psychoeducation therapy is recommended for psychiatric nursing developed as a therapy that can be administered to patients with CKD who are depressed hemodialysis therapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Kustiawan
"Videbeck (2008) mengatakan bahwa tanda negatif pada skizofrenia akan menetap lebih lama pada klien. Gejala negatif seringkali tidak disadari oleh pihak keluarga, karena dianggap tidak mengganggu. Salah satu tanda gejala negatif yang sering ditemukan adalah HDR. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat klien HDR di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dengan desain quasi eksperimen pendekatan pre post tes dengan grup kontrol. Responden penelitian adalah keluarga dengan koping keluaga tidak efektif dalam merawat klien HDR, 50 keluarga dibagi 2 kelompok yaitu 25 kelompok intervensi dan 25 kelompok kontrol.
Kemampuan keluarga merawat klien HDR diri yang mendapatkan terapi psikoedukasi keluarga lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan terapi psikoedukasi keluarga. Kemampuan keluarga setelah dikontrol dengan faktor confounding didapatkan peningkatan mean namun tidak signifikan. Artinya peningkatan kemampuan keluarga disebabkan karena intervensi yang dilakukan bukan dari faktor confounding. Disarankan terapi psokoedukasi keluarga digunakan sebagai terapi keluarga dalam meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien dengan HDR.

Videbeck (2008) stated that the negative symptoms of schizophrenia would be more permanent to the client. Negative symptoms ussually were not perceived by the family, because of disturbances behaviours. The purpose of this research was to identify the effects of family psychoeducation therapy towards the family ability to take care of the client with low self-esteem in Tasikmalaya. This research utilized quasi experimental design using pre and post test with control group. The respondents consisted of families with ineffective coping in caring for low self-esteem clients, fifty families were divided inti 2 groups; 25 families as experimental group and 25 families as control group.
The research result demonstrated that the families who received familly psychoeducation showed that the higher ability as compored to families without family psychoeducation.The family ability after being controlled by confounding factors showed the inprovement of mean but not significant.This meant that the family ability was only affected by the intervention not by the confounding factors. It was recommended that family psychoeducation would be used in family therapy for inproving the family ability to care for the clients with a low self-esteem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30008
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mamay Kusumawaty
"Insiden tumor otak tertinggi dilaporkan di Asia sebanyak 156,217 kasus atau 52.6%. Tumor otak adalah jenis kanker yang langka namun mematikan dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Pasien dengan tumor otak dengan keluhan gangguan penglihatan, kesulitan berbicara serta gangguan neurologis akan mengalami masalah disfungsi kognitif, neuropsikiatri dan fungsional. Hal ini tidak hanya berdampak kepada pasien, namun juga pada keluarga. Kejadian kanker pada
anggota keluarga meningkatkan beban caregiver yang merawat.
Perawat memiliki peran penting dalam pemberian asuhan kepaerawatan tidak hanya pada pasien, namun juga pada keluarga sebagai caregiver. Dalam melaksanakan perannya sebagai caregiver akan banyak mengalami masalah fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Salah satu pendekatan teori keperawatan yang sesuai untuk diterapkan pada kondisi ini adalah teori Chronic Sorrow yang membahas fenomena spesifik tentang masalah-masalah yang timbul dari penyakit kronis mencakup proses berduka, kehilangan, faktor pencetus dan metode manajemennya. Residen mengaplikasikan Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) psikoedukasi yang bertujuan menurunkan burden caregiver pasien dengan tumor otak. Psikoedukasi dalam pengelolaan lima kasus kelolaan berpengaruh signifikan dalam menurunkan burden caregiver yang dinilai dengan menggunakan instrumen Zarit Burden
Interview (ZBI).

The highest incidence of brain cancer was reported in Asia with 156,217 cases or 52.6%. Brain cancer is a rare but deadly type of cancer with a low survival rate. This not only impacts the patient, but also the family. The incidence of cancer in family members increases the burden on caregivers. Nurses have an important role in providing nursing care not only to patients, but also to families. One of the emergence theory approaches that is suitable to be applied to this condition is the theory of chronic grief which discusses the specific phenomenon of problems arising from chronic illness including the process of depression, loss, precipitating factors and methods of management. Residents apply Psychoeducation intervention as Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) which aims to reduce the caregiver burden of patients with brain tumors. The result of five managed cases is provides that psychoeducation has significant effect on reducing the burden of caregivers assessed using the Zarit Burden Interview (ZBI) instrument."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Istiana Amalia
"Kerentanan tunagrahita terhadap pelecehan seksual meningkat dikarenakan kurangnya pemahaman terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi (Tang & Lee, 1999; WHO, 2009; Arisanti dalam Asra, 2013). Meski demikian, kebutuhan tunagrahita tersebut tidak diiringi dengan ketersediaan informasi dan layanan yang memadai (WHO, 2009). Penelitian ini kemudian ditujukan untuk membuktikan apakah program psikoedukasi bagi siswa dan orangtua dapat meningkatkan pemahaman kesehatan reproduksi siswi sekolah dasar penyandang tunagrahita ringan. Penelitian ini menggunakan desain subjek tunggal. Perbandingan pre dan post test kemudian menunjukkan peningkatan dari 68% menjadi 100%. Dengan hasil tersebut, program psikoedukasi bagi siswi dan orangtua dinilai berhasil meningkatkan pemahaman kesehatan reproduksi pada diri partisipan.

For people with intellectual disability, their vulnerability to sexual victimization increased due to the lack of knowledge that related to sexual and reproductive health (Tang & Lee, 1999; WHO, 2009; Arisanti in Asra, 2013). Those needs often face information and service barriers (WHO, 2009). The aim of the research was to examine whether psychoeducational program for student and parents would increase the reproductive health knowledge of female elementary student with mild intellectual disability. This research used the single subject design. Pre and post test results show that the program succeed to increase participant?s reproductive health knowledge from 68% to 100%."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Aan
"Merawat penderita stroke kerap memunculkan stres dan pengalaman emosional negatif yang menjadi beban psikologis bagi anggota keluarga yang menjadi caregiver. Pemahaman yang kurang mengenai penyakit seringkali memunculkan asumsi keliru terhadap situasi yang dihadapi oleh caregiver selama merawat yang kemudian berkontribusi dalam peningkatan stres caregiver. Jika tidak ditangani, beban caregiver dapat menurunkan kualitas hidup caregiver sekaligus mempengaruhi kualitas perawatan yang diterima penderita stroke. Psikoedukasi merupakan program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan membangun keterampilan yang dibutuhkan caregiver dalam menjalankan tugas perawatan.
Penelitian ini menggunakan one group before after pretest - posttest design, dengan memberikan psikoedukasi kepada 3 orang anggota keluarga penderita stroke yang menjadi caregiver sebagai partisipan. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran pretest dan posttest. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa psikoedukasi berhasil membantu mengurangi beban caregiver pada 2 partisipan yang ditunjukkan oleh penurunan skor ZBI dan GHQ dan perubahan positif yang dirasakan caregiver.

Caring for patients with stroke often has stress and negative emotional experiences as its consequences and become a psychological burden for family members who become caregivers. Knowledge deficits often contribute to false assumptions which inadvertently exacerbate stress levels in caregivers If left untreated, caregiver burden will decrease caregiver 39 s quality of life as well affects the quality of care received by stroke patients. Psychoeducation is a program aimed to improve knowledge and build the skills needed by caregiver in caregiving tasks.
This study used a one group before after pretest posttest design, by providing psychoeducation to 3 family caregivers who became participants. The analysis was done by comparing the measurement results of pretest and posttest. The results showed that psychoeducation helped reducing caregiver burden of 2 participants, indicated by the decrease in ZBI and GHQ scores and perceived positive changes by the caregivers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael
"ABSTRAK
Penyelia dan manajer pada perusahaan farmasi memiliki beban untuk mencapai target produksi dan pemasaran secara bersamaan. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan penyelia dalam mengenali masalah kesehatan mental di tempat kerja akan meningkatkan efektivitas kerja suatu perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh intervensi psikoedukasi dan relaksasi terhadap penilaian stres kerja penyelia dan manajer. 42 penyelia dan manajer perusahaan farmasi ?X? mengikuti studi Randomized Controlled Trial. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik individu, stresor kerja (menggunakan kuisioner Survey Diagnostic Stress), stresor psikososial (menggunakan kuisioner Holmes-Rahe) dan stres kerja (menggunakan Symptom Check List 90). Intervensi dilakukan secara psikoedukasi menggunakan materi pada Buku Pedoman Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan dan 5 sesi relaksasi progresif. Sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat stresor kerja sedang-tinggi (59,5 - 90,4%) dan stresor psikososial minor (54,8%). Pada penilaian awal stres kerja didapati bahwa 71,4% subjek mengalami gejala psikopatologi dengan gejala terbanyak adalah obsesi-kompulsif (45,2%). Intervensi tunggal psikoedukasi menunjukkan penurunan stres kerja yang bermakna dibandingkan kontrol (beda rerata psikoedukasi=-17,93+20,84, beda rerata kontrol=0,21+24.07, p=0,043), sedangkan intervensi kombinasi psikoedukasi dan relaksasi hanya bermakna pada kategori masa kerja kurang atau sama dengan 6 tahun dan ketaksaan peran rendah.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah metode intervensi tunggal psikoedukasi lebih banyak menurunkan stres kerja penyelia dan manajer daripada intervensi kombinasi psikoedukasi dan relaksasi (beda rerata psikoedukasi-relaksasi = -12,5+38,52).

ABSTRACT
Production and marketing targets are work loads to be achieved for supervisors and managers in a pharmaceutical company. Work productivity will increase if workplace mental problem can be identify by improving knowledge and skill.
This research aim to identify differences in supervisors? and managers? work stress assessment between psychoeducation intervention, relaxation intervention, and the combination of both. A randomized controlled trial study was performed to 42 supervisors and managers in ?X? pharmaceutical company. Collected data include individual characteristic, cause of work stress (using Survey Diagnostic Stress Questionnaire), psychosocial stress (using Holmes-Rahe Questionnaire), and work stress (using Symptom Check List 90). Intervention was done by using materials from Indonesia?s Ministry of Health Buku Pedoman Kesehatan Jiwa for psyhoeducation and 5 session of progressive relaxation. Most of study subject have medium-high stress level (59,5-90,4%) and minor psychosocial stress (54,8%). In early work stress assessment, 71,4% subject show psychopatology symptoms and obsessive-compulsive is the most symptoms (45,2%). A single psychoeducation intervention show significant reduction in work stress level compare to control (Mdiff psychoeducation=-17,93+20,84, Mdiff control=0,21+24.07, p=0.043). Combination psychoeducation and relaxation intervention show significant effect in subjects with work length less or equal to 6 years and low role ambiguity.
This research concludes that a single psychoeducation intervention method reduce work stress level in supervisor an manager more than combination psychoeducation and relaxation intervention (Mdiff psychoeducation-relaxation=-12,5+38,52).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Starleen Ellexia
"Latar Belakang
Tumor otak adalah neoplasma intrakranial di dalam otak atau di kanal tulang belakang pusat. Tumor otak ganas primer mempengaruhi sekitar 200.000 orang di seluruh dunia setiap tahun. Tumor otak disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal dan tidak terkontrol. Penanganan tumor otak di Indonesia masih belum terintegrasi baik dari segi promotif, preventif, maupun kuratif. Tumor otak sendiri dapat menyebabkan berbagai komplikasi sampai kematian. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini dilakukan studi mengenai keterkaitan jenis, letak, dan ukuran tumor dengan skor fungsional berupa skor KPS yang didapatkan pasien pre dan post tindakan serta hubungannya dengan tingkat resektabilitas tumor pasien saat dilakukan operasi. Skor KPS dapat berfungsi sebagai salah satu faktor prognosis kualitas hidup pasien.
Metode
Penelitian ini akan menggunakan metode kohort retrospektif dengan melihat rekam medis pasien tumor otak dari tahun 2021 sampai 2022 yang ditatalaksana di RSCM. Rekam medis akan diambil secara consecutive sampling.
Hasil
Terdapat hubungan antara jenis tumor dengan skor KPS pre operasi dimana nilai median untuk semua jenis adalah 80 namun, adenoma mendapatkan mean skor KPS tertinggi (84,59) dan jenis tumor lain mendapatkan mean skor KPS terendah (73,73). Ukuran tumor dan skor KPS pre operasi tidak didapatkan hubungan korelasi yang kuat yaitu hanya sebesar -0,194 (CI 95% -0,313 - -0,069). Letak tumor dengan skor KPS pre operasi didapatkan ada hubungannya dengan hasil tumor supratentorium memiliki median skor KPS pre operasi lebih tinggi dibandingkan tumor infratentorium. Hasil ini berbeda dengan studi-studi lainnya sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Demikian juga dengan tingkat resektabilitas dengan skor KPS post operasi dimana didapatkan hasil signifikansi sebesar p=0,107 sehingga hubungannya tidak signifikan. Namun jika dilihat mediannya, (Gross Total Resection) GTR memiliki skor KPS post operasi yang lebih baik dibandingkan dengan (SubTotal Resection) STR yaitu 85 dan 80 secara berurut.
Kesimpulan
Perbedaan jenis tumor mempengaruhi skor KPS pre operasi. Semakin besar ukuran tumor yang dialami pasien, maka semakin rendah skor KPS pre operasi yang didapatkan. Selain itu, skor KPS pre operasi juga berhubungan dengan letak tumor yang dialami pasien. Sedangkan, skor KPS post operasi pada penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan tingkat resektabilitas tumor pada pasien yang dioperasi.

Introduction
Brain tumors are intracranial neoplasms within the brain or in the central spinal canal. Primary malignant brain tumors affect around 200,000 people worldwide each year. Brain tumors are caused by abnormal and uncontrolled cell division. Management of brain tumors in Indonesia is still not integrated in terms of promotive, preventive and curative. Brain tumors themselves can cause various complications up to death. Therefore, In this study, an investigation was carried out to explore the correlation between the type, location, and size of the tumor and its impact on the functional score, measured by the KPS score, obtained from patients before and after surgery. Additionally, the study examined the association between the level of resectability and the type of tumor. KPS score can be used as one prognostic factor for patient quality of life.
Method
This study will use a retrospective cohort method by looking at the medical records of brain tumor patients from 2021 to 2022 who were treated at RSCM. Medical records will be taken by consecutive sampling.
Results
A correlation exists between tumor types and preoperative KPS scores, with a median value of 80 for all types. Adenomas achieve the highest mean KPS score (84.59), while other tumor types have the lowest mean KPS score (73.73). A weak correlation is observed between tumor size and preoperative KPS scores, with a coefficient of only - 0.194 (95% CI -0.313 to -0.069). There is a relationship between tumor location and preoperative KPS scores, as supratentorial tumors have a higher median preoperative KPS score compared to infratentorial tumors. These findings differ from other studies, suggesting the need for further research. Similarly, the level of resectability and postoperative KPS scores show a non-significant relationship with a p-value of 0.107. However, when looking at the medians, Gross Total Resection (GTR) is associated with a higher postoperative KPS score compared to Subtotal Resection (STR), namely 85 and 80, respectively.
Conclusion
The type of tumor affects preoperative KPS scores. The larger the tumor size, the lower the preoperative KPS score. Additionally, preoperative KPS scores are also associated with tumor location. However, postoperative KPS scores in this study do not show a significant relationship with the resectability of tumors in operated patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yueniwati PW
"buku ini membahas tentang bahaya tumor otak dan peranan pencitraan dalam otak."
Malang: Universitas Brawijaya Press, 2017
616.99 YUY p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Idham Muchlis
"Tumor otak merupakan pertumbuhan abnormal dari sel-sel yang berasal dari dalam otak atau yang menyokong struktur otak. Batasan tumor otak adalah pertumbuhan sel akan berproliferasi yang akan terus berkembang mendesak jaringan otak yang sehat disekitarnya dan terjadi perubahan suplai darah. Apabila tumor terus berkembang menyebabkan terjadinya gangguan neurologis dan peningkatan tekanan intrakranial, yang pada akhirnya akan menyebabkan nekrosis jaringan otak. Masalah kesehatan yang dimiliki Tn. A adalah :nyeri kepala. Diagnosa utama yang dibahas oleh penulis dan menjadi fokus dalam karya ilmiah ini adalah diagnosa nyeri akut akibat peningkatan tekanan intrakranial. Implementasi keperawatan dilakukan pada Minggu ke1. Penulis hanya akan memaparkan implementasi untuk diagnosa nyeri dengan intervensi yang diberikan yaitu teknik relaksasi dan nafas dalam. Nyeri kepala akibat tumor otak merupakan masalah yang cukup serius dan memerlukan perhatian khusus karena selain dapat menimbulkan gangguan neurologis yang cukup serius.

Brain tumor is an abnormal growth of cells derived from the brain or brain structures that support. Limitation of brain tumor is a growth of cells will proliferate will continue to evolve urge the surrounding healthy brain tissue and blood supply changes. If the tumor continues to grow causing neurological disturbances and increased intracranial pressure, which in turn will lead to necrosis of the brain tissue. Mr. owned health problems. A are: headache. The main diagnoses were discussed by the authors and the focus of this paper is the diagnosis of acute pain due to increased intracranial pressure. Implementation of nursing conducted on Sunday the 1st. The author will only describe the implementation of the intervention for pain diagnosis given the relaxation and deep breathing techniques. Headache due to brain tumor is a serious problem and requires special attention because in addition can cause a serious neurological.disorder."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>