Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Dwi Lestari
"Jumlah investor saham di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2022 investor didominasi oleh kelompok generasi milenial. Prinsip dasar ekonomi klasik menganggap bahwa keputusan investasi terbentuk secara rasional, namun teori perilaku keuangan menganggap terdapat bias psikologi yang dapat memengaruhi keputusan keuangan individu. Herding behavior merupakan salah satu bias psikologis dimana investor mengikuti perilaku investor lain walaupun mereka memiliki informasi pribadi. Walaupun begitu, faktor kognitif yang didasari tingkat literasi keuangan yang memadai dapat membuat keputusan keuangan individu lebih berhati-hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara literasi keuangan dan herding behavior. Pengukuran literasi keuangan menggunakan alat ukur literasi keuangan yang dikembangkan oleh Chen dan Volpe (1998) yang telah dimodifikasi dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Irwan (2019). Herding behavior diukur menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Phan dan Zhou (2014) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Putri (2019). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online melalui media sosial. Penelitian berhasil menghimpun 159 partisipan dan menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara Literasi Keuangan dan Herding Behavior pada investor generasi milenial, Chi2(4, n = 159) = 17.156, p < .05, dengan medium effect size (V = 0,232).

The number of stock investors in Indonesia has been increasing from year to year which in 2022 investors are being dominated by Millennial Generation. The basic principles of classical economics assumed that investment decisions are formed rationally, however, behavioural financial theory argued that there are psychological biases that can influence financial decisions. Herding behavior is a psychological bias in which investors follow the behavior of others investors regardless their personal information. Neverthless, cognitive factors which is based on an adequate level of financial literacy can make financial decisions more careful. This study aims to determine the relationship between financial literacy and herding behavior. Measurement of financial literacy was using a Financial Literacy measurement developed by Chen and Volpe (1998) which has been modified and adapted to Indonesian by Irwan (2019). Herding behavior measurement was using a measurement developed by Phan and Zhou (2014) which has been adapted to Indonesian by Putri (2019). Data collection carried out by distributing online questionnaires through social media. The study gathered 159 participants and the result showed that there is a significant relationship between Financial Literacy and Herding Behavior among millennial generation investors, Chi2(4, n = 159) = 17.156, p < .05, with medium effect size (V = 0,232)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Daviano
"Adanya peningkatan partisipasi dalam investasi pasar modal (capital market participation) di kalangan anak muda khususnya generasi Z yang berusia 18-25 dalam beberapa tahun terakhir merupakan fenomena yang cukup mengejutkan. Pasalnya investasi di pasar modal merupakan kegiatan yang cukup kompleks dan sering dikaitkan dengan pemahaman akan konsep keuangan yang tinggi. Literasi keuangan (financial literacy) sering dinilai sebagai salah satu faktor seseorang melakukan investasi di pasar modal. Semakin tinggi literasinya maka, akan semakin tinggi pula kemungkinan Ia akan melakukan investasi di pasar modal. Namun demikian, di banyak negara berkembang di dunia termasuk Indonesia, literasi keuangan masih cukup rendah. Di sisi lain, faktor efek orang terdekat juga dinilai sebagai faktor utama bagi generasi Z dalam pengambilan keputusannya termasuk keputusan finansial. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap partisipasi generasi Z di pasar modal Indonesia menggunakan metode regresi probit. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan dan efek orang terdekat mempengaruhi keputusan generasi Z dalam berinvestasi di pasar modal.

The increasing participation in capital market investment among young people, especially Generation Z aged 18-25, in recent years is a surprising phenomenon. This is because investing in the capital market is fairly a complex activity and is often associated with a high level of financial literacy. Financial literacy is often judged as one of the factors a person invests in the capital market. The higher the literacy rate, the higher the possibility that they will invest in the capital market. However, in many developing countries in the world including Indonesia, financial literacy is still quite low. On the other hand, the significant person effect factor is also considered a major factor for Generation Z in their decision making, including financial decisions. Therefore, this study aims to analyze the effect of financial literacy on the participation of Generation Z in the Indonesian capital market using the PROBIT regression method. The results of the study indicate that financial literacy and significant people affect the decisions of Generation Z in investing in the capital market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Chairunnisa
"Akhir–akhir ini, berkembang fenomena influencer saham oleh influencer terkenal yang tampaknya mengarah pada bias perilaku pada pasar saham. Harga saham berubah secara signifikan setelah influencer saham membagikan informasi atau merekomendasi saham tertentu. Kami mengumpulkan data dari 132 investor individu yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kami melakukan pengumpulan data melalui kuesioner dengan menggunakan 5 skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas influencer memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku herding. Namun, tidak ada bukti yang signifikan bahwa literasi keuangan memoderasi pada hubungan tersebut. Menariknya, kami menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada perilaku herding antara investor millennial dan non millennial.

Recently, there is a phenomenon in Indonesia’s capital market that famous influencers seem to lead to behavioral bias in the stock market. Stock price changes significantly after those stock influencers share information or recommend certain stocks. This research examines how the stock influencer’s credibility affects investors’ intention to invest in recommended stock. We collect data from 132 individual investors who participate in the research. We use a questionnaire with a 5-Likert scale. The result shows that an influencer’s credibility has a significant influence on investors’ herding behavior. However, there is no significant evidence that financial literacy matters in that relationship. Interestingly, we found there is no significant difference in herding behavior between millennial and non-millennial investors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfita Intan Putri Permata Damayanti
"Era inklusi keuangan digital telah membawa masyarakat Indonesia untuk menjadi tertarik pada sektor keuangan dengan mengakses literatur keuangan. Di masa Pandemi Covid-19, menurut KSEI (2021), fenomena unik terjadi di mana harga saham yang turun namun jumlah investor individu yang didominasi kaum milenial justru meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bias perilaku yang dapat mempengaruhi investor milenial Indonesia dalam proses pengambilan keputusan. Fokus utama penelitian ini adalah mengkaji kemungkinan pengaruh yang diberikan dari overconfidence, disposition effect, dan loss aversion yang dialami investor milenial Indonesia dalam pengambilan keputusan investasi selama Pandemi Covid-19, dengan juga mengkaji mediating effect untuk literatur keuangan. Dengan menggunakan purposive sampling, sebanyak 1.035 responden yang valid telah dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Google Form. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dilakukan sebagai metode kuantitatif yang dipilih untuk mengkaji kondisi tersebut. Overconfidence, disposition effect, dan loss aversion terbukti berpengaruh positif terhadap keputusan investasi bagi investor milenial Indonesia di masa Pandemi Covid-19. Selain itu, literatur keuangan juga terbukti menerima mediating effect dari overconfidence terhadap keputusan investasi, di atas semua variabel independen lainnya. Penelitian ini diyakini dapat memperluas wawasan investasi, terutama dalam hal proses pengambilan keputusan dan bias perilaku.

Digital financial inclusion era has bringing up Indonesian people to gain interest in financial sector by accessing more resources to financial literature. During Pandemic Covid-19, referring to KSEI (2021), a unique phenomenon occurred where the price was going down but the numbers of individual investors, dominated by millennials, were increasing. This paper aimed to examine the behavioral biases that may influence Indonesian millennial investors during decision making process. The main focus is examining possibility of given effects from overconfidence, disposition effect, and loss aversion of the Indonesian millennial investors to investment decision making during Pandemic Covid-19, by also examining the mediating effect for financial literature. Using purposive sampling, a total of 1,035 valid respondents were collected using Google Form questionnaire. Structural Equation Modelling (SEM) analysis was conducted as the quantitative chosen method to examine the condition. Overconfidence, disposition effect, and loss aversion are proven to positively affect investment decisions for Millennial Investors during Pandemic Covid-19. Additionally, financial literature is also proven to receive the mediating effect from overconfidence to investment decision, over all other independent variables. This study is believed to broaden the investment insight, especially in terms of decision making process and behavioral bias."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Frendy Pradana
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan perilaku keuangan dengan pilihan instrumen investasi keuangan (terutama di deposito, saham, reksadana, emas, dan obligasi) para generasi millenial profesional. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian dan mengambil 214 responden dari generasi millennial yang bekerja di sektor profesional sebagai sampel. Data diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan Analisis Kontingensi untuk mengetahui Chi-Square yang akan dibandingkan dengan Tabel Distribusi Chi-Square. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan perilaku secara memiliki hubungan terhadap pilihan investasi Millennials. Berdasarkan hasil tersebut, direkomendasikan agar lembaga keuangan dapat memikirkan kembali model bisnis yang dapat diterapkan untuk menjangkau generasi millenial profesional serta dapat menciptakan produk-produk investasi dengan berbasis teknologi yang dapat dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan generasi millenial profesional. Selain itu, diharapkan pula agar pemerintah melalui/bersama dengan OJK diharapkan agar dapat memberikan edukasi agar dapat meningkatkan literasi/pengetahuan keuangan generasi millenial profesional untuk meningkatkan kemampuan generasi millenial dalam membuat suatu keputusan keuangan.

This research aims to examine the correlation between the financial knowledge, financial attitude, and financial behavior of professional Millennials to the choice of financial investment instruments (especially in deposits, stocks, mutual funds, golds, and bonds). This research uses questionnaires as a research instrument and takes 214 millennials who work in the professional sector as samples. The data is processed by using descriptive statistical analysis and Contingency Analysis to figure out the Chi-Square which will be compared to the Chi-Square Distribution Table. The results of this study conclude that the investment choice of Millennials dependent to financial knowledge, financial attitude, and financial behavior. Based on these results, it is reccomended that financial institutions can review their business models which most suitable to be applied to reach out the professional millennial generation and can create technology-based investment products which can be personalized according to their needs. In addition, it is also hoped that the government through/together with OJK is expected to be able to provide education in order to increase the financial literacy of the professional millennial generation to improve their ability in making financial decisions."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rizal Dhiyas Resindra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah terdapat indikasi perilaku herding pada saat pandemi COVID-19 dan bagaimana dampak peningkatan harian kasus dan kematian akibat COVID-19 terhadap perilaku herding investor di negara-negara ASEAN-5 (Filipina, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand). Penelitian ini menggunakan sampel dari harga saham perusahaan yang terdaftar di indeks PSEi 30 (Filipina), indeks STI 30 (Singapura), indeks IDX 30 (Indonesia), indeks FTSE 30 (Malaysia), dan indeks SET 50 (Thailand) mulai 11 Maret 2020 s.d. 11 Maret 2021. Untuk mendeteksi adanya herding, digunakan CSAD (Cross Sectional Absolute Deviation). Model CSAD covid-dummy akan digunakan untuk melihat hubungan antara CSAD dari return dengan peningkatan harian kasus dan kematian COVID-19 di negara-negara ASEAN-5. Penelitian ini menunjukkan bukti empiris bahwa terjadi perilaku herding pada pasar saham Thailand, namun tidak terjadi di pasar saham ASEAN-5 lainnya. Peningkatan harian kasus COVID-19 juga berdampak pada perilaku herding pada pasar saham Thailand. Studi ini memfasilitasi investor untuk menyusun strategi perdagangan mereka dengan memahami karakteristik investor di negara-negara ASEAN-5 selama pandemi COVID-19.

The purpose of this study is to examine herding behavior during COVID-19 pandemic and the impact of increasing daily cases and deaths of COVID-19 on the herding behaviour of investors in the stock markets of ASEAN-5 countries (Philippines, Singapore, Indonesia, Malaysia, Thailand). This study uses a sample of the stock prices for firms listed on the PSEi 30 index (Philippines), STI 30 index (Singapore), IDX 30 index (Indonesia), FTSE 30 index (Malaysia), dan SET 50 index (Thailand) from March 11thththhth ththth, 2020 to March 11th, 2021. Herding behavior is measured using CSAD (Cross Sectional Absolute Deviation). CSAD covid-dummy model will be used to examine the correlation between CSAD of return and the increasing daily active cases and deaths of COVID-19 in ASEAN-5 countries. This study shows empirical evidence that during the COVID-19 pandemic herding behavior occurs in Thailand stock market but not in the stock markets of other ASEAN-5 countries. The increase in daily COVID-19 cases also has an impact on herding behavior in Thailand stock market. This study facilitates investors to devise their trading strategies by understanding the characteristics of investors in ASEAN-5 countries during the COVID-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jubah Maulana
"Tesis ini bertujuan menganalisis korelasi dinamis lintas pasar negara-negara Frontier Markets. Dengan menerapkan model corrected Dynamic Conditional Correlation Multivariate GARCH, return indeks saham harian dua belas negara Frontier Markets dan Amerika dari Januari 2003 sampai Desember 2013 digunakan untuk membandingkan struktur interaksi hubungan dan kemungkinan efek contagion. Hasil temuan menunjukkan belum terintegrasinya pasar saham negara-negara yang dikategorikan sebagai Frontier Markets. Lebih lanjut, efek contagion dari krisis yang terjadi di Amerika nyatanya hanya memberikan dampak kecil terhadap negara-negara Frontier Markets. Dengan demikian, negara-negara Frontier Markets merupakan daerah potensial yang dapat dijadikan sebagai alternatif kesempatan berinvestasi.

This thesis aims to analyse the dynamic correlation across markets of Frontier Markets countries. Applying the corrected Dynamic Conditional Correlation Multivariate GARCH model, the daily stock returns of twelve Frontier Markets indices and America from January 2003 to December 2013 are used to compare the interaction structure of relationships and possible contagion effects. The findings show that the stock market of Frontier countries has not been integrated. Furthermore, the contagion effect of the crisis in America in fact has little impact on the Frontier Markets countries. Thus, Frontier Markets countries are potential areas that can serve as an alternative investment opportunity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Wisnu Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi keuangan, tingkat persepsi risiko, dan preferensi pilihan investasi pada generasi milenial di lima Kotamadya Jakarta. Variabel literasi keuangan pada penelitian ini menggunakan alat ukur pada financial knowledge, financial behavior, dan financial attitude. Persepsi risiko menggunakan alat ukur pada risk propensity dan risk aversion. Preferensi pilihan investasi dalam hal ini dilihat melalui pilihan prioritas generasi milenial dari instrumen investasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu saham, reksadana, obligasi, emas, deposito, valuta asing, properti, dan peer to peer lending. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan total responden 148 orang dan diolah menggunakan metode analisis statistik deskriptif dengan alat bantu SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan generasi milenial di lima Kotamadya Jakarta memiliki tingkat literasi keuangan dan persepsi risiko yang tinggi, serta memiliki preferensi pilihan investasi pada investasi saham.

This study aims to determine the level of financial literacy, level of risk perception, and investment preferences among the millennial generation in five cities of Jakarta. The financial literacy variable in this study uses measurement tools for financial knowledge, financial behavior, and financial attitude. Risk Perception uses a measuring tool for risk propensity and risk aversion. The investment preferences, in this case, is seen through the priority choices of the millennial generation of investment instrumens used in this study, stocks, mutual funds, bonds, gold, deposits, foreign exchange, property, and peer to peer lending. This research uses quantitative research methods with a total of 148 respondents and is processed using descriptive statistical analysis methods with SPSS tools. The results of this study indicate that the millennial generation in the five municipalities of Jakarta has a high level of financial literacy and high level of risk perception, and has a preference for investment options in stock investment."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhan Adli Faisal
"Pasar saham Indonesia mendapatkan kenaikan jumlah investor sebesar 838% dari tahun 2016 ke tahun 2021. Beberapa peneliti mengatakan bahwa masyarakat akan berpartisipasi di pasar saham ketika literasi keuangan mereka tinggi. Namun, berdasarkan survey yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, masyarakat Indonesia yang memiliki literasi keuangan yang baik hanya sebesar 4.92%. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah investor baru yang bergabung di pasar saham memang memiliki literasi keuangan yang baik. Pertanyaan ini akan coba dijawab dengan menggunakan tes empiris yang didapatkan dari kuesioner. Literasi keuangan juga akan dianalisis untuk melihat pengaruhnya terhadap aloaksi aset di saham jika dibandingkan dengan total aset finansial lainnya. Hubungan ini dicoba untuk dilihat menggunakan regresi dengan karakterisitik demografi sebagai kontrol variabel. Variabel instrumental menggunakan dua tahap regresi digunakan untuk mengatasi permasalahan edogenitas yang mungkin muncul. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memahami kondisi saat ini dari investor Indonesia di pasar saham dan dapat membantu semua pemangku kepentingan dalam membuat rencana serta penyesuaian terhadap regulasi dan strategi yang dibutuhkan.

Indonesia Stock Market gained more than 838% of new investors from 2016 to 2021. Some researchers suggest that more people could be participating in the stock market if their financial literacy was high. However, according to a survey conducted by the Indonesia Financial Services Authority in 2019, Indonesians that were well-literate about the stock market were only around 4,92%. This raises questions whether the investors that were participating in the stock market really have a high enough level of financial literacy. This question was attempted to be answered by using an empirical test that was obtained by surveying. Financial literacy was also analyzed to understand its impact on how much of the investors' assets is allocated to the stock market compared to their total financial. This relationship was attempted to be discovered by using a regression analysis with some demographic characteristics used as control variables. Instrumental variables with two stage regression were used to tackle an endogeneity problem that might. This research helps to understand the current condition of investors in the Indonesian Stock Market to help all stakeholders to make plans and adjustments to the regulations and strategies accordingly."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerunnisa Widiani
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara emas, minyak mentah, dan pasar saham negara maju dan berkembang pada dua peristiwa krisis keuangan yaitu pada krisis keuangan tahun 2008 dan krisis keuangan akibat pandemi COVID-19. Analisis penelitian terbagi ke dalam tiga sub-periode untuk peristiwa analisis pertama dan dua sub-periode untuk peristiwa analisis kedua. Penelitian menggunakan data sekunder dengan periode dari Juni 2005 hingga Desember 2017 untuk peristiwa analisis pertama dan dari Januari 2018 hingga Maret 2021 untuk peristiwa analisis kedua. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan hubungan pada jangka panjang dan jangka pendek di antara emas, minyak mentah, dan pasar saham. Metode estimasi yang digunakan adalah Uji Kointegrasi Johansen, Model VAR dan VECM, Granger Test, dan Toda Yamamoto Modified Granger Causality.
Adapun temuan dari penelitian ini membuktikan bahwa hubungan emas, minyak mentah, dan pasar saham berbeda pada kedua peristiwa krisis keuangan. Pasar menjadi lebih terintegrasi pada periode during crisis dan periode post crisis untuk peristiwa krisis keuangan global tahun 2008. Sedangkan pada peristiwa krisis keuangan akibat pandemi COVID-19, pasar menjadi seolah bergerak sendirian dan tidak menunjukan adanya integrasi. Perbedaan temuan ini membuktikan bahwa pilihan investasi yang tepat sebagai alat lindung nilai pada kedua peristiwa krisis keuangan ini berbeda.

This study discusses the short and long run relationship among gold, crude oil, and stock markets in emerging and developed countries in two financial crisis events: Global Financial Crisis 2008 and the financial crisis due to the COVID-19 pandemic. The analysis is divided into three sub periods for the first event and two sub periods for the second. The study uses secondary data from June 2005 to December 2017 for the first event and from January 2018 to March 2021 for the second event. Hypothesis testing is done by determining the short and long run relationship among variables. The estimation methods used are Johansen Test, VAR and VECM, Granger Test, and TY-Modified Granger Causality.
The findings prove that the relationship among gold, crude oil, and the market is different in the two financial crisis event. The market became more integrated during the crisis and the post-crisis period for the global financial crisis in 2008. Meanwhile, in the financial crisis due to the COVID-19 pandemic, the market seemed to move on its own and there was no integration. The difference in these findings proves that the right investment choice as a hedging tool in these two financial crisis events is different.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>