Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141827 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Najamudin
"Perkembangan lndustri elektronika masih diharapkan sebagai industri
penghasil devisa terbesar. namun daya saing komoditi eiektronika Indonesia
masih sangat rendah iika dibandingkan dengan negara ASEAN Iainnya. Hal
tersebut dapat diihat dari perkembangan nilai ekspor komoditi elektronika ke
pasar MEE yang masih relatif kecil dibandingkan 4 negara ASEAN Iainnya.
Untuk mengantisipasi kondisi persaingan yang semakin ketat terutama
dari negara anggota ASEAN, maka diperlukan analisis tingkat daya saing
dan strategi peningkatan daya saing induslri elektronika Indonesia. Dalam
menganaIisis tingkat daya saing industri elektronika, data skunder akan
diolah dengan pendekatan metoda ReveaIed Competitive Advantage (RCA)
dan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Hasil perhitungan RCA dan ISP
dapat digunakan untuk menganalisis tingkat daya saing produk elektronika
Indonesia, sehingga daya saing produk industli elektronika Indonesia di
pasar intemasional dapat ditingkatkan. Untuk melihat strategi yang
diperiukan dalam rangka meningkatkan daya saing industri elektronika ,
digunakan pendekatan Analitikal Hirarki Proses (AHP), dengan cara
mengolah data primer dari kuesioner _
Hasil analisis RCA dan ISP menunjukan daya saing komoditi
elektronika Indonesia ke pasar MEE dibanding 4 negara ASEAN lainnya
temyata sangat Iemah (hanya 3 komoditi yang bersaing dari 14 komoditi
yang RCA > 1). Hasil analisis AHP mernperlihatkan dari 3 altematif strategi
yang diajukan , temyata strategi yang diprioritaskan adalah memperkuat
industri pendukung I komponen.
Upaya - upaya yang dilakukan pemerintah dalam upaya
meningkatkan daya saing komoditi elektronika Indonesia khususnya ke
pasar MEE hendaknya mempertibangkan tingkat pertumbuhan industrinya
yang masih dalam tahap pertumbuhan tetapi daya saingnya kuat. Dengan
bertambah banyak industn elektronika yang masuk ke Indonesia, dimana
industri tersebut membutuhkan bahan baku, komponenlpart, maka
pemerintah harus memperioritaskan pertumbuhan industri ini didalam negeri
dengan berbagai fasilitas I ikilim usaha yang kondusif. Dalam era globalisasi
dan kemajuan teknologi infommasi, dimana terjadi perubahan pola investasi _
maka pemerintah harus membuat strategil kebijakan yang sesuai dengan
pelaku industri sezta berperan sebagai fasilitator."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
330 ASCSM 33 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Chosyi Udin Naufal
"Era globalisasi merupakan suatu tantangan baru dalam dunia industri, dimana batas-batas negara sudah menipis sehingga kom petisi yang sangat ketat sudah tidak dapat dihindari lagi. Dengan demikian setiap arah pembangunan industri harus didasarkan pada paradigma globalisasi dan persaingan
internasional. Dengan globalisasi, maka susgnan dan ruang Iingkup organisasi industri secara internasional juga menjadi global sehingga menjadikan persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru. Fenomena inipun berlaku juga untuk bisnis otomotif dimana persaingan di tingkat Asean pun sangat terasa dampaknya bagi industn otomotif Indonesia. Untuk meningkatkan pasar pasca krisis moneter, lnkoasku Group sebagai pemain dalam bisnis komponen otomotif khususnya pelek mobil hams mampu bersaing di pasar regional maupun internasionat.
Dengan menggunakan teori-teori manajemen stratejik penelitian ini mencoba untuk memmuskan Iangkah-Iangkah yang harus ditempuh o1eh lnkoaku Group dalam rangka meningkatkan daya saingnya untuk memenangkan persaingan. Analisis dimulai dengan melihat Iingkungan eksternal maupun lingkungan intemal. Dengan menggunakan analisis General Electric dan SWOT posisi Inkoasku dalam persaingan dapat diidentifikasikan untuk menentukan strategi yang tepat. Langkah selanjutanya dicari prioritas strategi yang harus dilakukan dengan bantuan alat analisis AHP (Analitical Hierarchy process). Penelitian diakhiri dengan menganalisis strategi untuk meningkatkan daya saing dalam rangka memenangkan persaingan bisnis mesa depan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah lnkoasku group harus menerapkan strategi pertumbuhan mengingat kuatnya daya saing dan daya tarik industrinya khususnya untuk bisnis Alloy Wheel. Adapun prioritas yang harus ditempuh adalah Strategi keunggulan biaya, strategi intensif merebut pasar dan strategi differensiasi. Selanjutnya Inkoasku group _harus menyiapkan Iangkah-iangkah strategis untuk meningkatkan daya saingnya dalam rangka memenangkan persaingan bisnis masa depan."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T5260
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Iswantara
"ABSTRAK
Energi panas bumi dikenal sebagai sumber energi yang bersih, ramah lingkungan dan
terharukan, namun perkembangannya di Indonesia menghadapi berbagai tantangan.
Keterbatasan pemanfaatan energi panas bumi yang saat ini hanya digunakan untuk
pembangkitan listrik menyebabkan energi panas bumi sulit bersaing pada nilai ekonomisnya.
Kebijakan Energi Indonesia, khususnya sektor kelistrikan hingga tahun 1998, belum adanya
perundang-uridangan / regulasi yang jelas dan kondusif, serta berlanjutnya subsidi pemerintah
terhadap Bahan Bakar Minyak menambah deretan faktor-faktor yang menyebabkan energi
panas bumi kehilangan daya saing.
Indonesia memiliki hampir 40% dari total cadangan panas bumi dunia yang berpotensi
memegang peranan penting sebagai sumber energi pilihan dalam keaneka ragaman energi
untuk memberi nilai tambah dalam menunjang pembangunan Indonesia yang berkelanjutan.
Potensi sebesar itu juga menjadi peluang untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat
keutamaan dalam pengembangan industri panas bumi dunia.
Kebijakan Umum Bidang Energi Indonesia 1998, restrukturisasi pasar kelistrikan
Indonesia dan kenyataan akan adanya ketidak seimbangan antara pasokan dan permintaan
listrik dalam beberapa tahun mendatang yang harus segera diantisipasi, mendorong setup
elemen yang terlibat dalam pengembangan Industri Kelistrikan Indonesia umumnya dan
Industri Energi Panas Bumi pada khususnya untuk menciptakan nilai tambah, daya saing dan
daya tarik dalam berkompetisi pada iklim usaha yang sangat dinamis.
Melalui Karya Akhir ini diharapkan dapat memberi masukan tentang Strategi
Penciptaan Daya Saing dan Daya Tarik Energi Panas Bumi Indonesia, baik yang telah, sedang
dan akan dilakukan serta peluang-peluang dan tantangan-tantangan yang senantiasa
mempengaruhi pengembangan usaha ini di Indonesia. Keseluruhan strategi tersebut berfokus
kepada peningkatan daya saing keekonomian Indonesia, pemanfaatan peluang restrukturisasi
sektor kelistrikan, mengamankan ketersediaan energi Indonesia serta melmdungi lingkungan
hidup demi kepentingan generasi mendatang.
"
2001
T3198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangunsong, Erickson
"ABSTRAK
Dengan disetujui Regulatory Principles yang searah
dengan AFAS 2003 dan WTO 2020 yang dimana prinsip ini memberikan
keleluasaan yang penuh bagi beroperasinya perusahaan-perusahaan
asuransi dunia untuk memasuki pasar dalam negeri maka tidak bisa dihindari
meningkatnya persaingan bisnis asuransi di Indonesia. Sejalan dengan itu,
PT. Asuransi Astra Buana, yang selanjutnya disebut sebagai Asuransi Astra,
perlu mengkaji faktor eksternal, lingkungan industri serta daya saing internal,
untuk mengetahui kondisi persaingan yang ada serta menyusun dan
merencanakan strategi bersaíngnya. Hal tersebut diatas merupakan menjadi
tatar belakang penulisan tesis ini.
Penelitian tesis dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner
terhadap 58 pertanyaan kunci oleh 10 orang responden. Diagram Porter?s
Five Forces digunakan dalam melakukan analisis eksternal serta analisis
Iingkungan industri, sedangkan faktor kunci kapabilitas, sumber daya, dan
kompetensi inti digunakan datang melakukan analisis internal. Hasil analisis
tersebut diatas menjadi basis untuk menjawab pertanyaan penelitian
mengenai bagairna kondisi yang dihadapi oleh Asuransi Astra dalam
persaingan bisnis asuransi umum di Indonesia dalarn hal ¡ni yang merupakan
pertanyaan pertama datam penelitian.
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan kedua dan penelitian yaitu
mengenai strategi yang tepat yang dapat diambil oleh Asuransi Astra untuk
menjadi unggul dalam persaingan dilakukan analisis SWOT untuk melakukan
identifikasi terhadap sumber daya serta kemampuan yang dimiliki oleh
perusahaan. Dari hasil analisis SWOT dibuat table IFAS (Internal Factor
Analysis Summary) dan EFAS (External Factor Analysis Summary) untuk
mendapatkan arahan-arahan strategis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persaingan dalam bisnis asuransi
umum sedang mengalami perubhan, kondisi yang dirasakan oleh Asuransi
Astra adalah tumbuhnya sektor bisnis penunjang seperti pembiayaan, terbuka
pasar captive di luar Astra, serta kesempatan untuk membangun saluran
distribusi pemasaran yang luas. Persaingan terbuka dengan perusahaan
asing atau global menjadi Asuransi Astra bersiap untuk memasuki dimensi
persaingan yang baru, yaitu persaingan akan kualitas layanan (Service
Quality) yang memberikan kesempatan bagi perusahaan local untuk
membangun kompetensi institusi secara spesifik.
"
2003
T4485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bentovani Nazar
"Persaingan yang begitu ketat di era ekonomi baru dan keterbukaan mendorong perusahaan untuk dapat bertahan dan mengembangan bisnis ke regional market dengan cara meningkatkan kompetensi dan daya saing perusahaan PT AXI sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa Teknologi Informasi di Indonesia yang meliputi Sistem Integrasi, Profesional Services, Outsourcing dan Perangkat Keras, tuntutan dari induk perusahaan untuk tidak hanya betmain di group sendiri tapi juga harus dapat menjadi salah satu perusahaan yang nantinya bisa menjadi salah satu pilar yang memberikan kontribusi yang cukup besar. Dalam rangka menciptakan pertumbuhan dan pengembangan tersebut perusahaan harus mampu melakukan terobosan-terobosan yang inovatif.
Era internet yang begitu semarak akhir-akhir ini menyebabkan perubahan pada pola masyarakat terutama dalam memandang perkembangan teknologi yang sangat cepat. Masyarakat dan pelaku binis menuntut lebih terhadap aplikasi-aplikasi berbasiskan teknologi informasi untuk dapat membantu dalam menciptakan keuntungan dan kemudahan dalam operasi bisnis mereka. Dengan adanya perubahan kebutuhan masyarakat te.rhadap sistem TI yang murah dan spesifik sesuai dengan solusi untuk perusahaan mereka masing-masing, PT AXI harus mampu memainkan peran dan menjawab kebutuhan tersebut. Perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing dengan membangun kompetensi yang dapat menjawab kebutuhan pelaku bisnis dengan menerapkan strategi diferensiasi, low cost atau kecepatan respon kepada pelanggan (servis).
Dari hasil penilaian terhadap sumber daya perusahaan sebagai faktor kunci keberhasilan perusahaan baik berupa sumber daya manusia, teknologi, produk dan jasa harus dapat memberikan suatu nilai lebih di matapelanggan. Kekuatan untuk pengembangan produk yang inovatif, pemasaran yang agresif dan pemilihan solusi yang tepat guna relatif masih perlu di kembangkan oleh perusahaari untuk dapat mengungguli para pesaing.
Proses pembanguan kompetensi yang memiliki daya saing dapat di lakukan secara internal dengan melalui proses pendidikan, pelatihan dan proses pembelajaran serta pengalaman tetapi proses ini memerlukan waktu yang cukup lama, biaya yang tinggi serta resiko yang cukup besar. Untuk mempercepat proses pembelajaran ini dan mengurangi resiko salah satunya menggunakan alternatif aliansi stratejik dengan mitra usaha atau partner joint venture yang telah memiliki kemampuan kompetensi yang dibutuhkan serta memiliki kredential yang bagus serta memiliki teknologi yang terkini dan memiliki pengalaman Regional atau International.
Aliansi ini akan memberikan dampak yang sangat signifikan bagi perusahaan untuk dapat memperluas pasar, proses pembangunan kompetensi yang lebih baik dan cepat, peningkatan kredential, menciptakan produk unggulan serta kecepatan dalam antisipasi perubahan teknologi yang kesemuanya itu akan dapat memberikan solusi end-to-end kepada pelanggan sesuai yang mereka inginkan. Perusahaan juga memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat masuk pasar global dengan kapabilitas dan kapasitas yang dimiliki dan mempercepat proses regionalisasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan serta tema dan nilai yang akan dikembangkan oleh perusahaan dalam rangka pengembangan bisnis ke depan sebagai salah satu pemain handal dan memberikan kontribusi yang besar bagi shareholder. Aliansi ini juga akan memberikan dampak perubahan pada organisasi termasuk dari segi pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, kepemimpinan, budaya, serta teknologi yang harus dapat dipersiapkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeseno Bong
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Ferdinand
"ABSTRAK
Privatisasi BUMN merupakan isu hangat yang selalu muncul di tengah masyarakat. Isu terakhir adalah perbedaan pendapat antara Wakil Prcsiden dan Menteri BUMN yang kurang setuju dengan pendapat Menteri Keuangan, jika tujuan privatisasi hanya untuk mempercepat pencairan dana pinjaman dari ADB sebesar US$250juta (Basri, 2005).
Dibandingkan dengan tingkat bunga bebas resiko (deposito), kinerja seluruh BUMN memperlihatkan tingkat imbal hasil investasi (Return on Investmen atau ROI) yang rendah, yaitu 1,41% (tahun 2001), 1,64% (2002), 1,66% (2003), 1,70% (2004). Sementara itu, target imbal hasil investasi berdasarkan Master Plan BUMN juga tidak banyak berbeda, yaitu 1,73% (2005) dan l,76% (2006).
Privatisasi bertujuan mengatasi masalah berat yang dihadapi BUMN (Savas, 1987; Makhija, 2003; Fahy emi., 2003), seperti rendahnya kinerja keuangan dan lemahnya kemampuan daya saing perusahaan, sementara peneliti lain lebih skeptis terhadap privatisasi (Selar, 2000; Legge .dan Rainey, 2003). Jika privatisasi dipaksakan, maka sulit bagi perusahaan mendapatkan harga jual yang tinggi. Di lain pihak, tuntutan privatisasi mendesak dilakukan agar kinerja perusahaan dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
Penelitian ini bertujuan menguji isu kebijakan (policy gap) yang berkenaan dengan strategi pengelolaan BUMN di Indonesia, dalam upaya menciptakan keunggulan daya saing dan peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Model penelilian ini adalah pengujian pengaruh privatisasi dan perbedadn metode privatisasi (IPO atau Straregic sales) terhadap Keunggulan daya saing dan kinerja Keuangan BUMN di Indonesia. Data primer dikumpulkan melalui pengiriman daftar kuesioner kepada BUMN yang sudah diprivatisasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari BUMN yang sudah diprivatisasi dan dari sumber lainnya (Bapepam, BEJ, pemberitaan resmi melalui media). Pengolahan data variabel dependen keunggulan daya saing dilakukan dengan bantuan piranti lunak komputer Lisrel 81 dan SPSS versi ll.5, sedangkan variabel dependen kinerja keuangan memakai uji mann whitney dengan bantuan piranti lunak SPSS versi 11.5.
Hasil pengujian membuktikin bahwa privatisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan daya saing. Hasil pcngujian juga membuktikan pengaruh perbedaan terhadap variabel dependen kepercayaan pelanggan dan sikap Pegawai terhadap BUMN yang menggunakan metode IPO dan Strategic Sales, sedangkan pada kemampuan manajemen, reputasi perusahaan, penetrasi dan pengembangan pasar tidak dapat dibuktikan perbedaannya. Kedua metode privatisasi tersebut berpengaruh dan berbeda secara signitikan terhadap kinerja keuangan (ROI dan Market Capitalization).
Implikasi penelitian ini bagi pemerintah adalah (1) pertimbangan variabel dependen yang signifikan dalam proses kebijakan privatisasi di masa mendatang; (2) pemilihan metode privatisasi yang tepat (IPO atau Strategic Sales); (3) persiapan payung hukum, mekanisme, proses dan pcngendalian privatisasi sebaik-baiknya; dan (4) pertimbangan komposisi kepemilikan saham pada metode privatisasi Strategis sales agar keseimbangan di antara pemegang saham terjaga dengan baik.
Implikasi manajerial bagi manajemen dan pegawai serta serikat pekerja adalah (1) persiapan proses dan pelaksanaan privatisasi sebaik-baiknya; (2) tindakan profesional untuk kepentingan publik, pemegang saham dan kemajuan perusahaan, (3) penggunaan intuisi bisnis yang tajam disamping explicit knowledge dan tacit knowledge yang dimiliki; dan (4) kearifan pegawai serta serikat pekerja dalam menyikapi privatisasi."
2005
D741
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"ABSTRAK
Kondisi persaingan di dalam industri mainan yang semakin ketat menuntut perusahaan Y Inc. untuk memiliki keunggulan bersaing yang agar tetap memenangkan persaingan. Sebagai perusahaan mainan global Y Inc. telah bertahun-tahun menjadi pemimpin pasar global di dalam industri ini. Munculnya perusahaan pesaing baru seperti MGA dengan boneka Bratztm telah mengguncang dominasi ini, dan telah merebut 30 persen pangsa pasar Y Inc.
PT X adalah bagian dari jaringan global Y Inc, berada dibawah divisi operasional Y Inc. di kawasan Asia Pasifik. PT X adalah produsen dari produk-produk Y Inc., yang dipasarkan di pasar dunia, selain di Indonesia. Y Inc. juga beroperasi di Cina dengan menjalankan pabrik yang memproduksi produk sejenis dengan produk PT X.
Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh pihak manajemen PT X saat ini, dan menyusun rekomendasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh PT X saat ini. Karena persaingan yang semakin ketat dan menurunnya pertumbuhan perekonomian dunia, maka kapasitas produksi PT X dan di Cina menjadi berlebihan. Untuk itu perusahaan dituntut untuk lebih efisien di dalam operasionalnya.
Cina memiliki keunggulan dalah hal biaya produksi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya produksi PT X. Ini ditunjang oleh beberapa faktor pendukung seperti biaya pekerja langsung yang lebih murah, jaringan pemasok lokal yang kuat, pengalaman yang lebih lama (pabrik Cina Iebih tua 10 tahun), pusat desain dan pengembangan produk yang terintegrasi, serta dukungan kestabilan pekerjanya yang tidak terikat dalam serikat pekerja.
Untuk itu manajemen PT X perlu mengambil langkah - langkah strategis guna mengantisipasi strategi biaya yang rendah yang dijalankan oleh pabrik Cina dengan mengembangkan beberapa keunggulan bersaing agar bisa bertahan di dalam persaingan dengan pabrik di Cina.
Analisis yang dilakukan dalam studi ini mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan oleh PT X yang memiliki potensi untuk menghasilkan suatu keunggulan bersaing. Selain itu dalam analisis tersebut akan dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki dalam aktivitas yang dilakukan sehingga dapat diperbaiki dan bahkan dijadikan suatu keunggulan bersaing bagi PT X.
Dari hasil studi ini dapat direkomendasikan beberapa upaya yang dapat dijadikan suatu langkah strategis terhadap PT X untuk meningkatkan keunggulan bersaing atas sistim manajemen yang ada seperti manajemen supply chain dan inovasi terhadap teknologi proses produksi. Selain itu juga upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh PT X untuk menekan biaya produksinya agar bisa bersaing dengan pabrik di Cina.
Rekomendasi yang dapat diimplementasikan antara lain adalah:
- Relokasi proses produksi ke kawasan lain dengan tingkat upah yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi PT X sekarang.
- Peningkatan skala ekonomis, dengan meminta kuota produksi yang lebih banyak kepada perusahaan induknya.
- Optimalisasi penggunaan aset yang dimiliki oleh PT X.
- Pengalihan beberapa proses yang bukan proses inti kepada pemasok dengan membangun kemitraan strategis.
- Program pengembangan jaringan pemasok lokal yang lebih banyak, sehingga dapat meningkatkan persentase kandungan lokal dalam produk- produk PT X.
- Benchmarking terhadap teknologi yang dilak:ukan oleh perusahaan lain untuk dapat dilakukan di dalam PT X
- Knowledge management, yaitu sistim pusat data yang memuat semua pengetahuan dan inovasi proses produksi yang telah dilakukan oleh PT X sehingga tidak timbul repetisi dalam aktivitas pengembangan proses produksi."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrizal Affandi
"Sebagai lembaga keuangan yang bernafaskan Islam, keberadaan bank syariah sangat penting untuk memperkuat industri perbankan dalam memfasilitasi kegiatan sektor riil. Perbedaan mendasar yang menjadi filosofi antara bank syariah dan bank konvensional adalah konsep suku bunga dengan konsep bagi hasil. Data yang ada (Businessnews, Juni 2001) menunjukkan, tahun 2000 pertumbuhan pembiayaan bank syariah (bs) mencapai 112% sementara bank konvensional (bk) 22%, pertumbuhan dana pihak ketiga (bs) 56% dan (bk) hanya 15%, pertumbuhan aset (bs) 63% dan (bk) 25%, LDR (bs) 90% sedangkan (bk) 35%. Tetapi secara keseluruhan kontribusi total aset perbankan syariah terhadap perbankan nasional masih kecil yaitu hanya 0,46%.
Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang dalam majalah Swa edisi 18 April 2001, menyebutkan bahwa perbankan syariah merupakan bank paling aman dibandingkan bank asing dan bank swasta lainnya adalah bank umum syariah pertama di Indonesia yang berdiri pada tahun 1992, beberapa bulan setelah diundangkannya UU no.7/1992 tentang ketentuan usaha bank bagi hasil. Ketika krisis ekonomi pertumbuhan PT BMI tadinya di bawah rata-rata, sekarang mengalami peningkatan di atas rata-rata bank konvensional. BMI mencatat pertumbuhan sebesar 63 persen pada total aktiva dari Rp 693,3 milyar pada tahun 1999 menjadi Rp 1,1 triliun pada tahun 2000. Namun secara keseluruhan perkembangan institusi bank syariah relatif masih lambat.
Masalah yang akan dibahas adalah bagaimana perbedaan konsep bank syariah dan bank konvensional, bagaimana strategi PT BMI mengelola perbedaan tersebut menjadi keunggulan daya saing (competitive advantage) untuk menciptakan nilai bagi pelanggannya (value to customer) dan apakah konsep bank syariah dilaksanakan sepcnuhnya oleh PT BMI.
Bank Muamalat berada pada posisi question marks, karena dengan tingkat pertumbuhan perbankan nasional sebesar 25%, Bank Muamalat mencapai pertumbuhan 63% dan relative market share sebesar 0,06. Kcmudian jika dibandingkan dengan sesama jenis bank syariah lain, Bank Muamalat menempati posisi stars, karena mempunyai relative market share sebesar 1,8.
Untuk meningkatkan kinerjanya, keunggulan daya saing yang dimiiiki yaitu brand awareness yang tinggi dan kepuasan konsumen (customer satisfaction) dioptimalisasikan untuk penerapan strategi SO. Selain itu membuat suatu program community-based marketing, yaitu suatu program pemanfaatan loyalitas nasabah hasil dari emotional benefit untuk membangun suatu identitas di dalam komunitas (nasabah yang telah ada) dengan cara memperkokoh hubungan inrim antara komunitas dan brand Bank Muamalat- Hingga pada akhimya mmg-empower mereka menjadi brand advocator perusahaan melalui kekuatan pemasaran dari mulut ke mulut.
Untuk menjadikan Bank Muamalat tumbuh pesat, perlu proses waktu dan yang paling penting adalah dukungan pemerintah dan masyarakat luas. Karena majunya Bank Muamalat bergantung pada dukungan tersebut diatas terhadap konsep perbankan syariah
secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T251
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>