Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pahlawan
"Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia yang cakap, terampil dan berpendidikan menentukan keberhasilan suatu organisasi. Untuk mencapai semua itu sumber daya manusia perlu motivasi dalam rangka meningkatkan kinerja. Untuk meningkatkan kinerja peran kepemimpinan, kemampuan kerja juga menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sementara kemampuan kerja dapat dioptimalkan bila didukung oleh sarana dan prasana yang baik.
Kinerja sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan, motivasi, kelengkapan sarana dan prasarana, kemampuan serta disiplin kerja, dan tinggi rendahnya kinerja akan berpengaruh terhadap belajar mengajar di Poltekkes Pekanbaru, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang Analisis Variabel-Variabel yang terkait dengan Kinerja Sub Bagian Administrasi Umum Poltekkes Depkes Pekanbaru.
Rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam. Sumber informasi penelitian ini adalah kepala urusan di lingkungan Poltekkes, staf masing-masing urusan serta Dosen dengan jumlah keseluruhan 16 orang dan hasil audit internal sebagai data sekunder.
Hasil penelitian pada Poltekkes Pekanbaru menunjukkan bahwa masih ada kekurangan dan ketidaksesuaian hasil kerja dengan rencana yang telah dibuat, belum adanya sanksi / hukuman kepada pegawai yang tidak disiplin, tidak adanya penghargaan bagi pegawai yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik, belum optimalnya bimbingan, pembinaan, dorongan selanjutnya terlihat masih rendahnya motivasi kerja, gairah kerja, rendahnya disiplin serta ruangan tempat kerja yang tidak memadai dan kurangnya kemampuan staf.
Untuk meningkatkan kinerja disarankan agar, bimbingan dilakukan dengan optimal, pembinaan / dorongan, adanya penghargaan bagi staf yang bekerja dengan baik, sanksi / hukuman bagi pegawai yang tidak bekerja dengan baik, perluasan ruangan atau pemasangan AC, peningkatan kemampuan teknis serta perlu ditingkatkan rasa kekeluargaan dan suasana kerja yang kondusif.

Perceptions of the Workers in Pekanbaru Health Polytechnics towards the Factors which Influence the Performance of the Health PolytechnicsHuman resources are one of the factors that play an important role to achieve the organization objectives. Competent, resourceful, and educated human resources determine the success of an organization. To attain these, human resources needs motivation to improve their performance. To improve the leadership performance, job competency also determines whether or not an organization would succeed to attain the established objectives, while job competency could be optimized if supported by excellent facilities and infrastructures.
Performance is much influenced through leadership, motivation, complete facilities and infrastructures, job competency and discipline. And the level of performance could give an impact toward the learning process in Pekanbaru Health Polytechnics. Therefore, a study of the perceptions of Pekanbaru Health Polytechnics workers towards factors which influence the process of the Health Polytechnics needs to be undertaken.
The study plan uses qualitative descriptive approach through in-depth interviews. The sources of information in this study are acquired from the Head of Administration in the Health Polytechnics environment, the staffs of each administration, and Lecturers with the total of l6 people, and the result of internal audit as secondary data.
The result of this study shows that there is still minus and unsuitable work results towards the established plan, there is yet to be any sanctions/punishments for the workers who are not discipline, no rewards for those who has done their job splendidly, no optimal guidance, supervision and support. Then it seems that there is still deficiency of work motivation, work spirit and discipline, and also inappropriate workplace and minimum staffs' competencies.
To improve the performance, it is advised that guidance is undertaken optimally, both for supervision and support, rewards to the staffs who have complete splendid jobs, sanctions/punishments to those who does not work appropriately, enlargement of the workplace or to set up AC, improvements of technical abilities and to increase a sense of belonging and conducive working environment."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Kosasih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor motivasi, kepuasan kerja, kepemimpinan dan pelatihan terhadap kinerja pejabat eselon V BAKN. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima variabel terdiri dari empat variabel babas (X) dan satu buah variabel terikat (Y). Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kantor Badan Administrasi Kepegawaian Negara Pusat di Jakarta dengan jumlah populasi 170 orang dan besar sampel untuk dianalisa berjumlah 90 orang.
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah model korelasi berganda dan korelasi parsial dengan metode Stepwise Regression menggunakan program statistik SPSS For Windows 6.0. Untuk .menjawab tingkat signifikansi setiap variabel penduga digunakan uji F (Fisher) test.
Hasil penelitian ini secara umum menjelaskan bahwa dalam evaluasi menyeluruh terhadap semua variabel yang digunakan dalam memprediksi tingkat kinerja pejabat eselon V, dan berdasarkan keluaran yang diperoleh dari hasil perhitungan statistik dengan metode stepwise regression, dapat diketahui bahwa terdapat satu variabel bebas yaitu variabel motivasi tidak muncul dalam perhitungan statistik tersebut. Hal ini menunjukkan variabel tersebut tidak mempunyai korelasi dengan tingkat kinerja pejabat eselon V. Secara berurutan faktor pelatihan merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja pejabat eselon V. Selanjutnya faktor kepuasan kerja dan kepemimpinan menjadi faktor-faktor yang cukup dominan dan signifikan.
Hasil perhitungan statistik menggunakan metode stepwise regression terbukti adanya hubungan atau korelasi gabungan antara variabel motivasi, kepuasan kerja, kepemimpinan dan pelatihan terhadap variabel kinerja dengan angka koefisien korelasinya adalah kuat (r = 0,638). Secara individual, masing-masing variabel bebas, melalui perhitungan statistik, terbukti mempunyai korelasilhubungan dengan variabel kinerja dengan koefisien korelasi masing-masing sebagai berikut : hubungan variabel pelatihan dengan kinerja pejabat eselon V adalah sedang (r = 0,543); variabel kepuasan kerja dengan kinerja pejabat eselon V adalah kuat (r = 0,608); dan variable kepemimpinan dengan kinerja pejabat eselon V adalah kuat (r = 0,633).
Pelatihan pegawai mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja pejabat eselon V, oleh karena itu pelatihan harus terus menerus ditingkatkan baik mutu maupun kualitasnya untuk meningkatkan profesionalisme pegawai. Kepuasan kerja juga harus terus menerus dilakukan upaya peningkatannya antara lain peningkatan kondisi dan lingkungan kerja. Hal-hal lain yang perlu ditingkatkan adalah berkaitan dengan tingkat kemampuan dalam kepemimpinan, baik untuk kemampuan teknis maupun kemampuan manajerial."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Junaidi
"To prepare reliable human resource in face of change of social condition, Indonesia economics and politics have expanded very quickly, hence Regional Office Directorate General lease Java Part of West of 1 as one of the organizational unit of public have to precisely in taking policy related to development of human resource, for example in the case of training and education, compensation, and improvement of motivation.
Education and training of human resource represent strategic activity to develop human resource so that can think, behaving, and acting by professional in order to giving service to society. Education and training of human resource burden the make-up of ability and also attitude repairing to people who put hand to a[n organization. Of organizational side is make-up of ability and repair of attitude which is through Education and training of human resource have to be addressed to increase performance so that organization can enjoy its benefit.
Compensation interpreted as all appreciation form or reward given by company for replacement of officer performance which consist of compensation form of financial direct, like fundamental salary, incentive, bonus, and compensation form non indirect financial, like insurance guarantee and other subsidies. And compensation form non financial like interesting work of enthusiasm, work challenge, responsibility, adequate confession of reached achievement, and also the existence of opportunity of promotion to officer which have potency or other beneficial opportunity.
Motivation represent one of the important factor in executing a[n work. Difference of motivation make each and everyone behavior of me, showing off, and reacting to differ at one particular work. Beside that, high lower him motivate someone also have an in with its labour capacity. The increasing of motivation will improve labour capacity, conversely lower motivation him will degrade labour capacity.
Performance is level or achievement ability of reached job by officer in executing its duty relate at conditions which have been determined to cover : (1) stipulating of job standard, (2) assessment of performance of actual employees in relation with standard, ( 3) bait to return to employees with a purpose to motivate pertinent to eliminate decline of performance.
This research aim to to know how far relation between training and education, compensation, and motivation with make-up of human resource performance. Population of this research is all officer of Regional Office Directorate General lease Java Part of West of I, while amount of sampel counted 42 officer. To obtain accurate data, source of its data is in the form of obtained primary data through research of field by giving quesioner. Beside that data obtained from source of data of secunder, covering literature, report and or result of relevant research. For the assessment of performance used by interest standard specified by Head Department Officer of State To know how far relation between training and education, compensation, and also motivate to performance, data analysis the used correlation analysis.
From result of research indicate that there are relation which strong enough between training and education, compensation, and motivation with make-up of human resource performance. Pursuant to result of research, following some policy suggestion which possible can be taken to relate to development of human resource at Regional Office Directorate General lease Java Part of West of I, hence executor of training and education have to be planned better, adapted for by requirement of goodness requirement of organization and also requirement of officer of itself, giving of compensation require to get serious attention, and also motivate officer have to always improved officer to have the spirit and loyalitas in running its duty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hisyam Ma`sum
"IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebuah Perguruan Tinggi Islam berstatus negeri di bawah Departemen Agama. Kampus IAIN menempati lahan seluas 18 Ha, terdiri atas kampus I (7Ha), kampus II (4 Ha) dan perumahan (7Ha). Kini memiliki 13.146 mahasiswa S1, S2 dan S3, 365 dosen tetap, 342 dosen tidak tetap dan 358 pegawai administrasi.
Pegawai administrasi di IAIN sebagaimana layaknya pegawai negeri mempunyai hak dan kewajiban yang diatur dalam Undang-undang No.8 tahun 1974 yang dalam implementasinya dijabarkan lebih lanjut oleh PP No.30 tahun 1980 dan KMA No.400 tahun 1984 tentang status IAIN serta Keputusan Rektor No.28 tahun 1983 tentang Job Description.
Dalam pelaksanaan tugas di lapangan banyak hal yang dijumpai ketidak sesuaian antara konsep peraturan dengan implementasi sehingga tidak diperoleh hasil optimal. Permasalahan yang ada adalah lemahnya kinerja pegawai administrasi yang disebabkan oleh kurangnya dorongan motivasi kerja dan kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Sebab dengan motivasi kerja yang tinggi dari lingkungan kerja yang kondusif akan diperoleh kinerja yang baik dan produktifitas yang tinggi.
Ketiga aspek inilah yaitu kinerja, motivasi kerja dan lingkungan kerja yang menjadi sasaran penelitian yang mencoba diukur pengaruh ketiga variabel tersebut dengan konstelasi: Hubungan Motivasi Kerja (variabel Xl) dan Lingkungan Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y).
Penelitian mengunakan metode survai dengan analisis statistik deskriptif eksploratif. Uji coba dilakukan pada 32 orang pegawai dan pada saat penelitian dilakukan pada 80 orang responden pegawai golongan II, III dan IV sebagai sampel Disproportionate Random Sampling dan tidak bermaksud untuk generalisasi. Data dijaring dengan menggunakan kuesioner menurut keadaan yang sebenarnya, dan setelah itu data ditabulasi dan diolah menggunakan komputer program SPSS versi 10.01.
Hasil uji analisis korelasi dan regresi menunjukkan ada hubungan yang kuat dan positif antara variabel Xl dengan variabel Y (0.56) dan variabel X2 dengan variabel Y (0.53). Sedangkan pengaruh variabel Xl terhadap Y (0.54) dan variabel X2 terhadap Y (0.28) dan jika secara bersama pengaruh variabel X1 dan variabel X2 terhadap variabel Y (0.42 dan 0.22). Dari variabel bebas tersebut yang mempunyai hubungan paling kuat terhadap variabel terikat (kinerja) adalah motivasi kerja."
2002
T4744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Marice
"Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh bagaimana pegawainya dalam bekerja, sehingga rendah dan tingginya kinerja pegawai akan sangat menentukan bagi perusahaan akan maju atau tidak. Oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha mengajak karyawannya untuk dapat bekerja dengan baik, dengan demikian visi dan misi perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pegawai BNI LBE Kramat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan populasi penelitian adalah pegawai BNI LBE Kramat dan pengambilan data dilakukan atas dasar populasi.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner atau angket. Metode analisis korelasi statistik parametris yang dipakai adalah : (1) Korelasi Bivariat, seperti korelasi sederhana (Product Moment), (2) Korelasi Multivariat, seperti korelasi parsial dan korelasi berganda.
Hasil analisis terhadap penelitian ini mengindikasikan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap motivasi kerja, persepsi terhadap iklim organisasi, persepsi terhadap kemampuan kerja dan persepsi terhadap kompensasi dengan kinerja pegawai, dengan skor koefisien korelasi bervariasi dari 0,564 sampai dengan 0,916. Interpretasi yang dapat diambil terhadap interval koefisien korelasi tersebut di atas adalah bahwa hubungan antara variabel-variabel penelitian berada pada tingkat hubungan yang sedang sampai dengan tingkat hubungan yang sangat kuat/tinggi. Dimana faktor kompensasi merupakan faktor yang paling erat hubungannya dengan kinerja pegawai."
2000
T11467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Roossita Anggraini
"Program penanggulangan tuberkulosis paru mempunyai tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit tuberkulosis dengan cara memutuskan mata rantai penularan, sehingga tidak merupakan masalah lagi bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk mendeteksi dan mengobati tuberkulosis, strategi pengobatan yang dianjurkan oleh WHO adalah dengan penerapan DOTS (Direct Observe Treatment Shartcourse). Dalam DOTS tersebut faktor pencatatan dan pelaporan merupakan strategi yang penting dalam pemantauan dan evaluasi program penanggulangan tuberkulosis. Suskesnya strategi ini sangat bergantung kepada perilaku dan sikap dari petugas kesehatan yang melakukan pencatatan dan pelaporan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pelaksana program tuberkulosis dalam upaya pencatatan laporan TB-01 di Puskesmas. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan jumlah responden seluruh petugas pelaksana tuberkulosis di puskesmas wilayah Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pemeriksaan data sekunder laporan pencatatan TB-01, dan kemudian dilakukan wawancara mendaiam kepada 7 orang petugas TB puskesmas untuk memperkuat hasil penelitian.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kinerja mayoritas petugas pelaksana program tuberkulosis dengan rata-rata usia 44,5 tahun dan tingkat pendidikan rata-rata SLTA/SMK serta lama masa kerja lebih dari 5 tahun, adalah baik, namun kinerja 44,7% petugas tuberkolusis adalah buruk. Faktor-faktor yang diteliti untuk mengetahui hubungan dengan kinerja petugas pelaksana program tuberkulosis adalah umur, pendidikan, lama kerja, motivasi, kepemimpinan, supervisi, imbalan dan sarana. Sedangkan faktor-faktor yang paling berhubungan dalam menentukan kinerja petugas program tuberkulosis dalam pencatatan laporan TB-01 adalah supervisi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kinerja petugas pelaksana program tuberkulosis berimbang antara petugas yang berkinerja baik dan buruk. Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas adalah pelatihan, motivasi dan supervise. Sedangkan faktor yang paling berhubungan dengan kinerja petugas adalah supervise kemudian motivasi. Dengan melihat kesimpulan penelitian ini, maka disarankan bagi puskesmas untuk meningkatkan kinerja petugas dengan cara membuat dan melaksanakan standar operasionai baku, meningkatkan pembinaan, kerjasama tim dan memberikan penghargaan atas prestai kerja kepada petugas, selain juga memperbaiki kualitas pencatatan laporan dengan siklus PDCA.
Adapun untuk Suku Dinas Kesehatan Masyarakat disarankan untuk memfasilitasi pertemuan berkala guna meningkatkan kualitas pencatatan, meneruskan pelatihan petugas secara berkelanjutan dan selalu melaksanakan program studi banding untuk meningkatkan kualitas. Sedangkan untuk Dinas Kesehatan, disarankan agar sosialisasi kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan strategi DOTS tetap dinformasikan keseluruh UPK dan guna meningkatkan kualitas informasi suatu Sistem Informasi Kesehatan yang dapat diakses oleh seluruh UPK agar secepatnya dapat diselesaikan.

The aim of the lung tuberculosis prevention program was to reduce the mortality or sickness number caused by tuberculosis by way of cutting off the chain infection, in order to reduce the people healthcare problem in Indonesia. To detect and cure the tuberculosis, the cure strategy recommended by the WHO is implementing the DOTS (Direct Observe Treatment Short course). The reporting and report writing in DOTS was the important strategy in observing and evaluating tuberculosis prevention program. The success of this strategy relies on the behavior and attitude of the health officers who report and do the writing of the report.
The purpose of this research is to obtain understanding on factors related with the performance of tuberculosis program's officers in the Puskesmas TB-01 report writing. This research was using a cross-sectional design with qualitative and quantitative approach with respondent were the entire tuberculosis officers at the South Jakarta's Puskesmas. Data collections were carried out by examining the secondary data on TB-01 report writing, and followed by in-depth interview to 7 officers to verify the examination results.
The research shown that majority performance of tuberculosis program officer which average age were 44.5 years old and high school level of education and with length of service of 5 years was excellent, however the performance of 44.7% of the tuberculosis program officer were unsatisfactory. Factors examined from measuring the tuberculosis program officer's performance were age, education, length of service, motivation, leadership, supervision, rewards-recognitions and facilities. However, factor which related most with tuberculosis program officer's performance in TB-O1 report writing was supervision.
Research results summarized that the tuberculosis program officer's performance were balanced between excellent and unsatisfactory performers. Factors related to officer's performance were training, motivation and supervision, but the dominant factors in officer's performance were supervision followed by motivation. Looking into the results summaries, it is therefore suggested that the Puskesmas should improved officer's performance by way of developing and implementing the standard operational procedures, increased activities in supervision and team works, giving rewards and recognition to officers' performance, as well as to improve the quality of report writing using a PDCA cycle.
As to the District Public Health, it was suggested to facilitated regular meeting to improve the officers' report writing quality, continue the sustainable training for officers and carrying out the comparative study exercise for performance improvement. For the Province Health Office, it was suggested that it continues the policy related to the DOTS' implementation be informed to every Health Services Units and to improve the information quality, a Health Information System which can be access by every Health Services Units be developed quickly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.Y.G. Wibisono
"Sejalan dengan perkembangan bidang pemerintahan yang memunculkan isu desentralisasi, termasuk bidang kesehatan, maka kemampuan daerah dalam hal menggali sumber daya yang ada, terutama sumber daya manusia, sangatlah penting. Sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan produktivitas, sedangkan produktivitas berbanding lurus dengan kinerja. Selain itu Kinerja sangatlah dipengaruhi oleh kepuasan kerja, walaupun kedua hal tersebut juga dipengaruhi faktor lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kepuasan dan kinerja pegawai strutural, dan melihat hubungan kepuasan dan kinerja pegawai struktural setelah dikendalikan faktor konfonding. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau dari tanggal 18 September 2000 sampai dengan 25 Nopember 2000. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 43 pegawai struktural.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat distribusi frekuensi, regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pegawai struktural menurut 5 dimensi kepuasan secara berurutan rata-rata adalah 82,17 %; 75,78 %; 70,93 %; 80,23 %; dan 83,3 %; sedangkan kinerja rata-rata adalah 51,2 %.
Dari analisis bivariat didapatkan bahwa tidak ada satupun dimensi kepuasan yang berhubungan bermakna secara statistik dengan kinerja. Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah sarana dan pendidikan, sedangkan faktor yang berhubungan dengan dimensi kepuasan adalah motivasi dan pendidikan. Dari hasil analisis multivariat didapat bahwa faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kinerja adalah pendidikan dan kepuasan kondisi kerja yang mendukung. Pendidikan juga merupakan satu-satunya variabel yang bisa dijadikan sebagai faktor konfonding.
Variabel yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja adalah pendidikan yang sesuai dengan syarat pendidikan dalam hal menduduki jabatan, selain itu juga perlu dilaksanakan prinsip 'the right man on the right place' untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Relationship between Staff Satisfaction and Staff Performance at Sanggau District Hospital West Kalimantan, 2000Current development of government paking, which is decentralization paking, urges local authorities including provinces and districts to strengthen their system including human resources. Within an organization, human resources are important factors in organizational productivity as indicators organizational performance. Furtherance, the performance is influenced by worker satisfaction and other variables.
To these extant, this study is arises to elaborate staff performance at RSUD Sanggau, and examine factors related to the performance. This study was conducted on September to November 2000, which designed with a cross -sectional survey. Samples were 43 structural staff at the hospital.
Data analyses were univariate, bivariate and multivariate to answer specific research questions. This study showed that level of working satisfaction Likert are 82, 17 %; 75,78 %; 70,93 %; 80,23 %; and 83,3 %; respectively to 5 dimensions of satisfaction which are challenge, reward, work climate, partner support, and talent.
Factors related to performance were facility and level of education. While motivation and level of education were related significantly to dimension challenge, work climate, and talent of satisfaction.
Further analysis using multiple linear regressions with backward method showed that only education variable related significantly to the performance, while staff satisfactions were not.
This study recommends that in add to improve organizational performance, educational background of employee should be appropriate for structural placement. This will be further maintaining worker satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahalik
"Mutu pendidikan di Perguruan Tinggi (PT) salah satunya adalah ditentukan oleh kualitas para pengajarya (Dosen). Untuk menghasilkan dosen yang bermutu tinggi, periu dilakukan penilaian kinerja atas dosen tersebut. Sebanyak 303 dosen dinilai kinerjanya pada semester ganjil 2002/2003 di STIE Perbanas. Pihak-pihak yang menilai dosen tersebut adalah mahasiswa, dosen koordinator, jurusan, dan dosen-dosen di bawah koordinator. Tingkat kinerja dosen dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP) satu semester.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja dosen. Sedangkan, sampel penelitian yang diambil adalah sebanyak 166 dosen. Adapun alatanalisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS for Windows. Uji korelasi yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X dan Y. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah Analisis Korelasi Bivariate, Koefisien Korelasi Pearson ( r ), dan uji signifikansi dengan mengambil tingkat kepercayaan 95%.
Secara umum hasil penelitian ini menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja dosen adalah kompensasi, masalah yang dihadapi dosen (berhubungan dengan stres karyawan), banyaknya waktu yang digunakan untuk up-grade ilmu (berhubungan dengan knowledge/skill), hubungan dengan mahasiswa dan karyawan (berhubungan dengan hubungan antarmanusia), dan usia.
Saran yang diajukan penulis adalah agar STIE Perbanas memperhatikan faktor kompensasi dalam kaitannya untuk meningkatkan kinerja dosen, dalam merekrut dosen tidak melihat usia dosen karena belum tentu usia yang lebih tua akan memiliki kinerja yang bagus pula, pemberian penghargaan bagi dosen yang berkinerja baik, melimpahkan SKS semester selanjutnya berdasarkan kinerja semester sebelumnya, dan pelaksanaan evaluasi dosen hendaknya dapat dilakukan tiap semester agar kinerja dosen dapat dipantau secara periodik serta diberikan umpan balik terhadapnya, STIE Perbanas sebaiknya menghimbau para penilai agar tidak cenderung sentral (rata-rata) dalam menilai dan tidak diiatarbelakangi perasaan pribadi, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung terciptanya hubungan yang selaras antara dosen dengan karyawan dan mahasiswa, dan yang terakhir memberikan fasilitas bagi para dosen untuk meng-upgrade ilmunya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
"Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan pendidikan tenaga kesehatan salah satu faktor yang berperan adalah tenaga pengajar. Kualitas tenaga pengajar di institusi pendidikan tenaga kesehatan masih rendah, hal ini dapat dilihat sebanyak 43% tenaga pengajar berpendidikan DM. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kinerja tenaga pengajar dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tenaga pengajar. Yang dimaksud dengan kinerja adalah kemampuan dosen dalam melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan proses belajar mengajar.
Disain penelitian ini adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada 4 Akademi Keperawatan di Jakarta Utara. Sebagai subyek penelitian adalah semua dosen tetap yang mengajar di institusi pendidikan tersebut. Jumlah seluruhnya 33 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden untuk diisi. Penilaian kinerja dosen dilakukan oleh Mahasiswa dari Akademi Keperawatan yang bersangkutan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa kinerja rata-rata dosen sebesar 69,45 dengan standar deviasi 14,69, nilai kinerja terendah sebesar 44 dan nilai kinerja tertinggi sebesar 92. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dosen, pendidikan Akta mengajar, pelatihan, pengalaman mengajar, fasilitas pendidikan, pembinaan dengan kinerja dosen (p<0,05). Sedangkan jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendapatan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja dosen (p>0,05).
Untuk meningkatkan kinerja dosen, perlu peningkatan pendidikan bagi para dosen, memberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan Akta mengajar dan pelatihan-pelatihan serta pembinaan kepada dosen-dosen.

Factors Related with Work Performance of Nursing Academy Lecturers in North Jakarta in 2001In enhancing quality of health personal graduate, one of factors plays significant role in the lecturers, Quality of lecturers / instructors in educational institution of health personal is still low, it can be seen as 43 % of instructors were only graduated of Diploma III/Academy certificate. It is urgent to known their work performance and factors connected with the performance. The work performance itself is defined as lecturer's competency in teaching-learning process.
The design of this research was survey with cross sectional approach. The research took place at 4 nursing academies in North Jakarta. The subject of this research was all of 33 permanent lecturers who teach at the institutions. The primer data collecting was conducted by distributing questionnaire to the respondents. Students of nursing academies carried as respondents out grading work performance of their lecturers using work evaluation instrument.
The univariat analysis indicated that in average, their performance were 69,45 out of 100 scales, with deviation standard 14,69, the lowest work was 44 and the highest one was 92. The bivariat analysis implied that there was a significant relation between lecturers' educational level, education of teaching diploma, training, teaching experience, educational facility, and guiding with work performance of lecturers (p<0,05). Meanwhile type of sex, age, marital status, and income level did not have significant connection with lecturers' work (p>0,05).
To improve lecturers' work performance, it is urgent to increase lectures' education and to grant them an opportunity to attend education of teaching diploma and training as well as to guide them.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warsini
"Sebagai upaya pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundangan di bidang ketenagakerjaan telah disusun suatu system pengawasan ketenagakerjaan, yang melibatkan peran serta fungsi pegawai pengawas ketenagakerjaan.
Jika diamati lebih jauh maka tugas dan fungsi pegawai pengawas ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai tugas untuk memberikan : 1. protection, 2. personal and maintanance services, dan 3. Information and advising dalam skala kepentingan tenaga kerja secara langsung dan kepentingan pengusaha secara tidak langsung.
Dalam rangka melaksanakan tugas pembangunan ketenagakerjaan yang bertumpu pada keberhasilan perencanaan kegiatan pengawasan ketenagakerjaan, perlu didukung oleh kinerja pegawai pengawas ketenagakerjaan dilapangan yang tangguh, dimana kinerjanya pada saat ini nampak sangat rendah. Untuk itu maka telah dilakukan-penelitian di Kanwil Depnaker DKI. Jakarta terhadap k.inerja pengawas ketenagakerjaan dengan menggunakan metode survey, dilakukan terhadap 40 (empat puluh) responden.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data temuan hasil penelitian, yang di analisis dengan menggunakan perhitungan dalam bentuk rumus Chi Kuadrat, ditemukan indikator bahwa faktor-faktor kepemimpinan, kemampuan dan motivasi, organisasi dan tata kerja, ternyata mempunyai hubungan yang sangat erat dengan peningkatan kinerja pengawas ketenagakerjaan.
Oleh karena itu dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut :
Dari aspek Kepemimpinan perlu dilakukan upaya : a. meningkatkan waskat, b. pemberian reward and punishment berdasarkan prestasi, c. mengisi DP3 secara obyektif dan d. melaksanakan bintal rohani, dan memberikan teladan intensif.
Dari aspek kemampuan dan motivasi perlu dilakukan upaya : a. melaksanakan seleksi ketat terhadap calon pegawai pengawas, b. mengadakan reformasi diklat agar sesuai dengan kebutuhan jabatan pengawas ketenagakerjaan.
Dari Aspek organisasi dan tata kerja : a. penyederhanaan struktur organisasi, b. menerapkan standar operatif, c. pembagian tugas dan tanggung jawab secara proporsional, d. melaksanakan rotasi , e. melaksanakan evaluasi secara rutin."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>