Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207061 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hadi
"Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan penerapan fungsi-fungsi manajemen, gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kinerja perawat pelaksana di rurnah sakit yang berbasis militer dan non militer di Jakarta. Kedua untuk memperoleh informasi mengenai hubungan penerapan fungsi-fungsi manajemen dan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana . Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian) dan gaya kepemimpinan (otoriter, partisipatif, katalis dan bebas tindak). Variabel terpengaruh adalah kinerja perawat pelaksana, sedangkan variable confounding adalah umur, jenis kelamin dan lama kerja.
Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, gaya kepemimpinan otoriter dan gaya kepemimpinan partisipatif berbeda bermakna antara rumah sakit militer dan non-militer di Jakarta. Rumah sakit non-militer memiliki skor rata-rata lebih tinggi pada ke enam variable diatas, sedangkan variable gaya kepemimpinan katalis , bebas tindak dan kinerja perawat pelaksana tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada analisis hubungan dengan uji regresi linier sederhana juga menunjukkan bahwa variable fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan partisipatif, umur dan lama kerja menunjukkan hubungan yang signifikan serta masing-masing menyumbang (sesuai urutan) 21,5%, 19%, 17,2%, 12%, 13%, 2% dan 1,9% variasi nilai kinerja. Sedangkan pada analisis regresi linier ganda menunjukkan bahwa variable penerapan fungsi perencanaan dan pengorganisasian merupakan variable yang paling kuat hubungannya dengan kinerja perawat pelaksana dan memperoleh model prediksi; Kinerja =55,174+1,816 (fungsi perencanaan)+0,958 (fungsi pengorganisasian). Model ini juga meyumbang sebesar 23% variasi nilai kinerja.
Dampak penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen dan gaya kepemimpinan yang tepat oleh kepala ruangan. Peningkatan kemampuan kepala ruangan dapat melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
Daftar Pustaka: (1967 - 2003)

Relation Between Applications of Management Functions and Style Leadership of Chiefs Room with the Effort of Work from Nurses Practitioner at Military and Non-Military Hospitals in Jakarta (The Comparative Study)The purposes of this research are, first, to have the description about differences in application of management functions and style leadership of chiefs room with the effort of work from nurses practitioner at military and non-military hospitals in Jakarta. Second, to have the information about relation between application of management functions and style leadership of chief s room with the effort of work from nurses? practitioner. Dependent variable in this research is management functions (planning, organizing, actuating, and controlling) and style leadership (autocratic, participative, catalyze and laizez fire). Independent variable is the effort of work from nurses? practitioner, meanwhile the confounding variable are ages, sex and time of work.
The result from this research prove that application of planning, organizing, actuating, controlling, autocratic style leadership and participative leadership have significant differences between military and non-military hospitals. Non-military hospitals have average score higher in sixth variable above, meanwhile variable: catalyst style leadership and laizez fire style leadership, free of action and the effort of work from nurses practitioner do not show significant differences. In relation analyzes with simple linier regressions test also show that variable: function of planning, organizing, actuating, controlling, autocratic style leadership, participative leadership, ages and time of work have significant relationship and they also give the point to variations of the effort of work value (one variable have one value) 21,5%, 19%, 17,2%, 12%, 13%, and 1,9%. Meanwhile in multiple linier regressions test show that variable: application of planning and organizing are strong variable in their relations with the effort of work from nurse practitioner and have prediction model: the effort of work =55,174 + 1,816*planning + 0,958*organizing. These models also give 23% point to variation of the effort of work value.
The author hope this result can use increases the effort of work from nurses? practitioner through application of management functions and right of style leadership of chief?s room. The increasing ability of chief?s room can get from courses and continuing education.
Reference (1967 - 2003)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmiati
"Kinerja perawat pelaksana merupakan serangkaian kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Kinerja perawat mencakup penerapan jaminan mutu, pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan, etik, kolaborasi, riset, dan pemanfaatan sumber-sumber. Kinerja yang baik merupakan cerminan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Kinerja diprediksi dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, lama kerja, dan lingkungan organisasi (struktur organisasi, dan desain pekerjaan) di rumah sakit yang disebut sebagai variabel independen. Dalam proses pelayanan keperawatan variabel independen tersebut secara bersama-sarrna mempunyai kontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hubungan antara lingkungan organisasi dan karakteristik perawat dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP Persahabatan Jakarta. Penelitian menggunakan total populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 156 perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap. Penelitian ini menggambarkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempunyai kinerja yang kurang baik (50,6%). Pengujian ada atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan Pew-son's Product Moment, hasil analisis dikategorikan menjadi kurang atau baik berdasarkan nilai median sebagai cut off point.
Hasil analisis dengan alpha < 0,05 menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, status kawin, lama kerja, pembidangan pekerjaan, tingkat hirarki, dan kesatuan perintah tidak ada hubungan yang bermakna terhadap kinerja perawat pelaksana. Sub variabel dari struktur organisasi yaitu: perumusan masalah, pembagian tugas, pendelegasian dan wewenang, koordinasi, rentang kendali, cakupan pekerjaan, kedalaman pekerjaan, dan hubungan pekerjaan secara bermakna ada hubungan dengan kinerja. Untuk mengetahui variable yang dominan terhadap kinerja perawat pelaksana digunakan uji regresi logistik ganda, basil penelitian menunjukkan ada dua variabel yaitu koordinasi nilai p wald 0,001 dan kedalaman pekerjaan nilai p wald 0,004. Hasil ini menunjukkan bahwa koordinasi paling dominan terhadap kinerja. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pengernbangan dalam bidang keperawatan yang berorientasi pada lingkungan organisasi internal.

The performance of nurse provider is a set of activities of the nurse in providing nursing care to the client. The nurse's performance is included the implementation of quality assurance, education, performance appraisal, peer, ethics, collaboration, research and the utilization of resources. The best performance is reflected through the quality of nursing care. The performance is predicted to be contributed by the age, education, gender, marital status, length of work organizational environment (organization structure and work design) in the hospital are considered as the independent variables.
This study used the quantitative with correlation descriptive design with the purpose to examine the relationship between organizational environment and nurse characteristics with the performance of nurse providers working in nursing ward of RSUP Persahabatan, Jakarta. This research used the total population meeting the inclusive criteria with the total of 156 nurse providers working in nursing ward This study revealed that most of the nurses did not perform as expected or not well performed (50.6°%). To analyze the relationships among variables, the Pearson Product Moment Correlation was utilized the median value was used as a cut off point to categorize the poor and good performance.
The result of this statistical analysis with the alpha < 0.05 revealed that the age, gender, education, marital status, length of work field of work, hierarchy level, and similar/united order of work had no significant relationship with the performance of nurse providers. Sub variables of problem formulation, task distribution, delegation and authority, coordination, control, scope of work detail, and work correlation had significant relationship with performance. Based on multiple logistic regression, the result of this study shown that coordination with p wald 0,001 and work detail with p wald 0,004. It means that coordination was the most determinant factor to nurse's performance. The implication of this study to nursing that there was a need to have development in nursing management of care focusing on the internal organizational environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irman Somantri
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif korelasional yang dilatarbelakangi timbuinya tanda dan gejala ketidakpuasan pada beberapa perawat di rumah sakit sehingga mengakibatkan rendahnya kinerja yang berefek kepada BOR rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan antara gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit TNI AU TK II "Dr. Salamun" Bandung. Populasi dari penelitian ini adalah 79 orang dengan latar belakang pendidikan SPK dan Akper. Sarnpel yang digunakan dengan menggunakan total sampling dengan jumlah 72 orang perawat.
Hasil analisis didapatkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempersepsikan gaya kepemimpnan kepala ruangan sebagai demokratis dan tipe kepribadian B. Analisis lebih lanjut menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,009), adanya hubungan antara tipe kepribadian dengan kepuasan kerja aspek pekerjaan (p = 0,025), kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,017) dan kepuasan kerja aspek rekan kerja (p = 0,044). Penelitian ini jugs mendapatkan hasiI bahwa gaya kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan untuk kepuasan kerja aspek imbalan dan tipe kepribadian sebagai variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja aspek rekan kerja. Saran yang diajukan terhadap basil penelitian ini antara lain diperlukan suatu metode untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan memodifikasi gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan sesuai dengan situasi dan kondisi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milawati Lusiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dan sistem penghargaan, dengan kinerja perawat pelaksana RS Sumber Waras Jakarta dengan desain cross sectional, jumlah sampel 195 orang dengan kriteria perawat yang bekerja di unit rawat inap, pengalaman kerja minimal 1 tahun, perawat yang telah mengikuti pelatihan tentang asuhan keperawatan, berlatar belakang pendidikan keperawatan, tidak sedang cuti, sakit atau tugas belajar saat penelitian dan tidak menjabat sebagai kepala ruangan, sampel ditentukan melalui simpel random sampling dengan lottery technique. Instrumen yang digunakan berupa angket untuk mengetahui karakteristik individu dan sistem penghargaan dengan kinerja perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu yang berhubungan dengan kinerja adalah lama kerja sedangkan sistem penghargaan gaji, tunjangan dan pengakuan secara bermakna berhubungan dengan kinerja. Sedangkan insentif dan bonus, pendidikan, pelatihan, promosi dan jenjang karir tidak berhubungan secara bermakna dengan kinerja. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sistem penghargaan yang paling dominan berhubungan dengan kinerja adalah gaji dan pengakuan. lmplikasi dari hasil penelitian tersebut maka manajemen rumah sakit perlu meninjau ulang kebijakan terkait sistem pengkajian perlu dipertimbangkan pengkajian berbasis kompetensi dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja perawat diantaranya adalah jaminan perawat dalam bekerja dan beban kerja perawat. Pengakuan profesi lain terhadap perawat juga perlu ditingkatkan, misalnya forum diskusi duduk bersama dalam membahas kasus-kasus pasien.

This study has been made with the aim to obtain knowledge about correlation between demographic characteristic and reward system perception with nurse performance in Sumber Waras Hospital Jakarta using the cross sectional design. The sample covered consisted of 195 nurse, meeting the such criteria as : staff nurse clinical applier, work experience one years and have following training and upgrading for nurse. The sampling method comprised the simple random sampling and the lottery technique. The instruments applied included questioners to find out the demography characteristic and reward system with nurse performance. Result of the study have shown that the demography characteristic with work lasting correlation to nurse performance. Their reward system salary, guaranteed, confessed meaningful correlation with nurse performance. The study results have also revealed that the reward system salary is the most significant correlation factor. Its implication, therefore would management hospital should evaluate and reform the system remuneration to basic competition and based on the staff nurse clinical applier performance, job encouragement, and most of all give them an opportunity in increasing their field. Confess other profession to nurse need to increasing, as such together discuss about clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Arifin
"Peningkatan kualitas keperawatan tidak akan terlepas dari bagaimana sebuah institusi melakukan manajemen keperawatan secara baik yang diharapkan akan meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan manajerial kepala rang (P1, P2, dan P3) dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cratis sectional. Populasi penelitian adalah perawat di Ruang rawat Inap PKU Muhammadiyah Pekajangan sejumlah 61 sedangkan sampel adalah keseluruhan perawat pelaksana sebanyak 56 dengan kriteria bukan kepala ruang. Untuk analisis univariat menggunakan distnibusi frekuensi, untuk analisis bivarial digunakan uji chi square, sedang untuk analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik gartda. Kepala ruang diberikan format tersendiri yaitu 2 format penilaian kinerja secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan manajerial kepala ruang adalah masih kurang (mean : 2,65) sedangkan kinerja perawat pelaksana adalah cukup (mean = 0,71). Penelitian ini menemukan adanya hubungan antara kemampuan manajerial kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana dalam dokumentasi keperawatan (asuhan keperawatan secara tidak langsung) dengan p=0,013. Penelitian ini juga menemukan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana adalah kemampuan P1 (Perencanaan) dengan nilai Odds Ratio= 7,410. Untuk itu rumah sakit dalam hal ini bidang keperawatan disarankan untuk melakukan pelatihan manajemen bagi kepala ruang, sosialisasi tentang perlunya penguasaan proses keperawatan terutama dokumetasi asuhan keperawatan bagi kepala ruang maupun perawat pelaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Rayatin
"ABSTRAK
Model kepemimpinan kepala ruangan dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan model kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Metode penelitian menggunakan cross sectional, proses analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan model kepemimpinan yang berhubungan dengan kinerja adalah servant, visioner, dan transaksional. Model kepemimpinan yang paling dominan berhubungan dengan kinerja adalah servant (p value 0,0001; α= 0,05; CI: 2,733-11,853; Odd Ratio: 5,691). Kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana menggunakan model kepemimpinan servant berpeluang meningkatkan kinerja perawat pelaksana sebesar 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipersepsikan menggunakan model kepemimpinan servant. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan RSAB Harapan Kita khususnya untuk kepala ruangan dapat menggunakan model kepemimpinan servant dalam peran dan fungsinya untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana.

ABSTRACT
Head nurse leadership model can improve the performance of nurses in providing nursing care. The purpose of this study was to identify the correlation between the head nurse leadership model and the nurses? performance. This study applied a cross-sectional method. Data were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analyzes. The results showed that the leadership model related to the performance were servant, visionary, and transactional. The most dominant leadership model related to the performance was servant (p value= 0.0001; α= 0.05, CI: 2.733 to 11.853; odds ratio: 5.691). Head nurses that were perceived by nurses as using the servant leadership model had opportunity to improve the nurses? performance 5 times higher than those who were not perceived as using the servant leadership model. It is recommended that the head of Harapan Kita Hospital, especially the head nurses, to apply the servant leadership model in their roles and functions to improve the nurses? performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswati Setiasih
"Perawat yang mempunyai kepuasan kerja cukup baik diharapkan dapat meningkatkan mute pelayanan keperawatan yang mereka berikan terhadap klien. Kepuasan Mien dan kualitas pelayanan keperawatan telah dikenal sebagai salah satu faktor yang menjadi alasan klien ingin kembali ke rumah sakit yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan klien. Penelitian dilakukan di ruangan rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Husada Jakarta, menggunakan desain deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional terhadap 92 perawat dan 138 Mien. Instrumen yang digunakan terdiri dari kuesioner karakteristik Mien dan perawat, kepuasan kerja perawat dan kepuasan Mien.
Hasil penelitian ditemukan kepuasan kerja perawat 07- 0,93) dan klien (x =0,89). Uji t test dan Anova dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat dan klien dengan kepuasan kerja perawat dan kepuasan Mien. Status perkawinaan dan ruangan tempat perawat bekerja mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Latar belakang pendidikan Mien mempengaruhi kepuasan Mien. Uji hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan Mien digunakan Pearson's Product Moment Correlation Coefrcient.
Hasil menunjukkan ada hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan Mien dengan nilai p<0,05. Sedangkan untuk masing-masing subvariabel dari kepuasan kerja perawat hanya otonomi dan interaksi sosial yang berhubungan dengan kepuasan Mien, variabel lain yaitu penghasilan dan kebijakan organisasi ditemukan tidak ada hubungan dengan kepuasan Mien (p>0,05).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa otonomi merupakan subvariabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan klien, tetapi hanya 25,5% dari variasi kepuasan Mien yang dapat dijelaskan secara simultan oleh otoraomi yang dimiliki perawat. Hal ini dapat terjadi karena belum optimalnya otonomi yang dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan. Oleh karena itu manajemen keperawatan perlu membuat suatu kebijakan atau upaya yang dapat meningkatkan otonomi perawat melalui penyusunan dan penerapan jenjang karir klinik perawat berdasarkan tingkat pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh perawat."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dumauli
"ABSTRAK
Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Beberapa variable yang berhubungan dengan kinerja adalah fungsi manajerial kepala ruangan. RSUD Budhi Asih merupakan rumah sakit milik Pemda DKI yang selalu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, salah satunya dengan melaksanakan MPKP di 3 ruang rawat inap. Namun sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang pelaksanaan fungsi manajerial kepala ruangan dengan kinerja perawat di ruang MPKP dan NonMPKP. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengatahui hubungan persepsi perawat pelaksana tentang pelaksanaan fungsi manajerial kepala ruangan dengan kinerja perawat di ruang MPKP dan non MPKP Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Jakarta. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi perawat pelaksana yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 109 perawat, sedangkan metode pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner. Analisa hubungan antar variabel dilakukan melalui uji kai kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana diruang MPKP, adanya hubungan yang bermakna antara fungsi pengarahan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana diruang MPKP, adanya hubungan yang bermakna antara fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana diruang NonMPKP. Faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja perawat diruang MPKP adalah fungsi pengarahan, sedangkan di ruang Non MPKP adalah fungsi pengorganisasian. Usulan dari hasil penelitian ini bagi Pimpinan Rumah Sakit dan Kepala Bidang Keperawatan perlunya membentuk tim mutu keperawatan, pemberdayaan kepala ruangan, menerapkan standar kompetensi kepala ruangan, pengembangan sumber daya keperawatan. Bagi peneliti lebih lanjut perlu dilakukan penelitian lain untuk menjawab fenomena secara spesifik melalui rancangan penelitian lain yang ada kaitannya dengan kinerja perawat.

ABSTRACT
Performance is a result target level on special duty implementation. Some variables which related to performance are managerial function of room head. RSUD Budhi Asih is a hospital of district government at DKI which always increases nursing care quality. One of them is MPKP implementation at 3 inpatient rooms. But until now it has not been done a research of managerial function implementation of room head by nurse performance at MPKP and non MPKP room. This research is descriptive research by a cross sectional design. Purpose of this research is to find related between executor nurse perception on managerial function implementation of room head and nurse performance at MPKP and non MPKP room of RSUD Budhi Asih in Jakarta. This research samples are all executor nurses population who fulfilled an inclusion criterion, they are almost 109 nurses, while collecting data used a questionnaire instrument method. Analysis of related each variable have been done by kai square test.
Research result indicated that there was no good relationship between planning function, organizational, observation of room head on executor nurse performance at MPKP room. There was a good relation between planning function, organizational, observation of room head on executor nurse performance at Non MPKP room. Dominant factor which effects of nurse performance at MPKP room is guidance function, while at Non MPKP room is an organizational function. From this research result, it was suggested for head of hospital and head of nursing department and room head to form a quality nursing team, enabling of room head, applying room head competency, developing of nursing resource. For next researcher, it is important to do by other research for answering phenomenon specifically by the other research design concerning with nurse performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sukamto
"Penelitian ini berjudul "Analisis Beban Kerja dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Disiplin Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda dengan menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk menganalisis beban kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat amp Rumah Sakit Islam Samarinda (RSIS). Populasi penelitian FIdalih 129 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan D-3 Keperawatan dan SPK/SPR/Bidan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 9 ruang rawat inap RSIS. Untuk menguji hubungan beban kerja, teladan pimpinan, balas jasa, sanksi hukuman dan tujuan (variabel independen) dengan disiplin kerja (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square dan uji T Berta uji multivariat regresi logistik, dengan menggunakan kombinasi antara model prediksi dan model faktor risiko. Dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan disiplin kerja (p 0,033), teladan pimpinan dengan disiplin kerja (p=0,020), tujuan dengan disiplin kerja (p),002) dan status menikah (variable confounding) dengan disiplin kerja (0,005). Semua variable Confounding (Usia, jenis kelamin, Pendidikan, lama kerja dan Status Pernikahan), tidak ada yang masuk sebagai confounder ke dalam pemodelan regresi logistik karena memiliki nilai delta (perubahan) Odd Ratio kurang dari 10 persen. Dari analisis multivariat diketahui bahwa variabel tujuan (p=0,001) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan disiplin kerja. Implikasi dari temuan ini adalah dengan memahami dan memiliki komitmen tinggi untuk mencapai tujuan dalam bekerja menyebabkan perawat pelaksana akan berdisiplin kerja yang tinggi. Untuk itu perlu diciptakan program yang dapat menumbuhkan kesadaran perawat pelaksana dalam memahami dan berkomitmen tinggi, untuk mencapai tujuan dari pekerjaannya, seperti pengembangan pedoman standar kinerja atau uraian tugas, standar disiplin kerja dan sistem penghargaan bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin kerja. Dengan dilaksanakannya program ini, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, sebagai tujuan akhir dari persoalan manajemen, terrnasuk di dalamnya manajemen keperawatan.

This research tittle is Workload Analysis and Factors Correlated to Work Discipline on Staff Nurse at Samarinda Islamic Hospital. Descriptive of correlation design was used, with objective to analysis of workload and factors correlated to work discipline on staff nurse at Samarinda Islamic Hospital. The number of sample size were 97 of 129 total population, obtained by through combination of random and proportional sampling. Univariate, bivariate and multivariate analysis were utilized to identify the correlation between variable of independent and variable of dependent Using the significant level (a = 0,05), bivariate analysis obtained a relationship between work load and work discipline (p),033), Leadership model and work discipline (p =[},020), Purpose and work discipline (Pli,002) and marital status (variable of confounding) and work discipline (0,005). Multivariate analysis was found that variable of purpose (p:1,001) represent most related to work discipline. Implication of the results the staff nurse who highest work purpose will has highest work disciplin. In order to sustain this condition, program design to improve self awareness and commitment on staff nurse, to establish the highest performing and work product."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Herni Wigiarti
"Kepuasan kerja memberikan dampak positif bagi perawat dalam melakukan pekerjaannya. Minat merupakan proses mental yang menciptakan perasaan positif ataupun negatif pada individu yang diduga berkaitan dengan kepuasan dalam bekerja. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan minat menjadi perawat dengan kepuasan kerja di Rumah Sakit "X".Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan 167 sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai tinjauan literatur yang kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas hingga didapatkan hasil yang valid dan reliabel.
Hasil: Rata-rata umur perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit "X" adalah 33 tahun, masa kerja 9,6 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan, berpendidikan D3 Keperawatan, berstatus kepegawaian PNS, sudah menikah, dan bekerja di unit rawat inap.
Kesimpulan: Faktor yang memiliki hubungan dengan kepuasan kerja adalah umur, unit kerja, masa kerja, status kepegawaian, dan untuk faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja yaitu minat menjadi perawat. Rekomendasi: Manajemen keperawatan membuat program pengembangan minat menjadi perawat dengan mengupayakan jadwal rotasi secara berkala, memfasilitasi keamanan serta kenyamanan kerja dengan pemberian sistem reward baik berupa peningkatan insentif maupun dengan pujian, dan perlu melakukan evaluasi kepuasan kerja secara berkala untuk menilai kepuasan kerja.

Job satisfaction has a positive impact for nurses in doing their work.The interest is a mental process that creates whether positive or negative feelings to each individual that are associated with satisfaction in work. The purpose of this research is to identify the relations interest of being a nurse and job satisfaction at "X" Hospital. The method of this research is using probability sampling with 167 samples according to inclusion criteria. The instrument that is being used is modification from various literature reviews which will test to validate and the reliability results to get the valid and reliable results. Results: The average age of the nurses in the Inpatient Room of the "X" Hospital are 33 years old, 9.6 years of working, most of them are female with a Diploma Nursing education, had PNS staff status, are married, and worked in the inpatient unit.
Conclusion: The Factors that have a relations with job satisfaction are age, work units, years of service, employment status, and the most influential factor towards the job satisfaction that is the interest of being a nurse. Recommendation: Nursing management creates a program to develop interest of being a nurse by striving for a regular rotation schedule, facilitating work safety and comfort by providing a reward system in the form of increased incentives or with praise, also needs to conduct regular job satisfaction evaluations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>