Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210866 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salendra
"Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran di Sektor Moneter Bank Indonesia Jakarta, nampaknya telah diarahkan untuk menghadapi terjadinya perubahan lingkungan. Walaupun pihak manajemen telah memfasilitasi lahirnya proses pertumbuhan dan pembelajaran namun belum sepenuhnya disadari oleh pegawai. Oleh karena itu yang menjadi masalah adalah sampai seberapa jauh aplikabilitas perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dalam balanced scorecard telah berlangsung di jajaran Sektor Moneter Bank Indonesia sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya guna mendukung pencapaian misi organisasi.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan dilakukan dengan mengambil objek penelitian Sektor Moneter Bank Indonesia Jakarta, adapun batasan populasi dalam penelitian ini adalah para pejabat dan staf (golongan III s.d VII). Data primer diperoleh dengan mengedarkan kuesioner kepada 186 responden, sedangkan yang mengisi dan mengembalikan sebanyak 156 responden dengan responden rate 83,86% dari populasi sebanyak 234 karyawan. Selain itu digunakan data sekunder sebagai informasi pendukung. Selanjutnya dalam menganalisis hasil tanggapan responden digunakan analisis deskriptif.
Pada era informasi saat ini terjadi pergeseran dari people management menjadi knowledge management (Jones, 1999). Pengelolaan pengetahuan penting karena knowledge creation akan mendorong pada inovasi berkelanjutan yang mengarah pada keunggulan bersaing (Nonaka, Takeuchi, 1995). Pengetahuan hanya akan terdifusi manakala terdapat proses pembelajaran (Senge, 1999). Aktifitas pembelajaran diperlukan untuk operasi organisasi saat ini dan masa depan. Akhirnya dibutuhkan kebijakan dan strategi untuk membangun perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Kaplan & Norton 1996).
Hasil temuan penelitian ini mengidentifikasikan bahwa perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang berkaitan dengan kepuasan kerja pegawai memberikan gambaran yang positif sedangkan yang terkait dengan masalah sistem informasi dan tingkat motivasi, pemberdayaan serta keserasian individu memberikan indikasi yang kurang menggembirakan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luhur Teguh Darmono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Usada
"Era globalisasi sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Persaingan semakin bertambah ketat, dilain pihak pelanggan menuntut lebih terhadap mutu, waktu dan harga dari suatu produk dan jasa. Untuk memenangkan persaingan perusahaan membutuhkan strategi. Sebuah strategi yang tepat akan memantapkan posisi dari perusahaan itu sendiri. Sering kita mendengar kata-kata" Jika saya tahu akan begini jadinya, maka saya akan melakukannya dengan cara yang lain". Hal itu menunjukkan bahwa sudah terjadi suatu strategi yang salah.
Menggabungkan matriks SWOT dengan Balanced Scorecard (BSC) akan membuat sistem manajemen strategi yang bersifat sistematik dan menyeluruh. Matriks SWOT secara jelas mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi perusahaan, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Sedangkan BSC sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya mempunyai kinerja keuangan saja, tetapi ada lagi yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran pertumbuhan. Di dalam penggabungan antara matriks SWOT dan BSC, matriks SWOT akan menghasilkan identifikasi faktor-faktor sukses kritis (critical succes factor) yang dapat diimplementasikan ke dalam identifikasi aspek-aspek di dalam Balanced Scorecard. Hal ini, tentu saja lebih merupakan pendekatan struktural di dalam menyusun dasar dari BSC, disamping identifikasi secara simpel "key performance indicator" melalui good feeling atau dengan brain storming
Langkah selanjutnya adalah menyusun quality Function Deployment (QFD) dengan memakai atribut BSC yang dimasukkan ke sumbu vertikal (whats), dan "strategi Sun Tzu" ke dalam sumbu horisontal (hows). Strategi Sun Tzu adalah seni perang karangan Sun Tzu lebih dari 2000 tahun silam. Sekarang banyak sekali diterjemahkan menjadi strategi bisnis dan manajemen. Strategi ini memuat 13 bab dan beberapa point yang mendukungnya. Penggabungan BSC dan Sun Tzu ke dalam matriks QFD akan memperlihatkan prioritas strategi serta skor (bobot) pencapaian kesuksesan.Yang menjadi perhatian selanjutnya adalah bagaimana model ini dapat dipakai perusahaan sebagai pendekatan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana strategis dari korporat perusahaan itu sendiri.

Globalization era has been started since many years ago. The competition progressively growing tight, on the other hand customers need more on quality, time and price from a product or service. For winning the competitions, a company needs strategy. Correct strategies wills settle the position from company itself. Often we hear the words" If only I knew then what I know now, I would have done things differently". That matter indicates that have been happened a wrong strategy
Conjoining the SWOT matrix with the balanced scorecard (BSC) makes a systematic and holistic strategic management system. Matrix SWOT clearly identifies entire factors influencing company, internal factors (strength and weakness) and external factors (opportunity and threat). While BSC as a performance measurements tool has perspectives, which is, finance perspective, but there are 3 again, that are customer perspective, internal process perspective, learning and growth perspective. In affiliation among SWOT matrix and BSC, matrix SWOT will yield to identify the critical success factors that can be implemented into the identification of the different aspects toward BSC. It is, therefore, a more structural approach in setting up the foundation of BSC; instead of simply identifying the "key performance indicators" (KPI) via good feeling or by brainstorming.
The next step of the whole process is to make use of the quality function deployment (QFD) methodology with BSC attributes identified as the "What?s" on the vertical axis, and the major strategies of "The Art of Business Management" Sun Tzu's as the horizontal "How?s" axis. The relationships are then studied in the body of the QFD matrix. Consideration is then given as to how the model presented can be customized to allow companies using this approach to develop and implement their corporate business strategic plan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Ekadjaja
"Pada saat ini perusahaan berada pada masa transformasi dari persaingan era industri menuju persaingan era informasi. Keberhasilan perusahaan pada era industri ditentukan oleh keberhasilan perusahaan dalam memanfaatkan skala ekonomi usaha ( economic of scale ). Kemajuan teknologi sangat diperlukan untuk mendukung produksi produk-produk standar secara efisien dalam jumlah yang optimal. Keberhasilan perusahaan pada era industri menekankan pada pengendalian keuangan. Sistem pengendalian yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan difokuskan pada pengukuran finansial seperti ROI ( Return On Investment ), EPS ( Earning Per Share ). Perusahaan lebih berfokus pada hasil akhir proses produksi dan laba bersih ( net income ).
Dalam era informasi, tolok ukur yang bersifat keuangan dirasakan tidak lagi tepat untuk mengukur keberhasilan perusahaan. Hal ini disebabkan karena pengukuran tersebut hanya memberikan gambaran apa yang telah terjadi, namun tidak memberikan pemecahan untuk perbaikan di masa depan.
Memasuki era informasi dan globalisasi, perekonomian dunia semakin terbuka, pangsa pasar perusahaan semakin meluas dan Batas perdagangan antar negara semakin tipis, konsumen semakin well informed. Dengan terbukanya area perdagangan babas regional, persaingan antar perusahaan semakin kompetitif dan ketat. Kekuasaan konsumen semakin meningkat, konsumen dapat dengan leluasa menentukan jenis produk, harga produk, dan cenderung merasa tidal( puas dengan produk yang diproduksi secara masal hal ini menyebabkan siklus hidup produk menjadi semakin pendek.
Melihat keadaan itu, perusahaan harus menciptakan suatu sistem yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing dan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Menyadari bahwa konsumen semakin berpengaruh dalam menentukan keberhasilan perusahaan, maka perusahaan harus mengorientasikan misinya untuk mencapai kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan harus terus menerus melakukan inovasi dan mengetahui perubahan peri laku dan selera konsumen supaya tetap dapat mempertahankan kepuasan konsumen.
Dalam organisasi perusahaan diperlukan suatu usaha pemberdayaan (empowerment ) dari karyawan supaya dapat terus mengikuti perubahan lingkungan dan selera konsumen dan dapat cepat tanggap mengambil keputusan dan mengambil tindakan untuk meningkatkan daya saing dan kelangsungan hidup perusahaan.
Partisipasi seluruh karyawan sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan perusahaan. Kerjasama karyawan dalam seluruh jajaran dan kerjasama dengan pihak luar harus diciptakan. Selain itu dibutuhkan suatu pengukuran yang bersifat komprehensif dan seimbang untuk melengkapi pengukuran kinerja perusahaan yang telah ada.
Kaplan dan Norton pada tahun 1992 memperkenalkan konsep pengukuran yang baru, yaitu Balanced Scorecard. Konsep ini menyeimbangkan pengukuran keuangan untuk kinerja masa lalu dengan pengukuran bagi kinerja masa depan?"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarso
"Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) adalah organisasi publik yang berbentuk asosiasi bisnis yang bergerak di sektor industri dan perdagangan tekstil dan produk tekstil (TPT). Sebagai organisasi publik orientasi visi dan misi API diarahkan kepada upaya pemberdayaan industri dan perdagangan TPT baik terhadap anggota API maupun industri dan perdagangan TPT nasional. Peran dan fungsi yang di mainkan API tersebut di atas, menuntut kinerja (performance) organisasi ini secara optimal dalam memberikan layanan kepada anggota API.
Eksistensi dan kontribusi API dalam konstalasi industri dan perdagangan TPT nasional yang sangat signifikan dengan menjadi organisasi pertekstilan yang melakukan pengukuran kinerja organisasi publik API ini dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard.
Pengukuran kinerja organisasi publik API dilakukan dalam rentang waktu tiga tahun dengan dilakukan analisis secara deskriptif data-data primer dan sekunder yang bersumber dari penelitian di Sekretariat API, untuk memperoleh data-data tentang aspek kepuasan karyawan dan kemampuan sistem informasi yang merupakan variabel pembelajaran dan pertumbuhan. Populasi dari penelitian ini adalah Asosiasi Pertekstilan Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan meliputi Anggota Badan Pengurus Pusat (BPP) API sebanyak 10 orang (100%), karyal.van Sekretariat API sebanyak 19 orang (100%), dan perusahaan-perusahaan TPT anggota sebanyak 92 perusahaan (10%) dari total anggota API.
Pengukuran kinerja menggunakan pendekatan Balanced Scorecard diketahui bahwa secara keseluruhan organisasi publik API memperoleh skor 51 yang berarti mempunyai kinerja hampir baik. Untuk kinerja pelanggan memperoleh skor 10 yang berarti kinerja aspek ini hampir baik, aspek proses bisnis internal memperoleh skor 7 yang berarti memiliki kinerja baik, aspek pertumbuhan dan pembelajaran memperoleh skor 30 yang berarti kinerja aspek ini hampir baik , dan aspek keuangan memperoleh skor 4 yang berarti kinerja aspek ini kurang baik.
Untuk meningkatkan kinerjanya, organisasi publik API harus meningkatkan layanan anggota, kepuasan karyawan, penerapan organisasi belajar, peningkatan layanan dan mengkomunikasikan Balanced Scorecard ke seluruh jajaran organisasi API, baik pengurus, karyawan maupun stake holder lainnya secara menyeluruh."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nusraningrum
"PT (Persero) Canada Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini adalah mempakan perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia yang tidak hanya menerbangi jalur penerbangan Domestik tetapi juga menerbangi jalur penerbangan lntemasional. Sebagai BUMN tentu saja perusahaan ini mengemban tugas sebagai agen pembangunan yang diharapkan dapat memberikan kontnbusi bagi Pemenntah dalam hal peningkatan sumber devisa Negara. Di dalam peljalanannya yang telah memasuki usia lebih dari selengah abad perusahaan ini mengalami pasang sunxt terutama dalam mempertahankan eksistensinya di industri jasa penerbangan. Di tengah keterpurukan krisis ekonomi yang tidak hanya melanda Indonesia tetapi juga kawasan Asia, membenkan dampak yang cukup besar bagi perusahaan ini. Temtama karena biaya operasional pada umumnya dihitung dengan menggunakan mata uang Amerika (US $) sedangkan kondisi perekonomian Indonesia yang karena dilanda krisis menyebabkan mata uang rupiah terdepresiasi terhadap mata uang asing sehingga menyebabkan kerugian sebesar RP. 2,23 trilyun pada tahun 1998 dan memiliki hutang 1,81 milyar dolar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arydhian B. Djamin
"ABSTRAK
Walaupun judul dari karya akhir ini adalah Pembuatan Balanced Scoercard Program
Studi Magister Akuntansi Universitas Indonesia, namun sebenarnya karya akhir ini terdiri dari dua bagian yang dapat berdiri sendiri. Bagian yang pertama adalah mengenai analisis industri di mana program ini berada dengan menggunakan model five competitive forces dan analisis SWOT mengenai program ini dari perspektif seorang mahasiswa. Bagian yang kedua adalah bagian pembuatan balanced scorecard MAKSI-UI sesuai dengan judul karya akhir ini.
Analisis mengenai industri dan organsisasi dalam karya akhir ini tidak sekedar
merupakan pelengkap saja. Hal ini dirasa penting mengingat perlunya pihak manajemen
MAKSI-UI untuk diberikan masukkan dari perspektif mahasiswa, Selama ini dirasakan
pihak manajemen tidak terlalu menganggap penting kekurangan-kekurangan yang ada
dalam program ini dengan alasan bahwa program ini baru berdiri kurang dari dua tahun. Walaupun hasil akhir dari bagian analisis ini tidak dapat optimal karena adanya berbagai hambatan. Salah satunya yaitu kurang tepatnya media karya akhir untuk mengutarakan kritikan-kritikan pedas.
Dari hasil analisis industri program pascasarjana di bidang ilmu bisnis didapatkan
kesimpulan bahwa posisi pemain utama yang sudah ada cukup kuat mengingat lemahnya ancaman dari pendatang baru, produk substitusi, kekuatan tawar-menawar konsumen, dan kekuatan tawar-menawar pemasok. Persaingan di antara para pemain utama juga tidak terlau ketat mengingat masih besarnya pertumbuhan industri.
Dari analisis program menggunakan SWOT didapat kesimpulan bahwa walaupun
banyak kelebihan yang dimiliki oleh program ini namun masih banyak kelemahan-
kelemahan yang sebenarnya dapat diatasi dengan mudah tetapi karena kurang tanggapnya pihak manajemen maka kelemahan tersebut terasa sulit untuk diatasi. Di sisi lain program MAKSI-UI dirasa memiliki peluang untuk berkembang di masa depan terutama dengan diadakannya program pendidikan profesi akuntan bagi mereka yang ingin mendapatkan gelar akuntan. Hal ini didukung dengan tidak besarnya ancaman dari pihak eksternal terhadap program ini. Bahkan sesungguhnya ancaman 'terbesar justru datang dari pihak rektorat melalui program pascasarjana yang terlalu banyak mengambil keuntungan dari program ini.
Karya akhir ini bukan merupakan pembuatan balanced scorecard program studi
MAKSI-UI yang sebenarnya. Balanced scorecard dalam karya akhir ini hanya merupakan
masukan bagi pirnpinan program. Sebuah proses pembuatan balanced scorecard haruslah dibuat dan dimplementasikan oleh pimpinan organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan. Dari balanced scorecard dalam karya akhir ini diharapkan dapat diketaui
hal-hal apa saja yang penting dalam pencapaian tujuan program dan bagaimana
melakukan pengendaliannya melalui ukuran-ukuran yang ada.
Pada mulanya ada kemungkinan memakai perspektif yang berbeda dengan
balanced scorecard pada umumnya mengingat cukup berbedanya karakter program studi ini dengan kebanyakan perusahaan yang sering menjadi contoh dalam pembuatan sebuah balanced scorecard. Tetapi setelah dipertimbangkan dan disepakati bahwa program ini adalah program yang mencari keuntungan maka diputuskan bahwa perspektif-perspektif yang umum tersebut dapat diterapkan. Tentunya akan mengalami sedikit modifikasi di sana-sini.
Pada perspektif keuangan diidentifikasi cara untuk memaksimalkan pendapatan
yaitu melalui peningkatan pemasukan uang kuliah dan pemasukan di luar uang kuliah
seperti dari sumbangan dari donatur. Agar tujuan tersebut tercapai harus didukung oleh
kepuasan konsumen. Ada dua tipe konsumen yaitu mahasiswa dan pemakai lulusan.
Untuk itu telah diidentifikasi beberapa value proposition yang harus dilaksanakan agar
tujuan utama perspektif konsumen berupa kepuasan konsumen dapat tercapai. Value
proposition tersebut adalah proses pengajaran yang baik, kurikulum yang baik dan
adaptif fasilitas penunjang yang baik, pelayanan yang baik dan cepat, image dan reputasi yang baik, dan memiliki mahasiswa yang cerdas dan berpengalaman. Keberhasilan dari pelaksanaan value proposition tersebut hams didukung dengan proses internal yang baik. Untuk itu telah diidentifikasi beberapa proses internal untuk mendukung value proposition yang ada yaitu melakukan seleksi dan evaluasi yang ketat dan adil terhadap dosen, melakukan evaluasi dan pembaharuan terhadap kurikulum secara berkala, meningkatkan investasi dalam fasilitas penunjang, melakukan seleksi yang ketat dan bebas KKN dalam penerimaan karyawan, memelihara reputasi dan image yang telah dimiliki, dan melakukan seleksi penerimaan dan evaluasi terhadap mahasiswa yang ketat. Akhirnya apakah proses internal tersebut bisa berjalan dengan baik akan tergantung dari kemampuan staf pengajar dan karyawan yang merupakan infrastruktur utama program ini. Masalah ini akan dimasukkan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kondisi keuangan yang bagus juga akan menjadi pondasi bagi pelaksanaan proses internal dan pengembangan kemampuan staf pengajar dan karyawan.

"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niven, Paul
Jakarta: Elekmedia Computindo, 2005
658.4 Niv b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sukartiningsih
"ABSTRAK
Tesis ini membahas perancangan balanced scorecard pada salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta, yaitu Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe (ITBK). Tujuan penulisan ini adalah agar ITBK mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi lain. Hasil analisis adalah ITBK memerlukan pengukuran kinerja yang baru sehingga diusulkan kepada Pengurus ITBK untuk melakukan perubahan misi, nilai – nilai, visi serta strategi berdasarkan analisis PESTEL, five forces, serta SWOT yang sesuai dengan syarat – syarat balanced scorecard. Dengan perubahan ini dapat dibuat tema strategis yang diturunkan kedalam sasaran strategis, indikator, serta inisiatif yang dapat diambil sehingga dapat diperoleh peta strategi ITBK dan balanced scorecard.
ABSTRACT
This thesis focuses on the design of the balanced scorecard of Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe (ITBK), a higher education in Jakarta. The purpose of this study is to enable ITBK competes in its industry. From the analysis we find that ITBK needs new performance measurement. So this thesis recommends ITBK management to make some changes in its mission, values, vision and strategies in accordance with analysis generated from PESTEL, five forces, SWOT analysis and balanced scorecard. Based on these changes, strategic themes will be created along with strategic objectives, indicators and initiatives. Therefore, strategy map and balanced scorecard for ITBK will be built."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T33758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqurrahman
"Tesis ini membahas tentang perancangan pengukuran efisiensi kinerja program studi di perguruan tinggi. Pengukuran kinerja umumnya merupakan dasar untuk pengambilan keputusan sehingga harus mencerminkan informasi seperti efisiensi, efektivitas dan produktivitas. Dalam penelitian ini variabel input dan output yang ditetapkan, dikelompokkan berdasarkan perspektif Balanced Scorecard (BSC). Dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), efisiensi relatif dari program studi dapat diketahui. Secara keseluruhan terdapat 5 variabel input dan 9 variabel output yang menjadi parameter dalam pengukuran kinerja program studi. Berdasarkan perspektif BSC, financial 2 input-2 output, internal business process 1 input-2 output, cusomer 1 input-3 output, dan learning and growth 1 input-2 output.

This thesis discusses the design of department performance efficiency measurement at higher education. Performance measurement is generally a basis for decision making should reflect information such as efficiency, effectiveness and productivity. In this study the set of input and output, grouped by the perspective of the Balanced Scorecard (BSC). By using Data Envelopment Analysis (DEA), the relative efficiency of the department can be known. Totaly there are 5 input and 9 output that become parameters for measuring performance of department in higher education. Based on the BSC perspectives, financial get 2 inputs-2 outputs, internal business process get 1 input-2 output, customer get 1 input-3 output, finally, learning and growth get 1 input-2 output."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>