Ditemukan 175711 dokumen yang sesuai dengan query
Namira Salsabila
"Pada tahap emerging adulthood, ditandakan sebagai masa instabilitas yang membuat individu kerap berganti pasangan. Padahal, hubungan yang memuaskan dapat membantu individu dalam pengembangan identitas dan tujuan serta meningkatkan kesejahteraan diri. Diketahui beberapa faktor berperan dalam kepuasan hubungan adalah motif berkorban dan rasa syukur. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara motif berkorban dan rasa syukur terhadap kepuasan hubungan berpacaran pada
emerging adulthood. Alat ukur yang digunakan Investment Model Scale (IMS) untuk mengukur kepuasan hubungan, Motives of Sacrifices (MoS) untuk mengukur motif berkorban, dan The Gratitude Questionnaire-6 (GQ-6 untuk mengukur rasa syukur. 2.839 partisipan merupakan individu berusia 18-29 tahun dan sedang berpacaran dengan lawan jenis. Hasil analisis dengan korelasi Pearson memberi hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara motif berkorban mendekat (r = .297, p < .001, one-tail) dan rasa syukur terhadap kepuasan hubungan (r = .206, p < .001, one-tail). Hasil juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara motif berkorban menjauh terhadap kepuasan hubungan (r = -.095, p < .001, one-tail). Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa, dalam berpacaran di usia emerging adulhood dengan memiliki motif berkorban mendekat dan rasa syukur dapat berguna untuk meningkatkan kepuasan hubungan.
The emerging adulthood period is known as a stage of instability that causes individuals to change relationships frequently. Indeed, relationship satisfaction may help individuals develop their identity and goals while also increasing their well-being. Namely, the motives of sacrifice and gratitude have an impact on this. The purpose of this study is to investigate the relationship between the motives of sacrifice and gratitude towards dating relationship satisfaction in emerging adulthood. The measuring instruments used in this study are Investment Model Scale (IMS) to measure relationship satisfaction, Motives of Sacrifices to measure the motives of sacrifices, and The Gratitude Questionnaire-6 (GQ-6) to measure gratitude. 2,839 participants are 18-29 years old and dating the opposite sex. The results of this study, using Pearson correlation analysis, show that there is a significant positive relationship between the approach motive of sacrifice (r =.297, p.001, one-tail) and gratitude (r =.206, p.001, one-tail) to relationship satisfaction. The results also reveal a significant negative relationship between the avoidance motives of sacrifice to relationship satisfaction (r = -.095, p.001, one-tail). This study found that while dating at the age of emerging adulthood, having approach motives of sacrifices and gratitude can be beneficial for increasing relationship satisfaction. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jihan Safira
"Landasan seseorang dalam melakukan pengorbanan menjadi salah satu faktor yang menarik untuk diteliti pada emerging adulthood yang berpacaran, karena ketika berpacaran, seseorang cenderung melakukan pengorbanan untuk pasangan dan hubungan tersebut, agar hubungan dengan pasangannya menjadi puas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara motif berkorban dan kepuasan hubungan pada emerging adulthood. Data yang didapat dari 2.839 individu emerging adulthood berusia 18 - 29 (M=23.19 tahun, SD=2.68) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motif berkorban mendekat (r = .297, p < .001, one tail) maupun motif menjauh (r = -.095, p <.001, one tail) dengan kepuasan hubungan. Hasil ini berarti emerging adulthood yang melakukan pengorbanan dengan motif berkorban mendekat cenderung lebih puas dengan hubungannya dan emerging adulthood yang melakukan pengorbanan dengan motif berkorban menjauh cenderung kurang puas dengan hubungannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu individu pada tahap emerging adulthood yang sedang berada dalam hubungan romantis untuk memiliki kepuasan hubungan yang tinggi.
The underlying basis for a person to make sacrifices is one of the interesting factors to study in dating emerging adulthood. When dating, a person tends to make sacrifices for their partner and relationship in hope that it will increase the relationship satisfaction. This study aimed to determine whether there is a relationship between the motive for sacrifice and relationship satisfaction in emerging adulthood. Data obtained from 2,839 emerging adulthood individuals aged 18 - 29 (M = 23.19 years, SD = 2.68) showed that there was a significant relationship between the approach motives (r = .297, p < .001, one tail) and avoidance motives ( r = -.095, p < .001, one tail) with relationship satisfaction. This result means that emerging adults who make sacrifices with the approach motives are likely to be more satisfied with their relationship, and emerging adults who make sacrifices with the avoidance motives are less likely to be satisfied with their relationship. The results of this study are expected to help individuals at the stage of emerging adulthood who are in romantic relationships to have high relationship satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jihan Safira
"Landasan seseorang dalam melakukan pengorbanan menjadi salah satu faktor yang menarik untuk diteliti pada emerging adulthood yang berpacaran, karena ketika berpacaran, seseorang cenderung melakukan pengorbanan untuk pasangan dan hubungan tersebut, agar hubungan dengan pasangannya menjadi puas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara motif berkorban dan kepuasan hubungan pada emerging adulthood. Data yang didapat dari 2.839 individu emerging adulthood berusia 18-29 (M=23.19 tahun, SD=2.68) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motif berkorban mendekat (r = .297, p < .001, one tail) maupun motif menjauh (r = -.095, p <.001, one tail) dengan kepuasan hubungan. Hasil ini berarti emerging adulthood yang melakukan pengorbanan dengan motif berkorban mendekat cenderung lebih puas dengan hubungannya dan emerging adulthood yang melakukan pengorbanan dengan motif berkorban menjauh cenderung kurang puas dengan hubungannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu individu pada tahap emerging adulthood yang sedang berada dalam hubungan romantis untuk memiliki kepuasan hubungan yang tinggi.
The underlying basis for a person to make sacrifices is one of the interesting factors to study in dating emerging adulthood. When dating, a person tends to make sacrifices for their partner and relationship in hope that it will increase the relationship satisfaction. This study aimed to determine whether there is a relationship between the motive for sacrifice and relationship satisfaction in emerging adulthood. Data obtained from 2,839 emerging adulthood individuals aged 18-29 (M = 23.19 years, SD = 2.68) showed that there was a significant relationship between the approach motives (r = .297, p < .001, one tail) and avoidance motives ( r = -.095, p < .001, one tail) with relationship satisfaction. This result means that emerging adults who make sacrifices with the approach motives are likely to be more satisfied with their relationship, and emerging adults who make sacrifices with the avoidance motives are less likely to be satisfied with their relationship. The results of this study are expected to help individuals at the stage of emerging adulthood who are in romantic relationships to have high relationship satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Naufal Rakhaviansyah
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan motif dalam berkorban dan dark triad personality dengan komitmen sebagai mediator pada 352 individu dewasa muda yang berpacaran. Pengukuran penelitian ini dilakukan dengan mengambil data kuesioner daring yang berisi alat ukur dark triad personality, motif dalam berkorban, dan komitmen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen memediatori hubungan antara motif dalam berkorban dan dark triad personality pada sebagian besar model. Limitasi penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas dalam diskusi.
The aim of this research is to find the relationship between motives of sacrifice and dark triad personality with commitment as the mediator among 352 dating young adults. Participants completes online questionnaire consist of motives of sacrifice scale, dark triad personality scale, and commitment level scale. Main finding of this research is commitment significantly mediates the motives of sacrifice and dark triad personality in the most of the models. Limitations and suggestions for future research are discussed. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bianca Alia Sudewaji
"Perselingkuhan melalui kontak virtual (cyber affair) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya trait kepribadian extraversion, agreeableness, dan conscientiousness, dan kepuasan hubungan yang rendah. Trait kepribadian, kepuasan hubungan, dan cyber affair juga berkorelasi satu sama lain. Kepuasan hubungan sudah pernah dijadikan moderator dalam penelitian trait kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepuasan hubungan sebagai moderator terhadap hubungan antara trait kepribadian dan cyber affair pada individu berpacaran usia dewasa muda. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan yaitu Social Media Infidelity-Related Behavior (SMIRB) oleh McDaniel et al. (2017) diadaptasi tim peneliti, IPIP-BFM-25 dimensi extraversion, agreeableness, conscientiousness (Akhtar & Azwar, 2018), dan Relationship Assessment Scale (RAS) adaptasi Vivian (2020). Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling dengan partisipan sebanyak 734 orang. Analisis statistik yang dilakukan meliputi statistika deskriptif, korelasi, kovariat, dan moderasi guna menjawab pertanyaan penelitian. Hasilnya, trait kepribadian conscientiousness memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan cyber affair. Analisis moderasi menunjukkan tidak ada efek moderasi kepuasan hubungan pada hubungan antara trait kepribadian dan cyber affair.
Infidelity through virtual contact (cyber affair) is influenced by various factors, including extraversion, agreeableness, and conscientiousness personality trait, and low relationship satisfaction. Personality traits, relationship satisfaction, and cyber affair are also correlated. Relationship satisfaction has been used as a moderator in personality trait research. This study aims to determine the role of relationship satisfaction as a moderator of the relationship between personality traits and cyber affair in young adult dating individuals. There are three measurements used in this study, namely Social Media Infidelity-Related Behavior (SMIRB) by McDaniel et al. (2017) adapted by the research team, IPIP-BFM-25 dimensions of extraversion, agreeableness, conscientiousness (Akhtar & Azwar, 2018), and Vivian's adaptation of Relationship Assessment Scale (RAS, 2020). The sampling technique used was convenience sampling, with 734 participants obtained. Statistical analysis includes descriptive statistics, correlations, covariates, and moderation to answer the research questions. As a result, the conscientiousness personality trait has a significant negative correlation with cyber affair. Moderation analysis indicates no moderating effect of relationship satisfaction on the relationship between personality traits and cyber affair. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Syafiq Wiraatmadja
"
ABSTRACTThis study aims to examine the relationship between co workers relationship to job satisfaction in a gender diverse dominant group. In particular, this article studies job productivity by connecting it to job satisfaction and the importance of it using two factor theory and theory of needs and correlate the variable with co workers rsquo relationship moderated by situation and perceived feeling of gender diversity in a working group. The research is conducted with a total of 92 employees from both Netherlands and Indonesia, tested using linear regression model. The result of this study show that some models fit to the data while gender diversity isnt significant to the model. The research results in co workers relationship to significantly influence job satisfaction positively. Unfortunately, gender diversity resulted with a low reliability thus deemed as a problem and a lesson for future research. In the result, gender diversity has no significance to the relationship of the variables. The research shows that responses did not create much difference between Indonesia and the Netherlands. A thorough discussion regarding the relationship between variables is presented in this paper.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menguji relasi antara hubungan rekan kerja dengan kepuasan kerja dalam kelompok jenis kelamin yang beragam atau dominan. Artikel ini mengkaji produktivitas kerja dengan menghubungkan kepuasan kerja dan pentingnya kepuasan tersebut menggunakan Two-factor Theory dan Theory of Needs dan mengkorelasikan variabel tersebut dengan hubungan rekan kerja yang dimoderasi oleh situasi dan persepsi keragaman jenis kelamin dalam bekerja. Penelitian dilakukan dengan total 92 karyawan dari Belanda dan Indonesia, diuji dengan menggunakan Linear regression model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa model sesuai dengan data sedangkan keragaman antar jenis kelamin tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap model. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara rekan kerja mempengaruhi kepuasan kerja secara positif dan signifikan. Tetapi, keragaman jenis kelamin menghasilkan reliability yang rendah sehingga variabel tersebut memberi kesulitan terhadap penelitian dan juga pelajaran untuk penelitian yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Dalam hasil penelitian, keragaman jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan analisis antara Indonesia dan Belanda tidak signifikan. Diskusi menyeluruh mengenai hubungan antar variabel dipersembahkan dalam makalah ini."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rathaska Annisa Ardhana
"Pacaran sebagai salah satu tugas perkembangan bagi emerging adulthood memerlukan pengorbanan yang untuk mempertahankannya. Pengorbanan dilakukan berdasarkan motif berkorban mendekat dan menjauh. Demi memahami lebih dalam akan hal yang berkaitan dengan meningkatnya motif berkorban, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interpersonal mindfulness dengan motif berkorban pada emerging adulthood yang berpacaran. Alat ukur yang digunakan adalah Interpersonal Mindfulness Scale dan Motives of Sacrifice. Hasil analisis korelasional dari 289 partisipan menunjukkan terdapat hubungan antara motif berkorban mendekat dengan interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgemental acceptance (rs = .143), dan nonreactivity (rs = .233). Motif berkorban menjauh juga berhubungan dengan interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgemental acceptance (rs = .164), dan nonreactivity (rs = .238). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu dengan interpersonal mindfulness yang tinggi akan semakin sering berkorban baik dengan motif mendekat maupun menjauh. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi emerging adulthood mengenai pentingnya motif berkorban serta interpersonal mindfulness dalam hubungan berpacaran.
Dating, as an important relationship for emerging adulthood requires sacrifice to maintain. Sacrifices were made based on approach and avoidance motives. In order to better understand things related to increased motives of sacrifice, this study aims to ascertain the relationship between interpersonal mindfulness and motives of sacrifice among emerging adulthood in a dating relationship. The measurement tools used are the Interpersonal Mindfulness Scale (IMS) and the Indonesian version of Motives of Sacrifice. The results of the correlational analysis of 289 participants showed that there was a relationship between approach motive and interpersonal mindfulness (rs = .141), awareness of self and others (rs = .194), nonjudgmental acceptance (rs = .143), and nonreactivity (rs = .143). The avoidance motive was also found to be related to interpersonal mindfulness (rs = .143), awareness of self and others (rs = .198), nonjudgmental acceptance (rs = .164), and nonreactivity (rs = .238). Thus, it can be concluded that individuals with high interpersonal mindfulness will make sacrifices more often, with both approaching and avoidance motives. This research is expected to provide insight for emerging adulthood regarding the importance of self-sacrifice and interpersonal mindfulness in dating relationships."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Grace Artasari
"Usia jelang dewasa merupakan masa ketika individu sedang mengeksplorasi dan mengekspresikan cinta, termasuk melalui hubungan seksual. Ada kalanya kerelaan seksual terjadi pada hubungan romantis mereka. Literatur terdahulu menunjukkan bahwa kerelaan seksual merupakan salah satu bentuk pengorbanan individu yang dapat terjadi apabila individu tersebut memiliki komitmen dan motif berkorban pada hubungan yang dijalaninya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kerelaan seksual dan komitmen, dan peran motif berkorban mendekat dan motif berkorban menghindar dalam memediasi hubungan tersebut. Penelitian korelasional dengan analisis mediasi parallel multiple mediation ini dilakukan kepada 365 individu usia jelang dewasa yang sedang menjalani hubungan romantis. Instrument penelitian ini adalah Investment Model Scale: Commitment Level, Motives of Sacrifice, dan Sexual Compliance.
Hasil analisis korelasi menunjukkan komitmen dan kerelaan seksual berhubungan positif dan signifikan. Selanjutnya, hasil analisis mediasi menunjukkan motif mendekat dan motif menghindar tidak signifikan memediasi hubungan antara komitmen dan kerelaan seksual secara paralel, namun ditemukan bahwa total kedua motif berkorban tersebut signifikan memediasi hubungan yang ada. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif mendekat dan motif menghindar secara bersamaan saling mempengaruhi dalam memediasi hubungan antara komitmen dan kerelaan seksual.
Adulthood is a time when individuals are exploring and expressing love, including through sexual contact. There are times when sexual compliance occurs in their romantic relationships. Previous literature shows that sexual willingness is one form of individual sacrifice that can occur if the individual has the commitment and motive to sacrifice for the relationship he is living. This study aims to look at the relationship between sexual willingness and commitment, and the role of approaching sacrificial motives and avoidance sacrifice motives in mediating these relationships. Correlational research with parallel multiple mediation mediation analysis was conducted on 365 individuals nearing adulthood who are undergoing romantic relationships. The instruments of this study are the Investment Model Scale: Commitment Level, Motives of Sacrifice, and Sexual Compliance. The results of correlation analysis show that sexual commitment and willingness are positively and significantly related. Furthermore, the results of the mediation analysis showed that the approaching motives and avoidance motives did not significantly mediate the relationship between commitment and sexual willingness in parallel, but it was found that the total of the two sacrificial motives significantly mediated the existing relationships. This shows that the motive for approaching and avoiding motives simultaneously influence each other in mediating the relationship between sexual commitment and commitment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Avila Ruspanto Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah resiliensi memiliki peran sebagai mediator hubungan antara persepsi dukungan sosial dan kesejahteraan psikologis. Ini didasarkan pada risiko tinggi gangguan pada kesejahteraan psikologis orang dewasa baru yang sedang menjalani transisi dan periode eksplorasi. Desain penelitian ini korelasional dengan peserta berusia 18 hingga 25 tahun tahun, belum menikah dan belum memiliki anak. Penelitian ini menggunakan Ryff's Psychological Well- Menjadi Skala, Skala Multidimensi Dukungan Sosial Persepsi, dan Skala Ketahanan Singkat.
Hasil uji statistik 828 peserta membuktikan bahwa ketahanan memediasi sebagian hubungan antara dukungan sosial yang dirasakan dan kesejahteraan psikologis, dengan signifikan efek langsung (β = .5259 ρ <.005) dan efek tidak langsung (β = .1679, ρ <.005). Ini menunjukkan itu persepsi dukungan sosial dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis, baik secara langsung maupun melalui ketahanan sebagai mediator.
This study aims to determine whether resilience has a role as a mediator between the perception of social support and psychological well-being. This is based on a high risk of disruption in the psychological well-being of new adults who are undergoing a transition and exploration period. The design of this study was correlational with participants aged 18 to 25 years, not married and not having children. This study uses Ryffs Psychological Well-Being Scale, the Multidimensional Scale of Social Perception Support, and the Short Endurance Scale.The results of a statistical test of 828 participants proved that endurance mediated in part the relationship between perceived social support and psychological well-being, with significant direct effects (β = .5259 ρ <.005) and indirect effects (β = .1679, ρ <.005). This shows that the perception of social support can affect psychological well-being, both directly and through endurance as a mediator."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ratih Cahyani Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran komponen cinta dan kualitas hubungan romantis pada pasangan berpacaran dewasa muda yang menggunakan layanan online dating. Partisipan dalam penelitian ini adalah 97 dewasa muda (20-40 tahun), sedang menjalani hubungan berpacaran minimal tiga bulan, dan bertemu dengan pasangannya melalui layanan online dating. Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah Sternberg?s Theory of Love Scale (TLS) untuk melihat tingkat komponen cinta, dan Partners Behaviors as Social Context (PBSC) dan Self Behavior as Social Context (SBSC) untuk melihat gambaran kualitas hubungan romantis. Hasil dari penelitian adalah ketiga komponen cinta Sternberg pada pengguna layanan online dating tetap tinggi dan jumlah responden yang mempunyai kualitas hubungan romantis yang tinggi tidak banyak berbeda dengan jumlah responden dengan kualitas hubungan romantis yang rendah. Analisis tambahan menemukan bahwa umur dan lama hubungan mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat komponen cinta Sternberg dan kualitas hubungan romantis.
The purpose of this study is to form a description on love component using the theory Triangular Theory of Love from Robert J. Sternberg and the romantic relationship quality in dating young adulthood couple who uses online dating services. Participants within this research consisted of 97 young adulthood with the age criteria around 20-40 years old, currently within a relationship for minimum three months, and met their partners through the online dating services. According to data, participants of this research are within the age of 20 to 26 years old, and around 79,4% of them are females. This research is a descriptive research and use th Sternberg's Triangular Theory of Love Scale questionaire (TLS) (α = 0,985) to measure the component of love, and also Partners Behaviors as Social Context (PBSC) (α = 0.906) and Self Behavior as Social Context (SBSC) (α = 0.838) to measure the quality of the romantic relationship. Results of this research indicates that most of the respondents has high scores in three components, and most of the respondents has lower quality in their romantic relationship."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S66342
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library