Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliana
"Praktik kolaborasi memiliki pengaruh yang besar untuk kepuasan pasien dan kepuasan profesi pemberi asuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kepuasan perawat pada Interprofesional Colaborative Practice (IPCP). Metode penelitian menggunakan studi cross sectional yang dilakukan dari bulan Maret sampai Desember 2021. Kuesioner yang digunakan hasil modifikasi, dan telah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Kuesioner Profesional Factor, Organizational factor dan Interactional Factor nilai uji validitas 0.427-0.722 dan uji reabilitas 0.905 dengan butir kuesioner 17 item. Untuk nilai uji validitas kuesioner kepuasan perawat dalam interkolaborasi 0.590 – 0.913 dan uji reliabilitas 0.980 dengan butir kuesioner 31 item. Kuesioner disebarkan kepada 242 perawat yang bersedia mnjadi responden dan memenuhi criteria inklusi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi dan bermakna dengan kepuasan perawat dalam IPCP adalah Faktor Profesional (p=0.001), Faktor Organisasional (p=0.048). Simpulan, Faktor Profesionalpaling berpengaruh pada kepuasan perawat dalam melaksanakan inter kolaborasi dengan profesi lain, Faktor Profesional memegang peran yang sangat besar dalam mengerakkan perawat untuk menguasai kompetensinya agar tujuan asuhan dan pelayanan terhadap pasien dapat dicapai secara efisien dan efektif.

Collaboration practice greatly influence inpatient’s outcomes and the satisfaction for the nursing profession. The aim of this research is to identify the determinant factors of nurse’s satisfaction in Interprofessional Collaborative Practice (IPCP). This research used cross-sectional study that was conducted from March until December 2021. Questionnaires were distributed to 242 nurses. The questionnaire used was modified, and validity and reliability tests were carried out. Professional Questionnaire Factors, Organizational Factors and Interaction Factors, the value of the validity test is 0.427-0.722 and the reliability test is 0.905 with 17 questionnaire items. For the value of the validity test of the nurse satisfaction questionnaire in the intercollaboration of 0.590 – 0.913 and the reliability test of 0.980 with 31 items of questionnaire items. Questionnaires were distributed to 242 nurses who answered the questions and met the inclusion criteria.The results of the study revealed that the factors that influence and also significant with nurse satisfaction in IPCP are Professional Factor (p = 0.001), Organizational factor (p = 0.048). In conclusion, Professional Factor is the most influential factor for nurse satisfaction in carrying out inter-collaboration with other professions. Professional Factor plays a huge role in moving nurses to master their competencies so that the goals of care and service to patients can be achieved efficiently and effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanne Winesa
"Kolaborasi interprofesional merupakan bentuk kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan pasien serta tenaga antar professional kesehatan dengan tujuan yang sama. Implementasi kolaborasi interprofessional yang baik akan berdampak pada tingkat peningkatkan kualitas dan mutu pelayanan, peningkatan keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan. Hal ini juga dapat berdampak pada kepuasan kerja perofesional kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan pelaksanaan kolaborasi interprofesional. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 167 orang perawat. Sampel dipilih dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa jenjang karir (p=0,002), masa kerja (p= 0,009), usia (p= 0,0012), dan komunikasi (p= 0,102) merupakan determinan implementasi kolaborasi interprofesional. Hasil analisis regresi linear berganda mendapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan  implementasi kolaborasi interprofesional adalah jenjang karir. Semua variabel yang menjadi faktor berkontribusi sebesar 35,2% dalam implementasi kolaborasi interprofesional. Rekomendasi penelitian ini menyarankan pihak manajemen rumah sakit perlu untuk mengembangkan sistem jenjang karir dan peningkatan kemampuan komunikasi guna meningkatkan kuliatas implementasi kolaborasi interprofesional.

Interprofessional collaborational is a form of health service activity that involves patients and health professionals with the same goal. Implementation of good interprofessional collaboration will have an impact on increasing the quality and level of service, increasing patient safety and continuity of service. This can also impact health professionals' job satisfaction. This research aims to identify the determinants of implementing interprofessional collaboration. This research design used a cross-sectional approach involving 167 nurses. The sample was selected using the quota sampling technique. The research results showed that career level (p=0.002), length of service (p= 0.009), age (p= 0.0012), and communication (p= 0.102) were determinants of interprofessional collaboration implementation. The results of multiple linear regression analysis found that the factor most related to the implementation of interprofessional collaboration was career level. All variables that are factors contribute 35.2% to the implementation of interprofessional collaboration The research recommendation is that hospital management needs to develop a career path system and improve communication skills to improve the quality of implementing interprofessional collaboration"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Puswati
"Keinginan perawat kontrak untuk tetap bekerja di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru cukup tinggi, dengan angka turnover 1,2% tahun 2006. Keinginan perawat untuk tetap bekerja biasanya berhubungan dengan kepuasan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat yang berstatus kontrak di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Desain yang digunakan deskriptif korelasi rancangan cross sectional. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor individu yang terdiri dari umur, lama kerjag faktor struktur kerja meliputi Iingkungan kerja, beban kerja, dan otonomi kerja; sedangkan faktor ekonomi terdiri dari kompensasi, kesempatan karir, dan alternatif kerja.Variabel dependen adalah kepuasan kerja perawat kontrak. Populasi 110 perawat kontrak, dengan total sampling. Persyaratan responden adalah petawat berstatus kontrak yang bekerja di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Untuk menguji hubungan faktor kepuasan kerja dengan kepuasan kerja perawat kontrak dengan uji regresi Iogistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat kontrak di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru mengalami kepuasan terhadap pekexjanya sebesar 45,8%. Faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja adalah faktor lingkungan kerja, dengan p- value=0,012, otonomi kelja dengan p-value=0,000, dan beban kerja dengan p-value=0,001.
Hasil uji interaksi antara lingkungan kerja otonomi kerja dan beban kerja menunjukkan tidak ada interaksi. Keinginan untuk tetap bekerja perawat kontrak ternyata bukan karena kepuasan kerja akan tetapi karena keinginan untuk menjadi PNS dan tidakadanya altematif kerja Iain. Kepuasan kerja perawat kontrak kurang baik karena dalam bekerja belum tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang praktik keperawatan, belum ada perlindungan terhadap kerja perawat, perawat belum menjalankan otonomi kerja sesuai dengan peran, fungsi, dan tanggung jawab sebagai perawat, serta beban kerja dirasakan berat karena belum disesuaikannya beban kerja dengan tingkat ketergantungan pasien.Untuk itu pelayanan keperawatan perlu menggunakan metode pemugasan yang jelas, menetapkan uraian tugas perawat kontrak, melakukan penilaian kinerja perawat kontrak, menetapkan jenjang karir perawat kontrak, dan menghitung beban kerja perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.

Level of desire of nurse contract to remain to work in RSUD Arifin Achmad Pekanbaru , with number of turnover 1,2%. Desire of nurse to remain to work to relate to satisfaction of job.
This research aim to know factor related to satisfaction of nurse job which is have status contract in RSUD Aritin Achmad Pekanbaru. Descriptive used desain of device correlation of cross sectional. independent variable this research is individual factor consisting of age and old of job; job structure factor cover; job environment, work load, and job autonomy; while economic factor consist of compensation, opportunity of career, and altemative of job.Variabel dependen is satisfaction of job nurse of contract. Population 110 nurse of contract, totally sampling. Conditions of responder is nurse of have laboring contract status in RSUD Aritin Achmad Pekanbaru. To test factor relation satisfaction of job with satisfaction of nurse job contract with test of regresi logistics. Result of research indicate that nurse contract in natural RSUD Arifin Achmad Pekanbaru of satisfaction to its worker equal to 45.8°/>. Factor related to satisfaction of job is environmental factor of job, with p- va|ue=0,012, autonomous of job with p-value=0,000, and work load with p-value=0,001.
Result of interaction test between environment of work autonomy work and work load show no interaction. Desire to remain to work nurse contract in the reality not because of satisfaction of job however because desire to become PNS and its it other job alternative. Satisfaction of job nurse of unfavourable contract because nurse contract in working not yet made available of facilities and basic facilities which is nursing praktik, protection to nurse job, nurse not yet run autonomy work as according to role, function, and responsibility as nurse, and also work load felt weight because not yet been accomodated the amount of nurse with calculated work load with storey:level depended patient and also there is no protection of nurse contract during that bekerja. For sewioe of nursing to specify the breakdown of duty nurse of contract, conducting performance convection nurse of contract, specifying career ladder nurse of contract, specifying assignation method, and calculate nurse work load pursuant to storey;level depended patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sahuri
"ABSTRAK
Motivasi dan kepuasan kerja perawat masih menjadi tantangan yang harus disikapi oleh profesi keperawatan. Alternatif solusi untuk menjaga dan mempertahanakan motivasi dan kepuasan kerja perawat salah satunya melalui supervisi berjenjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan supervisi berjenjang dengan motivasi dan kepuasan kerja perawat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode convinience sampling di dua rumah sakit dengan 157 perawat pelaksana sebagai responden. Hasil analisis menyatakan bahwa supervisi berjenjang berpengaruh signifikan terhadap motivasi (p<0,001), dengan tingkat keeratan yang sedang (r=0,494). Namun hasil analisis antara supervisi berjenjang dengan kepuasan kerja didapatkan p > 0,05. Karakteristik tidak berhubungan dengan motivasi dan kepuasan kerja (p>0,05), sedangkan efikasi diri berhubungan signifikan dengan kepuasan kerja (p= 0,011). Supervisi berjenjang harus dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan untuk meningkatkan motivasi kerja perawat.

ABSTRACT
Motivation and nurse job satisfaction is still a challenge that must be addressed by the nursing profession. Unoptimal supervision can decrease the motivation and job satisfaction of nurses. Alternatives to maintain and reinforce the motivation and job satisfaction of nurses one through tiered supervision. This study aims to identify the relationship of tiered supervision with motivation and nurse job satisfaction. This study used cross sectional design with convinience sampling method in two hospitals with 157 nurses as respondents. The result of analysis that tiered supervision has significant effect on motivation (p<0,001), with moderate level of closeness (r=0,494). However, the result of the analysis between tiered supervision and job satisfaction is obtained p=0,918. Tiered supervision needs to be carried out consistently and continuously to improve motivation of nurse."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49889
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Noor Hayati
"Berbagai keunggulan sistem informasi dalam memudahkan pengumpulan data mengenai angka kejadian infeksi (HAis) dalam praktiknya bukan merupakan hal yang mudah untuk dilaksanakan . Sebelum pnerapan sistem dibutuhkan identifikasi faktor kesiapan perawat sebagai pengguna Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kesiapan perawat dalam penggunaan surveilans berbasis sistem informasi di RSUD Bayu Asih Purwakarta. Sampel terdiri dari 81 orang perawat orang yang terpilih secara random dari 12 ruangan rawat inap.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan instumen penelitian kuesioner. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi kesiapan perawat adalah jenis kelamin. Penerapan sistem dengan memperhatikan jenis kelamin akan mempengaruhi peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih cepat dan akurat jika dilakukan dengan baik sehingga dapat mensukseskan program surveilans di RS yang akan berdampak pada manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi di RS.

Various advantages of informational systems in facilitating data collecting on the incidence of infections (HAis) in practice are not easy things to be implemented. Before the implementation of the system, the identification of nurse readiness factors as user was required. This study was aimed to determine the readiness of nurse's determinants in using the informational system-based surveillance in Bayu Asih Hospitals in Purwakarta. The samples were eighty one nurses that were randomly recruited from twelve of wards.
The design used in this study was a cross sectional study using a questionnaire instrument. The most dominant factor affecting the readiness of nurses was gender. The system application by taking gender into account would affect the improvement of nursing services to be faster and more accurate if it was done properly so that the surveillance program in the hospital would be successful which will have an impact on the management of the infection prevention and control in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Erviana
"ABSTRAK
Nyeri punggung bawah NPB pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan merupakan hazard ergonomi pada perawat dengan insiden yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kejadian NPB pada perawat pelaksana di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 154 perawat. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner keluhan NPB yang dimodifikasi dari kuisioner Nordic Musculosceletal Questionnaire NMQ , kuisioner beban kerja berisi 9 pertanyaan tentang kegiatan asuhan keperawatan dalam 1 shift kerja berbentuk closed-ended question, untuk mengukur tingkat pajanan ergonomi digunakan kuisioner Quick Exposure Check QEC . Uji statistik menggunakan Chi Square dengan signifikasi ? le; 0,050 determinan nyeri punggung bawah diantaranya beban kerja p=0,014 ; OR=2,4; CI= 1,2-5,1 , tingkat pajanan ergonomi p=0,033 ,riwayat NPB p = 0,000 ; OR = 44,0; CI= 5,8-33,1 . Nyeri punggung bawah pada perawat dapat dicegah dengan menyediakan alat bantu kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman.

ABSTRACT
Low back pain NPB in the nurse can be caused by various factors and is an ergonomic hazard to the nurse with a high incidence. This research is intended to remember the determinant of back pain occurrence at the hospital nurses. This research use cross sectional design approach with 154 sample of nurses. The instrument used was a modified NPB complaint questionnaire from the Nordic Musculoscelet Questionnaire NMQ questionnaire, a questionnaire a. Loading questions about nursing care activities in 1 shift of work with closed questions, to measure the level of ergonomic exposure used by the Quick Exposure Check QEC questionnaire. Statistical test using Chi Square with significance le 0,050 determinant of low back pain medication work p 0,014 OR 2,4 CI 1,2 5,1 , ergonomic exposure level p 0,033 , history of low back pain p 0,000 OR 44.0 CI 5,8 33,1 . Lower back pain in nurses can be prevented by providing work aids and building a safe working environment."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Huda
"Praktik spesialis keperawatan medikal bedah merupakan rangkaian dari pendidikan ilmu keperawatan yang dilaksanakan dalam tatanan pelayanan kesehatan. Selama menjalani proses residensi, residen berperan menjadi Clinical Care Manager yang bertugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, sebagai peneliti, konsultan keperawatan bagi staf keperawatan, serta pendidik. Guna mencapai peran tersebut, residen menerapkan teori keperawatan model adaptasi Roy sebagai alat untuk mempermudah pemberian asuhan keperawatan dalam membantu individu, baik dalam kondisi sakit maupun pada proses penyembuhan dan peningkatan pemeliharaan kesehatan di setiap mode fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen secara sistematis. Pada kasus kelolaan dengan tuberkuloma paru diperoleh hasil bahwasanya ada perbaikan kondisi setelah pemberian asuhan keperawatan selama 15 hari dan hasil pada 30 kasus resume pasien dengan penyakit sistem pernapasan terbanyak adalah tuberkulosis paru. Penerapan Evidence Based Nursing menggunakan terapi Eye Movement Training (EMT) didapatkan hasil bahwa kelompok intervensi EMT memiliki nilai perubahan kualitas tidur rerata lebih tinggi sebelum dan sesudah diberikan terapi dibandingkan kelompok kontrol. Pada proyek inovasi, dilakukan program peningkatan kemampuan perawat dalam melakukan perawatan trakeostomi pada pasien dewasa dengan 6 elemen bundle trakeostomi diperoleh hasil bahwa perawat ruangan merasa materi yang diberikan sangat bermanfaat dan mampu laksana sehingga tindak lanjutnya adalah terbentuknya booklet perawatan trakeostomi dan teraplikasi dalam Electronic Medical Record (EMR).

Medical-surgical nursing specialist practice is a series of nursing science education carried out in health care settings. During the residency process, the resident acts as a Clinical Care Manager in charge of providing nursing care, as a researcher, nursing consultant for nursing staff, and educator. In order to achieve this role, residents apply the Roy adaptation model nursing theory as a tool to facilitate the provision of nursing care in helping individuals, both in sickness and in the process of healing and improving health maintenance in each physiological mode, self-concept, role function and interdependence systematically. In the case of management with pulmonary tuberculosis, the results showed that there was an improvement in condition after providing nursing care for 15 days and the results in 30 cases of patient resumes with the most respiratory system diseases were pulmonary tuberculosis. The application of Evidence Based Nursing using Eye Movement Training (EMT) therapy found that the EMT intervention group had a higher mean sleep quality change value before and after therapy than the control group. In the innovation project, a programme to improve the ability of nurses to perform tracheostomy care in adult patients with 6 elements of the tracheostomy bundle was carried out. The results showed that the room nurses felt the material provided was very useful and applicable so that the follow-up was the formation of a tracheostomy care booklet and applied in the Electronic Medical Record (EMR)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Dwi Ramayanti
"Praktek klinik dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persarafan menggunakan Model adaptasi Roy. Asuhan keperawatan kelolaan diberikan pada pasien dengan Meningtis-Ensefalitis Tuberculosa. Pengkajian keperawatan menunjukkan masalah pada mode adaptasi fisiologi, yaitu: ketidakefektifan perfusi jaringan serebri. Intervensi keperawatan ditujukan untuk meningkatkan adaptasi pasien dalam meningkatkan perfusi jaringan serebri. Peran sebagai peneliti dan pendidikan dilakukan dengan menerapkan Evidance Based Nursing: memberikan back massage: cooper model yang setelah pelaksanaan terbukti mampu mencegah kejadian ulkus decubitus. Peran praktikan sebagai inovator, dilakukan dengan mengaplikasikan kegiatan inovasi Bladder training pada pasien yang terpasang kateter urin. Dengan hasil evaluasi bahwa bladder training mampu meninngkatkan kemampuan berkemih pasien dan mencegah pemasangan kateter urin yang tidak perlu.

The clinical practice is conducted by providing nursing care for patients with nervous system disorders by using Roy Adaptation Model. Nursing care focus is given to patients with meningitis-encephalitis Tuberculosa. Nursing assessment indicates a problem on the mode of adaptation physiology, which are: ineffective cerebral tissue perfusion. Nursing interventions are aimed to improve patient adaptation in increasing cerebral tissue perfusion. Role as a researcher and education is conducted by application of Evidence based nursing: giving back massage: cooper model as implementation to prevent decubitus ulcers. Practitioner role as an innovator is done by applying the Bladder training to patients with a urinary catheter inserted. With the results of the evaluation that bladder training is able to increase voiding ability of patients and prevent unnecessary use of urinary catheters."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yanis Kartini
"Tenaga keperawatan merupakan komponen penting di rumah sakit, keberadaannya menjadi ujung tombak karena berhubungan langsung dengan klien. Kinerjanya dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan komitmen pada organisasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteriktik individu dan kepuasan kerja dengan komitmen perawat pelaksana pada organisasi di rumah sakit Islam Surabaya.
Desain penelitian ini deskriptif korelasional dengan pendekatan potong lintang. Populasi penelitian ini adalah Semua perawat/bidan pelaksana. Sampel penelitian diambil total populasi yang memenuhi kriteria inklusi, sebesar 121 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Uji yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen adalah Kai Kuadrat dengau α = 0,05. Untuk mengetahui faktor yang dominan berhubungan dengan komitmen, menggunakan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Sebagian besar perawat pelaksana menunjukkan komitmen rendah (54,5%). Variabel karakteriktik individu perawat yang berhubungan dengan komitmen adalah masa kerja (p=0,030) dan status perkawinan (p=0,026). Kepuasan (komposit) juga secara signifikan berhubungan dengan komitmen perawat pada organisasi (p=0,011). Faktor kepuasan yang berhubungan dengan komitmen perawat pelaksana pada organisasi adajah kepuasan terhadap kebijakan organisasi (p=0,007), kepuasan terhadap interaksi (p=0,002) dan kepuasan terhadap status profesional (p=0,001). Faktor yang dominan mempengaruhi komitmen perawat pelaksana pada organisasi adalah masa kerja, kepuasan terhadap status profesional dan kepuasan terhadap kebijakan organisasi.
Penelitian ini merekomendasi perlu adanya pengembangan staf keperawatan melalui pendidikan berkelanjutan, pemberdayaan tenaga keperawatan dan memberikan pengakuan dengan memberikan posisi struktural yang setara deugan profesi lain. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen perawat pada organisasi di rumah sakit.

Nurses are believed as the major component in hospitals whose existence plays a vital role in the front line for having the most frequent direct contact with clients. Their job performances are influenced by job satisfaction and organizational commitment.
The purpose of this study was to determine the relationship between individual characteristics and job satisfaction, and nurse staffs organizational commitment in Surabaya islamic General Hospital.
The study applied the descriptive correlational design with the cross sectional approach. The population involved was nurse/midwife staff. A hundred and twenty one samples, who met the inclusive criteria., were chosen from the total population. Data were collected by distributing directly filled out questionnaires to the chosen respondents. To examine the correlation between independent and dependents variables, the researcher applied the Chi-Square analysis method with a = 0.05. To find out the determinants correlated with the organizational Commitment, she also used the logistic regression test.
The study, then, came up with the findings indicating that most of the nurse staff has low organizational commitment (54.5%). Moreover, the variables of individual characteristics, which related to the organizational commitment, were length of service (p=0,030) and marital Status (p=0,026). The composite job satisfaction also signiiicantly related to the nurse staff?s organizational commitment (p=0,011). Those satisfaction factors included the satisfaction toward organizational policies (p=0,007), interaction (p=0,002), and professional status (p=0,00l). Furthermore, the dominant factors that affected the nurse staff? s organizational commitment were length of service, satisfaction toward professional status and organizational policies.
This research recommends that nursing staff development through continuing education program and empowerment of nurse staff should be done as well as the acknowledgement toward the profession by providing them structural positions that are equal with other professions. In order to increase the nurse?s commitment toward organization in the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauna Herawati
"Disertasi ini menghasilkan temuan bahwa clinical pathway yang disusun oleh berbagai profesi sesuai kompetensi, peran, tugas, dan tanggung jawab masing-masing profesi dalam perawatan pasien dapat digunakan sebagai media komunikasi, bekerja sama, berkoordinasi dalam praktek kolaborasi interprofesional. Praktek kolaborasi interprofesional dengan menggunakan clinical pathway dapat mengoptimalkan penggunaan antibiotik untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri. Penelitian ini adalah kombinasi penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain deskriptif analitik. Hasil penelitian menyarankan bahwa penyusunan clinical pathway tidak hanya berbasis bukti tetapi juga merupakan kesepakatan perawatan bersama oleh beberapa profesi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, terutama penggunaan antibiotik rasional.

The finding of this dissertation is clinical pathways prepared by various professions according to the competencies, roles, values, and responsibilities of each profession in patient care. A clinical pathway is a tool for communication, working together, and coordination in interprofessional collaborative practices. Interprofessional collaboration practices using clinical pathways can optimize the use of antibiotics to prevent bacterial resistance. This research is quantitative and qualitative research that analyzes analytics descriptively. The study suggests that the development of a clinical pathway is not only evidence based practice but also a joint agreement by several healthcare professionals to improve the quality of services, especially the rational use of antibiotics."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>