Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99571 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tika Dinda Istikomah
"Pembengkakan payudara menjadi salah satu manifestasi klinis ibu postpartum yang sering muncul. Di Indonesia rata-rata 5% ibu postpartum mengalami masalah ini. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada Ibu R (20 tahun) status paritas P1A0, postpartum hari ke-9 dengan masalah pembengkakan payudara. Intervensi yang dilakukan yaitu pemberian kompres kol sehari 2 kali selama 4 hari. Hasil observasi didapatkan adanya penurunan nyeri dari skala VAS 8 menjadi skala VAS 1 dan perubahan kondisi payudara dengan menggunakan instrumen Six Poin Engorgement Self-rated (SPES), dari skala 5 menjadi skala 1. Berdasarkan hasil penelitian ini, kol (Brassica oleracea var capitata) memiliki efektivitas untuk mengatasi masalah pembengkakan payudara. Selain kol terdapat berbagai cara yang dapat digunakan, dari hasil penelitian ini diharapkan akan muncul penelitian lain yang lebih bervariasi. Kata kunci: Bendungan ASI, kompres kol, pembengkakan payudara.

Breast engorgement is one of the most common clinical manifestations of postpartum mothers. In Indonesia, an average of 5% of postpartum mothers experience this problem. This study was conducted to analyze nursing care in NY. R (20 years) with P1A0, 9th day postpartum with breastfeeding problems. The intervention was giving cabbage compresses 2 times a day for 4 days. The results of observations showed a decrease in pain from the VAS 8 scale to the VAS 1 scale and changes in breast condition using the Six Points Engorgement Self-rated (SPES) instrument, from a scale of 5 to a scale of 1. Based on the results of this study, cabbage (Brassica oleracea var capitata) has effectiveness in overcoming the problem of breast milk accumulation. Apart from cabbage, various ways can be used. From the results of this study, it is hoped that other, more varied studies will emerge. Keywords: Breast engorgement, breast milk, cabbage leaf."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Machmudah
"Persalinan dengan komplikasi merupakan salah satu faktor penyebab kemungkinan terjadinya postpartum blues. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ?pengaruh persalinan dengan komplikasi terhadap kemungkinan terjadinya postpartum blues?. Penelitian dilakukan di RS wilayah kota Semarang. Metode yang digunakan adalah case control study. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan uji Fisher. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara persalinan dengan komplikasi terhadap kemungkinan terjadinya postpartum blues. Ada faktor lain yang berperan yaitu paritas dan dukungan sosial. Hasil penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan dukungan sosial dengan menerapkan prinsip Family Centered Maternity care sepanjang periode perinatal.

The labor with complication is one of causal factors of postpartum blues happening possibilities. This study aim is to identify the labor?s complication impact to possibility of postpartum blues happening. Design of this research is case control study. This research had done at some hospitals in Semarang with purposive sampling. Data were collected by questionare and analyzed using Chi square and Fisher test. The conclusions of this research is no impact of labor?s complication to postpartum blues possibilities. There are another contribute factors, including: the parity and social support. The results suggest to improve the social support through application of Family Centered Maternity Care during perinatal period."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
"Metode: Pasien HIV yang melahirkan di RSUPNCM dan RSPI Sulianti Saroso periode Oktober 2012 hingga Maret 2013 masuk sebagai subyek penelitian. Subyek dilakukan skrining depresi dengan EPDS dan untuk mengukur dukungan sosial yang diberikan dengan KDS. Analisis statistik menggunakan uji Fisher, Chi-Square dan uji T tidak berpasangan.
Hasil: Sebanyak 34,1% subyek yang mengalami depresi pascapersalinan. Dimana didapatkan bahwa 40% yang mengalami depresi pascapersalinan tersebut tidak mendapatkan dukungan sosial yang baik. Dari karakteristik subyek yang mengalami depresi tersebut, 70% dari kelompok umur 20-35 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, 56.7% subyek yang mengalami depresi pendidikannya rendah. Dari status paritas didapatkan 70% yang mengalami depresi pascapersalinan yaitu primipara.
Kesimpulan: Dukungan sosial merupakan efek protektif terhadap terjadinya depresi pascapersalinan pada pasien HIV

Objective : this study aim to evaluate the relation between social support given to HIV patients with the incidence rate of postpartum depression among them.
Methods : All HIV patients who was having delivery in RSUPNCM and Sulianti Saroso the period October 2012 to March 2013 entered as research subjects. We performed depression screening with the EPDS and to measure the social support provided by KDS. Statistical analysis was using Fisher's exact test, Chi-square and unpaired t test.
Results : We found total of 34.1% of subjects experienced postpartum depression, in which 40% did not received proper social support. By demographics characteristics of the subjects who experienced depression, 70% was in group of age 20-35 years, 56.7% of subjects with low education level and 70% was primiparous patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Widyasari
"Nyeri payudara dan puting payudara merupakan salah satu keluhan ibu menyusui yang paling sering dan merupakan penyebab utama sehingga ibu tidak dapat memenuhi durasi menyusui dari target dalam menyusui dan berhenti menyusui lebih awal. Faktor yang mempengaruhi nyeri selama menyusui terdiri dari faktor biologis yang diakibatkan dari infeksi dan faktor anatomi yang diakibakan dari masalah posisi dan pelekatan saat menyusui, masalah anatomi bayi, dan bentuk atau ukuran puting yang tidak normal. Intervensi digunakan untuk mengatasi nyeri pada daerah payudara adalah melakukan terapi kompres dengan lidah buaya (Aloe Vera). Intervensi yang diberikan dilakukan pada selama 30 menit sehari dua kali yaitu pada pagi dan sore. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu postpartum yang mengalami nyeri pada daerah payudara selama menyusui dengan penerapan terapi kompres lidah buaya (Aloe Vera). Karya ilmiah ini menggunakan metode case study pada satu pasien di wilayah Puskesmas Pancoran Mas. Evaluasi dari intervensi didapatkan adanya penurunan skala nyeri dari sedang menjadi ringan dengan menggunakan Numeric Rating Scale dan pasien merasa lebih nyaman. Keterbatasan dari penelitian ini adalah intervensi yang diberikan baru diterapkan pada satu pasien.

Breast and nipple pain is one of the most frequent complaints of breastfeeding mothers and is the main cause so that mothers cannot meet the breastfeeding duration of the target in breastfeeding and stop breastfeeding early. Factors that affect pain during breastfeeding consist of biological factors resulting from infection and anatomical factors resulting from position and attachment problems while breastfeeding, infant anatomy problems, and abnormal nipple shape or size. The intervention used to treat pain in the breast area is to apply compress therapy with aloe vera (Aloe Vera). The intervention was given for 30 minutes twice a day, in the morning and evening. This paper aims to analyze nursing care for postpartum mothers who experience pain in the breast area during breastfeeding with the application of aloe vera (Aloe Vera) compress therapy. This scientific work uses the case study method on one patient in the Pancoran Mas Health Center area. Evaluation of the intervention found that there was a decrease in the pain scale from moderate to mild using the Numeric Rating Scale and the patient felt more comfortable. The limitation of this study is that the intervention was only applied to one patient. Keywords: Aloe Vera, compress, pain, postpartum"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Immawanti
"[Perempuan pasca melahirkan adalah kelompok yang berisiko mengalami perubahan pada fungsi seksual. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan fungsi seksual ibu postpartum pervaginam dengan atau tanpa episiotomi dan pasca bedah sesar. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 225 ibu postpartum yang diambil secara consecutive sampling dari bulan April-Mei 2015. Fungsi seksual dinilai dengan Sexual Function Questionnaire (SFQ). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara fungsi seksual pada semua jenis persalinan (p=0,977), begitupun hasrat seksual, gairah seksual, dan orgasme. Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan seksual ibu pada perawatan postpartum yang berkualitas.;The postpartum women is one of group who experience sexual function changes. The aims of the study is to know the comparation sexual function woman after vaginal delivery without episiotomi and post caesarean section. The study was a descriptive study of cross-sectional design. The sample was 225 woman
postpartum was taken by consecutive sampling from April-May 2015. Sexual function was assessed by the Sexual Function Questionnaire (SFQ) score. The results of this study showed there were no significant differences between sexual function and types of delivery (p=0.977), including sexual desire, sexual arousal and orgasm. The results of the study can be used to increase nurses’s service sexual postpartum women for reach quality postpartum care., The postpartum women is one of group who experience sexual function changes.
The aims of the study is to know the comparation sexual function woman after
vaginal delivery without episiotomi and post caesarean section. The study was a
descriptive study of cross-sectional design. The sample was 225 woman
postpartum was taken by consecutive sampling from April-May 2015. Sexual
function was assessed by the Sexual Function Questionnaire (SFQ) score. The
results of this study showed there were no significant differences between sexual
function and types of delivery (p=0.977), including sexual desire, sexual arousal
and orgasm. The results of the study can be used to increase nurses’s service
sexual postpartum women for reach quality postpartum care.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Astuti
"Pelayanan nifas sangat bermanfaat untuk mengetahui kondisi ibu, sehingga bila tejadi morbiditas postpartum segera dapat ditangani dan kematian ibu dapat dicegah. Namun pemanfaatan pelayanan nifas di Indonesia masih sangat rendah dan dibawah target, kunjungan nifas lengkap sekitar 32 persen, angka ini masih jauh dari yang ditargetkan yaitu sebesar 90 persen pada tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan data sekunder Riskesdas 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah 497 kabupaten/kota, dan sampel penelitian ini sebanyak 192 kabupaten/kota. Analisis dilakukan dengan uji regresi logistic ganda.
Hasil penelitian didapatkan faktor yang paling dominan menentukan status Kunjungan Nifas lengkap adalah persentase K4 antenatalcare (B=-0,056). Penelitian ini menyarankan untuk pengkajian ulang standar pelayanan minimal di kabupaten/kota, peningkatan kualitas antenatalcare, peningkatan program home visit dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi.

Postpartum care is very useful to know the condition of the mother, so that when the immediate postpartum morbidity occurred can be handled and maternal deaths can be prevented. However, postnatal care utilization in Indonesia is still very low and below target, postpartum visits about 32 percent, this figure is still far from the target is equal to 90 per cent in 2015. This study used cross sectional method with secondary of Riskesdas 2013. The population 497 districts / cities, and the sample as much as 192 districts / cities. The analysis was performed by multiple logistic regression.
The result showed that the most dominant factor determining the status of postpartumcare Visits is the percentage K4 antenatalcare (B = -0.056). This study suggests for the review of minimum service standards in the district / city, antenatalcare quality improvement, increase in home visit program and Communication, Information, and Education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Putri
"Menyusui merupakan hak seluruh ibu dan bayi, termasuk bagi ibu postpartum dan bayinya. Menyusui sangat dianjurkan pada ibu postpartum karena memiliki banyak manfaat yaitu untuk boanding serta mencegah komplikasi pasca melahirkan. Ibu postpartum post SC kelahiran pertama usia 24 tahun pada studi ini menjalani perawatan Covid-19 dengan perawatan bayi yang terpisah sehingga pasien tidak dapat menyusui secara langsung, pasien mendapatkan medikasi anti virus remdesivir. Pemisahan antara ibu dan bayi mengakibatkan masalah dimana terhambatnya boanding yang mana berdampak pada pengeluaran ASI, pada pasien juga ditemukan adanya nyeri payudara serta kesulitan mengeluarkan ASI. Terhambatnya boanding turut berkontribusi dalam penurunan hormone oksitosin yang merupakan hormone pelepasan ASI. Perawatan pada pasien postpartum dengan covid dan rawat pisah antaera ibu dan bayi dalam mengatasi permasalahan keperawatan hambatan menyusui dilakukan dengan melakukan virtual boanding selama perawatan di rumah sakit dengan memvasilitasi videocall antara ibu yang dirawat di rumah sakit serta bayi yang berada dirumah, serta intervensi konseling laktasi dengan menerapkan masase payudara meningkatkan oksitosin dalam memperlancar pengeruaran ASI. Hasil penulisan ini mengambarkan hasil pengelolaan ibu postpartum dengan covid-19 rawat terpisah, dengan pelaksaan virtual boanding dan masase payudara dalam mengatasi hambatan pengeluaran ASI.

Breastfeeding is the right of all mothers and babies, including postpartum mothers and their babies. Breastfeeding is highly recommended for postpartum mothers because it has many benefits, such as boanding and preventing postpartum complications. The paient in this stuty is post-SC postpartum mother at the age of 24 years, with her first born underwent Covid-19 treatment with separate baby care so that the patient could not breastfeed directly, the patient received the anti-viral medication remdesivir. The separation between mother and baby caused problems where delayed boanding which has an impact on the release of breast milk, the patient is also have breast pain and difficulty expressing milk. The inhibition of boanding also contributes to the decrease in the hormone oxytocin which needed to releases breast milk. Nursing care for post partum patients with Covid 19 and separated care between mother and baby in overcoming nursing problems with interuppeted breastfeeding is carried by facilitating virtual boarding during hospital care by facilitating videocalls between mothers who are hospitalized and babies who are at home, as well as lactation counseling interventions. by applying breast massage to increase oxytocin in facilitating the released of breast milk. The results of this study shows the results of the management of post-partum mothers with COVID-19 in separate care, by implementing virtual boanding and breast massage to overcome nuring diagnosis interrupted breast feeding"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini Sabichiyyah
"ABSTRAK
Masa nifas adalah saat ibu mengalami perubahan fisiologis dan psikologis dalam enam minggu pertama setelah melahirkan. Salah satu perubahan yang terjadi adalah rahim akan langsung berkontraksi hebat di sekitar pembuluh darah tempat plasenta dilepaskan. Hal ini pada kebanyakan ibu postpartum multipara dapat menyebabkan efek kontraksi uterus yang tidak stabil yang disebut nyeri punggung. Rasa sakit setelah melahirkan menimbulkan masalah ketidaknyamanan menyusui pasca melahirkan. Intervensi yang digunakan untuk mengontrol afterpains adalah posisi tengkurap dan aromaterapi lavender. Intervensi diberikan selama tiga hari berturut-turut, tiga kali sehari yaitu pagi, siang, sore, dan / atau saat timbul rasa bagal selama 10 menit setiap intervensi. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada ibu postpartum multipara yang mengalami nyeri pasca persalinan dengan menerapkan posisi tengkurap dan pemberian aromaterapi lavender. Karya ilmiah ini menggunakan metode studi kasus pada satu pasien di Puskesmas Ambal. Evaluasi intervensi menunjukkan adanya penurunan skala keledai dari sedang menjadi ringan dengan menggunakan Numeric Rating Scale dan klien merasa lebih nyaman. Batasan penelitian ini adalah intervensi yang diberikan hanya diterapkan pada satu klien.
ABSTRACT
The puerperium is when the mother experiences physiological and psychological changes in the first six weeks after delivery. One of the changes that occurs is that the uterus will immediately contract violently around the blood vessels where the placenta is released. This in most multiparous postpartum mothers can cause an unstable effect of uterine contractions called back pain. Pain after childbirth creates a problem with postpartum breastfeeding discomfort. The interventions used to control afterpains were prone position and lavender aromatherapy. Interventions were given for three consecutive days, three times a day, namely morning, afternoon, evening, and / or when a mule arose for 10 minutes each intervention. This paper aims to analyze nursing care in multiparous postpartum mothers who experience postpartum pain by applying the prone position and administering lavender aromatherapy. This scientific work uses a case study method in one patient at Puskesmas Ambal. The intervention evaluation showed a decrease in the donkey scale from moderate to mild using the Numeric Rating Scale and the client felt more comfortable. The limitation of this research is that the intervention given is only applied to one client."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainna Fisabila
"Dua dari tiga wanita mengalami diastasis recti abdominis selama kehamilan mereka. Beberapa hal dilakukan untuk membantu pengecilan rahim dan mengurangi diastasis recti abdominis setelah melahirkan, baik secara ilmiah maupun tradisional. Salah satunya adalah dengan menggunakan penyangga perut pasca melahirkan dan pengikat perut (bengkung) yang telah digunakan selama berabad-abad sebagai metode untuk menopang perut wanita. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dari berbagai sumber literatur mengenai manfaat penggunaan penyangga perut dan juga membuat rekomendasi penelitian terkait standar operasional prosedur penggunaan penyangga perut untuk mengurangi diastasi recti abdominis pada ibu post partum. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengumpulkan artikel penelitian eksperimental terkait penggunaan penyangga perut pada ibu post partum 2 hari sampai 1 tahun. Desain penelitian ini yaitu studi literatur dengan melakukan pencarian artikel menggunakan database Internasional seperti Google Scholar, EBSCOhost, Proquest, dan Pubmed. Pada penelitian ini didapatkan 129 artikel penelitian dengan kata kunci “post partum”, “post natal”, “abdominal binding”, “belly binder”, “abdominal supporting belt” ,“belly binding”, dan “diastasis recti abdominis”, “exercise”. Dalam penelitian ini didapatkan 6 artikel yang dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi yaitu a) merupakan penelitian eksperimental mengenai penggunaan penyangga perut bagi ibu postpartum; b) penelitian dilakukan langsung kepada ibu post partum usia 2 hari –1 tahun; c) Ibu post partum memiliki diastasis recti lebih dari 2.5 cm ; d) literatur menggunakan bahasa inggris ataupun bahasa indonesia; dan e) literatur dipublikasikan dalam periode 10 tahun terakhir. Kriteria eksklusi yaitu jika literatur yang diterbitkan dalam database tidak lengkap hanya berupa abstrak dan penelitian dalam publikasi belum selesai dilakukan. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, didapatkan bahwa penggunaan penyangga perut efektif sebagai pengurangan diastasis recti abdominis pada ibu post partum, namun harus disertai dengan latihan otot perut secara rutin. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perawat dalam penanganan diastasis recti abdominis secara non-farmakologi pada ibu post partum.

Two out of three women experience diastasis rectus abdominis during their pregnancy. Several things are considered helpful to shrink the uterus and reduce diastasis rectus abdominis after labor, both scientifically and traditionally. One of the methods is to use abdominal binding (bengkung) that has been used for centuries to support women’s belly. The objectives of this research are to analyze the benefit of abdominal binding from several literatures and to propose nursing intervention recommendations regarding its standard operational procedure to reduce diastasis recti abdominis on postpartum mothers. The method used in this research is literature study by collecting experimental research articles regarding the use of abdominal binding on postpartum mothers from 2 days until 1 year after labor. The design of this research is literature study by doing literature search using International Database such as Google Scholar, EBSCOhost, Proquest, and Pubmed. There are 129 research articles in this study using keywords: “post-partum”, “post-natal”, “abdominal binding”, “belly binder”, abdominal supporting belt”, “belly binding”, “diastasis rectus abdominis”, and “exercise”. There are 6 articles taken into analysis met the inclusion criteria, including a) Experimental study regarding the use of abdominal binding for postpartum mother; b) The study involved postpartum mother 2 days – 1 year after labor; c) Postpartum mother experiencing diastasis rectus more than 2,5 cm; d) The literatures use English or Bahasa Indonesia; and e) The literature is published on the last 10 years. The exclusion criteria in this study is that if the literature published in the database is incomplete it only contains abstracts and the research has not been finished yet. Based on studies conducted, the use of abdominal binding is effective to reduce diastasis recti abdominis on postpartum mothers, However, the use of this abdominal corset must be accompanied by regular abdominal muscle exercises. The results are expected to be useful for nurses to support postpartum mothers who have diastasis recti abdominis by non-pharmacologic treatment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Ningsih Tresia
"Ibu mengalami perubahan suasana hati selama periode postpartum. Perubahan suasana hati seperti sering menangis, sedih, marah, lelah dan sulit tidur disebut postpartum blues. Postpartum blues dapat terjadi pada ibu persalinan pervaginam dan sectio caecaria (SC). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan kejadian postpartum blues pada ibu persalinan pervaginam dan SC. Sampel pada penelitian ini berjumlah 91 orang. Teknik sampel yang digunakan yaitu consecutive sampling. Hasil menunjukkan kejadian postpartum blues pada persalinan SC sebesar 88,1% dan pervaginam sebesar 71,9%. Oleh karena itu, petugas kesehatan sebaiknya lebih memperhatikan kondisi ibu postpartum khususnya pada ibu persalinan SC.

Women experience mood swings during the postpartum period. Mood swings such as frequent crying, sadness, anger, fatigue and difficulty sleeping are called postpartum blues. Postpartum blues can occur in vaginal delivery and caecarean section (SC). This research used descriptive design to identify characteristics and the incidence of postpartum blues at vaginal delivery and caecarean section. The participants of this research were 91 postpartum. Sampling technique used in this research was consecutive sampling. The result of this research showed the percentage postpartum blues at caesarean section 88,1% and vaginal delivery 71,9%. Therefore, medical team needs to observe the condition of postpartum, in particular postpartum at caesarean section.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>