Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Gunawan
"Banyak individu yang kehidupan sehari-harinya menjadi terhambat dan tak tertahankan akibat adanya rasa cemas akan situasi sosial. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat dampak moderasi komparasi sosial pada pengaruh rasa bangga terhadap kecemasan sosial untuk mencari tahu lebih jauh faktor yang bisa mengurangi dampak tidak diinginkan dari kecemasan sosial. Pengukuran rasa bangga menggunakan alat ukur Authentic and Hubristic Pride Scale (AHPS), kecemasan sosial menggunakan alat ukur Social Phobia Inventory (SPIN), dan komparasi sosial menggunakan metode narasi yang diadministrasikan melaui media daring. Partisipan berjumlah 160 orang emerging adulthood dalam rentang usia 18-29 tahun. Teknik korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel dan Hayes Process Macro digunakan untuk melihat dampak moderasi komparasi sosial dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komparasi sosial downward contrastive memoderasi hubungan authentic pride dengan kecemasan sosial.

Many individuals had their daily lives hampered and become unbearable due to social anxiety. This quantitative research aims to examine the moderation effects of social comparison on the interaction effect of pride on social anxiety in order to look further into factors that may reduce the undesirable effects of social anxiety. Pride is measured using the Authentic and Hubristic Pride Scale (AHPS), social anxiety is measured using the Social Phobia Inventory (SPIN), and social comparison is measured by using the narrative method administered online. 160 emerging adulthood participants with age range 18-29 years were assessed. Pearson correlation is used to define the relationship between variables and the Hayes Process Macro is used to see the moderating effects of social comparison in this study. The results of this study indicate that downward contrastive social comparison moderates the relationship between authentic pride and social anxiety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Serafina Windri
"The rise of social media and newly emerging marketing strategies such as influencer marketing have led to the growing importance of image utilization for marketing and promotional intention. This research scrutinizes how the two different social media imageries (candid and posed) used in influencer promotional posts are able to influence an individual’s purchase intention in the context of influencer marketing while also investigating the effect of culture using the two dimensions of self-construals (independent and interdependent) as a moderating variable. The study, conducted by means of an online survey, reveals that utilizing candid social media imagery is more effective in initiating potential consumers’ purchase intention in contrast to posed social media imagery. However, findings of this study disclose that the proposed interaction between social media imagery and self-construal was not evident, meaning that the moderating effect was not significant.

Munculnya media sosial dan strategi pemasaran baru seperti influencer marketing telah meningkatkan pentingnya pemanfaatan gambar dalam upaya pemasaran dan promosi. Riset ini meneliti bagaimana dua jenis social media imagery berbeda (candid dan posed) yang digunakan dalam unggahan influencer yang bersifat promosional mampu memengaruhi niat beli individu dalam konteks influencer marketing, serta menyelidiki pengaruh budaya menggunakan dua dimensi self-construal (independen dan interdependen) sebagai variabel moderator. Studi yang dilakukan melalui survei online ini mengungkapkan bahwa pemanfaatan gambar candid pada media sosial ​​lebih efektif dalam memicu niat beli calon konsumen dibandingkan dengan gambar yang bersifat posed. Namun, temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa interaksi yang diusulkan antara social media imagery dan self-construal tidak terbukti, yang berarti efek moderasi tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Beatrice Christjia
"Penelitian terdahulu menemukan bahwa mahasiswa akhir memiliki kecemasan tinggi karena mementingkan pencapaian akademik yang menunjang karir ke depannya. Posselt et al. (2016) juga menemukan bahwa berada pada lingkungan dengan kemampuan tinggi membuat individu lebih cemas dibandingkan berada di lingkungan dengan kemampuan beragam. Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk melihat hubungan positif antara perbandingan sosial dan kecemasan akademik pada mahasiswa akhir di tiga perguruan tinggi terbaik Indonesia. Partisipan penelitian berjumlah 165 mahasiswa semester 7 hingga 14. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara perbandingan sosial dan kecemasan akademik mahasiswa akhir di UI, ITB, dan UGM (rs(165)=0.397,p<0.01,one-tailed). Mahasiswa diharapkan untuk fokus pada hal positif dari diri sendiri dan keadaan ketika melakukan perbandingan sosial.

Research has found that final-year students have high academic anxiety because they prioritizes academic achievements that support their future career development. Posselt et al. (2016) has also found that when students are in high-ability environment will be more anxious than in mixed-ability environment. Therefore, the research aims to see relationship between social comparison and academic anxiety in final students in top three Indonesian universities. This research’s participants are 165 students from 7 to 14 semesters. Recent research found that there were positive and significant relationship between social comparison and academic anxiety in final-year students of top three Indonesian universities (rs(165)=0.397, p<0.01, one-tailed). Students are expected to focus on the positive side of self and situation in social comparison."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Mumtaz
"Media sosial merupakan bagian penting dalam kehidupan emerging adulthood. Berdasarkan tipe penggunaan media sosial, penggunaan pasif dapat menjadi salah satu faktor penggunaan media sosial bermasalah. Terlebih lagi penggunaan pasif media sosial yang bermasalah dapat memprediksi kualitas tidur yang buruk. Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa penggunaan media sosial bermasalah berhubungan dengan kualitas tidur buruk. Kualitas tidur buruk juga ditemukan sebagai penyebab depresi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh penggunaan media sosial bermasalah pada pengguna pasif media sosial terhadap gejala depresi dengan kualitas tidur sebagai mediator. Tipe penelitian kuantitatif dan metode non-eksperimental diaplikasikan pada penelitian ini. Responden pada penelitian ini merupakan dewasa muda rentang usia 18– 25 tahun, pengguna media sosial, dan berdomisili di Indonesia. Penelitian ini mengimplementasikan metode analisis korelasi Pearson dan uji analisis mediasi. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa kualitas tidur secara signifikan memediasi penggunaan pasif media sosial bermasalah dan gejala depresi (B = 0.332, Z = 4.29, p<0.001).

Social media is an integral part of emerging adulthood. Based on the type of social media usage, passive use can be a factor contributing to problematic social media use. Moreover, problematic passive social media use can predict poor sleep quality. Previous research has found that problematic social media use is associated with poor sleep quality, which is also known to cause depression. This study aims to identify the influence of problematic social media use on passive social media users regarding depressive symptoms, with sleep quality as a mediator. A quantitative research design and non-experimental methods were applied in this study. The respondents were emerging adults aged 18-25 years, social media users residing in Indonesia. This study implemented Pearson correlation analysis and mediation analysis. Based on the analysis results, it was found that sleep quality significantly mediates the relationship between problematic passive social media use and depressive symptoms (B = 0.332, Z = 4.29, p < 0.001)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Putri Devitasari
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena praktik manipulasi ukuran (vanity sizing) dan perbandingan sosial yang terjadi pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur bagaimana pengaruh praktik vanity sizing dan perbandingan sosial terhadap keputusan pembelian produk busana siap pakai. Dengan metode eksperimen, akan diuji pengaruh manipulasi ukuran yang terbagi menjadi 3 kelompok,yaitu ukuran pakaian normal, ukuran 1x lebih kecil, dan ukuran 2x lebih besar. Variabel lain yaitu perbandingan sosial juga akan terbagi menjadi 3 yaitu, upward comparison,  downward comparison dan kontrol.

Hasil dari penelitian mebuktikan bahwa praktik manipulasi ukuran pakaian dan perbandingan sosial dapat memppengaruhi keputusan pembelian secara positif, dan terbukti juga  secara signifikan bahwa perbandingan sosial dapat memberikan efek berbeda sesuai dengan ukuran pakaian. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemasar dalam menyusunstrategi pemasaran industry busana siap pakai.


ABSTRACT
This research conduct based on phenomenon, the practice of vanity sizing and social comparison that occurs in female students of the Faculty of Economics and Business, University of Indonesia. The purpose of this study was to measure how the influence of the vanity sizing and social comparison on purchase intention, ready to wear fashion products. With the experimental method, the effect of size manipulation will be tested which is divided into 3 groups, such as normal clothing size, 1x smaller size, and 2x larger size. Other variables, namely social comparison will also be divided into 3, such as, upward comparison, downward comparison and control. The results of the study prove that the practice of clothing size manipulation and social comparison can positively influence purchase intention, and it is also proven that social comparisons can occur different effects according to clothing size. This research can be useful for marketers in developing a marketing strategy in ready to wear fashion industry."
2019
T55198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Nugroho
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara social comparison dan citra tubuh pada mahasiswa. Pengukuran social comparison menggunakan alat ukur Body Comparison Scale milik Fisher, Dunn, & Thompsom (2002). Untuk pengukuran citra tubuh menggunakan alat ukur MBSRQ dari Thomas Cash (1989). Partisipan berjumlah 102 responden mahasiswa dengan rentang usia 18 sampai 29 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara social comparison dan citra tubuh pada mahasiswa. (r=0,121; p=0,210). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dalam mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai social comparison dan citra tubuh.

This research was conducted to find the correlation between social comparison and body image among college students. Social comparison was measured using instrument of Body Comparison Scale from Fisher, Dunn, & Thompsom (2002). Body image was measured using instrument of MBSRQ from Thomas Cash (1989). The participants of this research are 102 responden of college studets who have emerging adulthood ages, 18 until 29 years old (r=0,121; p=0,210). The main results of this study showed no significant relationship between social comparison and body image among college students. The results of this study are expected to be the basis of data in developing further research on social comparison and body image.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Natasya Berliana Putri
"Kebijakan pembatasan dalam melakukan interaksi sosial, menyebabkan penggunaan media sosial meningkat selama pandemi COVID-19. Mahasiswa merupakan pengguna media sosial terbanyak di Indonesia, dimana media sosial Instagram dan TikTok populer di kalangan mahasiswa. Adanya beragam fitur yang ada pada Instagram dan TikTok dapat menyebabkan mahasiswa melakukan social comparison, dimana hal tersebut dapat menimbulkan emosi negatif yang mengarah pada penurunan subjective well-being mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok. Terdapat dua alat ukur yang digunakan, yaitu The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale untuk mengukur social comparison dan The Perma-Profiler untuk mengukur subjective well-being. Partisipan di dalam penelitian ini berjumlah 191 mahasiswa pengguna media sosial Instagram dan TikTok, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan rentang usia 19-25 tahun (M = 21,37, SD = 1,028) dari berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan menggunakan teknik analisis Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Oleh karena itu, semakin tinggi social comparison yang dilakukan mahasiswa, semakin rendah pula subjective well-being mahasiswa, demikian pula dengan sebaliknya.

The policy of limiting social interactions caused the use of social media increases during the COVID-19 pandemic. College students are amongst the most active users on social media, also Instagram and TikTok are popular among them. The various features on Instagram and Tiktok can cause college students to do social comparison, which can elevate negative emotions that lead to decreased student’s subjective well-being. Thus, this study aims to find out whether social comparison has an effect on college student’s subjective well-being. There are two measurement instruments used, The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale to measure social comparison and The Perma-Profiler to measure subjective well-being. Participants in this study were 191 college students using Instagram and TikTok, consisting of male and female, with an age range of 19-25 years (M = 21,37, SD = 1,028) from various areas in Indonesia. According to the correlation test that conducted using Pearson Correlation, there is a negative and significant correlation between social comparison and subjective well-being of college students using Instagram and TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Thus, the higher level of social comparison that students did, the lower the subjective well-being of college students using Instagram and TikTok as well, and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Diandra Vienesha
"Penggunaan media sosial menjadi sangat lazim di masyarakat saat ini seiring dengan bangkitnya digitalisasi. Penelitian telah menunjukkan pengaruh penggunaan media sosial terhadap rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial. Namun, interaksi spesifik antara rasa kesepian, orientasi perbandingan sosial, dan konsumsi TikTok masih belum dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara rasa kesepian dan orientasi perbandingan social dengan konsumsi TikTok. Peserta yang diidentifikasi sebagai pengguna TikTok (N = 381) direkrut melalui survei korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa kesepian dan orientasi perbandingan sosial memiliki hubungan positif dengan konsumsi TikTok yang menunjukkan bahwa pengguna yang merasa lebih kesepian dan memiliki orientasi perbandingan sosial yang tinggi akan cenderung lebih sering mengkonsumsi TikTok. Berdasarkan hasil studi ini disarankan untuk membatasi waktu pemakaian gadget dan memperhatikan jenis konten yang dilihat.

The use of social media has become highly prevalent in today’s society with the rise of digitalization. Past research has shown the effect of social media use on people’s loneliness and social comparison orientation respectively. However, the specific interplay between loneliness, social comparison orientation, and TikTok consumption has yet to be explored. The current study aims to investigate the relationship between loneliness and social comparison orientation with TikTok consumption. Participants who identified as TikTok users (N = 381) were recruited through a correlational survey. Results showed both loneliness and social comparison orientation had a positive relationship with TikTok consumption which suggests its users who are highly lonely and have a high social comparison orientation will tend to have higher consumption of TikTok. Based on the findings of this study, it is suggested to limit one’s screen time and keep mindful of the type of content viewed. Keywords: Loneliness; Social Comparison Orientation; Social Media; TikTok Consumption."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Chessya Adella
"Maraknya penggunaan media sosial beserta segala kemudahan yang ditawarkannya, mendorong para ahli untuk meneliti konsekuensi emosional yang muncul dari penggunaan media sosial, namun hasil penelitian yang ada cukup bervariasi. Terdapat dua perspektif besar dalam menjelaskan hubungan antara penggunaan media sosial dan afek, yaitu teori perbandingan sosial dan penularan emosional. Peneliti menguji variabel moderator orientasi perbandingan sosial (SCO) untuk menjelaskan perbedaan pengaruh yang dihasilkan dari melihat pos positif dan negatif pada Instagram dari orang yang tidak dikenal terhadap afek partisipan.
Penelitian eksperimental ini dilakukan dengan membagi partisipan ke dalam empat kondisi, yaitu pos positif, pos negatif, pos netral, dan tidak ada pos. Setelah itu, variabel SCO diukur menggunakan Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale (INCOM) dan afek partisipan diukur menggunakan Positive and Negative Affect Schedule (PANAS.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 139 mahasiswa, diperoleh hasil bahwa SCO memoderasi pengaruh dari melihat pos positif orang lain terhadap afek positif, b=-5,612, p<0,05, namun tidak pada afek negatif. Sebaliknya, SCO ditemukan memoderasi pengaruh dari melihat pos negatif orang lain terhadap afek negatif, b=-6,192, p<0,05, namun tidak pada afek positif. Melalui hasil penelitian ini, pengguna media sosial dapat menentukan jenis pos seperti apa yang memberikan manfaat emosional dan mana yang justru merugikan.

The widespread use of social media and all the conveniences it offers, encourage experts to examine the emotional consequences that arise from the use of social media, but the results of existing research are quite varied. There are two major perspectives in explaining the relationship between the use of social media and affect, namely the theory of social comparison and emotional contagion. Researchers test variables moderator of social comparison orientation (SCO) to explain the different effects resulting from seeing positive and negative posts on Instagram from unknown people on the participant's affect.
This experimental study was conducted by dividing participants into four conditions, namely positive posts, negative posts, neutral posts, and no posts. After that, the SCO variable was measured using the Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale (INCOM) and the participants' affect was measured using the Positive and Negative Affect Schedule (HEAT).
Based on the results of a study of 139 students, the results show that SCO moderates the effect of seeing other people's positive posts on positive affect, b = -5,612, p <0.05, but not on negative affect. In contrast, SCO was found to moderate the effect of seeing other people's negative posts on negative affect, b = -6,192, p <0.05, but not on positive affect. Through the results of this study, social media users can determine what types of posts provide emotional benefits and which are actually detrimental.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Fajarezza
"Menghadapi grief akibat kehilangan orang tua pada masa emerging adulthood atau masa ketidakstabilan merupakan pengalaman yang menantang. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi resiliensi dan dukungan sosial terhadap grief pada emerging adulthood yang mengalami kematian orang tua. Sebanyak 123 partisipan dengan rentang usia 18 - 25 tahun terlibat dalam penelitian ini. Grief diukur menggunakan Texas Revised Inventory of Grief - Present, resiliensi diukur menggunakan Connor Davidson Resilience Scale 10, dan dukungan sosial diukur menggunakanMultidimensional Scale of Perceived Social Support. Berdasarkan analisis regresi berganda, ditemukan bahwa resiliensi dan dukungan sosial secara bersamaan berkontribusi terhadap grief secara signifikan (R2 = .107, p < 0.05).

Dealing with grief due to the loss of a parent during emerging adulthood or a period of instability is a challenging experience. This study aims to determine the contribution of resilience and social support to grief in emerging adults who experience parental death. A total of 123 participants with an age range of 18-25 years were involved in this study. Grief was measured using the Texas Revised Inventory of Grief - Present, resilience was measured using the Connor Davidson Resilience Scale 10, and social support was measured using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Based on multiple regression analysis, it was found that resilience and social support significantly and simultaneously contributed to grief (R2 = .107, p < 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>