Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173918 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shofiya Rohmah Asyahida
"Depresi antenatal merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sering kali
luput dari perhatian. Penelitan ini dilakukan karena mengingat dampak yang ditimbulkan
oleh depresi antenatal baik bagi ibu maupun janinnya dan belum adanya penelitian
mengenai pengaruh status sosial ekonomi terhadap depresi antenatal menggunakan data
sekunder berskala nasional yaitu IFLS V. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh status sosial ekonomi terhadap depresi antenatal di Indonesia. Desain penelitian
yang digunakan adalah cross-sectional yang dilakukan pada bulan Desember 2020 –
Januari 2021. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian antenatal di Indonesia
yaitu sebesar 21.4%. Setelah dikontrol oleh confounder, nilai rasio odds terjadinya
depresi antenatal lebih besar 1,32 kali pada status sosial ekonomi kuintil 3 (menengah ke
atas) dibandingkan dengan status sosial ekonomi kuintil 4 (kaya), dan odds tersebut
meningkat pada kuintil status sosial ekonomi 2 dan 1. Terlihat pada status sosial ekonomi
kuintil 2 (menengah kebawah), odds terjadinya depresi antenatal 1.95 lebih besar dan
pada status sosial ekonomi kuintil 1(miskin), odds terjadinya depresi antenatal lebih besar
1.84 jika keduanya dibandingkan dengan status sosial ekonomi kuintil 4 (Kaya).
Kesimpulannya, prevalensi depresi antenatal di Indonesia tinggi dan terdapat pengaruh
status sosial ekonomi terhadap kejadian depresi antenatal, oleh karena itu perlu dilakukan
penyuluhan mengenai dampak, faktor risiko dan upaya pencegahannya, terumata pada
ibu hamil dan keluarganya yang berada pada status sosial ekonomi rendah

Antenatal depression is a public health problem that often goes unnoticed. This research
was conducted because considering the impact of antenatal depression on both the mother
and the fetus and the absence of research on the effect of socioeconomic status on
antenatal depression using national-scale secondary data, namely IFLS V. This study
aims to determine the effect of socioeconomic status on antenatal depression in Indonesia.
The research design used was cross-sectional, which was conducted in December 2020 -
January 2021. The results showed that the prevalence of antenatal incidence in Indonesia
was 21.4%. After being controlled by confounders, the odds ratio value of antenatal
depression was 1.32 times greater in the socioeconomic status quintile 3 (middle and
upper) compared to the socioeconomic status quintile 4 (rich), and the odds increased in
the socioeconomic status quintile 2 and 1. It can be seen that in the socioeconomic status
of quintile 2 (middle to lower), the odds of antenatal depression are 1.95 greater and in
quintile 1 (poor) socioeconomic status, the odds of antenatal depression are 1.84 greater
if both are compared with the socioeconomic status of quintile 4 (Rich ). In conclusion, the prevalence of antenatal depression in Indonesia is high and there is an effect of socioeconomic status on the incidence of antenatal depression, therefore it is necessary to do counseling regarding the impact, risk factors and prevention efforts,
especially for pregnant women and their families who are in low socioeconomic status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cresentia Clarissa Adiwinata
"Keterlibatan ayah dalam pengasuhan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, utamanya anak yang berada pada masa kanakkanak awal. Penelitian sebelumnya yang melibatkan mayoritas partisipan dari tingkat SSE atas menyatakan bahwa ideologi gender merupakan salah satu prediktor dari keterlibatan ayah pada pengasuhan. Di sisi lain penelitian yang melibatkan mayoritas partisipan dengan tingkat SSE rendah menyatakan bahwa tidak ditemukannya hubungan antara ideologi gender dan tingkat keterlibatan ayah pada pengasuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran Status Sosial Ekonomi (SSE) sebagai moderator dari hubungan antara ideologi gender dan keterlibatan ayah pada pengasuhan anak usia 3-6 tahun (kanak-kanak awal). Partisipan dari penelitian ini merupakan 106 ayah yang berusia 20-50 tahun dan memiliki anak usia 3-6 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory of Father Involvement (IFI), Intergenerational Panel Study of Parents and Children (IPSPC), dan Kuppuswamy Socioeconomic Scale. Hasil analisis uji moderasi menggunakan PROCESS Hayes model 1 menunjukan bahwa ideologi gender memiliki pengaruh positif yang signifikan sebagai prediktor dari keterlibatan ayah (b=0.11, p<0.05), tetapi status sosial ekonomi tidak memiliki efek moderasi yang signifikan dalam hubungan antara ideologi gender dan keterlibatan ayah (b=-0.00, p>0.05). Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ayah terkait ideologi gender yang dapat berperan sebagai prediktor dari keterlibatan pengasuhan anak. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keterlibatan ayah terhadap pengasuhan anak mengingat tingkat keterlibatan ayah di Indonesia masih tergolong rendah.

Fathers' involvement in parenting is very important for the growth and development of children, especially those in early childhood. Previous research involving the majority of participants from the upper socioeconomic status (SSE) level stated that gender ideology is a predictor of a father's involvement in parenting. On the other hand, research with a large percentage of individuals with low SSE found that there was no relationship between gender ideology and the level of father involvement in parenting. The aim of this research is to look at the role of socioeconomic status (SSE) as a moderator of the relationship between gender ideology and father involvement in raising children aged 3- 6 years (early childhood). The participants in this study were 106 fathers aged 20–50 years who had children aged 3-6 years. The measuring instruments used in this study were the Inventory of Father Involvement (IFI), the Intergenerational Panel Study of Parents and Children (IPSPC), and the Kuppuswamy Socioeconomic Scale. The results of the moderation test analysis using the Process Hayes model 1 show that gender ideology has a significant positive effect as a predictor of father involvement (b = 0.11, p<0.05), but socioeconomic status does not have a significant moderating effect on the relationship between gender ideology and involvement. father (b = -0.00, p>0.05). It is hoped that the findings from this study can increase fathers' awareness regarding gender ideology, which can act as a predictor of parenting involvement. In addition, it is hoped that the results of this study can increase awareness of the importance of father involvement in child care, considering that the level of father involvement in Indonesia is still relatively low."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Priscarani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parentification dengan codependency pada remaja berstatus sosial ekonomi rendah. Parentification didefinisikan sebagai gangguan dalam menentukan batas antar generasi, yang ditandai dengan adanya pertukaran peran fungsional dan/atau emosional antara orang tua dan anak (Hooper, 2007). Sedangkan codependency didefinisikan sebagai keinginan yang berlebihan akan penerimaan dari orang lain, disertai dengan kecenderungan untuk mengutamakan kebutuhan orang lain dibandingkan kebutuhan diri sendiri (Dear, 2002). Penelitian ini merupakan studi korelasional dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini melibatkan 177 orang sebagai partisipan yang berada pada tahap perkembangan remaja (12-19 tahun), yang terdaftar dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di wilayah Jakarta. Partisipan perempuan sebanyak 76 orang dan partisipan laki-laki sebanyak 101 orang. Variabel parentification diukur dengan menggunakan Parentification Inventory (Hooper 2009), dan variabel codependency diukur dengan menggunakan Composite Codependency Scale (Dear et al., 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parentification dengan codependency pada remaja berstatus sosial ekonomi rendah, dengan r=.453, p<0.01. Hal tersebut menandakan bahwa semakin tinggi tingkat parentification, maka semakin tinggi pula codependency.

The purpose of this work is to find a relationship between parentification and codependency in adolescents with low socioeconomic status. Parentification is defined as a disturbance in boundary settings, indicated by a reversal of instrumental and/or emotional roles between parents and children (Hooper, 2007), whereas codependency is defined as an extreme desire of acceptance from others, often indicated by putting others’ needs ahead of their own (Dear, 2002). This is a correlational research using a quantitative approach. A total of 177 participants were involved in this study, all are still in adolescence developmental stage (12-19 years old) and registered to Community Learning Centers in Jakarta area. There were 76 females and 101 males as participants. Parentification was measured by Parentification Inventory (Hooper, 2009), and codependency was measured by Composite Codependency Scale (Dear et al., 2012). Results showed that a significant positive relationship occurred between parentification and codependency in adolescents with low socioeconomic status (r=.453; p<0.01). The findings indicated that an increase in parentification tends to associate with an increase in codependency."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Hafiszha Zulfa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh depresi usia muda terhadap keadaan kerja individu yaitu status serta stabilitas kerja di masa depan. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey IFLS tahun 2007 dan 2014. Menggunakan regresi logistik, penelitian ini menunjukkan bahwa individu perempuan yang mengalami depresi di usia muda memiliki kecenderungan lebih rendah untuk bekerja dan kecenderungan lebih tinggi untuk keluar atau dikeluarkan dari tempat kerja secara signifikan. Tapi tidak untuk individu laki-laki. Perbedaan kondisi gender terhadap depresi dan peran gender dapat menjelaskan perbedaan dampak dari depresi usia muda untuk perempuan dan laki-laki.

ABSTRACT
The aim of this study is to see the impact of having Early Onset Depression on the status and work stability in the future. This study employs data from Indonesia Family Life Survey IFLS in 2007 and 2014. Using logistic regression, women with early onset depression are less likely to work and more likely to involuntary or voluntary quitting jobs in the future significantly than the counterparts. However, this does not apply for men. Gender differences in depression and gender role could explain why the effects of early onset depression on labor have different outcome for each gender."
2017
S66973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alhanuna Alifa
"Kepala rumah tangga perempuan seringkali dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap kemiskinan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa terdapat bias dalam pernyataan ini, dan perlu dilakukan pemisahan subkelompok untuk melihat tantangan yang dialami tiap jenis kepala rumah tangga perempuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola dan perbedaan partisipasi kerja kepala rumah tangga perempuan di Indonesia dan pengaruh status perkawinan kepala rumah tangga perempuan (de facto dan de jure) di Indonesia terhadap partisipasi kerja mereka setelah dikontrol terhadap pengaruh faktor sosial ekonomi tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018. Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah analisis regresi logistik multinomial. Analisis dilakukan terhadap kepala rumah tangga perempuan usia produktif (15-64 tahun). Ditemukan bahwa kepala rumah tangga perempuan yang berstatus kawin (de facto) lebih cenderung menghabiskan waktunya pada pekerjaan berbayar dan tidak berbayar (mengurus rumah tangga) dibandingkan kepala rumah tangga perempuan yang tidak berstatus kawin (de jure). Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi pemangku kepentingan terkait dalam menentukan intervensi kebijakan terhadap berbagai subkelompok kepala rumah tangga perempuan di Indonesia.

Female household heads are often seen as a vulnerable group to poverty. Some literature suggests bias in this statement, and it is necessary to disaggregate the subgroups to see the challenges faced by each type of female household head. Therefore, this study aims to explain the patterns and differences in the work participation of female household heads in Indonesia and the effect of the marital status of female household heads (de facto and de jure) in Indonesia on their work participation after controlling for the effects of socio-economic factors. This study uses a quantitative approach with secondary data from the March 2018 National Socio-Economic Survey (Susenas). The method used to analyze this data is the multinomial logistic regression. The analysis is conducted on female household heads in their productive age (15-64 years old). It is found that female household heads who are married (de facto) are more likely to spend their time in paid and unpaid work (domestic work) than female household heads who are not married (de jure). This study’s findings can be used as recommendations for relevant stakeholders in determining policy interventions for various subgroups of female household heads in Indonesia"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Minayati
"Latar Belakang: Gangguan kesehatan jiwa pada anak dan remaja dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. Kesehatan mental pada bayi, sebagai masa awal kehidupan, sangat penting karena masa ini merupakan periode kritis untuk perkembangan otak dan perilaku. Salah satu yang dapat mempengaruhi perkembangan tersebut adalah depresi antenatal, namun penelitian mengenai topik ini di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dampak dari gejala depresi antenatal terhadap perkembangan kognitif dan bahasa pada bayi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kohort prospektif yang mengobservasi perkembangan kognitif dan bahasa bayi yang lahir dari ibu dengan gejala depresi antenatal. Data dikumpulkan dari ibu hamil dengan gejala depresi antenatal yang diskrining menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), dan perkembangan bayi dipantau selama enam bulan pada tiga waktu pemantauan, yaitu 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan setelah kelahiran menggunakan instrumen Capute Scales. Penelitian dilakukan di puskesmas wilayah Jakarta.
Hasil: Pemantauan dilakukan pada 13 bayi yang lahir dari ibu dengan gejala depresi antenatal. Hasil pengukuran menunjukkan kecenderungan penurunan pada rerata skor Cognitive Adaptive Test (CAT), Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale (CLAMS), dan Frequently Seen Developmental Questionnaire (FSDQ). Analisis repeated measures menunjukkan penurunan tersebut signifikan pada rerata skor CLAMS (p=0,006). Perbandingan antar waktu pengukuran juga menunjukkan adanya beda rerata yang signifikan antara bulan ke-1 dan bulan ke-6 pada skor CLAMS (p=0,011).
Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa depresi antenatal pada ibu dapat berdampak pada perkembangan kognitif dan bahasa bayi dalam 6 bulan pertama kehidupan, terutama pada perkembangan bahasa. Temuan ini menekankan pentingnya deteksi dini dan intervensi pada ibu hamil dengan gejala depresi untuk mencegah dampak negatif pada perkembangan otak bayi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi untuk pengembangan program kesehatan mental perinatal dan bayi di Indonesia.

Background: Mental health disorders in children and adolescents could negatively impact their development. Infant mental health is crucial as it represents a critical period for brain and behavioral development. One factor that can influence this development is antenatal depression, yet research on this topic in Indonesia is still limited. This study aims to observe the impact of antenatal depressive symptoms on the cognitive and language development of infants.
Methods: This study employed a prospective cohort design to observe the cognitive and language development of infants born to mothers with antenatal depressive symptoms. Data were collected from pregnant mothers screened for antenatal depressive symptoms using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Infant development was monitored over six months at three time points: 1 month, 3 months, and 6 months after birth using the Capute Scales. The study was conducted at community health centers in Jakarta.
Results: The study monitored 13 infants born to mothers with antenatal depressive symptoms. The results indicated a decreasing trend in the mean scores of the Cognitive Adaptive Test (CAT), Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale (CLAMS), and Frequently Seen Developmental Questionnaire (FSDQ). Repeated measures analysis showed a significant decrease in the mean CLAMS score (p=0,006). Comparison between measurement times also showed a significant difference in mean CLAMS scores between the 1st and 6th month (p=0,011).
Conclusion: This study indicates that antenatal depression in mothers can impact the cognitive and language development of infants within the first six months of life, particularly in language development. These findings highlight the importance of early detection and intervention for pregnant mothers with depressive symptoms to prevent negative impacts on infant brain development. The results of this study are also expected to contribute to the development of perinatal and infant mental health programs in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonita Agustine
"Banyak manfaat yang didapat dengan pemberian ASI eksklusif diantaranya dapat mencegah penyakit seperti diare dan pneumonia, hingga menurunkan Angka Kematian Bayi. Namun, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Brebes tahun 2013. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu berumur 15-49 tahun yang memiliki bayi 0-5 bulan dan datanya lengkap di Kabupaten Brebes tahun 2013.
Hasil penelitian menunjukkan 63,9% ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Umur ibu kurang dari 20 tahun dan 20-35 tahun (PR=1,56; CI 95%: 1,10 - 2,20 & 1,35; CI 95%: 0,99 - 1,84), pendidikan ibu minimal SMA (PR=1,36; CI 95%: 1,20 - 1,56), ibu tidak bekerja (PR=1,37; CI 95%: 1,04 - 1,81), ANC minimal 4 kali (PR=2,78; CI 95%: 1,18 - 6,57), persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (PR=2,16; CI 95%: 0,83 - 5,57), dan tidak pernah mendapat promosi susu formula (PR=1,94; CI 95%: 1,45 - 2,56) secara statistik berhubungan bermakna dengan pemberian ASI eksklusif.

Many benefits can be obtained by exclusive breastfeeding such as preventing diseases like diarrhea and pneumonia or lowering Infant Mortality Rate. However, the rate of exclusive breastfeeding in Indonesia is still far from the designed target. This study aims to determine the factors associated with exclusive breastfeeding in Brebes District in 2013. This study is a secondary data analysis using cross-sectional study design. The samples study were mothers aged 15-49 years who had a baby 0-5 months and has completed data in Brebes District in 2013.
The results showed 63,9 % of mothers breastfed their babies exclusively. Maternal age less than 20 years and 20-35 years (PR=1,56; 95% CI: 1,10 to 2,20 & 1,35; 95% CI: 0,99 to 1,84), maternal education at least Senior High School (PR=1,36; 95% CI: 1,20 to 1,56), the mother does not work (PR=1,37; 95 % CI: 1,04 to 1,81, the ANC at least 4 times (PR=2,78; 95% CI: 1,18 to 6,57), deliveries assisted by health workers (PR=2.16; 95% CI: 0,83 to 5,57), and never got the promotion of infant formula (PR=1,94; 95% CI: 1,45 to 2,56) are significantly associated with exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athira Putriandari
"Mahasiswa lintas status sosial ekonomi (SES) perlu sehat mental untuk menyerap pengetahuan akademik dan proses kematangan sosial secara optimal dan lulus sebagai anggota masyarakat yang produktif. Selanjutnya, pandemi berdampak pada kondisi ekonomi dan kesehatan mental (CEIC, 2022; UNICEF, 2021). Kami mensurvei seluruh mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI). Indikator kesehatan mental siswa menggunakan Perceived Stress Scale (PSS) sebagai variabel terikat. Indonesia unggul dalam kepatuhan kebijakan dengan instrumen hak asasi manusia tetapi perlu meningkatkan polis asuransi untuk pengobatan kesehatan mental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan siswa berupa tunjangan, persepsi kesehatan umum, pendidikan ayah, dan tingkat religiusitas berkorelasi negatif dengan probabilitas siswa masuk dalam kategori stres tinggi. Universitas dapat meningkatkan perhatian kepada siswa dengan status sosial ekonomi rendah dan IPK, dan pemerintah dapat meningkatkan pembiayaan terkait kesehatan mental, asuransi, dan jumlah profesional kesehatan mental.

University students across socioeconomic statuses (SES) need to be mentally healthy to optimally absorb the academic know-how and social maturity process and graduate as productive members of society. Furthermore, the pandemic impacted economic conditions and mental health (CEIC, 2022; UNICEF, 2021). We survey all active students in the Faculty of Economics and Business (FEB) at the University of Indonesia (UI). The mental health indicator of students has used the Perceived Stress Scale (PSS) as the dependent variable. Indonesia excels in policy compliance with human rights instruments but needs to increase the insurance policy for mental health medication. The results show that the income level of students in the form of allowances, perceived general health, father's education, and level of religiosity is negatively correlated with the probability of students falling into the high-stress category. Universities can increase attention to students with lower socioeconomic status and GPAs, and the government can increase mental health-related financing, insurance, and numbers of mental health professionals."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khelian Ni Syevira
"Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu diantaranya adalah tiga terlambat dan empat terlalu. Sebagian besar penyebab kematian ibu dapat dicegah dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas selama kehamilan dan persalinan. Hampir 98% ibu telah melakukan Antenatal Care minimal 1 kali di tenaga kesehatan professional. Namun, cakupan K4 pada 11 provinsi di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ANC pada ibu sudah memenuhi K1 namun tidak melanjutkan ANC minimal empat kali (K4).
Metode: penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian dianalisis menggunakan complex sample analysis dengan tiga tahap yaitu univariat, bivarat dan multivariat.
Hasil: Faktor yang berhubungan dengan kunjungan ANC adalah predisposisi (paritas), pemungkin (akses fisik, akses ekonomi, dan paparan media informasi), dan penguat (dukungan suami), sedangkan faktor kebutuhan tidak berhubungan. Dukungan suami merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kunjungan ANC pada 11 provinsi di Indonesia.
Kesimpulan: Pemerintah perlu menyediakan anggaran untuk pengembangan strategi promosi kesehatan terutama di pedesaan. Penyuluhan tentang pentingnya ANC dapat dilakukan melalui media yang mudah diakses seperti televisi. Peningkatan dukungan suami dalam kunjungan ANC dapat dilakukan dengan mengirimkan undangan lewat pesan sms atau whatsapp.

Introduction: Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is still far from the target of the 2030 Sustainable Development Goals (SDGs) of 70 per 100,000 live births. Things related to maternal death are three late and four too. Most causes of maternal death can be prevented by quality health services during pregnancy and childbirth. The Ministry of Health makes the ANC service standard at least 4 times, namely 1 time in the first trimester, 1 time in the second trimester, and 2 times in the third trimester. Based on the Indonesian Health Profile in 2017, the coverage of pregnant women visiting health services, especially K4, is still low in eleven provinces in Indonesia or has not reached the target of 76%. Therefore, an analysis needs to be carried out relating to the factors that influence ANC visits.
Method: this study uses a quantitative approach using a cross sectional study design. Data was analyzed using complex sample analysis through three stages, which are univariate, bivariate, and multivariate.
Results: factors associated with ANC visit are predisposing (parity), enabling (physical access, economic access, and information media exposure), and reinforcing (husband's support), whereas need factor didn't associated with ANC visits. Husband support is the most important factor towards ANC visits in 11 provinces in Indonesia.
Conclusion: The government needs to provide a budget for developing health promotion strategies, especially in rural areas. Counseling about the importance of ANC can be done through the media which can be accessed easily such as television. Increasing husband's support during ANC visits can be done by sending invitations via SMS or WhatsApp messages.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Murniati
"Banyak faktor pemicu terjadinya depresi pada lansia yang sudah terdokumentasi dengan baik melalui berbagai literatur, namun belum ada kajian antar kelompok lansia perkotaan dan perdesaan di Indonesia. Kajian antar kelompok ini diperlukan agar penatalaksanaan masalah depresi pada lansia dapat lebih tepat sasaran. Peran biopsikososial dipertimbangkan sebagai kajian holistik yang saling terkait untuk memeriksa sejauh mana hubungannya dengan depresi pada lansia. Kajian dilakukan menggunakan data Indonesia Family Life Survey gelombang 4 dan 5. Hasil menunjukkan terdapat perubahan faktor biopsikososial dengan depresi lansia di perkotaan dan perdesaan Indonesia. Perubahan kondisi fisik dan kesejahteraan subyektif menjadi risiko depresi lansia di perkotaan. Sedangkan untuk lansia perdesaan, ditemukan perubahan kondisi fisik, perubahan rasa saling percaya, perubahan partisipasi masyarakat dan perubahan status marital sebagai risiko depresi lansia.

There are several well-documented factors that contribute to elderly depression, however there haven't been any research in Indonesia comparing elderly populations in urban and rural areas. In order to better effectively manage depression issues in the elderly, a research across groups is required. The role of biopsychosocial is viewed as an interrelated holistic study to determine the extent of its impact on depression in the elderly using data from the Indonesian Family Life Survey waves 4 and 5. The results show that there are differences in the risk of depression in the elderly in urban and rural Indonesia. Changes in physical condition and subjective well-being are risks of depression in urban elderly people. Meanwhile, for rural elderly, changes in physical condition, changes in mutual trust, changes in community participation and changes in marital status were found as risks for elderly depression."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>