Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atika Uyun
"Selama dua dekade terakhir, manajemen pengetahuan telah menerima perhatian yang signifikan di dunia bisnis dan telah diakui sebagai elemen penting dalam proses pembelajaran organisasi untuk menciptakan produk, strategi, dalam layanan baru. Perusahaan berlomba-lomba dalam memberikan produk dan layanan yang terdepan demi mampu bertahan di dunia bisnis. Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang digital marketing, inovasi dan kemampuan menjadi sangat penting untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi. Karenanya, PT XYZ mengadopsi manajemen pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan mempertahankan keberlangsungan organisasi. Namun, PT XYZ belum memiliki metode yang efektif untuk mengukur aspek-aspek terpenting dalam manajemen pengetahuan sehingga manajemen pengetahuan yang ada sekarang belumlah optimal. Pengukuran tingkat kematangan diperlukan untuk membantu organisasi agar fokus dan memperioritaskan aspek-aspek pada manajemen pengetahuan agar penerapannya dapat berjalan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kematangan dan memberikan rekomendasi perbaikan agar penerapan manajemen pengetahuan dapat optimal dan memberikan hasil yang signifikan. Pengukuran kematangan manajemen pengetahuan pada penelitian ini menggunakan model kematangan G-KMMM. Secara keseluruhan, tingkat kematangan manajemen pengetahuan berada pada tingkat 2 (aware). Hal ini menunjukkan bahwa organisasi sadar dan memiliki niat untuk mengelola pengetahuan, dan memiliki intensi untuk mengimplementasikan MP dengan baik. Terdapat delapan rekomendasi perbaikan yang diusulkan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kematangan manajemen pengetahuan di PT XYZ Indonesia

Over the past two decades, knowledge management has received significant attention in the business world and has been recognized as an important element in the organizational learning process for creating products, strategies, and new services. Companies are competing in providing leading products and services to be able to survive in the business world. The number of companies engaged in digital marketing, innovation and capability is very important to maintain the sustainability of the organization. Therefore, PT XYZ adopted KM to improve employee competencies and maintain organizational sustainability. However, PT XYZ does not have an effective method to measure the most important aspects of knowledge management yet. Thus, management of existing knowledge is not optimal enough. Measurement of the level of maturity is needed to help the organization to focus and prioritize aspects of knowledge management so that its application can run optimally and give the result significantly. This study aims to measure maturity and provide recommendations for improvement to optimize the application of knowledge management. Measurement of KM maturity in this study used the G-KMMM maturity model. To sum up, the level of maturity in term of Knowledge Management occupies level 2 (aware). It can be said that organization is realized and having intention to manage knowledge and implement it well. There are 8 recommendations of suggested improvement that will be expected to enhance maturity level of KM in PT XYZ Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gesit Singgih Febyatmoko
"Pada era dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan tingkat persaingan yang semakin tajam dan dinamis, PT XYZ menyadari pentingnya knowledgesebagai aset strategis organisasi. Inisiatif yang sudah dijalankan dalam rangka mewujudkan knowledge sebagai aset strategis, adalah menerapkan Knowledge Management melalui serangkaian knowledge managementsystemyang telah dijalankan.
Namun sayangnya, PT XYZ belum memiliki metode yang efektif untuk mengukur aspek-aspek utama knowledge management. PT XYZ belum bisa mengetahui tingkat kesuksesan penerapan knowledge management saat ini. Pengukuran tingkat kematangan diperlukan untuk membantu PT XYZ supaya fokus dan memprioritaskan aspek-aspek pada knowledge management yang perlu ditingkatkan.
Peneliti menggunakan metodologi General Knowledge Management Maturity Model (G-KMMM) sebagai model kematangan untuk mengukur tingkat kematangan knowledge management. Peneliti menggunakan model G-KMMM yang terdiri dari 5 aspek pengukuran, yaitu Culture, Strategy, Policy, Process, dan Technology. Model G-KMMM terdiri dari lima tingkat kematangan, yaitu initial, aware, defined, managed, dan optimizing.
Pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian yang muncul dalam penerapan Knowledge Management di PT XYZ yaitu pada tingkat berapa kematangan knowledge management pada organisasi dan rekomendasi strategi yang bisa diberikan untuk meningkatkan tingkat kematangan tersebut.
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan, aspek Culture telah mencapai level kematangan 3, aspek Strategy pada level kematangan 3, aspek Policy pada level kematangan 2, aspek Process pada level kematangan 2, dan aspek Technology pada level kematangan 3. Rekomendasi strategi juga diusulkan sebagai prioritas indikator-indikator yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan tingkat kematangan knowledge management di PT XYZ.

In an era where the science and technology is rapidly evolving and level of competition becomes more intense and dynamic, PT XYZ realize the importance of knowledge as a strategic asset of the organization. Initiatives have been implemented by the management in order to realize knowledgeas a strategic asset. Knowledge Management is implemented through series of knowledge management systems that have been adopted.
Unfortunately, PT XYZ do not have an effective method for measuring key aspects of knowledge management. PT XYZ can not determine the level of success of the implementation of knowledge management. Measuring the level of maturity is needed to help PT XYZ to focus and prioritize aspects of the knowledge management that needs to be improved.
Researchers used a methodology of General Knowledge Management Maturity Model (G-KMMM) as a model for measuring knowledge management maturity level. Researchers used a model consisting of five aspects of measurement, namely Culture, Strategy, Policy, Process, and Technology. G-KMMM consists of five maturity levels, theinitial, aware, defined, managed, and optimizing.
In this study, researchers attempted to answer the research questions that arise in the implementation of Knowledge Management at PT XYZ ie at what level of knowledge management maturity and recommendations that can be given to increase the maturity level.
Based on the measurement results, aspect of Culture has reached maturity level 3, Strategy aspect on maturity level 3, Policy aspect on maturity level 2, Process aspect on maturity level 2 and Technology aspect on maturity level 3. Recommended strategies are proposed as indicators that need to be improved to increase the maturity level of knowledge management at PT XYZ.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desiana Nurul Maftuhah
"Fungsi IT Service Desk di dalam sebuah organisasi adalah sebagai kontak satu pintu yang menangani keluhan dari pengguna sistem aplikasi dan memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pengguna sistem. Untuk menunjang fungsi tersebut, pemanfaatan manajemen pengetahuan menjadi kebutuhan yang berperan penting dalam membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lengkap dan cepat. Berdasarkan data pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2022, penyelesaian complain IT Service Desk Bank XYZ belum mencapai SLA. Salah satu yang mempengaruhi hal tersebut adalah pengelolaan informasi atau pengetahuan di IT Service Desk dalam menunjang penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui level atau tingkat kematangan implementasi knowledge management pada IT Service Desk Bank XYZ serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dalam meningkatkan kualitas implementasi manajemen pengetahuan pada IT Service Desk Bank XYZ. Penelitian ini menggunakan metode mixed method. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan kuesioner yang disusun berdasarkan framework dari APO dengan responden pekerja di IT Service Desk Bank XYZ. Sedangkan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara. Dari hasil pengukuran tingkat kematangan dapat diketahui bahwa implementasi manajemen pengetahuan di IT Service Desk Bank XYZ berada pada tingkat kematangan level 4 (refinement). Penelitian ini menghasilkan sebelas rekomendasi perbaikan implementasi manajemen pengetahuan.

The function of the IT Service Desk in an organization is as a single point of contact that provides help and assistance to users to overcome problems of applications that they face. Utilizing knowledge management is crucial for supporting the function since it makes it easier to rapidly and completely gather the necessary information. Based on the data from 2020 until 2022, complaint resolution time in IT Service Desk Bank XYZ has not reach the target. The management of information or knowledge in the IT Service Desk to support the execution of everyday job is one of the causes of this. This study's goals are to assess the IT Service Desk's knowledge management maturity level and offer suggestions for strengthening knowledge management implementation quality. This research used both quantitative and qualitative or mixed method. An APO-based questionnaire that was issued to IT Service Desk staff members as respondents is used for quantitative research. According to the results of the maturity level measurement, the IT Service Desk at XYZ Bank has knowledge management maturity at level 4 (refinement).. Considering the questionnaire's findings, expert validation was carried out and then eleven recommendations for improvement were made."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Restia Dwi Oktavianing Tyas
"ABSTRAK
Lembaga XYZ merupakan lembaga pemerintahan non-struktural yang bertanggung jawab langsung kepada presiden yang berfungsi untuk mengendalikan program-program prioritas, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis. Perubahan komponen sumber daya manusia yang terjadi dalam periode yang singkat menyebabkan banyaknya pengetahuan individu yang belum terdokumentasi untuk dapat digunakan kembali dalam mendukung pengambilan keputusan dan penyelesaian permasalahan di Lembaga XYZ. Selain itu, pengetahuan individu tersebut akan hilang seiring dengan berakhirnya masa bakti sumber daya manusianya. Maka dibutuhkan prosedur manajemen pengetahuan untuk mengelola pengetahuan tersebut. Implementasi manajemen pengetahuan harus memperhitungkan risiko kegagalan yang dapat dikurangi dengan mengetahui kesiapan organisasi dalam menerapkan manajemen pengetahuan tersebut. Penelitian ini membahas mengenai pengukuran kesiapan implementasi manajemen pengetahuan dengan menggunakan aspek abstrak, budaya organisasi, struktur organisasi, lingkungan fisik, infrastruktur teknologi informasi, penerimaan individu, dan kemauan terlibat manajemen pengetahuan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa level kesiapan organisasi berada pada level receptive yang berarti bahwa Lembaga XYZ siap dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan namun dengan memperbaiki aspek lingkungan fisik dan dimensi penghargaan pada aspek budaya organisasi.
ABSTRACT
The XYZ institution is a non-structural government institution that is directly responsible to the president which functions to control priority programs, political communication, and management of strategic issues. Changes in the components of human resources that occur in a short period of time cause a lot of individual knowledge that has not been documented to be reused in supporting decision making and problem solving at the XYZ Institution. In addition, the individual's knowledge will be lost along with the end of the service period of his human resources. Then knowledge management procedures are needed to manage this knowledge. The implementation of knowledge management must take into account the risk of failure that can be reduced by knowing the readiness of the organization in implementing the knowledge management. This study discusses the measurement of knowledge management implementation readiness using abstract, organizational culture, organizational structure, physical environment, information technology infrastructure, individual acceptance, and willingness to engage knowledge management. The results of this study state that the level of organizational readiness is at the receptive level, which means that the XYZ Institution is ready to implement knowledge management by improving the physical environment and reward aspects."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiemas Rangga Yonathan Sembor
"PT XYZ adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri keamanan identitas. Penelitian ini mengangkat tema permasalahan pengelolaan pengetahuan yang kurang efektif di Unit Bisnis MO PT XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Knowledge Management System (KMS) di Unit Bisnis MO PT XYZ serta merancang sistemnya. Analisis kebutuhan knowledge management system menggunakan metodologi Becerra-Fernandez dan analisis Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI). Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) dalam pengumpulan dan analisis data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, focus group discussion, dan survei kuesioner. Analisis OCAI pada penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi memiliki budaya pasar. Selain itu, analisis metodologi Becerra-Fernandez menghasilkan prioritas proses manajemen pengetahuan di organisasi penelitian, yaitu sosialisasi baik itu knowledge discovery maupun knowledge sharing, pertukaran, arahan, dan kombinasi. Fitur KMS yang dikembangkan pada penelitian ini adalah grup chat, manajemen dokumen, dan case-based reasoning. Perancangan KMS menggunakan metode prototyping, diagram UML, dan arsitektur sistem Tiwana. Diagram UML yang digunakan meliputi use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, dan behavioral state machine diagram. Rancangan sistem menghasilkan 12 use-case dan 4 aktor. Arsitektur sistem yang dirancang meliputi interface layer, access and authentication layer, collobarative intellignce and filtering, application layer, transport layer, middleware and legacy integration layer, dan repository layer. Prototipe sistem divalidasi dengan menggunakan pendekatan user acceptance test.

.XYZ is a company engaged in the identity security industry. This study raises the theme of less effective knowledge management problems in MO Business Unit. This study aims to analyze the needs of Knowledge Management System (KMS) in MO Business Unit XYZ and design the system. The analysis of the knowledge management system used the Becerra-Fernandez methodology and analysis of the Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI). This study used a mixed method in data collection and analysis. The data collection instruments used included interviews, focus group discussions, and questionnaire surveys. The OCAI analysis in this study shows that organizations have a market culture. In addition, the analysis of the Becerra-Fernandez methodology resulted in a priority of knowledge management processes in research organizations, namely socialization for both knowledge discovery and knowledge sharing, exchange, direction, and combination. The KMS features developed in this study are chat group, document management, and case-based reasoning. KMS design used prototyping methods, UML diagrams, and Tiwana system architecture. UML diagrams used include use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, and behavioral state machine diagram. The system design produced 12 use cases and 4 actors. System architecture are designed include interface layer interface, access and authentication layer, collobarative intelligence and filtering, application layer, transport layer, middleware and legacy integration layer, and repository layer. The system prototype is validated using the user acceptance test approach."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Univeristas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Honassan, Gregorio Gringo
"Sebagai fungsi yang memegang kendali perangkat lunak di PT XYZ IT Solution memiliki peranan penting dalam menjaga manajemen pengembangan perangkat lunak agar berjalan sesuai rencana yang sudah dirumuskan bersama dengan para stakeholder. Pengembangan perangkat lunak menggunakan metodologi waterfall yang belum optimal menjadi kendala untuk dapat men deliver setiap proyek perangkat lunak sesuai requirements jadwal dan anggaran user. Untuk mengatasi hal tersebut IT Solution melakukan piloting proyek pengembangan perangkat lunak menggunakan metodologi Scrum yang diharapkan dapat lebih agile dalam pengembangan perangkat lunak. Namun dalam proses implementasi Scrum masih ditemukan permasalahan.
Tujuan penelitian ini adalah menyelesaikan permasalahan yang dihadapi IT Solution dan memperbaiki proses pengembangan perangkat lunak menggunakan Scrum. Penelitian ini menilai dan menemukan akar permasalahan sekaligus rekomendasi perbaikan dalam implementasi Scrum di IT Solution sesuai dengan kerangka kerja Scrum Maturity Model.

IT Solution as part of PT XYZ has an important role in software development to meet stakeholder request ini the company Nowadays waterfall methodology which adopted by PT XYZ was not optimal. It was a constraint to deliver software project which should meet with software requirements schedule and budget. Therefore IT Solution did piloting software development project using Scrum .It expects be more agile in software development. However they still found problems in implementing Scrum.
The purpose of this research is to solve the problems faced on IT Solutions and to improve the software development process using Scrum. This research will assess and find the root causes to give recommendations for improvements in the implementation of Scrum in IT Solution based on Scrum framework Maturity Model.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdi Ahmadi Muzakkiy
"PT XYZ sebagai perusahaan internet inovatif yang fokus pada pengembangan solusi perdagangan online, juga memiliki divisi Manajemen Risiko. Divisi ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko yang mungkin berdampak pada operasional perusahaan. Dalam konteks pengembangan perangkat lunak menggunakan metode Scrum, ketidaksesuaian antara Tujuan Sprint dan Objective Key Results (OKRs) telah menunjukkan tantangan yang perlu ditangani. Penelitian Mixed Method ini dilakukan untuk mengevaluasi tingkat kematangan proses pengembangan perangkat lunak di PT XYZ, dengan fokus khusus pada Divisi Bisnis Risk Management. Penelitian ini merekomendasikan proses implementasi melalui pendekatan yang menggabungkan Scrum Maturity Model (SMM) dan Agile Maturity Model (AMM). Informasi dikumpulkan melalui wawancara, survei terhadap 4 tim dengan total 29 responden, dan pemantauan intensif atas metode, dokumen, dan alat yang digunakan dalam proses pengembangan perangkat lunak. Untuk memahami dan menafsirkan temuan ini, penilaian Key Process Area (KPA) dari Agile Maturity Model digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan proses implementasi Scrum pada Divisi Bisnis Risk Management di PT XYZ berada pada level 1 dengan total 60% terpenuhi dari total 79 practice. Untuk meningkatkan tingkat kematangan ini, PT XYZ disarankan untuk menerapkan 31 praktik yang disarankan di berbagai tingkat kematangan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna untuk mengevaluasi tingkat kematangan dan memberikan rekomendasi praktis bagi Divisi Bisnis Risk Management di perusahaan start-up lain dalam industri yang sama.

PT XYZ, as an innovative internet company focused on developing online trading solutions, also has a Risk Management division. This division is responsible for identifying, measuring, and managing risks that may impact the company's operations. In the context of software development using the Scrum method, discrepancies between Sprint Goals and Objective Key Results (OKRs) have presented challenges that need to be addressed. This Mixed Method research was conducted to evaluate the maturity level of software development processes at PT XYZ, with a particular focus on the Risk Management Business Division. This research recommends a process implementation through an approach that combines the Scrum Maturity Model (SMM) and the Agile Maturity Model (AMM). Information was gathered through interviews, surveys of 4 teams with a total of 29 respondents, and intensive monitoring of the methods, documents, and tools used in the software development process. To understand and interpret these findings, the Key Process Area (KPA) assessment from the Agile Maturity Model was used. The research results show that the maturity level of Scrum implementation processes in the Risk Management Business Division at PT XYZ is at level 1, with a total of 60% of the 79 practices fulfilled. To increase this maturity level, PT XYZ is recommended to implement the 31 suggested practices at various maturity levels. This research is expected to serve as a useful reference for evaluating maturity levels and providing practical recommendations for Risk Management Business Divisions in other startup companies in the same industry."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Teofilus Gabe
"PT XYZ (XYZ) adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi (TI), khususnya jasa transaksi pembayaran elektronis. XYZ adalah perusahaan yang berbasis proyek dalam pemenuhan layanan dan produk kepada pelanggan, sehingga pelaksanaan proyek menjadi hal yang krusial.Manajemen proyek yang baik diperlukan agar layanan dan produk TI yang diberikan XYZ kepada pelanggannya dapat optimal. Dengan menggunakan model kematangan manajemen proyek, XYZ dapat mengetahui tingkat kematangan pelaksanaan manajemen proyeknya dan dapat mencapai tingkat kematangan yang diinginkan berdasarkan standar dari model tersebut. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah tingkat kematangan manajemen proyek XYZ berdasarkan project management maturity model (PMMM), dan rekomendasi perbaikan.

PT XYZ (XYZ) is a company that provides IT services, specializing in switching and payment services. In delivering these services, XYZ is a project based company, so project management and implementation becomes crucial. Excellent project management is needed so services can be delivered optimally. Project management maturity level assesment based on the project management maturity model (PMMM) can be done to give XYZ a description regarding the current level of maturity. The result of this research will be the maturity level of current project management and recommendations to improve the maturity level."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indriani Wijiastuti
"PT KPEI menganggap knowledge merupakan aset perusahaan yang perlu dikelola secara maksimal agar dapat membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan yang baik, efisiensi proses kerja dan meningkatkan inovasi perusahaan. Dalam mewujudkan hal tersebut, PT KPEI telah memiliki program KM yang dikelola oleh Klik Team dan memiliki sistem KM Portal sebagai knowledge management system. Namun, pada kenyataannya kegiatan knowledge sharing terutama di internal unit/divisi belum diterapkan secara rutin. Kemudian, banyak keluhan terhadap sistem KM Portal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui tingkat kematangan knowledge management dan memberikan rekomendasi perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan penerapan KM di PT KPEI saat ini. Penelitian ini menggunakan KM Maturity Model G-KMMM sebagai model dalam melakukan analisis tingkat kematangan. Metode penelitian menggunakan mixed-method. Hasil analisis tingkat kematangan knowledge management menunjukan PT KPEI masih di tingkat 2 atau ‘aware’. Hal tersebut menunjukkan PT KPEI telah sadar dan memiliki niat untuk mengelola KM, namun masih belum mengetahui prosesnya. Selanjutnya, terdapat 9 usulan rekomendasi untuk dapat meningkatkan tingkat kematangan ke tingkat 4 atau ‘managed’. Prioritas utama dari usulan rekomendasi perbaikan tersebut adalah mengadakan pelatihan dan sosialisasi kesadaran terkait KM. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk perbaikan KM di PT KPEI di masa mendatang dan untuk penelitian selanjutnya terkait KM.

PT KPEI considers knowledge as a company asset that needs to be managed optimally to assist the company in good decision-making processes, work process efficiency and increase company innovation. In realizing this, PT KPEI has a KM program managed by Klik Team and has a KM Portal system as a knowledge management system. However, in reality, knowledge sharing activities have not been implemented routinely, especially in internal units/divisions. Then, there have been many complaints against the KM Portal system. Therefore, this research was conducted to determine the maturity level of knowledge management and provide recommendations to increase the implementation of KM at PT KPEI. This study used the KM Maturity Model G-KMMM as a model for assessing maturity levels. The research method used a mixed method. The results of the analysis of knowledge management maturity show that PT KPEI is still at level 2 or ''aware''. It shows that PT KPEI is aware of managing knowledge, but does not properly manage it. Furthermore, there are nine recommendations for improvement to increase the maturity level to level 4 or ''managed''. The main priority of the proposed improvement recommendations is to conduct training and awareness socialization related to KM. The final result of this research is expected to be used as a reference for KM improvement at PT KPEI in the future and for further research related to KM."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuki Arsanti
"Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh sebuah organisasi. Dengan adanya pengetahuan dan pemerataan pengetahuan antara pegawai akan meningkatkan kemampuan kompetensi dan kompetitif organisasi tersebut sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik secara langsung dan tidak langsung oleh semua pegawai. Dalam membangun sistem manajemen pengetahuan diperlukan penetapan prioritas dalam proses manajemen pengetahuan sehingga dapat dilihat baik kesesuaian pengetahuan yang dibutuhkan dengan teknologi yang akan dipakai. Sistem manajemen pengetahuan yang dikembangkan dalam bentuk prototipe akan menunjang proses manajemen pengetahuan yaitu combination, externalization, internalization dan exchange dengan menghasilkan fitur yang diambil berdasarkan kesesuaian teknologi yang dipilih yaitu manajemen dokumen, forum diskusi, chatting, dan wiki. Langkah-langkah yang dipakai sehingga menghasilkan prioritas proses manajemen pengetahuan adalah dengan menggunakan solusi manajemen pengetahuan yang melihat faktor kontingensi yang ada di organisasi sehingga dapat teridentifikasi kebutuhan manajemen pengetahuan yang spesifik untuk organisasi saat ini dan fasilitas untuk pengembangan sistem manajemen pengetahuan.

Knowledge is an important thing to be owned by organization. With knowledge sharing among employees improves the competence and competitiveness of an organization and employees will benefit from that. Knowledge Management System development need priority of the process and technology compatibility of the Knowledge Management that will be used. Knowledge Management System will be developed in prototype and including process knowledge management such as combination, externalization, internalization, and exchange with feature like document management, forum discussion, chatting, and wiki. The steps to develop knowledge management using knowledge management solutions that apprehend contingency factors within the organization so it can be identified spesific current needs and facilities for the development"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>