Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230895 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Hidayat Zain
"ABSTRAK
Saat ini, manajemen pengetahuan atau Knowledge Management (KM) dianggap sebagai alat kompetitif yang tepat untuk sukses dalam ekonomi berbasis pengetahuan, sehingga banyak organisasi telah mengerahkan dan menerapkan KM untuk miningkatkan kinerja seperti perusahaan jasa konstruksi. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pedoman dan gambaran bagi organisasi untuk mengevaluasi tingkat kematangan KM pada perusahaan jasa konstruksi swasta nasional di Indonesia dan cara untuk menaikkannya agar kinerja organisasi meningkat. Langkah pertama dalam mencapai tujuan KM adalah pengakuan status saat ini dari kemampuan KM itu sendiri pada perusahaan yang didapat melalui model kematangan knowledge management. Selanjutnya, bagaimana meningkatkannya agar kinerja perusahaan lebih baik dengan peninjauan keselarasan dengan identifikasi faktor kunci keberhasilan atau critical success factor (CSF). Tujuh kriteria organisasi atau fungsional digunakan sebagai elemen kunci menuju pendekatan KM yang efektif, yaitu kebijakan strategi, perencanaan dan proses SDM, pelatihan dan peningkatan kinerja manusia, metode prosedur & proses dokumentasi, solusi teknis (TI), pendekatan menangkap mengginakan pengetahuan tacid, dan budaya KM. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan tingkat kematangan KM berada pasa lever dua, yaitu tahap pengembangan. Kebijakan strategi adalah katagori yang paling utama untuk ditingkatkan.

ABSTRACT
At present, knowledge management (KM) is considered an appropriate competitive tool for success in a knowledge-based economy, so many organizations have deployed and implemented KM to improve performance such as construction service companies. The purpose of this paper is to provide guidelines and picture for organizations to evaluate the level of KM maturity of national private construction service companies in Indonesia and ways to improve them so that organizational performance improves. The first step in achieving the KM goal is the recognition of the current status of the KM capability itself in the company gained through the knowledge management maturity model. Next, how to improve it so that the companys performance is better by reviewing alignment with identifying critical success factors (CSF). Seven organizational or functional criteria are used as key elements towards an effective KM approach, namely policies strategies, HR planning and processes, training and improvement of human performance, procedure methods & documentation processes, technical solutions (IT), approaches to capture use tacid knowledge, and KM culture. Based on the results of the study, it was concluded that the level of KM maturity was in the second level, namely the development stage. Policies strategies are the main categories to be improved.
"
2019
T55204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Widya Septari
"ABSTRAK
Implementasi Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management (KM) dianggap sebagai pendekatan yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan dalam bidang konstruksi yang semakin kompetitif. Industri konstruksi perlu menyadari pentingnya KM sebagai aset strategis untuk meningkatkan kinerja organisasi karena pengetahuan, keahlian dan pengalaman karyawan merupakan kunci keberhasilan organisasi. Hal ini didukung dengan adanya penambahan pembahasan mengenai KM pada bab 4 Manajemen Integrasi Proyek pada buku Project Management Body of Knowledge (PMBOKĀ® Guide) edisi keenam tahun 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian tingkat kematangan KM, menentukan faktor kunci keberhasilan atau critical success factor (CSF) KM, serta strategi yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi KM. Metodologi yang digunakan yaitu, analisa literatur untuk mendapatkan faktor-faktor pengetahuan sebagai indikator dalam mengidentifikasi tingkat kematangan KM dan CFS KM. Kemudian menyusun kuesioner untuk mengumpulkan data responden yang merupakan karyawan BUMN Jasa Konstruksi. Selanjutnya, data diolah lebih lanjut dengan analisa deskriptif, tingkat kepentingan dan analisa gap. Hasil dari penelitian ini berupa tingkat kematangan KM berada di level 3, peringkat CSF berdasarkan kepentingan, serta strategi peningkatan aspek budaya KM untuk meningkatkan penerapan KM pada perusahaan jasa konstruksi BUMN di Indonesia, agar kinerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien.

ABSTRACT
The implementation of Knowledge Management (KM) is considered as sustainable approach to overcome challenges in increasingly competitive construction field. The construction industry needs to recognize the importance of KM as a strategic asset to improve organizational performance. This is supported by discussion on KM in Chapter 4, Project Integration Management, in the 6th edition of the Project Management Body of Knowledge (PMBOKĀ® Guide) book in 2017. This study was conducted to evaluate the KM maturity level and determine critical success factors (CSF) of KM needed to improve the implementation of KM, which aims to improve organizational performance in State-Owned Construction Company (SOCC) in Indonesia. The methodology used is literature analysis to get knowledge factors used as indicators in identifying the maturity level of KM and CFS KM. Then compile a questionnaire to collect data from SOCC employees as respondents. The data is processed further with descriptive analysis, the level of importance and gap analysis. The results of this study are, KM maturity level is at level 3, CSF ranking based on importance, and strategies to improve KM function in order to improve organizational performance in SOCC in Indonesia to be more effective and efficient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Erlinda
"Industri konstruksi di Indonesia memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB nasional. Di sisi lain, dispute konstruksi merupakan hal yang tidak dapat dihindari, tidak terkecuali pada proyek konstruksi bandar udara karena cakupannya yang kompleks, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dan diawasi secara ketat oleh otoritas penerbangan membuat konstruksi bandar udara sangat rentan terhadap dispute. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen pengetahuan terhadap minimalisasi dispute dan untuk mengidentifikasi faktor kunci keberhasilan penerapan manajemen pengetahuan pada proyek konstruksi bandar udara. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur, survei kuesioner kepada 90 responden dari perusahaan BUMN jasa kebandarudaraan, dan analisis data menggunakan PLS-SEM. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan manajemen pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengurangan dispute pada proyek konstruksi bandar udara dengan nilai p-value sebesar 0.002 dan nilai t-value sebesar 3.094. Penelitian ini juga menemukan bahwa dua dari enam faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen pengetahuan adalah faktor kunci keberhasilan yaitu "pengelolaan SDM" dan "pendidikan & pelatihan", sedangkan empat faktor lainnya "dukungan TI", "keberadaan proses manajemen pengetahuan", "budaya organisasi", dan "dukungan & komitmen pimpinan" tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapan manajemen pengetahuan. Manajemen pengetahuan dinilai penting karena mendorong munculnya strategi pemecahan masalah yang inovatif dalam organisasi.

The construction industry contributes significantly to the national GDP in Indonesia. On the other hand, construction disputes are an unavoidable thing, and airport construction projects are no exception because their complex scope, involving various stakeholders, and being closely monitored by aviation authorities make airport construction very vulnerable to dispute. The objective of this study is to investigate the influence of knowledge management on dispute minimization and to identify critical success factors for knowledge management implementation in airport construction projects. The research methods used are literature studies, questionnaire surveys to 90 respondents from state-owned airport service companies, and data analysis using PLS-SEM. The results reveal that the implementation of knowledge management has a positive and significant effect on dispute reduction in airport construction projects with a p-value of 0.002 and a t-value of 3.094. the study also discovered that two of the six factors influencing successful knowledge management implementation are critical success factors including "HR management" and "learning & training", while the other four factors "it supports", "knowledge management process existence", "organizational culture", and "leadership support & commitment" do not have a significant effect of knowledge management implementation. Knowledge management is considered important because it encourages the emergence of innovative problem-solving strategies in the organization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiby Adhitya Prayoga
"Perusahaan Jasa Konstruksi merupakan perusahaan yang bergerak secara
keseluruhan atau sebagian dalam melakukan kegiatan perencanaan atau
pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan-pekerjaan yang
bertujuan untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Saat ini,
pertumbuhan perusahaan jasa konstruksi sangat tinggi dikarenakan banyaknya
pembangunan yang dilakukan di Indonesia. Dalam melakukan kegiatan
pembangunan, nampaknya tidak selalu berjalan dengan mulus. Beberapa bentuk
kejadian kegagalan konstruksi terjadi di Indonesia yang menyebabkan kerugian
berbagai aspek dan menurunkan tingkat ketercapaian tujuan proyek konstruksi.
Dari banyaknya penyebab kegagalan konstruksi, dapat disimpulkan bahwa faktor
utama yang menyebabkan kegagalan konstruksi berasal dari peranan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang lalai, baik pada saat proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan yang memengaruhi proyek tersebut secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengukuran tingkat
kematangan atau maturity level budaya mutu pada Perusahaan Jasa Konstruksi
Swasta Nasional yang bertujuan menyentuh sasaran/objek penelitian (yaitu SDM
proyek) dalam penerapan budaya mutu di lingkungan perusahaan, sehingga
didapatkan sebuah strategi peningkatan tingkat maturity level sebagai upaya untuk
menurunkan tingkat kegagalan konstruksi yang terjadi dikemudian hari. Metode
penelitian yang digunakan yaitu studi literatur, validasi pakar dan menggunakan
kuesioner responden untuk melakukan pengambilan data primer. Hasil dari
penelitian ini adalah terdapat 5 variabel X (maturity level perusahaan) dan 43
indikator penyusunnya yang berpengaruh dalam upaya menurunkan tingkat
kegagalan konstruksi. Sementara itu, pencapaian tingkat kematangan yang telah
dicapai oleh perusahaan jasa konstruksi swasta nasional secara umum berada di
level 4, yang artinya sudah dalam kondisi matang. Dari beberapa analisis
kesenjangan yang telah dilakukan, selanjutnya terdapat 26 bentuk strategi yang
ditawarkan, sebagai upaya dalam meningkatkan tingkat kematangan budaya mutu
perusahaan jasa konstruksi swasta nasional.

Construction Company is a company that moves in a part or in whole carrying out
planning, making and controlling all activities along which includes works aimed
at realizing a building or other physical form. At present, the growth of construction
companies are very high due to the large number of developments being carried out
in Indonesia. In carrying out development activities, it seems that it does not always
run smoothly. Some forms of construction failure occur in Indonesia which cause
losses in various aspects and reduce the level of achievement of project goals. From
the many causes of construction failure, it can be concluded that the main factor
that causes construction failure comes from the role of Human Resources (HR) who
is negligent both during the planning, implementation and controlling processes that
affect the project directly or indirectly. This research will discuss the measurement
of the quality culture maturity level at the National Private Construction Company
which aims to reach the target of research (ie HR in projects) in the application of
quality culture in the corporate environment, so that a strategy to increase the
maturity level in an effort to reduce the level of construction failure that occurs in
the future. The research method used is literature study, expert judgement validation
and using respondents' questionnaires to collect primary data. As the results of this
study, that there are 5 variables X (company maturity level) and 43 constituent
indicators that influence the effort to reduce the level of construction failure.
Meanwhile, the achievement of the maturity level that has been reached by the
national private construction service company is generally at level 4, which means
that it is in a mature condition. From several gap analyzes that have been carried
out, then there are 26 forms of strategy offered, as an effort to increase the maturity
level of the quality culture of national private construction service companies.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gesit Singgih Febyatmoko
"Pada era dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan tingkat persaingan yang semakin tajam dan dinamis, PT XYZ menyadari pentingnya knowledgesebagai aset strategis organisasi. Inisiatif yang sudah dijalankan dalam rangka mewujudkan knowledge sebagai aset strategis, adalah menerapkan Knowledge Management melalui serangkaian knowledge managementsystemyang telah dijalankan.
Namun sayangnya, PT XYZ belum memiliki metode yang efektif untuk mengukur aspek-aspek utama knowledge management. PT XYZ belum bisa mengetahui tingkat kesuksesan penerapan knowledge management saat ini. Pengukuran tingkat kematangan diperlukan untuk membantu PT XYZ supaya fokus dan memprioritaskan aspek-aspek pada knowledge management yang perlu ditingkatkan.
Peneliti menggunakan metodologi General Knowledge Management Maturity Model (G-KMMM) sebagai model kematangan untuk mengukur tingkat kematangan knowledge management. Peneliti menggunakan model G-KMMM yang terdiri dari 5 aspek pengukuran, yaitu Culture, Strategy, Policy, Process, dan Technology. Model G-KMMM terdiri dari lima tingkat kematangan, yaitu initial, aware, defined, managed, dan optimizing.
Pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian yang muncul dalam penerapan Knowledge Management di PT XYZ yaitu pada tingkat berapa kematangan knowledge management pada organisasi dan rekomendasi strategi yang bisa diberikan untuk meningkatkan tingkat kematangan tersebut.
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan, aspek Culture telah mencapai level kematangan 3, aspek Strategy pada level kematangan 3, aspek Policy pada level kematangan 2, aspek Process pada level kematangan 2, dan aspek Technology pada level kematangan 3. Rekomendasi strategi juga diusulkan sebagai prioritas indikator-indikator yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan tingkat kematangan knowledge management di PT XYZ.

In an era where the science and technology is rapidly evolving and level of competition becomes more intense and dynamic, PT XYZ realize the importance of knowledge as a strategic asset of the organization. Initiatives have been implemented by the management in order to realize knowledgeas a strategic asset. Knowledge Management is implemented through series of knowledge management systems that have been adopted.
Unfortunately, PT XYZ do not have an effective method for measuring key aspects of knowledge management. PT XYZ can not determine the level of success of the implementation of knowledge management. Measuring the level of maturity is needed to help PT XYZ to focus and prioritize aspects of the knowledge management that needs to be improved.
Researchers used a methodology of General Knowledge Management Maturity Model (G-KMMM) as a model for measuring knowledge management maturity level. Researchers used a model consisting of five aspects of measurement, namely Culture, Strategy, Policy, Process, and Technology. G-KMMM consists of five maturity levels, theinitial, aware, defined, managed, and optimizing.
In this study, researchers attempted to answer the research questions that arise in the implementation of Knowledge Management at PT XYZ ie at what level of knowledge management maturity and recommendations that can be given to increase the maturity level.
Based on the measurement results, aspect of Culture has reached maturity level 3, Strategy aspect on maturity level 3, Policy aspect on maturity level 2, Process aspect on maturity level 2 and Technology aspect on maturity level 3. Recommended strategies are proposed as indicators that need to be improved to increase the maturity level of knowledge management at PT XYZ.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Mubin
"ABSTRAK

Pembangunan infrastruktur mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perusahaan jasa konstruksi memiliki peran penting dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pemanfaatan knowledge management dan sistem manajemen mutu berpotensi untuk meningkatkan kinerja berbagai jenis organisasi, termasuk juga perusahaan jasa konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memanfaatkan penerapan knowledge management dan sistem manajemen mutu, dengan memperhatikan budaya organisasi yang ada di perusahaan jasa konstruksi Indonesia. Korelasi Pearson dan structural equation modelling digunakan untuk mempelajari hubungan-hubungan dari variabel-variabel penelitian. Temuan dari penelitian ini adalah jenis budaya klan dan pasar berpengaruh terhadap penerapan knowledge management dan sistem manajemen mutu, kemudian dibuat rekomendasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan berdasarkan temuan ini.


ABSTRACT

Infrastructure development promotes economic growth in a country. Construction companies have key roles in infrastructure development in Indonesia. Knowledge management and quality management system implementation have potencies for improving organization's performances, including construction companies performances. This study aimed to improve the company's performances using the implementation of knowledge management and quality management system concerning organizational culture in Indonesian Construction Companies'. Pearson's correlation and structural equation modelling were used to study relationships between research variables. It is found that clan culture and market culture are affecting the implementation of knowledge management and quality management system, then recommendations are proposed for performance improvement in Indonesian Construction Companies based on this findings.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Elvarita
"Abstrak: Tujuan dari penulisan ini adalah untuk membuat rekomendasi SOP dalam melaksanakan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan maturity level yang mempengaruhi budaya mutu di PT X. Berdasarkan tinjauan literatur tingkat kematangan budaya mutu dan penilaian validitas isi dan konstruk dari pakar/ ahli, 5 variabel untuk mengukur maturity level budaya mutu diidentifikasi. Terdapat 55 indikator atau item pengukuran dari 5 variabel tersebut yang telah dikembangkan menjadi kuesioner yang lengkap. Kuesioner dibagikan kepada seluruh karyawan di PT X, dengan total 25 tanggapan. Selanjutnya dilakukan pengolahan persentase maturity level pada PT X (dalam penelitian ini digunakan 5 level untuk mengukur kematangan budaya mutu yaitu: Ad hoc, Repeatable, Defined, Managed, dan Continuous) dan gap analysis pada setiap item pertanyaan yang kemudian akan dibandingkan dengan kondisi optimal sesuai validasi yang telah diperoleh dari pakar/ ahli dan hasil penelitian sebelumnya yang telah mengukur maturity level budaya mutu perusahaan konstruksi swasta nasional secara umum. Hasil pengolahan persentase maturity level budaya mutu pada PT X menunjukkan 59% matang dan berada pada level 4 (Terkelola) yang merupakan selisih 6% jika dibandingkan dengan hasil maturity level budaya mutu pada perusahaan konstruksi swasta nasional secara umum, yang menunjukkan 53% matang dan berada di level 3 (Terdefinisi). Berdasarkan analisis gap pada setiap item pertanyaan, ditemukan 21 indikator yang tidak memenuhi kriteria/ kondisi optimal yang diharapkan. Selanjutnya, direkomendasikan 15 strategi perbaikan untuk indikator yang tidak memenuhi kondisi optimal untuk meningkatkan maturity level yang mempengaruhi budaya mutu di PT X. Validasi pakar/ ahli dilakukan terhadap 15 rekomendasi strategi yang menyatakan bahwa semua pakar/ ahli setuju bahwa rekomendasi strategi dapat meningkatkan maturity level budaya mutu di PT X. Strategi peningkatan ini dikelola lebih lanjut dengan merekomendasikan prosedur pelaksanaan strategi yang kemudian dapat dikembangkan menjadi Standard Operational Prosedures (SOP). Telah dibuat 15 rekomendasi prosedur/ aktifitas-aktifitas dalam melanjalankan strategi dari hasil validasi sebelumnya dan dikembangkan 15 SOP berdasarkan prosedur/ aktifitas-aktifitas tersebut. Validasi pakar/ ahli dilakukan terhadap 15 rekomendasi prosedur dan SOP yang telah dikembangkan, yang menyatakan bahwa semua pakar/ ahli setuju bahwa rekomendasi prosedur dan SOP dapat digunakan dalam melaksanakan strategi meningkatkan maturity level budaya mutu di PT X, namun dengan beberapa saran dan masukan. Setelah dilakukan perbaikan terhadap saran dan masukan dari pakar/ ahli terdapat hasil akhir yaitu 12 SOP dalam melaksanakan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan maturity level budaya mutu di PT X. Studi ini memberikan alat yang berharga bagi para peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang maturity level budaya mutu dan strategi peningkatannya. Bagi praktisi, sangat bermanfaat untuk mengevaluasi maturity level budaya mutu di dalam perusahaannya secara berkala, menargetkan perbaikan dan mengambil tindakan yang mungkin dilakukan dalam upaya meningkatkan maturity level budaya mutu melalui strategi perbaikan yang telah dilakukan. Penelitian ini merupakan upaya pertama untuk mengukur maturity level budaya mutu dan mengembangkan standard operational procedures (SOP) dalam melaksanakan strategi meingkatkan maturity level budaya mutu pada perusahaan jasa pelaksana konstruksi swasta nasional di PT X

Abstract: The purpose of this paper is to make SOP recommendations in implementing the strategies needed to increase the maturity level that affects the quality culture at PT X. Based on a literature review of the quality culture maturity level and the content and construct validity assessment from practitioners, 5 variables to measure the quality culture maturity level identified. There are 55 indicators or measurement items from these 5 variables which have been developed into a complete questionnaire. Questionnaires were distributed to all employees at PT X, with a total of 25 responses. Furthermore, processing the percentage maturity level at PT X (in this study used 5 levels to measure the maturity of quality culture, namely: Ad hoc, Repeatable, Defined, Managed, and Continuous) and gap analysis on each question item which will then be compared with the optimal conditions according to validation that has been obtained from practitioners and the results of previous studies that have measured the level of maturity of the quality culture of national private construction companies in general. The results of processing the percentage maturity level at PT X show 59% mature and are at level 4 (Managed) which is a difference of 6% when compared to the results of the quality culture maturity level at national private construction companies in general, which is 53% mature and is at level 3 (Determined). Based on the gap analysis on each question item, 21 indicators were found that did not meet the expected optimal criteria/conditions. Furthermore, 15 improvement strategies are recommended for indicators that do not meet optimal conditions to increase the level of maturity that affects the quality culture at PT X. Expert validation was carried out on 15 strategic recommendations which stated that all experts agreed that strategy recommendations could increase the level of quality culture maturity at PT X. This improvement strategy is managed further by formulating a strategy implementation procedure which can then be developed into a Standard Operating Procedure (SOP). 15 recommended procedures/activities have been made in carrying out the strategy from the previous validation results and 15 SOPs have been developed based on these procedures/activities. Expert validation was carried out on 15 recommended procedures and SOPs that had been developed, which stated that all experts agreed that recommended procedures and SOPs could be used in implementing strategies to increase the maturity level of quality culture at PT X, but with some suggestions and input. After making improvements to suggestions and input from experts, the final result is 12 SOPs in implementing the strategies needed to increase the maturity level that affects the quality culture at PT X. This study provides a valuable tool for researchers to gain a deeper understanding of the maturity level. quality culture and improvement strategies. For practitioners, it is very useful to evaluate the maturity level of the quality culture within their company on a regular basis, target improvements and take possible actions in an effort to increase the maturity level that affects the quality culture through the improvement strategies that have been carried out. recommended. This research is the first attempt to measure the maturity level of quality culture and develop standard operational procedures (SOP) in implementing a strategy to increase the maturity level of quality culture in a national private construction service company at PT X."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al-Zahra Aisha Namira
"Pemerataan pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi salah satu faktor pengembangan jasa konstruksi di Indonesia. Dalam rangka menjawab tantangan gencarnya pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia yang mengakibatkan terjadinya peningkatan daya saing dalam industri jasa konstruksi, perusahaan jasa konstruksi BUMN pun dituntut harus menerapkan inovasi standar kontrak konstruksi. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah menerapkan pekerjaan berbasis kontrak rancang bangun karena dianggap lebih efisien dibandingkan dengan metode kontrak design bid build yang memisahkan antara kontrak perencanaan dengan pelaksanaan. Namun pada pelaksanaannya, muncul banyak klaim yang diajukan oleh penyedia jasa yang dapat berujung dispute yang seharusnya dapat diminimalkan dengan menerapkan manajemen kontrak yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbaikan standard kontrak rancang bangun pada perusahaan jasa konstruksi BUMN berbasis Contract Management Body of Knowledge (CMBOK) dengan melakukan survey kuesioner dan wawancara pakar. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh 19 (sembilan belas) risiko dominan yang berpengaruh terhadap terjadinya dispute pada proyek rancang bangun di Perusahaan Jasa Konstruksi BUMN.

Equitable infrastructure development in Indonesia is one of the factors in the development of construction services in Indonesia. In order to answer the challenges of the incessant development that is being carried out in Indonesia which has resulted in increased competitiveness in the construction service industry, construction service Indonesian state-owned enterprises are also required to implement innovative construction contract standards. One of the innovations made is implementing contract-based work design and build because it is considered more efficient than the contract method design bid build which separates planning and implementation contracts. However, in practice, there have been many claims submitted by service providers that can lead to Disputes which should have been minimized by applying proper contract management. This study aims to improve the design and build contract standard in construction service Indonesian state-owned enterprises based on CMBOK by conducting questionnaire surveys and expert interviews. From the results of the research that has been carried out there are 19 dominant risk factors that affect the occurrence of disputes in design and build projects at construction service Indonesian state-owned enterprises."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Clara Egie
"Sebagai penyedia jasa konsultasi dan solusi di bidang TIK, PT Mitra Integrasi Informatika (MII) memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan proyek-proyek dengan klien sesuai dengan anggaran biaya, selesai tepat waktu dan memenuhi seluruh ruang lingkup yang sudah ditentukan. Dalam menyelesaikan proyek, PT MII melakukan pengelolaan manajemen proyek mengacu pada PMBOK. Namun pada realita yang terjadi, proyek-proyek sejak tahun 2022-2023 mengalami keterlambatan penyelesaian sekitar 1-6 bulan lamanya dari perencanaan awal. Hal ini menyebabkan sumber daya yang seharusnya berpindah untuk mengerjakan proyek lain masih terhambat pada proyek yang terlambat. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa belum pernah dilakukan pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek di PT MII. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek di PT MII dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan tingkat kematangan manajemen proyek sesuai yang diharapkan. Pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek di PT MII akan menggunakan metode dari Kerzner Project Management Maturity Model (KPM3). Melalui hasil pengukuran, didapatkan bahwa divisi CRM PT MII masih belum lolos tingkat pertama. Hasil rekomendasi telah diberikan berdasarkan KPM3 untuk dapat menuju tingkat selanjutnya. Rekomendasi per area pengetahuan juga diberikan berdasarkan PMBOK 7th Guide.

As a provider of consulting and solutions in the field of Information and Communication Technology (ICT), PT Mitra Integrasi Informatika (MII) has the responsibility to complete projects with clients within budget, on time, and meeting all predetermined scopes. In completing projects, PT MII implements project management based on the PMBOK. However, in reality, projects since 2022-2023 have experienced delays of about 1-6 months from the initial planning. This causes resources that should have been allocated to other projects to be hindered in the delayed projects. From the analysis, it was found that project management maturity levels have never been measured at PT MII. This research aims to measure the project management maturity level at PT MII and provide recommendations to improve the expected level of project management maturity. Measurement of project management maturity levels at PT MII will use the method from the Kerzner Project Management Maturity Model (KPM3). Through the measurement results, it was found that the CRM division of PT MII has not yet passed the first level. Recommendations based on KPM3 have been provided to progress to the next level. Recommendations per knowledge area are also provided based on the PMBOK 7th Guide."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pramudya
"ABSTRAK
Masih tingginya jumlah kecelakaan dan korban kecelakaan kerja adalah suatu permasalahan pada proyek konstruksi di Indonesia. Hal ini disinyalir disebabkan masih rendahnya tingkat kematangan keselamatan kerja dan kurang efektifnya implementasi kebijakan. Untuk itu perlu diidentifikasi hubungan antara kebijakan K3 dan kematangan keselamatan kerja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada perusahaan jasa konstruksi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literature yang tervalidasi oleh pakar dan kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS. Terdapat 99 hubungan antara Kebijakan, Kematangan Keselamatan, dengan Kinerja Keselamatan dan Kinerja Proyek, 41 hubungan diantaranya memiliki hubungan yang signifikan.

ABSTRACT
The high number of accidents and casualties is a problem in construction projects in Indonesia. This is allegedly due to the low level of safety maturity and the lack of effective implementation of policies. Therefore, it is necessary to identify the relationship between OSH policy and safety maturity that most influences on safety performance and project performance on construction services company. This research uses primary and secondary data from literature that validated by expert and respondent questionnaires analyzed using SEM PLS Method. There are 99 relationships between Policy, Safety Maturity, with Project Safety and Project Performance, 41 of which have significant relationships."
2017
T48739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>