Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Nabila Haswar
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan orang tua dengan aspek-aspek pada kemampuan sosial-emosional anak disabilitas fisik (tunarungu, tunadaksa, tunanetra, tunawicara). Penerimaan orang tua didefinisikan sebagai kontinum penerimaan hingga penolakan yang diberikan orang tua kepada anak mereka. Sedangkan kemampuan sosial-emosional adalah kemampuan yang dapat diajarkan dan dipelajari yang dapat digunakan individu untuk mengelola emosi, berperilaku efektif, bertahan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, menghargai proses belajar, berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain secara efektif. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang tua anak disabilitas fisik yang menyekolahkan anaknya pada pendidikan tingkat dasar. Total partisipan yang berhasil dikumpulkan berjumlah 120 orang tua.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan alat ukur Parental Acceptance-Rejection Questionare untuk mengukur penerimaan orang tua dan alat ukur Elementary Students Social and Emotional Skill Survey untuk mengukur kemampuan sosial-emosional anak disabilitas fisik.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif yang signifikan antara penerimaan orang tua dengan aspek social competence anak disabilitas fisik. Selain itu didapatkan pula hasil yang tidak signifikan pada hubungan penerimaan orang tua dengan aspek persistence dan self control pada anak disabilitas fisik.

This study was conducted to determine the relation between parental acceptance and aspects of the social-emotional skill of physically disabled children (deaf, disabled, visually impaired, and speech impaired). Parental acceptance is defined as continuum reception to rejection that parents give to their children. While social-emotional skill are abilities that can be taught and learned that can be used by individuals to manage emotions, behave effectively, survive to achieve their desired goals, appreciate the process of learning, interact and work together with others effectively. Participants in this study were parents of physically disabled children who send their children to elementary level education. The total number of partisipants was collected 120 parents.
This research was conducted with a quantitative method using Parental Acceptance-Rejection Questionare to measure parental acceptance and Elementary Students Social and Emotional Skill Survey to measure the social-emotional skill of physically disabled children.
The results showed a positive relation between the parental acceptance with social competence of sosio-emosional skill in physically disabled children. Besides that, resulft showed that the relation between parents acceptance with aspects of persistence and self control of socio-emotional skill in children with physical disabilities were not significant."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Royani
"Keterampilan sosial emosional penting bagi anak-anak dengan disabilitas intelektual ringan beradaptasi di sekolah. Mengasuh secara positif penerimaan dianggap sebagai kunci perkembangan kemampuan sosial emosional anak dengan cacat intelektual ringan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan penerimaan antara orang tua dari aspek kemampuan sosial emosional terdiri dari ketekunan, pengendalian diri, dan kompetensi sosial pada anak penyandang disabilitas usia sekolah dasar intelektual ringan. Hasil penelitian terhadap 104 partisipan yang Yang terdiri dari ibu dan ayah dari anak penyandang disabilitas intelektual ringan, menunjukkan hal ini Ada korelasi positif antara penerimaan orang tua dengan pengendalian diri dan aspek sosial kompetensi, tetapi tidak dengan ketekunan. Kegigihan dianggap terkait dengan faktor lain selain penerimaan orang tua.

Emotional social skills are important for children with mild intellectual disabilities adapt at school. Positive parenting acceptance is considered the key to the development of children's social emotional abilities
with mild intellectual disabilities. This study aims to test the relationship acceptance between parents from the aspect of social emotional abilities consists of persistence, self-control, and social competence in children with disabilities light intellectual elementary school age. The results of the study on 104 participants who Consisting of mothers and fathers of children with mild intellectual disabilities, shows this There is a positive correlation between parental acceptance with self-control and social aspects competence, but not with persistence. Persistence is thought to be associated with other factors besides parental acceptance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Sukma Hasana
"Berdasarkan penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa fungsi keluarga merupakan faktor pelindung dalam kemampuan sosial emosional anak tunarungu dan tuna netra dengan tanda-tanda kecacatan. Namun, belum ada penelitian yang melihat hubungan antara fungsi keluarga dan kemampuan sosial emosional anak dengan disabilitas intelektual ringan di sekolah dasar. Anak-anak dengan disabilitas intelektual ringan mengalami keterlambatan dalam kemampuan sosial emosional mereka. Ciri-ciri tersebut berbeda dengan anak penyandang disabilitas sensorimotor pada penelitian sebelumnya. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara fungsi keluarga dengan kemampuan sosial emosional anak tunagrahita ringan di sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 90 ibu dan 13 ayah yang memiliki anak tunagrahita ringan yang duduk di bangku sekolah dasar, diketahui ada hubungan yang positif antara fungsi keluarga dengan kemampuan sosial emosional anak. Hasil penelitian nantinya dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan program intervensi.

Based on previous research, it was found that family function is a protective factor in the social emotional abilities of deaf and blind children with signs of disability. However, no studies have looked at the relationship between family function and social emotional abilities of children with mild intellectual disabilities in primary schools. Children with mild intellectual disabilities experience delays in their social-emotional abilities. These characteristics differ from children with sensorimotor disabilities in previous studies. For this reason, this study aims to see the relationship between family function and the social emotional abilities of children with mild mental retardation in elementary school. Based on the results of research on 90 mothers and 13 fathers who have mild mentally retarded children who are in elementary school, it is known that there is a positive relationship between family function and children's social emotional abilities. The results of the research can later be used as a basis for developing intervention programs."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimny Hilda Fauzia
"ABSTRAK
Anak berkebutuhan khusus seringkali mengalami kesulitan untuk menguasai kemampuan sosial emosional sebagaimana anak lain seusianya, padahal kemampuan tersebut penting agar anak dapat menjalin interaksi yang positif dengan lingkungan sekitarnya. Dukungan sosial dari lingkungan dapat membantu anak menguasai kemampuan sosial emosional, namun pengetahuan yang minim dari masyarakat Indonesia mengenai kebutuhan khusus membuat masyarakat ragu untuk memberikan dukungan secara langsung dan justru memberikan dukungan pada orang tua anak berkebutuhan khusus. Jika mengacu pada model Bioekologikal Bronfenbrenner, dukungan sosial yang diterima orang tua tetap dapat memberikan pengaruh pada kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus melalui peran orang tua. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh setiap bentuk dukungan sosial terhadap kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus melalui peran variabel penerimaan orang tua pada anak. Penelitian ini melibatkan 291 responden dari berbagai daerah di Indonesia. Analisis dilakukan dengan analisis jalur dengan program IBM SPSS 22 dan R versi 3.4.2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial dalam bentuk emosional dan kelompok dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus melalui variabel penerimaan orang tua. Dukungan sosial dalam bentuk nyata dan informasi dapat memberikan pengaruh langsung pada kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus tanpa melalui variabel penerimaan orang tua pada anak.

ABSTRACT
Children with special needs often have difficulty mastering the social-emotional ability, even though this ability is important thus children can establish positive interactions with the surrounding environment. Social support from the environment can help them to overcome that difficulty, but the minimal knowledge of Indonesian people about special needs make people hesitate to provide direct support for them. People choose to provide social support to parents of children with special needs. According to Bronfenbrenner Bioecological model, social support received by parents can still helpful to develop social-emotional ability of children with special needs through the role of parents. Therefore, this study aims to know the effect of each form of social support for the social-emotional ability of children with special needs through the role of parental acceptance on children. This study involved 291 respondents from various regions in Indonesia. The analysis was performed by regression analysis and path analysis with the IBM SPSS 22 and R version 3.4.2 program. The results of this study indicate that The results of this study indicate that social support in the form of emotional and group can affect the social-emotional ability of children with special needs through the variable of parental acceptance on children. Social support in the form of real and information directly affect the social-emotional ability of children with special needs."
2019
T55046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Dara Pertiwi
"Anak-anak termasuk dalam kategori rentan terinfeksi COVID-19. Keputusan orang tua untuk memberikan izin kepada anaknya untuk divaksinasi atau tidak, bergantung pada kesediaan orang tua untuk menerima vaksin tersebut. IDAI menetapkan capaian vaksinasi sebesar 100% untuk PTM yang aman, sedangkan WHO menetapkan sebesar 70%. Cakupan vaksinasi COVID-19 untuk anak umur 6-11 tahun di Kecamatan Cakung hanya 65.57% untuk dosis pertama dan 33.59% untuk dosis kedua, angka cakupan ini merupakan yang paling rendah jika dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan penerimaan orang tua terhadap pemberian vaksin COVID-19 pada anak sekolah dasar di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur. Penelitian menggunakan desain cross sectional, pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuisioner secara online. Responden penelitian berjumlah 394 orang tua dari murid sekolah dasar yang berada di Kecamatan Cakung. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan 87.3% orang tua menerima pemberian vaksin COVID-19 untuk anak mereka. Persepsi manfaat (pValue: 0.018), persepsi hambatan (pValue: 0.018), dan pemicu bertindak (pValue: 0.001) merupakan variabel yang berhubungan signifikan dengan penerimaan orang tua terhad ap pemberian vaksin COVID-19. Pemicu bertindak menjadi variabel dominan yang berhubungan dengan penerimaan orang tua. Orang tua dengan pemicu bertindak yang tinggi cenderung menerima vaksin COVID-19 3,1 kali lebih besar dibanding dengan orang tua dengan pemicu bertindak rendah setelah dikontrol persepsi manfaat dan persepsi hambatan.

Children are in the vulnerable category ofCOVID-19 infection. Parent’s decision to grant permission for their children to be vaccinatedor not, depends on the parental acceptance of COVID-19 vaccination itself. Indonesian Pediatric Association set the vaccination coverage rate at 100% for safe face-to-face learning, while WHO set it at 70%. COVID-19 vaccination coverage for children aged 6-11 years in Cakung district is only 65.57% for the first dose and 33.59% for the second dose, this rate is the lowest compared to other sub-districts in DKI Jakarta. This study aims to find out the determinants of parental acceptance of COVID-19 vaccination in elementary school children in Cakung district, East Jakarta City. The Study used a cross sectional design, data collection was done through filling out online questionnaires. The research respondents were 394 parents of elementary school students in Cakung district. Multivariate analysis using multiple logistic regression risk factor model. The result has shownthat 87.3% of parents received the COVID-19 vaccinationfor their children. Perceived benefits (pValue: 0.018), perceived barriers (pValue: 0.018), and cues to action (pValue: 0.001) were variables that were significantly associated with parental acceptance of the COVID-19 vaccination. Cues to action became the dominant variable in this study.Parents with high-cues to action tend to receive the COVID-19 vaccination 3.1 times more than those with low-cues to action after being controlled by perceived benefits and perceived barriers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Putri Eka Yana Gloria
"Kualitas interaksi antara orang tua dan anak diketahui memengaruhi kemampuan sosial- emosional anak. Pada keluarga dengan anak berkebutuhan khusus, kualitas interaksi yang positif tercipta melalui penerimaan orang tua terhadap kondisi anak. Dalam menjalani serangkaian proses hingga akhirnya mampu menerima kondisi anak, dibutuhkan keberfungsian keluarga yang sehat. Keberfungisan keluarga yang sehat memungkinkan orang tua untuk menanggulangi berbagai tantangan yang ditemui sebagai implikasi dari kondisi anak. Penelitian ini bertujuan menguji peran penerimaan orang tua dalam memediasi pengaruh keberfungsian keluarga terhadap kemampuan sosial-emosional anak berkebutuhan khusus. Sejumlah 291 orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dan menempuh pendidikan di Sekolah Dasar terlibat sebagai partisipan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tiga alat ukur yaitu Family Assessment Device, Elementary School Student Social and Emotional Skills Survey dan Parental Acceptance-Rejection Questionnaire Short Form. Selanjutnya, data diolah menggunakan program IBM SPSS versi 22 dan R versi 3.4.2 dengan Lavaan 0.6-5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan orang tua tidak berperan secara signifikan dalam memediasi pengaruh keberfungsian keluarga terhadap kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus. Hal ini mengindikasikan bahwa dinamika hubungan antara keberfungsian keluarga, penerimaan orang tua dan kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus turut dipengaruhi faktor-faktor lain, seperti gaya atau pola pengasuhan dalam keluarga.

Interaction quality between parents and children is known to be associated with the development of childrens social-emotional competence. In families with special needs children, the bond is built through parental acceptance. In the process of experiencing phases until eventually accepting the childrens condition, a healthy family function is required. A healthy family function empowers parents to overcome many challenges in taking care of special needs children. This study aims to examine the role of parental acceptance in mediating the effect of family functioning on the social-emotional competence of special needs children. A total of 291 parents whose children attend elementary schools are involved as participants. Three instruments used were: Family Assessment Device, Social Skills and Emotional Survey of Primary School Students and Short Form of Parental Acceptance-Rejection Questionnaire. Data processing conducted using IBM SPSS version 22 and R version 3.4.2 with Lavaan 0.6-5. The result determines that parental acceptance doesnt have a significant role in mediating the effect of family function on the social-emotional competence of special needs children. This indicates that the relationship between family function, parental acceptance and social-emotional competence of special needs children are also affected by other additional factors, such as parenting style.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirza Feny Rahayu
"Menjadi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan suatu tantangan karena mereka cenderung memiliki perasaan yang dimanifestasikan dalam bentuk kehilangan keberhargaan diri, merasa sedih dan bersalah, sulit menerima dan berduka bahkan berisiko lebih besar untuk mengalami stres dalam pengasuhan atau pendampingan anak. Keadaan ini dapat memengaruhi kondisi psikologis anak yang berdampak negatif pada kemampuan sosial emosional mereka. Padahal, hubungan antara orang tua dengan anak merupakan pengaruh utama yang membentuk kemampuan sosial emosional anak. Oleh sebab itu, sangat diperlukan peranan dan dukungan dari kedua orang tua dalam meminimalkan dampak tersebut dengan penerimaan dari orang tua. Dalam proses penerimaan orangtua, terdapat beberapa aspek yang berkontribusi pada kesehatan mental orang tua, diantaranya parenting self-efficacy yang merupakan keyakinan orang tua bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas mereka sebagai orang tua. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau lebih jauh mengenai pengaruh penerimaan orang tua terhadap kemampuan sosial emosional anak berkebutuhan khusus melalui parenting self-efficacy. Penelitian ini melibatkan 291 partisipan dari berbagai daerah di Indonesia. Analisis dilakukan dengan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan parenting self-efficacy terbukti memediasi pengaruh penerimaan orang tua terhadap kemampuan sosial emosional anak dengan kebutuhan khusus (B = 0.205) signifikan pada Los 0.05. Begitu pula dengan pengaruh penerimaan orang tua terhadap parenting self-efficacy (B = 0.589) dan pengaruh parenting self-efficacy terhadap kemampuan sosial emosional anak dengan kebutuhan khusus (B = 0.431) serta pengaruh penerimaan orang tua terhadap kemampuan sosial emosional anak dengan kebutuhan khusus (B = 0.338) signifikan pada Los 0.05.

Being the parent of children with special needs is a challenge because they tend to have feelings that are manifested in the form of losing self-worth, feeling sad and guilty, difficult to accept and grieving even at greater risk to experience stress in caring for the children. This situation can affect the childrens psychological condition which negatively impacts their social-emotional abilities. In fact, the relationship between children and parents is the main influence that shapes childrens social-emotional abilities. Therefore, it is very necessary the role and support of both parents in minimizing these impacts with parental acceptance. In the process of parental acceptance, there are several factors that contribute to the mental health of parents, including parenting self-efficacy which is the belief of parents, the ability to carry out their duties as parents. Therefore, the purpose of this study is to further review the influence of parental acceptance on the social-emotional abilities of children with special needs through parenting self-efficacy. This study involved 291 participants from various regions in Indonesia. The analysis was carried out with path analysis. The results of this study found that parenting self-efficacy succeeded in mediating the influence of parental acceptance on the social-emotional abilities of special needs children (B=0.205), significant at Los 0.05. Similarly, the influence of parental acceptance on parenting self-efficacy (B=0.589) and parenting self-efficacy on the social-emotional abilities of children with special needs (B=0.431) and also the influence of parental acceptance on the social-emotional abilities of children with special needs (B=0.338) was significant at Los 0.05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Dinda Gunawan
"Latar belakang: Pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) secara global menyebabkan pemerintah Indonesia untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya pencegahan transmisi COVID-19. Kebijakan ini berdampak pada perubahan gaya hidup anak melalui penutupan sekolah dan fasilitas rekreasional sehingga terjadi penurunan aktivitas fisik dan perubahan pola tidur anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat aktivitas fisik dengan gangguan tidur pada anak usia sekolah dasar di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada 437 subjek. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2020 yang menggunakan Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C) dan Children Sleep Habits Questionnaire-Abbreviated (CSHQ-A). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi-square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 60,87% subjek tidak aktif dan sebanyak 73,23% subjek mengalami gangguan tidur selama pandemi COVID-19. Hasil uji analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan gangguan tidur (p=0,248).
Kesimpulan: Sebagian besar anak usia sekolah dasar tidak aktif melakukan aktivitas fisik, kurang tidur pada hari biasa, tidur cukup pada akhir pekan, dan mengalami gangguan tidur selama pandemi COVID-19. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat aktivitas fisik dengan gangguan tidur pada anak usia sekolah dasar selama pandemi COVID-19.

Introduction: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) globally affected the Indonesian government to implement the large-scale social restriction to prevent the COVID-19 transmission. The policy has altered children’s lifestyles through the closure of schools and recreational facilities which caused the decline in children’s physical activity level and the alteration of children’s sleep pattern. This study aims to determine the relationship between elementary school-aged children’s physical activity level and sleep disorders during the COVID-19 pandemic.
Method: This study was conducted with a cross-sectional design on 437 subjects. The research used secondary data collected in 2020 to obtain the data through the Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C) and the Children Sleep Habits Questionnaire-Abbreviated (CSHQ-A). The data were analyzed using the Chi-square analysis test.
Result: This study showed that 60,87% of the subjects were not physically active and 73,23% of the subjects had sleep disorders. The statistical analysis test showed no significant relationship (p 0.05) between children’s physical activity level and sleep disorders.
Conclusion: The majority of elementary school-aged children were not physically active and had sleep disorders during the COVID-19 pandemic. There was not a significant relationship between elementary school-aged children’s physical activity level and sleep disorders during the COVID-19 pandemic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaamiliina klarisha arya putri
"Pada zaman digital ini, gawai menjadi barang yang sangat populer pada semua kalangan, termasuk juga di kalangan anak-anak. Penggunaan gawai yang berlebihan pada anak dikhawatirkan dapat mengganggu perkembangan sosial emosionalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan gawai dan perkembangan sosial emosional anak usia sekolah. Penelitian ini melibatkan 159 responden siswa sekolah dasar di Kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan yang dipilih menggunakan teknik cluster sampling dengan desain penelitian cross sectional. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan gawai dengan perkembangan sosial emosional (p value = 0.603 > 0.05). Hal ini dapat terjadi karena setiap anak memiliki perbedaan kebiasaan, anak mungkin menggunakan gawai untuk tujuan yang mendukung perkembangan sosial emosional mereka. Misalnya, aplikasi dan permainan edukatif dapat membantu anak-anak belajar keterampilan sosial dan emosional. Maka dari itu, orang tua direkomendasikan untuk menetapkan peraturan yang jelas terkait penggunaan gawai dan juga mengawasi penggunaan gawai anak karena faktor pengawasan dan pengaturan orang tua penting untuk mencegah dampak negatif dari penggunaan gawai.

In this digital era, gadgets have become very popular across generations, including children. Excessive gadget use among children is feared to interfere with their socio-emotional development. This study aims to identify the relationship between gadget use and the socio-emotional development of school-aged children. The study involved 159 elementary school respondents in kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan and selected using cluster sampling method with a cross-sectional research design. Chi-square test results showed that there is no significant relationship between gadget use and socio-emotional development (p value = 0.603 > 0.05). This could be because each child has different habits; children may use gadgets for purposes that support their socio-emotional development. For instance, educational apps and games can help children learn social and emotional skills. Therefore, parents are recommended to establish clear rules regarding gadget use and monitor their children's gadget use, as parental supervision and regulation are crucial in preventing the negative impacts of gadget use."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Pradnyasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekspektasi orang tua dalam memediasi hubungan antara tingkat stres orang tua dan hasil terapi pada anak. Desain penelitian ini adalah correlational study dengan melibatkan 92 partisipan, yang merupakan orang tua dari anak yang sedang mengikuti terapi psikologi dan berdomisili di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan dengan mengadministrasikan beberapa alat ukur kepada orang tua yaitu Parent Stress Index – Short Form untuk mengukur tingkat stres orang tua, The Parent Expectancies of Treatment Scale untuk mengukur tingkat ekspektasi orang tua, dan Outcome Rating Scale untuk mengukur hasil terapi pada anak. Hasil menunjukkan bahwa hubungan tingkat stres orang tua terhadap hasil terapi tidak dimediasi oleh ekspektasi orang tua. Meskipun demikian, ditemukan bahwa tingkat stres orang tua memiliki hubungan signifikan terhadap hasil terapi.

This study was aimed to examine the role of parental expectation as mediator of the relationship between parenting stress and therapy outcome in children. The research design was correlational study, which involved 92 participants. These participants are parents of children that have been taking psychological therapy in Jabodetabek. Data were collected by administering three instruments to participants: Parent Stress Index - Short Form to measure parenting stress levels, The Parent Expectancies of Treatment Scale to measure parental expectation levels, and the Outcome Rating Scale to measure the therapy outcome in children. The results showed that parenting stress on therapy outcome is not mediated by parental expectations. However, parenting stress was shown to have a significant effect on therapy outcome."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>