Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103682 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fany Arighi Suhandi
"ABSTRAK
Peningkatan populasi perkotaan membuat masyarakat perkotaan dihadapi dengan berbagai ancaman. Asma bronkial merupakan penyakit tidak menular yang memiliki prevalensi tinggi pada masyarakat perkotaan. Alergen dan polusi udara di perkotaan dan masalah psikososial dapat memicu terjadinya asma. Ansietas merupakan masalah psikososial berupa perasaan tidak nyaman, khawatir, dan takut pada suatu ancaman atau situasi tertentu. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien dengan ansietas antara lain edukasi terkait masalah penyakit dan ansietas, teknik relaksasi napas dalam, teknik distraksi, teknik hipnosis lima jari, dan kegiatan spiritual. Tindakan keperawatan ansietas bertujuan untuk mengontrol perasaan ansietas klien yang dapat memicu dan memperparah serangan asma bronkial. Selama empat hari perawatan, Ny.I mengalami penurunan skala Hamilton Anxiety Rating Scale HARS , dari 14 menjadi 6. Dalam perawatan klien, perawat perlu melibatkan keluarga agar tingkat ansietas saat ini dapat dipertahankan atau bahkan menurun.

ABSTRACT
Increased of urban population makes urban communities faced with various threats. Bronchial asthma is a non communicable disease that has a high prevalence in urban communities. Allergen, pollution, and psychosocial problems can cause asthma exacerbation. Anxiety is a psychosocial problem that makes individual feels discomfort, anxiety, and fear of a particular threat or situation. Nursing care that can be performed on clients with anxiety include educational issues related to illness and anxiety, deep breathing technique, distraction technique, five finger hypnosis technique, and spiritual activity. It aims to control anxiety that can trigger and aggravate bronchial asthma attacks. During four days of nursing care, Hamilton Anxiety Rating Scale HARS of Mrs. I decreased from 14 to 6. Family involvement needs to be done in client care so this score can be maintained or decreased. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asy-Syifa Khoirunisa
"Asma merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan karena adanya respon inflamasi pada jalan napas sehingga menyebabkan gejala berupa sesak, peningkatan frekuensi pernapasan, hingga penurunan saturasi oksigen. Latihan pernapasan diketahui menjadi terapi non farmakologis yang mampu membantu gejala asma. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien asma dengan pemantauan pernapasan dan pemberian Breathing Exercise untuk meningkatkan saturasi oksigen pasien. Setelah dilakukan intervensi selama lima hari, diketahui bahwa saturasi oksigen meningkat, baik dengan melakukan pemantauan pernapasan dengan pemberian aktivitas, maupun dengan pemberian latihan pernapasan. Penulis merekomendasikan penelitian lanjutan untuk pemantauan pernapasan menggunakan skala tertentu dan pemberian latihan pernapasan dalam waktu yang sesuai dengan studi literatur pendahulu.

Nursing Care for Asthma Patients with Breathing Monitoring and Application of Breathing Exercises to Increase Oxygen Saturation. Asthma is a respiratory disorder caused by an inflammatory response in the airways, causing symptoms in the form of shortness of breath, increased respiratory frequency, and decreased oxygen saturation. Breathing Exercise is a non-pharmacological therapy that can help asthma symptoms. This scientific work aims to analyze the nursing care for asthma patients by monitoring breathing and providing breathing exercises to increase the patient's oxygen saturation. After five days of intervention, it was discovered that oxygen saturation increased, both by monitoring breathing by providing activities and by providing breathing exercises. The author recommends further research to monitor breathing using a specific scale and providing breathing exercises for a time that is consistent with previous literature studies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Dwi Kurniawati
"ABSTRAKMasyarakat Indonesia umumnya saat ini merupakan masyarkat perkotaan. Dampak negatif dari kehidupan perkotaan merupakan pajanan jangka panjang polutan yang dapat menggangu saluran pernafasan. Salah satu gangguan pernafasan yang disebabkan yaitu Asma. Seseorang yang sudah terkena asma kemudian harus mengontrol asmanya dengan baik dengan menghindari faktor ekstrinsik allergen dan intrinsik aktifitas, cuaca, dan kecemasan . Untuk itu, dibutuhkan asuhan keperawatan psikososial pada pasien asma terutama dalam mengatasi kecemasan yang dapat menyebabkan perburukan penyakit. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan ansietas pada klien dengan asma. Penulisan ini melibatkan satu klien yang diintervensi dengan asuhan keperawatan ansietas selama empat hari. Hasil menunjukkan bahwa asuhan keperawatan ansietas dapat menurunkan ansietas yang dirasakan oleh klien Score menggunakan Hamilton Anxiety Scale HAM-A dari 28 menjadi 20 . Analisis ini merekomendasikan agar dilakukannya integrasi asuhan keperawatan psikososial dengan asuhan keperawatan fisik pada klien asma, seperti melakukan tarik nafas dalam, teknik distraksi, hipnotis 5 jari, dan kegiatan spiritual. Penanganan kasus psikosial selain ansietas pada asma sangat dianjurkan. Kata kunci: Ansietas, Asma, Asuhan Keperawatan Ansietas
ABSTRACTIndonesian society in general today is an urban community. The negative impact of urban life is a long term pollutant exposures that can interfere respiratory tract. One of the respiratory disorders caused is Asthma. A person who has been exposed to asthma then should control his asthma well with avoid of extrinsic allergen and intrinsic factors activity, weather, and anxiety . For that, it takes psychosocial nursing care in asthma patients, especially in anxiety that can cause worsening disease. This writing aims to analyze anxiety nursing care on clients with asthma. This writing involves one client who intervened with anxiety nursing care for four days. The results showed that anxiety nursing care may decrease anxiety felt by the client Score using Hamilton Anxiety Scale HAM A from 28 to 20 . This analysis recommended that integration of psychosocial nursing care with physical nursing care to asthma clients, such as deep breathing, distraction techniques, 5 finger hypnosis, and spiritual activities. Psychosocial case treatment in addition to anxiety in asthma is highly recommended Keywords Anxiety, Asthma, Anxiety Nursing Care"
2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maela Holipah
"Kondisi lingkungan perkotaan yang padat dan polusi udara di perkotaan dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti TB paru. TB paru merupakan penyakit kronis dengan pengobatan lama yang dapat menimbulkan ansietas bagi penderitanya. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melaporkan hasil asuhan keperawatan klien ansietas dengan TB paru. Implementasi keperawatan yang dilakukan selama lima hari meliputi, teknik relaksasi napas dalam, hipnosis lima jari, distraksi dan spiritual.
Hasil dari penerapan intervensi ini didapatkan bahwa pasien dapat mengontrol atau mengatasi ansietasnya, yaitu dengan menunjukan tanda-tanda ansietass berkurang. Penanganan masalah psikososial ansietas yang dimulai dari mengenal ansietas sampai pilihan teknik mengontrol ansietas, seperti relaksasi napas dalam, hypnosis lima jari, distraksi dan spiritual perlu dikembangkan di unit keparawatan lainnya.

Urban environment condition are dense and many air pollution that can cause health problems such as pulmonary tuberculosis (TB). TB is a chronic disease with a long treatment which can cause anxiety for the patient . This purpose of this final scientific nurse paper is to illustrate family nursing care on anxiety related to TB. Nursing implementation was applied for 5 days including deep breath relaxation technique, five fingers hypnosis, distraction and spiritual.
The result of this intervention is patient can control her anxiety, with the decreasing sign and symptom of anxiety. Management of anxiety start from knowing what the anxiety until thecnique to control the anxiety such as deep breathing relaxation, five finger hypnosis, distraction and spiritual need to be developed on another nursing care unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Surbakti
"Caring merupakan ciri khas perawat yang menentukan kualitas sebuah layanan. Namuntidak semua perawat memiliki perilaku caring yang baik. Salah satu penyebabrendahnya perilaku caring adalah rendahnya efikasi caring perawat yang menyebabkankurangnya keyakinan dan kemampuan diri untuk membina hubungan caring dalammemberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpelatihan efikasi caring terhadap perilaku caring perawat. Penelitian ini menggunakandesain kuantitatif dengan metode quasi eksperimen dengan pendekatan pre-post testdesign with control group. Partisipan adalah 50 perawat pada kelompok intervensi diRSUD Kota Dumai dan 50 perawat pada kelompok control di RSUD Kecamatanmandau.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pelatihan efikasi caring terhadapperilaku caringperawat dengan nilai p = 0,0001, ada perbedaan bermakna pada nilaiperubahan perilaku caring baik di kelompok intervensi p = 0,0001 maupundikelompok kontrol p = 0,021 dengan ? = 0,005 dan pengetahuan memiliki hubunganbermakna dengan perilaku caring perawat. Pelatihan mampu meningkatkan efikasicaring sehingga perilaku caring perawat juga meningkat. Manajer perlu memikirkanupaya untuk mempertahankan perilaku caring yang telah dicapai terutama denganmeningkatkan pengetahuan perawat mengenai efikasi caring.

Caring is a characteristic of nurses that determine the quality of a service. But not allnurses have good caring behaviors. One of the causes of low caring behavior is the lowefficacy of caring that leads to lack of confidence and self ability to foster caringrelationships in providing nursing care. This study aimed to determine the effects ofcaring efficacy training on caring behavior of nurses. This research used quantitativedesign with quasi experimental method with approach of pre post test design withcontrol group. Participants were 50 nurses in the intervention group at RSUD Dumaiand 50 nurses in the control group at RSUD Mandau.
The results showed that there wasan effect of caring efficacy training on caring nurse behavior with p value 0.0001,there was significant difference in the value of caring behavior change in bothintervention group p 0.0001 and control group p 0,021 with 0.005 andknowledge have significant relationship with caring behavior of nurse. Training canimprove caring efficiency and increasescaring nurse behavior. Managers need to thinkabout efforts to maintain caring behavior that has been achieved primarily byincreasing the nurse's knowledge aboutcaring efficacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Yosefine Julia Agatha
"Ansietas adalah masalah psikososial yang dapat terjadi pada klien dengan asma disebabkan dari proses patogenesis penyakit klien sehingga bermanifestasi menjadi tanda gejala klinis dimana hal tersebut dapat menyebabkan perburukan kondisi klien. Karya ilmiah akhir ners KIAN ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisa asuhan keperawatan psikososial ansietas pada klien dengan asma di ruang Antasena RS dr. H Marzoeki Mahdi Bogor. Asuhan keperawatan yang diberikan sudah disesuaikan dengan matriks asuhan keperawatan kesehatan jiwa psikososial; sementara pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale HARS yang menunjukkan penurunan dari total skor 26 menjadi 6 selama lima hari perawatan. Intervensi keperawatan yang digunakan dalam mengatasi ansietas pada klien dengan asma berhasil dilakukan dengan optimal. Sebagai kesimpulan, terdapat hubungan yang sangat erat antara masalah psikososial ansietas dan fisik asma pada klien, sehingga diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi secara psikososial dan fisik untuk mengatasi ansietas klien secara komprehensif.Kata kunci : Ansietas, Asma, Asuhan Keperawatan Psikososial.

Anxiety as psychosocial problem can occur in patients with asthma as the result from disease rsquo;s pathogenesis process which manifested as clinical signs and symptoms that can aggravate the patient rsquo;s medical condition. The purpose of this scientific work is to outlining the analysis result of psychosocial nursing care plans for anxiety in patient with asthma in Antasena Care Unit at dr. H Marzoeki Mahdi Hospital Bogor. Nursing care for anxiety which was given to the patient already customized with psychosocial mental health nursing care matrix; and this thesis using Hamilton Anxiety Rating Scales HARS to evaluate the work that shows decreasing in total score from 26 to 6 in five days of hospitalization. Managing the anxiety of the patient with asthma has successfully done with optimal. This thesis result suggest that integrated nursing care plans mentally physically is required to solve anxiety problems in patient with asthma comprehensively. Keywords : Anxiety, Asthma, Psychosocial Nursing Care."
[, ]: 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiati Malasari
"ABSTRAK
Perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan seperti cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji dan kurangnya aktivitas berkontribusi akan terjadinya diabetes mellitus DM . Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehingga dapat terjadi hiperglikemia. Dampak yang ditimbulkan bukan hanya masalah fisik saja, namun masalah psikososial yaitu ansietas. Ansietas adalah perasaan khawatir terhadap sesuatu yang tidak jelas objeknya disertai dengan respon otonom. Asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. R untuk mengatasi ansietas yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang ansietas, melakukan teknik rileksasi napas dalam, teknik distraksi, teknik hipnotis 5 jari dan kegiatan spiritual. Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan menunjukkan penurunan tingkat ansietas dari score 26 menjadi 10 dalam kurun waktu 4 hari perawatan. Rekomendasi untuk perawat adalah mengintegrasikan dan membudayakan antara masalah fisik dan psikososial serta diharapkan meluangkan waktu untuk melakukan intervensi keperawatan terkait masalah psikososial ansietas khususnya pada pasien DM.

ABSTRACT
Changes in urban lifestyles such as consume fast food and lack of activity contribute to the occurrence of diabetes mellitus DM . Diabetes mellitus is a progressive chronic disease characterized by the body 39 s inability to metabolize carbohydrates, fats and proteins that caused hyperglycemia. The impact is not just a physical problem, but an anxiety psychosocial problem. Anxiety is a feeling of worry for something that is not clear objects accompanied by an autonomous response. Nursing care has been done on Mrs. R to overcome anxiety by providing health education about anxiety, doing deep breathing technique, distraction technique, 5 finger hypnotic technique and spiritual activity. The result of intervention that has been done shows Mrs. R anxiety level rsquo s decrease from score 26 to 10 within 4 days of treatment. Recommendations for nurses to integrate between physical and psychosocial problems and is expected to take time to conduct nursing interventions related to psychosocial problems anxiety especially in patients with diabetes mellitus "
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Supardi A.W.
"Dalam konvensi Gugus Kendali Mutu Asuhan Keperawatan pada tanggal 15 Oktober 1996 yang diikuti oleh 13 GKM, didapatkan hasil yang kurang memuaskan, tidak satupun GKM yang berketrampilan Baik Sekali. Oleh karena itu secara umum penelitian ini bertujuan untuk menilai Penerapan Pedoman Dasar Kegiatan GKM Askep dan Kegiatannya. Secara khusus penelitian ini menganalisis hubungan faktor-faktor dalam Pelaksanaan Kegiatan dengan Ketrampilan GKM Askep di RSUP Fatmawati.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dan bersifat cross sectional. Pengambilan data primer untuk variabel Penerapan Pedoman Dasar Pelaksanaan Kegiatan GKM Askep ditakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibuet berdasarkan metoda rating yang dijumlahkan atau model penskalaan Likert. Untuk variabel bebas Bimbingan Facilitator, diperoleh dari daftar hadir pada pertemuan Bimbingan Fasilitator. Data sekunder digunakan untuk variabel bebas Pertemuan Anggota dan Ketrampilan GKM Askep.
Sampel penelitian ini adalah 13 GKM Askep yang mengikutri konvensi. Sedangkan responden penelitian ini adalah 65 anggota GKM Askep tersebut. Hasil penelitian menunjukkan :
1. Terdapat korelasi antara faktor-faktor Kerja Kelompok, Partisipasi Total, Bimbingan Facilitator, Dukungan Manajemen, Pengembangan Din dan Kesukarelaan dengan Ketrampilan GKM Askep.
2. Terdapat hubungan lemah, terbalik, antara Pertemuan Anggota dengan Ketrampilan GKM Askep, yang secara statistik tidak bermakna.
3. Ditemukan 6 faktor penyebab yang perlu diperhatikan untuk peningkatan Penerapan Pedoman Dasar Pelaksanaan Kegiatan GKM Askep.
Saran :
1. Kelanggengan penyelenggaraan konvensi GKM harus dipertahankan.
2. Kehadiran Direksi RSUP Fatmawati dalam konvensi GKM sangat dianjurkan.
3. Penyelenggaraan seminar tentang GKM untuk seluruh pejabat struktural dan fungsional.
4. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan talon Facilitator GKM.
5. Menyatukan Pertemuan Anggota GKM dengan Bimbingan Facilitator
6. Membuat sistem penghargaan yang baik.
Selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi Kesukarelaan Anggota GKM.

In the convention occurred on October 15, 1996 which was participated by 13 Nursing Care Quality Control Circle (NCQCC), the result was found unsatisfying, none of them had excellent skills. The purpose of the study was to evaluate the conduct of NCQCC activities in Fatmawati General Hospital which consisted of voluntarism, total participation, self development, team work, management commitment, member's meeting and facilitators assistance. Specifically the objective of this study was to analys the correlation between the conduct of activities and the NCQCC skills.
This study is a cross sectional analytic descriptive research. The primary data was taken for implementation of basic guide in conducting NCQCC activities variable, which was done by using questionnaire that was made based on the summated rating method, known as Likert scale method. For independent variable facilitator assistance was obtained from attend list on the facilitator assistance meeting. Secondary data was used for independent variable member's meeting and NCQCC skills. Samples of this study wire 13 NCQCC that joined the convention. Meanwhile the research respondents were 65 NCQCC members.
This study shows :
1. There is a correlation between team work, total participation, facilitator assistance, management commitment, self development, voluntarism and NCQCC skills.
2. There is a weak reversed association, between member's meeting and NCQCC skills, which is statistically not significant.
3. 6 causing factors were found and need to be focused for increasing the implementation of basic guide in conducting NCQCC activities.
Recommendation :
1. Continuity of holding the NCQCC convention should be upheld.
2. The attendance of top management of Fatmawati General Hospital in the NCQCC convention is very recommended.
3. Holding the seminar about QCC (Quality Control Circle ) for all the structural and functional officer.
4. Holding the education and training for the QCC facilitator candidates.
5. To unite QCC members meeting with facilitator guide.
6. To make a good rewarding system.
Furthermore, the factors which influenced QCC voluntarism needs to be studied.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Maharani
"Penyakit asma telah dikenal secara luas namum belum pernah dijelaskan secara mendetil. Tomografi komputer resolusi tinggi (HRCT) dapat mendeteksi struktur tidak normal pada penderita asma. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik lesi asma dan hubungannya dengan data klinis pada hasil Tes kontrol asma (ACT).
Penelitian dilakukan secara prospektif dengan metode potong lintang terhadap penderita asma yang berobat ke poli asma RSUP Persahabatan Jakarta selama bulan Januari ? Februari 2014, mereka kemudia di rujuk untuk menjalani pemeriksaan HRCT setelah pemeriksaan awal dan mengisi ACT.
Dari 34 kasus, 33 (97%) mengalami penyempitan lumen bronkial, 21 (61,7%) mengalami penebalan dinding bronkial, 15 (44,1%) mengalami gambaran mosaik, 5(5,8%) mengalami bronkiektasis dan seluruhnya (100%) mengalami emfisema. Hasil ACT yang didapat adalah pasien terkontrol sebagian (35,2%) dan tidak terkontrol (64,7%). Ketika dihubungkan dengan hasil ACT, maka penyempitan lumen bronkial (p=0,970), penebalan dinding bronkus (p=0,488), gambaran mosaik (p=0,882), bronkiektasis (p=0,137) dan emfisema tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Lesi lainnya yang ditemukan dan berkaitan dengan ACT adalah tuberkulosis (11,8%; p=0,273), granuloma (2,9%; p=1,000), aspergiloma bronkopulmonari alergik (5,9%; p=0,529) dan bronkitis (5,9%; p=1,000).
Gambaran lesi karakteristik penderita asma bronkial pada HRCT merupakan hal yang penting, karena dapat memperlihatkan komplikasi lain yang menyertai asma, namun karakteristik lesi tersebut tidak berkaitan dengan hasil ACT.

The coexistence of asthma is widely recognized but has not been well described. High resolution computed tomography (HRCT) can detect the structural abnormalities in asthma. This study attempts describe the characteristic lesion of asthma and to correlate these abnormalities with clinical and asthma control test (ACT) data.
We perfomed a prospective cross sectional study of 34 asthma patients who were attending outpatient Persahabatan Hospital, Jakarta from January-February 2014, that were subjected to HRCT after initial evaluation and ACT.
Thirtythree subjects (97%) had narrowing of bronchial lumen, 21 (61.7%) had bronchial wall thickening, 15 (44.1%) had mosaic attenuation, 5 (5.8%) had bronchiectasis and 34 (100%) had emphysema. The ACT result were partial controlled patients (35.2%) and not controlled (64.7%). When correlated with ACT result, the narrowing of bronchial lumen (p=0.970), bronchial wall thickening (p=0.488), mosaic attenuation (p=0.882), bronchiectasis (p=0.137) and emphysema showed no significant association. Another HRCT findings that correlate with ACT were tuberculosis (11.8%; p=0.273), granuloma (2.9%; p=1.000), aspergilloma bronchopulmonary allergica (5.9%; p=0.529) and bronchitis (5.9%; p=1.000).
HRCT findings of characteristic lesion are important in bronchiale asthma patients, because they can describe other complication / comorbidity eventhough they were not correlate well with ACT.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carpenito-Moyet, Lynda Juall
Jakarta : EGC, 1999
610.73 CAR nt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>