Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartono Priadi Sastra
"ABSTRAK
Permasalahan anak remaja memiliki dinamikanya sendiri. Hal ini adalah sebagai efek dari tekanan-tekanan dan perubahan lingkungan yang mereka alami, terlebih bagi para anak yatim dan anak yang ditelantarkan oleh orangtua mereka. Dinamika tersebut bisa jadi kemalangan maupun kesengsaraan tersendiri bagi mereka sebagai sebuah pengalaman yang merugikan, tidak menyenangkan dan bahkan traumatis sehingga membuat mereka tertekan dan dampaknya adalah membuat mereka tidak dapat mengendalikan perilaku ketika berada di bawah tekanan, tidak percaya diri, pesimis dalam menghadapi kehidupan, dsbnya. Oleh karena itulah mereka membutuhkan resiliensi sebagai kapasitas yang dibutuhkan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan masalah-masalah yang mereke jumpai sehari-hari. Atas dasar tersebut di atas, penulis mencoba untuk memberikan perhatian atas permasalahan ini, dengan mencoba sebuah upaya preventif agar hal-hal negatif yang telah disebutkan di atas dapat dicegah atau diminimalisasikan dengan sebuah intervensi melalui pelatihan resiliensi. Studi ini memfokuskan pada peningkatan optimisme dalam rangka pembentukan dan pengembangan kapasitas resiliensi remaja panti asuhan melalui pelatihan tujuh aspek pembentuk resiliensi yang dikembangkan oleh Reivich dan Shatte

ABSTRACT
The problem of teenagers has its own dynamics. This is the effect of the pressures and changes in the environment they are experiencing, especially for orphans and children who are abandoned by their parents. Such dynamics can be misfortunes and misery for them as an adverse, unpleasant and even traumatic experience that puts them under stress and the effect is that they can not control behavior when under pressure, insecurity, pessimism in the face of life, etc. That is why they need resilience as the capacity needed to deal with the difficulties and problems that they encounter everyday. On the basis of the above, the author tries to give attention to this problem, by trying a preventive effort so that the negative things mentioned above can be prevented or minimized by an intervention through resilience training. This study focuses on increasing optimism in order to establish and develop the resilience capacity of orphans through the training of seven resilience building aspects developed by Reivich and Shatte. "
2017
T48817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trie Aisyah Fitri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara optimisme dan resiliensi pada mahasiswa program Diploma III Kebidanan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur optimisme adalah Life Orientation Test-Revised (Carver & Scheier, 1988) dan alat ukur yang digunakan untuk mengukur resiliensi adalah Connor Davidson Resilience Scale (CD-RISC) 10 item yang telah diadaptasi oleh Campbell-Sills dan Stein (2007). Penelitian ini dilakukan pada 571 mahasiswa program Diploma III Kebidanan semester empat dan enam dengan menggunakan sampel mahasiswa yang berada di Provinsi DKI Jakarta, Banten, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara optimisme dan resiliensi pada mahasiswa program Diploma III Kebidanan.

The purpose of this study is to examine the relationship between optimism and resilience among midwifery students in the area of Jakarta, Banten, West Sumatera and West Java. The Life Orientation Test-Revised (Carver & Scheier, 1988) is used to measure optimism, and Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) 10 and had adapted by Campbell-Sills dan Stein (2007) is used to measure resilience. Data were collected on 571 students in their fourth and sixth semester of college in the area of Jakarta, Banten, West Sumatera and West Java. Statistical test results indicate a significant and positive correlation between optimism and resilience among midwifery Diploma students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Gerald Nicholas
"Penelitian ini meneliti mengenai sumbangan kesadaran metakognitif dan optimism terhadap resiliensi akademik pada mahasiswa baru yang menjalani kuliah dalam jaringan. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 327 orang dan populasi sampel merupakan mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Data penelitian dan data demografis partisipan didapatkan dari kuesioner daring melalui google form. Analisis data dilakukan menggunakan aplikasi SPSS versi 24. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Dari hasil analisis regresi sederhana didapatkan hasil β kesadaran metakognitif sebesar 0,389 dan β optimisme sebesar 0,433. Interpretasi yang muncul dari hasil ini adalah kesadaran metakognitif memberikan sumbangan sebesar 15% dan optimisme memberikan sumbangan sebesar 19% terhadap resiliensi akademik. Hal ini terjadi karena optimisme dapat muncul sebagai karakteristik yang muncul dari dalam diri individu dan dapat ditularkan dari lingkungan disaat kesadaran metakognitif hanya dari dalam diri individu saja. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia, optimisme menjadi faktor yang lebih kuat dalam munculnya resiliensi akademik.

This research investigates the contributions of metacognitive awareness and optimism toward academic resilience of first year students which in online learning. The number of participants in this research is 327 and the sample population is new undergraduate students in Universitas Indonesia. The research and demographic data of the participants collected from online questionnaire through google form. The data analysis was performed using SPSS application version 24. The analysis technique which was used is simple linear regression. From the regression, the reesults are β = 0,389 for metacognitive awareness and β = 0,433 for optimism. The interpretation of the results are metacognitive awareness contribute 15% and optimism contribute 19% toward academic resilience. The result happen because of optimism could emerge as an individual characteristic and spread through the environment. In the other hand, metacognitive awareness could only emerge from individual characteristics. The results show that optimism is the stronger predictor on the emergence of academic resilience on first year students in Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amatul Firdausa Nasa
"Keyakinan memengaruhi pemahaman dan reaksi keluarga terhadap kesulitan yang dihadapi dan kemampuan mereka untuk mengatasinya (Patterson, 2002). Salah satu keyakinan yang ada dalam keluarga adalah optimisme (Warter, 2009). Menurut Taylor dkk (2010), optimisme merupakan sumber psikologis bagi keluarga dalam menghadapi kesulitan, terutama keluarga yang menghadapi kemiskinan. Optimisme dipandang sebagai karakteristik yang dapat meningkatkan fungsi resiliensi (Taylor dkk, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara resiliensi keluarga dan optimisme pada mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin. Penelitian ini melibatkan sebanyak 247 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dengan mengisi kuesioner resiliensi keluarga dan optimisme. Resiliensi keluarga diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Walsh (2012) yaitu Walsh Family Resiliensce-Questionnaire (WFRQ). Sedangkan optimisme diukur dengan menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver dan Bridges (1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi keluarga dan optimisme mempunyai korelasi positif yang signifikan (r = 0.331, p = 0.000). Selain itu, melalui hasil analisis tambahan juga ditemukan perbedaan mean resiliensi keluarga yang signifikan pada struktur keluarga (orangtua lengkap dan orangtua tunggal) dan juga perbedaan mean optimisme yang signifikan pada aspek pekerjaan ibu.

Belief are thougt to impact how family understands and respond to exposure the risk of adversity and ability to protect themselves (Patterson, 2002). Optimism is one of belief in family (Warter, 2009). According to Taylor et al (2010), optimism is a psychological resource for families faced adversity, especially families living in poverty. Optimism is a characteristic that may promote resilient functioning (Taylor dkk, 2010). This research was conducted to investigate the correlation between family resilience and optimism among college students from families living in poverty. This study involved 247 Bidikmisi scholarship students by filling out the questionnaire family resilience and optimism. Family resilience was measured by Walsh Family Resilience-Questionnaire (WFRQ) constructed by Walsh (2012). While optimism was measured by Life Orientation Test-Revised (LOT-R) constructed by Scheier, Carver and Bridges (1994). The results showed that family resilience and optimism has a significant positive correlation (r = 0.331, p = 0.000). In addition, through the results of additional analysis also found that were significant mean differences of family resilience on family structure (two parents and single parents) and also significant mean differences of optimism on maternal occupation aspect."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agum Gumelar
"Resiliensi akademik menjadi hal yang sangat penting yang dimiliki oleh mahasiswa di tengah pandemi Covid-19. Dampak dari Covid-19 yang mengganggu segala aktivitas serta menghambat kegiatan mahasiswa yang dapat menyebabkan stres bagi mahasiswa. Resiliensi akademik dan optimisme menjadi hal yang membantu mahasiswa untuk bisa menjalani pendidikan di tengah pandemi saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan stres akibat pandemi dan optimisme dengan resiliensi akademik pada mahasiswa baru. Partisipan dari penelitian ini merupakan mahasiswa baru berjumlah 327 mahasiswa yang berasal dari Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, dimana hasil dari penelitian r(327) = -0,145, p < 0,001 menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara stres dengan resiliensi akademik pada mahasiswa baru. Hasil lainnya r(327) = 0,615, p < 0,001 membuktikan bahwa optimisme memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan resiliensi akademik pada mahasiswa baru.

Academic resilience is very important for students in the midst of the Covid-19 pandemic. The impact of Covid-19 which disrupts all activities and hinders student activities which can cause stress for students. Academic resilience and optimism are things that help students to be able to study in the midst of the current pandemic. The purpose of this study was to see the relationship between pandemic stress and optimism and academic resilience in freshmen. Participants of this study were 327 freshmen from the University of Indonesia. This study is a correlational study, where the results of the study r (327) = -0.145, p <0.001 indicate that there is a negative and significant relationship between stress and academic resilience in freshmen. Other results r (327) = 0.615, p <0.001 proved that optimism has a positive and significant relationship with academic resilience in freshmen."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Yuniarti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psychological capital terhadap kesiapan
individu untuk berubah. Desain penelitian action research dengan responden sebanyak 72
karyawan. Alat ukur adalah adaptasi The Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) dan
Psychological Capital Questionnare (Luthans dkk, 2007). Hasil perhitungan uji regresi linear
menunjukkan nilai R2=0,349 (p<0.05) yang berarti psychological capital mempengaruhi
kesiapan karyawan untuk berubah sebesar 34,9%. Intervensi berupa pelatihan efikasi diri dan
resiliensi dirancang untuk meningkatkan psychological capital dan kesiapan individu untuk
berubah.
Hasil perhitungan efek intervensi menunjukkan signifikansi perbedaan sebelum dan
sesudah intervensi pada psychological capital dan kesiapan untuk berubah dengan uji wilcoxon;
diperoleh nilai Z untuk psychological capital sebesar -1,83 (p>0,05) dan untuk kesiapan untuk
berubah sebesar -1,46 (p>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat peningkatan skor secara signifikan
pada psychological capital dan kesiapan untuk berubah setelah diberikan intervensi berupa
pelatihan efikasi diri dan resiliensi. Dengan demikian, pelatihan efikasi diri dan resiliensi belum
mampu meningkatkan psychological capital dan kesiapan individu untuk berubah pada peserta
pelatihan.

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of psychological capital to the individual readiness for
change. The design of this study is action research study by number of study participants as
many as 72 employees. Measuring instruments used is a measure of adaptation The Readiness
for Change Scale (Hanpachern, 1997) and Psychological Capital Questionnare (Luthans et al,
2007). The result of calculations using linear regression showed R2=0,349 (p<0.05), which
means psychological capital affects individual readiness for change at 34,9%. Therefore, the
intervention made in the study was design to increase psychological capital training and
individual readiness for change. The intervention is self-efficacy and resiliency training.
Intervention effects was measured by comparing the pre-test and post-test measurements.
The
result of test of significance differences in the calculation of pre-test and post-test psychological
capital and individual readiness for change using a wilcoxon signed ranks test. The Z value
obtained for psychological capital is -1,83 (p>0,05) and the value of individual readiness for
change is -1,46 (p>0,05). This means there is no significantly scores increased in psychological
capital and individual readiness for change after the intervention. The result of this analysis
indicate that a given intervention can not improve psychological capital and individual readiness
for change."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Anindita
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat kontribusi optimisme dan perceived social support terhadap resiliensi pada mahasiswa rantau di Universitas Indonesia. Subjek penelitiannya adalah mahasiswa rantau Universitas Indonesia sebanyak 209 orang dengan mengisi kuesioner optimisme, perceived social support, dan resiliensi. Optimisme diukur dengan menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver, dan Bridges (1994). Perceived social support diukur dengan menggunakan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support yang dikembangkan oleh Gregory D. Zimet (1988). Resiliensi diukur dengan menggunakan alat ukur Resilience Scale (RS) yang dikembangkan oleh Wagnild dan Young (1993). Hasil penelitian menunjukan bahwa optimisme dan perceived social support berkontribusi secara signifikan terhadap resiliensi (r = 0.252, p = 0.000). Selain itu, optimisme memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan perceived social support terhadap resiliensi (β = 0.376, p = 0.000).

This research was conducted to investigate the optimism and perceived social support’s contribution in resilience among college students who go out of town to study at Universitas Indonesia. The research subjects are college student who go out of town to study in University of Indonesia as many as 209 people by filling out the questionnaire optimism, perceived social support, and resilience. Optimism was measured by Life Orientation Test-Revised (LOT-R) constructed by Scheier, Carver, dan Bridges (1994). Perceived social support was measured by Multidimensional Scale of Perceived Social Support constructed by Gregory D. Zimet (1988). While resilience was measured by Resilience Scale (RS) constructed by Wagnild and Young (1993). The result showed that optimism and perceived social support has a contribute significantly to the resilience (r = 0.252, p = 0.000). In addition, optimism has a greater contribution than the perceived social support towards resilience (β = 0.376, p = 0.000).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Grista Nagoeranda Anasthasia
"

Perundungan dalam bentuk senioritas masih terjadi di SMA XYZ Jakarta dan menimbulkan tekanan pada siswa junior ketika berinteraksi dengan siswa senior. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan regulasi emosi kepada siswa untuk meningkatkan perilaku prososial dalam upaya menurunkan perundungan di sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif one group pre- test dan post-test. Intervensi dilakukan dengan menggunakan metode pelatihan berdasarkan teori experiential learning. Intervensi ini dirancang dengan memodifikasi program CEPIDEA (Counteract Externalizing Problems in Adolescence), salah satunya dengan memberikan pelatihan regulasi emosi pada siswa. Program pelatihan keterampilan regulasi emosi yang diberikan pada sekelompok siswa SMA XYZ adalah: mengenali emosi, menggunakan strategi- strategi regulasi emosi yang efektif, dan mengekspresikan emosi positif. Indikator keberhasilan dari intervensi ini adalah meningkatnya keterampilan regulasi emosi dan perilaku prososial pada siswa. Hasil Wilcoxon signed-ranks test menunjukkan keterampilan regulasi emosi meningkat secara signifikan setelah pemberian intervensi. Pemberian pelatihan keterampilan regulasi emosi secara signifikan mendorong peningkatan perilaku prososial siswa. Diharapkan dengan meningkatnya perilaku prososial di sekolah, tingkat perundungan akan menurun.


Bullying in a form of senior intimidation is still happening in XYZ High School and it raises the pressure for junior students when interacting with seniors. This study aims to provide emotion regulation skills training for students to improve prosocial behavior in an effort to reduce bullying in schools. This research is a quantitative research one group pre-test and post-test. The intervention method is skill training based on the experiential learning theory. The intervention was designed by modifying the CEPIDEA (Counteract Externalizing Problems in Adolescence) program and one of the programs was providing emotion regulation skill training for the students. The program includes:  recognizing emotions within one self, applying effective emotion regulation strategies, and expressing one`s positive emotions. Indicators of success of this intervention are the increasing skills of emotion regulation and students prosocial behavior. Results with the Wilcoxon signed-ranks shows a significant increase in emotion regulation skill as well as prosocial behavior. It is expected, that with the increase is prosocial behavior, the bullying incident in XYZ high school will decrease.

"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Rizkia Putri Azahra
"Pekerja sosial rentan mengalami kelelahan dalam melaksanakan pekerjaannya, di mana salah satunya mencakup kelelahan empati. Apabila tidak ditangani dengan efektif, kelelahan empati dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Pekerja sosial yang merasakan kelelahan empati mengalami penurunan kinerja profesional hingga pengurangan kemampuan berempati secara fundamental. Penelitian ini mempelajari strategi resiliensi untuk mengatasi kelelahan empati pada pekerja sosial, terutama pekerja sosial di bidang perlindungan dan kesejahteraan anak, melalui tinjauan literatur dengan jenis tinjauan kritis. Temuan pada penelitian ini membuktikan bahwa strategi peningkatan resiliensi yang dapat dilakukan pekerja sosial dan lembaga pekerjaan sosial mencakup empat prinsip, yaitu lingkungan kerja yang sehat, perawatan diri, mekanisme koping stres, serta pelatihan dan persiapan kerja. Penelitian ini juga menemukan bahwa dukungan sosial dari supervisor maupun rekan kerja merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat kelelahan empati, di mana dapat menjadi buffer atau penghalang tumbuhnya kelelahan empati.

Social workers are vulnerable in experiencing exhaustion while carrying out their work, which includes compassionfatigue. If not effectively addressed, compassion fatigue can lead to various negative impacts that may factor to a decline in professional performance and a reduction in fundamental empathetic abilities. This research examines resilience strategies to overcome compassion fatigue among social workers, particularly in the field of child protection and child welfare. This research is conducted through a literature review using a critical review approach with secondary data sources. The objective of this study is to describe the conditions and factors that lead to compassion fatigue and resilience strategies that can be implemented by social workers, especially in the field of child protection and welfare. The findings of this research demonstrate that resilience-enhancing strategies that can be undertaken by social workers and social work organizations encompass four principles: a healthy work environment, self-care, stress coping mechanisms, and training and preparedness. Additionally, this study found that social support from supervisors and colleagues is an important factor influencing the level of compassion fatigue, as it can serve as a buffer or barrier against the development of compassionfatigue. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Garmiaty SP
"Tesis ini membahas kefektifan strategi pelatihan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap di Kampung Bali, Jakarta Pusat. Penelitian ini mengungkap bahwa strategi memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat Kampung Bali mampu meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut serta mencegah penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini juga berhasil mengungkap kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pelatihan yaitu: komunikasi, peralatan, dan pengakuan masyarakat akan hasil pelatihan tersebut.
Dari hasil pelatihan-pelatihan tersebut terungkap bahwa ada sebagian warga yang mampu mengambil manfaat ekonomi dari keterampilan yang mereka peroleh dan mereka juga berkomitmen untuk terus ikut berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya. Program pelatihan yang berkelanjutan diperlukan agar tujuan akhir yaitu membebaskan Kampung Bali dari penyalahgunaan narkoba dapat terlaksana.

This study discussed the training strategy effectiveness in enhancing community participation towards drug abuse prevention campaign in Kampung Bali. Kamung was formerly known as an area in which drugs are commonly found and resulted in bad images of the area. The study reveals that such strategy is found to be useful in increasing the level of community participation in the prevention campaign. The study has also shown that there are three obstacles identified: communication, equioment and people’s acknowldgement towards the ouput of the training program.
The results of the training also serve as ways for the participants to take economic benefit by utilizing the skills gained from the training. They have also shown their commitment to keep being involved in similar programs in their neighborhood against drug abuse. A sustainable training program is needed to ensure a complete eradication of drug abuse in Kampung Bali.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>