Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Renny Nova
"Bunuh diri merupakan salah satu kegawatdaruratan psikiatri yang memerlukan pelayanan komprehensif karena individu berisiko membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Bunuh diri di Indonesia semakin meningkat. Keluarga memiliki peran utama merawat klien dan mencegah bunuh diri namun beban keluarga belum digali secara mendalam. Tujuan penelitian adalah mendapatkan gambaran pengalaman keluarga merawat klien risiko bunuh diri. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi yang melibatkan enam partisipan. Data dikumpulkan dengan indepth interview dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi.
Hasil penelitian didapatkan lima tema, yaitu percobaan bunuh diri menjadi beban yang kompleks bagi keluarga, perubahan perilaku sebagai isyarat bunuh diri, kepedulian sebagai bentuk dukungan keluarga dan komunitas, persepsi keluarga tentang penyebab dan akibat percobaan bunuh diri, strategi koping keluarga mengatasi dampak percobaan bunuh diri. Hasil penelitian merekomendasikan keluarga sebagai pintu terdepan pencegahan bunuh diri dapat lebih peka terhadap perubahan perilaku klien dan perawat jiwa sebagai konselor dapat memberi edukasi untuk meningkatkan status kesehatan jiwa klien dan keluarga.

Suicide is one of the psychiatric emergencies that require comprehensive care because individuals are at risk of endangering themselves, others and the environment. Suicide in Indonesia is increasing. Families have a major role in caring for clients and preventing suicide but family burdens have not been explored in depth. The aim of the study was to get an overview of family experience of caring for clients of suicide risk. The research design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving six participants. Data were collected by indepth interview and analyzed using Colaizzi method.
The results of the study found five themes, namely suicide attempts into a complex burden for the family, behavioral changes as a suicide gesture, concern as a form of family and community support, family perceptions about the causes and consequences of attempted suicide, coping strategies of families overcoming the impact of attempted suicide. The results of the study recommend that the family as the front door of suicide prevention can be more sensitive to changes in the behavior of clients and nurses as counselors can provide education to improve the mental health status of clients and families."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ratih Wibawa
"Studi Fenomenologi : Pengalaman Keluarga Mengungkapkan Ekspresi Emosi dalam Merawat Klien dengan Risiko Perilaku Kekerasan Gejala yang tampak pada gangguan jiwa berat salah satunya adalah gejala agresif dan perilaku kekerasan. Hubungan antara pemberian perawatan dengan gangguan jiwa dapat dinilai dengan ekspresi emosi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali secara mendalam tentang pengalaman keluarga mengungkapkan ekspresi emosi dalam merawat klien dengan risiko perilaku kekerasan.
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini melibatkan 6 partisipan yang diwawancara secara mendalam tentang pengalamannya mengungkapkan ekspresi emosi dalam merawat klien risiko perilaku kekerasan.
Hasil penelitian didapatkan tiga tema yaitu respons psikologis diikuti respons fisik merupakan manifestasi respons keluarga, sikap bermusuhan merupakan refleksi perasaan negatif keluarga, interaksi positif dalam keluarga sebagai pemenuhan kebutuhan psikologis. Hasil penelitian merekomendasikan perawat jiwa agar menekankan pentingnya mengungkapkan ekspresi emosi pada saat melakukan psikoedukasi keluarga. Kata kunci : keluarga, ekspresi emosi, risiko perilaku kekerasan.

Phenomenological Study The Experience of Family Expressed Emotion in Caring People with the Risk of Violent Behavior One of the symptoms in severe mental disorders is aggressive and violent behavior. The relationship between treatment and mental disorders can be assessed through expressed emotion. The purpose of this study was to explore family rsquo s experience showing the expressed emotion in caring for family member with the risk of violent behavior.
The design used in the research is qualitative method with phenomenology approach. Six participants were interviewed by in depth interview techniques related to their experiences in expressing their emotion in caring the people with the risk of violent behavior.
The result of the research revealed three themes psychological response followed by physical response as a manifestation of family response, hostility as a reflection of family negative feeling, positive interaction in family as fulfillment of psychological need. The recommendation of this study that the nurses emphasizing the importance of expressing emotion in providing family psychoeducation. Keywords family, expressed emotion, risk of violent behavior "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febryola Valenia
"Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap dampak negatif bulluing, baik secara fisik maupun spikologis. Dampak negatif secara psikologis pada remaja korban bullying, seperti kecemasan, rendahnya harga diri, isolasi, depresi hingga peningkatan risiko bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan risiko bunuh diri pada remaja korban bullying. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 438 responden dipilih melalui purposive sampling, sedangkan pemilihan sekolah dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian menggunakan Perceived Social Support-Family untuk dukungan keluarga dan Suicide Severity Rating Scale untuk mengukur risiko bunuh diri. Hasil analisis uji chi-square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan keluarga dan risiko bunuh diri pada remaja korban bullying (p<0.05). Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga berperan penting dalam menurunkan risiko bunuh diri pada remaja korban bullying. Dukungan emosional, informasional, penghargaan dan instrumental yang diberikan keluarga membantu meningkatkan resiliensi remaja dalam menghadapi dampak bullying. Intervensi berbasis keluarga direkomendasikan sebagai strategi efektif untuk mendukung remaja korban bullying.

Adolescents are an age group that is vulnerable to the negative impacts of bullying, both physically and psychologically. The negative psychological impact on adolescent victims of bullying, such as anxiety, low self-esteem, isolation, depression to an increased risk of suicide. This study aims to analyze the relationship between family support and suicide risk in adolescent victims of bullying. The research method used a descriptive correlation quantitative design with a cross-sectional approach. The sample size of 438 respondents was selected through purposive sampling, while the selection of schools using cluster random sampling technique. The research instrument used Perceived Social Support-Family for family support and Suicide Severity Rating Scale to measure suicide risk. The results of the chi-square test analysis showed a significant relationship between family support and suicide risk in adolescent victims of bullying (p<0.05). It can be concluded that family support plays an important role in reducing the risk of suicide in adolescent victims of bullying. Emotional, informational, appreciative and instrumental support provided by the family helps increase adolescent resilience in dealing with the impact of bullying. Family-based interventions are recommended as an effective strategy to support adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Dini Candra Susila
"Skizofrenia merupakan penyakit jiwa berat yang menyebabkan gangguan pada fungsi kognitif, emosi, bahasa, perilaku dan gerak. Salah satu dampak dari gangguan jiwa berat adalah bunuh diri. Data menunjukkan setiap 40 detik, seseorang kehilangan nyawa karena bunuh diri. Kondisi pikiran negatif pasien risiko bunuh diri biasanya merupakan distorsi kognitif. Tujuan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan cognitive behaviour therapy (CBT) dan psikoedukasi keluarga pada pasien dengan risiko bunuh diri menggunakan pendekatan Tidal model. Tindakan keperawatan dilakukan kepada 6 pasien dengan risiko bunuh diri. Metode yang digunakan adalah case series. Hasil menunjukkan pemberian cognitive behaviour therapy (CBT) dan psikoedukasi keluarga dengan pendekatan Tidal model dapat menurunkan skor bunuh diri, menurunkan tanda dan gejala serta meningkatkan kemampuan keluarga dan pasien risiko bunuh diri dengan skizofrenia. Cognitive behaviour therapy (CBT) dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan dilakukan oleh perawat spesialis jiwa untuk mengatasi risiko bunuh diri dan Tidal model sebagai upaya pemulihan pasien.

Schizophrenia is a severe mental illness that causes disturbances in cognitive function, emotion, language, behavior and movement. One of the effects of severe mental disorders is suicide. Data shows that every 40 seconds, someone loses their life by suicide. The negative state of mind of patients at risk of suicide is usually a cognitive distortion. The purpose of this scientific paper is to provide an overview of the application of cognitive behavior therapy (CBT) and family psychoeducation to patients at risk of suicide using the Tidal model approach. Nursing actions were performed on 6 patients at risk of suicide. The method used is case series. The results show that giving cognitive behavior therapy (CBT) and family psychoeducation with the Tidal model approach can reduce suicide scores, reduce signs and symptoms and increase the ability of families and patients at risk of suicide with schizophrenia. Cognitive behavior therapy (CBT) and family psychoeducation are recommended to be carried out by psychiatric nurses to overcome the risk of suicide and Tidal model as an effort to recover patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Irfanudin
"Perilaku bunuh diri merupakan penyebab kematian utama pada klien skizofrenia yang mengakibatkan kesedihan dan kerugian yang tidak terukur terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Tindakan keperawatan ners, Cognitive Therapy dan Sosial Skiil Training diberikan pada klien bertujuan untuk menurunkan tanda gejala risiko percobaan bunuh diri, meningkatkan harga diri klien, mampu mnegontrol emosi dan perilaku, memanfaatkan system pendukung yang ada, mampu mengendalikan keinginan untuk mencederai diri sendiri serta meningkatkan kemampuan klien dalam bersosialisasi dengan orang lain. Tindakan keperawatan diberikan kepada 10 klien risiko bunuh diri 5 klien mendapatkan tindakan keperawatan Ners generalis dan Ners Spesialis Cognitive therapy dan 5 klien mendapatkan tindakan keperawatan ners generalis, ners spesialis cognitive therapy dan social skill training dengan menggunakan pendekatan model stres adaptasi stuart. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tanda gejala risiko bunuh diri pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial, terjadi peningkatan harga diri klien dan kemampuan klien dalam bersosialisasi dengan orang lain, dan tindakan keperawatan ners generalis, ners spesialis cognitive therapy dan sosial skill training mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada klien yang hanya mendapatkan pemberian tindakan keperawatan Ners generalis dan Ners Spesialis Cognitive therapy. Hasil penanganan kasus ini merekomendasikan pentingnya tindakan keperawatan ners generalis, ners spesialis cognitive therapy dan sosial skill training dan melakukan pengawasan evaluasi stressor yang muncul serta perlunya kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antidepresan.

Suicidal behavior is the leading cause of death in schizophrenic clients resulting in grief of suffering, and unmeasured harm to individuals, families and communities. Nursing intervention and Cognitive Therapy and Social Skiil Training SST are given to clients aimed at reducing the risk symptom signs of attempted suicide, increasing client self esteem, being able to control emotions and behavior, utilizing existing support systems, self injury and improve the ability of clients in socializing with others. Nursing Intervention, CT and SST were given to 5 clients of risk suicide 5 clients received Ners generalist action and Ners Specialist Cognitive therapy and 5 clients received ners generalist treatment, cognitive therapy ners specialist and social skill training by using the stuart tress adaptation model approach. The finding indicated decrease in signs of suicide risk symptoms on the aspects of cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects, increasing client 39 s self esteem and the ability of clients in socializing with others and ners generalist actions, specialist cognitive therapy and social skills training has a better effect than the clients who only get nursing treatment Generalist Ners and Ners Specialist Cognitive therapy. The results of this case recommend the importance of generalist nursing actions, specialist cognitive therapy and social skills training and monitoring evaluating the emerging stressors as well as the need for collaboration with the medical team in the administration of antidepressants"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Setyowati
"ABSTRAK
Memenuhi nutrisi anak merupakan tantangan bagi ibu. Masalah dalam pemenuhan nutrisi menyebabkan anak mengalami gizi buruk. Tujuan penelitian ini mengeksplorasi pengalaman ibu merawat anak balita gizi buruk. Penelitian menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Jumlah partisipan delapan orang. Tema yang ditemukan adalah: anak segalanya bagi ibu, ibu tidak menyadari bahwa anak mengalami gizi buruk sehingga gizi buruk bukan menjadi prioritas ibu untuk konsultasi kesehatan, ibu mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari petugas kesehatan selama merawat anak dan diperlukan berbagai dukungan yang adekuat agar ibu mampu memperbaiki status gizi anak. Petugas kesehatan perlu mengembangkan kemampuan konseling dan pendampingan bagi ibu.

ABSTRACT
Fulfilling adequate nutrition for children is a challenge for mothers. This study aimed to explore of mother's experiences in caring for malnourished children. This study involved eight mothers of malnourished child aged at under five years. Themes identified were: children are everything for the mothers; mothers did not realize that children suffering severe under nutrition, so that malnorish was not priority for consulting their children?s health; mother experienced unpleasant treatment from health workers; various supports were required by mothers to improve children?s health status. Health workers need to develop their skills to provide counseling and assistance to the mothers.
"
2015
T43588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Synthia Andriani
"Bunuh diri menjadi penyebab kedua pada kematian remaja perempuan dan penyebab ketiga pada kematian remaja laki-laki di dunia. Remaja diperhadapkan dengan berbagai tantangan hidup baik dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya. Tantangan yang dihadapi, tidak semua remaja mampu untuk mengatasinya sendiri, akibatnya sering kali membawa masalah dengan solusi upaya bunuh diri. Keluarga mempunyai peran penting dalam merawat anggota keluarga dengan risiko bunuh diri dan pencegahan bunuh diri  . Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi keluarga dalam menangani remaja dengan percobaan bunuh diri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam kepada delapan partisipan yang berdomisili di Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan  dengan kriteria: inklusi bapak atau ibu yang memiliki remaja usia 15-18 tahun dengan percobaan bunuh diri, tinggal serumah, tidak memiliki hambatan verbal. Penelitian ini menggunakan analisis tematik dengan 6 langkah yaitu mengenal data, koding, menentukan tema, meninjau kembali tentang tema, memberi nama pada tema, menulis laporan. Hasil wawancara dan catatan lapangan dari partisipan mengidentifikasi lima  tema yaitu bunuh diri dilihat dari budaya   Toraja,   respons   keluarga,   tantangan   mendampingi   remaja   dengan percobaan bunuh diri, peran keluarga, dan kebutuhan keluarga. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar keluarga mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan informasi tentang remaja dengan percobaan bunuh diri yang didapatkan dari tenaga kesehatan yang professional.

Suicide is the second leading cause of death for adolescent girls and the third leading cause of death for adolescent boys in the world . Adolescents are faced with various life challenges both from within themselves and from their environment. The challenges faced, not all adolescents are able to overcome on their own, as a result it often brings problems with the solution of suicide attempts. Families have an important role in caring for family members at risk of suicide and preventing future suicides. The purpose of this study was to explore families in dealing with adolescents with suicide attempts. This study used descriptive qualitative methods. Data were collected by in-depth interviews, participants in this study amounted to 8 people with the inclusion criteria of fathers or mothers who have adolescents aged 15-18 years with suicide attempts, live in the same house, do not have verbal barriers. This study uses thematic analysis with 6 steps, namely recognizing data, coding, determining themes, reviewing themes, giving names to themes, writing reports. The results of interviews and field notes from participants identified 5 themes namely suicide seen from Toraja culture, family response, challenges of accompanying adolescents with suicide attempts, family roles, and family needs. The results of this study recommend that families get guidance assistance and information support about adolescents with suicide attempts obtained from health professionals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atih Rahayuningsih
"Angka bunuh diri di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, sehingga upaya kesehatan yang tepat untuk dilakukan adalah upaya promotif dan preventif bunuh diri yang dimulai dari usia remaja. Tujuan penelitian diketahuinya efektiftas model sistem pencegahan risiko bunuh diri pada remaja awal dalam konteks keluarga. Penelitian terdiri dari eksplorasi pengetahuan remaja awal, keluarga, guru, dan tenaga kesehatan tentang bunuh diri pada remaja awal, desain penelitian kualitatif deskriptif, partisipan dua puluh enam orang. Penyusunan model dan ujicoba efektifitas model dengan desain penelitian quasi eksperimen with control group. Responden 155 remaja awal dan 155 orang tua remaja awal, dipilih secara acak di wilayah DKI Jakarta. Hasil penelitian eksplorasi menghasilkan tema faktor risiko internal, faktor risiko eksternal, keyakinan religius, kebutuhan sistem pendukung, risiko bunuh diri pada remaja awal, tanda dan gejala sebagai respon primer terhadap stresor penyebab risiko bunuh diri, dan cara mencegah risiko bunuh diri. Model yang dihasilkan adalah model sistem pencegahan risiko bunuh diri yang menggabungkan edukasi pencegahan risiko bunuh diri, terapi kelompok terapeutik, terapi thought stopping, dan terapi kognitif. Prevalensi risiko ide bunuh diri remaja awal yang diperoleh adalah 29%. Model efektif menurunkan risiko ide bunuh diri dan meningkatkan kemampuan remaja dalam mencegah risiko bunuh diri.

 

Kata kunci : model pencegahan risiko bunuh diri; remaja awal; risiko bunuh diri; gabungan terapi keperawatan jiwa


Indonesia's suicide rate is still considerably lower than other nations, suicide prevention and promotion programs should be conducted commencing from adolescence. The study purpose was to examine the effectivity of the suicide prevention model in early adolescents. The first study used a descriptive qualitative research design to explore understanding regarding adolescent suicide behavior. Twenty-six participants were reqruited. The second study was the development of a model. A quasi-experimental research design with a control group was used to assess the effectiveness of the suicide prevention strategy in early adolescent. 155 early adolescents and 155 adolescent parents that were randomly selected from DKI Jakarta. The study's findings theme, internal risk factors, external risk factors, religious beliefs, support system necessitates, early adolescent suicide risk, signs and symptoms as primary responses to stressors that caused suicide risk, and strategies for reducing early adolescent suicide risk.  The final result is a suicide risk reduction program model for early adolescence that integrates suicide prevention education with therapeutic group therapy, thought stopping therapy, and cognitive therapy. 29 percent of early adolescents reported having suicidal thoughts. The model is effective in reducing the risk of suicidal thoughts and improving adolescents' capabilities to reduce the risk of suicide.

 

Keywords: combination mental health nursing therapy; early adolescence; suicide risk; suicide risk prevention system model

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raphita Diorarta
"Covid-19 merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan pada tahun 2019. Kelompok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) rentan terhadap Covid-19 dikarenakan mereka sangat mungkin memiliki kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sendiri termasuk perawatan diri selama pandemi. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi keluarga dalam merawat ODGJ yang terkonfirmasi Covid-19, dan hal ini dapat berdampak secara psikologis, fisik, sosial dan juga ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi pengalaman keluarga merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dengan Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam. Penelitian pengalaman keluarga dalam merawat ODGJ dengan Covid-19 melibatkan sepuluh partisipan, partisipan terdiri dari tujuh orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Sepuluh partisipan sudah merawat ODGJ dengan diagnosa medis Skizofrenia kurang lebih selama 2 tahun sampai 10 tahun. Penelitian ini dilaksanakan secara daring dan luring, sembilan partisipan diwawancarai secara daring menggunakan aplikasi zoom meeting dan whatsapp video call dan satu partisipan diwawancarai secara luring dilaksanakan di wilayah rumah sakit pada saat partisipan mengantarkan pasien untuk kontrol. Penelitian dilaksanakan pada minggu kedua bulan November 2021 sampai minggu pertama bulan Desember 2021. Tema-tema yang muncul dari penelitian ini adalah : (1) situasi perawatan yang hampir sama dalam merawat ODGJ tanpa dan dengan Covid-19, (2) perbedaan dalam merawat ODGJ pada saat terkonfirmasi Covid-19 dan sebelum terkonfirmasi Covid-19, (3) sumber internal keluarga yang digunakan selama merawat ODGJ dengan Covid-19, dan (4) sumber eksternal keluarga yang digunakan selama merawat ODGJ dengan Covid-19. Peneliti merekomendasikan perawat jiwa untuk dapat bekerja sama dengan keluarga dalam mendukung pemulihan ODGJ dengan Covid-19, serta perawat jiwa juga dapat memenuhi kebutuhan keluarga akan informasi, dukungan, dan keterampilan dalam perawatan. Pemberian informasi juga dapat diberikan dengan intervensi keluarga yaitu Family Psychoeducation (FPE).

Covid-19 is a respiratory disease caused by SARS-CoV-2 which was discovered in Wuhan in 2019. Groups of people with mental disorders are vulnerable to Covid-19 because they are very likely to have difficulties in their own needs including self-care during pandemic. This condition is a challenge for families in caring for people with mental disorders who are confirmed with Covid-19, and this can have a psychological, physical, social and economic impact. This study aims to obtain a description of the experience of families caring for people with mental disorders (ODGJ) with Covid-19. This study use a descriptive phenomenological approach and analyzed by the Colaizzi method. Data collection using in-depth interviews. Research on family experiences in caring for people with mental disorders with Covid-19 involved ten participants, the participants consisted of seven women and three men. Ten participants had treated ODGJ with a medical diagnosis of Schizophrenia for approximately 2 to 10 years. This study was conducted online and offline, nine participants were interviewed online using the zoom meeting application and whatsapp video call and one participant was interviewed offline conducted in the hospital area when the participants took the patient for control. The study was carried out in the second week of November 2021 until the first week of December 2021. The themes that emerged from this study were: (1) almost the same treatment situation in treating ODGJ without and with Covid-19, (2) differences in treating ODGJ when confirmed Covid-19 and before confirmed Covid-19, (3) internal family sources used while treating ODGJ with Covid-19, and (4) family external sources used while treating ODGJ with Covid-19. Researchers recommend mental nurses to be able to work together with families in supporting the recovery of ODGJ with Covid-19, and mental nurses can also meet the family's needs for information, support, and skills in care. Information can also be given through family intervention, namely Family Psychoeducation (FPE)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Juita Giyaningtyas
"Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek dari tinggi normal pada rentang usianya. Stunting ini merupakan penyakit kronis. Salah satu faktor risiko terjadinya stunting adalah pola asuh yang diterapkan dalam keluarga terhadap anak, dimana pola asuh dapat dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuan keluarga yang menjadi caregiver terkait dengan kondisi anak. Walaupun pola asuh dalam keluarga amat penting, namun penelitian yang memfokuskan pada pengalaman keluarga merawat anak dengan stunting belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara lebih mendalam tentang pengalaman keluarga, terutama ibu merawat anak dengan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan jumlah partisipan 12 ibu. Penelitian menghasilkan empat tema, yaitu respons egative sebagai beban subjektif ibu, pandangan egative masyarakat dan dampaknya menambah beban ibu, upaya berdamai dengan kondisi anak stunting, serta pertingnya dukungan sosial terhadap perawatan anak stunting. Berdasarkan tema yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa ibu yang merawat anak stunting mengalami respons yang beragam, sehingga membutuhkan dukungan sosial terutama keluarga terdekat. Namun, kesiapan ibu dalam merawat perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui hubungannya dengan kejadian stunting di Indonesia.

Stunting is a condition of failure to thrive in children due to chronic malnutrition, so that children are too short of normal height in their age range. Stunting is a chronic disease. One of the risk factors for stunting is parenting that is applied in families to children, where parenting can be influenced by the attitudes and knowledge of the family who are caregivers related to the child`s condition. Although family caring is very important, research that focuses on the experience of families caring for children with stunting has never been done. This study aims to explore more deeply about family experiences, especially mothers caring for children with stunting. This study is a qualitative study with a phenomenological approach with the number of participants of 12 mothers. The study produced four themes, namely a holistic response as a subjective burden of mothers, a negative view of society and the impact of adding to the burden of the mother, efforts to make peace with the condition of stunting children, and the importance of social support for the care of stunting children. Based on the theme produced, it can be seen that mothers who care for stunting children experience diverse responses, so that they need social support, especially the immediate family. However, the readiness of mothers in caring needs to be further investigated to find out their relationship with stunting events in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>