Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vonyca Dovis
"Lokalisasi merupakan tempat transaksi seksual antara penjual dan pembeli jasa seksual. Remaja putri menjadi pihak yang paling rentan terhadap situasi di lokalisasi karena organ reproduksi yang belum matang dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi remaja di masa yang akan datang. Studi fenomenologi dipilih untuk mengidentifikasi pengalaman sepuluh remaja putri yang tinggal di daerah lokalisasi dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Hasil riset dengan thematic content analyzis ditemukan tujuh tema (1) Persepsi partisipan tentang lokalisasi adalah tempat perempuan nakal dan kegiatan seksual bebas yang berakibat penyakit kelamin sehingga memengaruhi jiwa remaja (2) Cara menjaga kesehatan reproduksinya adalah dengan menjaga pergaulan, kebersihan diri, tidak melakukan hubungan seksual bebas, menjaga makanan dan melakukan pemeriksaan rutin (3) Dukungan informasi diperoleh dari keluarga, petugas kesehatan, media dan guru (4) Dukungan emosional dari keluarga dan teman-teman, (5) Hambatan yang dirasakan adalah jauhnya fasilitas kesehatan dan pelayanan yang tidak sesuai keinginan, (6) Kebutuhan partisipan adalah adanya pelayanan kesehatan reproduksi dan lingkungan yang bersih, (7) Harapan partisipan adalah adanya penyuluhan kesehatan dan pelayanan puskesmas yang intensif dengan perawatnya yang ramah. Hasil riset merekomendasikan perlunya sosialisasi cara menjaga kesehatan reproduksi remaja yang intensif khususnya di lingkungan berisiko.

Localization is a place of sexual transactions for sexual services. Girls are the most vulnerable to these localization situation because of their immature reproductive organs and the impact on their reproductive health in the future. Phenomenological studies is used to explore experiences of ten young women living in this areas in maintaining their reproductive health. Result of study by thematic content analyzis showed seven themes (1) Participants' perception of localization is the place of naughty women and free sexual activity that can transmit the STD and influences the psychological of adolescent, (2) The way participants keep their health reproductive organs are maintain the friendship, avoid free sex, personal hygiene, maintaining food intake and routine checks up, (3) Information support obtained from family, health care, media and teachers, (4) Emotional support from family and peer group, (5) The barrier by adolescent are unreachable healthy facility and under expected service, (6) Participant needs are reproductive health services and clean environment, and (7) Their expectation are health education and intensive service with friendly nurse. It is recommended to socialize how to maintain intensive adolescent reproductive health, especially in risk environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
dimana terjadi perubahan biologis yang signifikan. Perubahan biologis ini mempengaruhi
maturasi organ reproduksi sehingga organ tersebut perlu dijaga kesehatannya. Remaja putri
sangat rentan dengan masalah kesehatan reproduksinya sehingga jika tidak memperhatikan
kesehatan reproduksinya dapat menimbulkan masalah seperti penyakit infeksi vagina dan
penyakit menular seksual. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
gambaran perilaku remaja putri dalam menjaga kesehatan reproduksinya dengan desain diskriptif
sederhana. Jumlah responden yang diambil 96 orang dengan metode quota sampling. Instrumen
yang digunakan yaitu kuisioner, terdiri dari data demografi, pengetahuan dan perilaku remaja
putri dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Hasil penelitian ini menunjukkan 57.29 % remaja
putri berperilaku positif dan 42.71 % berperilaku negatif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa
remaja putri memiliki perilaku yang positif dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Penelitian
ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti lain yang ingin mengetahui lebih dalam tentang perilaku
tersebut sehingga akan lebih baik bila penelitian ini dikembangkan dengan desain deskriptif
korelasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5343
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Anggun Prinarti
"Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) semakin disadari telah menjadi masalah kesehatan dunia yang berdampak kepada laki-laki dan perempuan. Pada perempuan, ISR jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki (WHO, 2000). Di Poli Divisi Infeksi Menular Seksual Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo, pada tahun 2004, Infeksi Genitalia Non Spesifik (IGNS) pada wanita merupakan penyakit yang terbanyak yaitu 104 dari 541 kunjungan baru pasien wanita (IDAI, 2013). Infeksi saluran reproduksi dapat terjadi tidak hanya ditemukan pada pekerja seks komersial seperti asumsi masyarakat kebanyakan namun sudah banyak ditemukan pada wanita remaja (Depkes, 2008). Tinggal di daerah tropis seperti Indonesia yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan eksosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tak sedap serta infeksi. Untuk itulah kita perlu menjaga keseimbangan ekosistem vagina (Depkes, 2000).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilkau menjaga kebersihan organ saluran reproduksi pada remaja putri di Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan "A" Jakarta Utara. Perilaku yang termasuk didalam menjaga yaitu hygiene menstruasi, pencegahan infeksi dan pola kebiasaan sehari-hari remaja putri.Penelitian ini menggunakan analisis data pendekatan kuantitatif dengan analisis bivariat. Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner. Pemilihan informan dilakukan dengan metode rapid survey dengan sampel klaster bertingkat.
Hasil penelitian diperoleh hasil yaitu jumlah responden yang berperilaku kurang baik dalam menjaga kebersihan organ saluran reproduksinya sebesar 137 responden dengan presentase 65%, dilihat dari rata-rata responden yang dapat menjawab dengan benar. Responden terpapar media tinggi memiliki peluang 1.3 kali berperilaku menjaga kebersihan organ saluran reproduksi yang benar dibandingkan dengan responden yang tidak terpapar media. Hasil dari kelengkapan sarana yaitu responden dengan sarana lengkap memiliki peluang 0.7 kali memiliki perilaku menjaga kebersihan organ saluran reproduksi benar dibandingkan responden dengan sarana tidak lengkap.

Reproductive Tract Infections (ISR) has become increasingly aware of health issues that affect the world of men and women. In women, the ISR is much higher than men (WHO, 2000). In the Division of Sexually Transmitted Infections Poly Department of Dermatology and Venereology Hospital Dr Testament. Cipto Mangunkusumo, in 2004, Genitalia Non Specific Infections (IGNS) in women is a disease that is 104 of the 541 most recent visit female patients (IDAI, 2013). Reproductive tract infections can occur not only found on commercial sex workers such assumptions, but most people are already common in adolescent women ( DepKes, 2008). Living in tropical regions such as Indonesia that heat makes us sweat often. Sweat makes our bodies moist, especially on sexual and reproductive organs were closed and folded. As a result, easy to breed bacteria in the vagina undisturbed ecosystems and causing odor and infection . For that we need to maintain the balance of the vaginal ecosystem (DepKes, 2000).
This study aims to determine perilkau maintain the cleanliness of the reproductive tract organs in girls at junior high schools in the District "A" North Jakarta . Behavior including menstrual hygiene in maintaining namely , prevention of infection and pattern of daily habits putri.Penelitian teen uses quantitative data analysis approach with bivariate analysis. The data collected is primary data obtained by distributing questionnaires. The selection of informants was conducted using a rapid survey with stratified cluster sample.
The research results that the number of respondents who behave poorly in maintaining the cleanliness of the reproductive tract organs by 137 respondents with a percentage of 65 %, judging from the average respondent to answer correctly. Respondents had a high media exposure opportunities hygiene 1.3 times behave correct reproductive tract organs as compared to respondents who were not exposed to the media. Results of completeness means that respondents with complete facilities had 0.7 times the chance of having behavior hygiene reproductive tract organs correctly than respondents with no means complete.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinarisa
"ABSTRAK
Angka kematian dan kecacatan pada wanita karena gangguan sistem reproduksi semakin meningkat. Penyakit infeksi disistem reproduksi dapat disebabkan karena kebersihan yang kurang dari wanita saat menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh Pendidikan kesehatan Menstrual Hygiene PMH terhadap sikap remaja putri dalam menjaga kebersihan selama menstruasi. Penelitian ini adalah penelitian quasi-experiment dengan pre-test and post-test with control group. Sejumlah 98 remaja putri di Sekolah Menengah Pertama SMP berpartisipasi dalam penelitian, 48 orang pada kelompok intervensi diberikan PMH melalui ceramah, demostrasi langsung menggunakan phantom dan pemberian booklet serta pengisian self-report selama menstruasi. Kuesioner yang digunakan adalah Adolescent Menstrual Attitude Questionnaire untuk mengukur sikap remaja putri. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh PMH terhadap sikap remaja putri dalam menjaga kebersihan diri selama menstruasi p=0,001 95 CI 223,38 ndash; 234,17 . PMH meningkatkan sikap remaja putri dan membantu remaja untuk memahami kebersihan diri selama menstruasi. Penelitian ini merekomendasikan PMH digunakan oleh perawat dalam penyuluhan kesehatan di Unit Kesehatan Sekolah UKS.

ABSTRACT
WHO reported that the women mortality and morbidity due to reproductive system disorders increased in last decade. One of the cause the reproductive tract infection is unhygiene during menstruation. The research rsquo s goal is to measure the effectiveness Menstrual Hygiene Education MHE toward the adolescent girls rsquo attitude during menstrual period. This research design is a quasi experiment with pre test and post test with control group. 98 adolescent girls from junior high school has participated in this research, 48 respondents in intervention group have been given the MHE packages including lectures, direct demonstration using phantom, booklet and self report during menstruation. The questionnaire that used is Adolescent Menstrual Attitude Questionnaire. The results showed that MHE there was influence of adolescent girls rsquo attitude in monitoring personal hygiene during menstruation p 0,001 95 CI 223,38 ndash 234,17 . MHE improved the attitude and helps the adolescents girls to understand personal hygiene during menstruation. This research recommend MHE can to be used by nurses for health education in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Maimunah
"Angka MMR Indonesia masih dikategorikan tinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Disparitas antarwilayah urban dan rural menjadi tantangan Indonesia untuk pemenuhan pelayanan kesehatan ibu yang adekuat dalam mengurangi AKI. Upaya safe motherhood meninjau pemahaman penyebab kematian ibu yang diusung empat pilar penting. Laporan data SDKI 2017 menyatakan bahwa hampir 70 persen kelahiran hidup mengalami satu atau lebih komplikasi saat persalinan sebagai penyebab langsung, serta jumlah wanita multipara yang mengalami komplikasi sebesar 2 kali lipat dari wanita bukan multipara yang mengalami komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi selama persalinan pada wanita multipara yang tinggal di daerah urban dan rural Indonesia berdasarkan data SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi adalah seluruh wanita usia 15-49 tahun Indonesia yang memiliki riwayat kelahiran hidup lebih dari dua kali (multipara) dan masuk dalam kategori tinggal di daerah urban dan rural Indonesia. Seluruh subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menjadi sampel penelitian, sebanyak 4.822 wanita untuk urban dan 5.011 wanita untuk daerah rural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan determinan kejadian komplikasi persalinan pada wanita multipara urban dan rural. Bagi wanita urban, pendidikan rendah, mengalami komplikasi kehamilan, usia saat persalinan <20 tahun, jarak kelahiran <2 tahun, memiliki masalah jarak ke fasilitas kesehatan, persiapan persalinan yang baik, dan tidak ada penggunaan kontrasepsi dinyatakan memiliki risiko yang signifikan secara statistik dengan komplikasi persalinan pada wanita multipara. Sedangkan, bagi wanita rural, tidak ada otonomi wanita terkait pelayanan kesehatan ibu, mengalami komplikasi kehamilan, usia saat persalinan <20 tahun/20-35 tahun, jarak kelahiran <2 tahun, memiliki masalah jarak ke fasilitas kesehatan, ANC yang didapat tidak memenuhi 5T, persiapan persalinan yang baik, dan lokasi persalinan bukan di fasilitas kesehatan dinyatakan memiliki risiko yang signifikan secara statistik dengan komplikasi persalinan pada wanita multipara. Tindakan deteksi dini selama kehamilan dengan risiko tinggi diperlukan disertai dengan perbaikan akses dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu yang lebih baik, khususnya di daerah rural.

Indonesia's MMR is still categorized as high compared to other Southeast Asian countries. Disparities between urban and rural areas pose a challenge for Indonesia in providing adequate maternal health services to reduce the MMR. Safe motherhood efforts review the understanding of the causes of maternal deaths supported by four important pillars. The SDKI 2017 data report states that nearly 70 percent of live births experience one or more complications during childbirth as a direct cause, with the number of multiparous women experiencing complications being twice that of non-multiparous women. This study aims to identify factors associated with the occurrence of complications during childbirth among multiparous women living in urban and rural areas of Indonesia based on SDKI 2017 data. This research uses a cross-sectional design with the population being all women aged 15-49 years in Indonesia who have a history of giving birth more than twice (multiparous) and fall into the category of living in urban and rural areas of Indonesia. All subjects who meet the inclusion and exclusion criteria become the research sample, comprising 4,822 women for urban areas and 5,011 women for rural areas. The results show that there are differences in factors influencing childbirth complications among urban and rural multiparous women. For urban women, low education, experiencing pregnancy complications, age at delivery <20 years, birth spacing <2 years, having problems accessing healthcare facilities, adequate delivery preparation, and non-use of contraception were statistically significant risk factors for delivery complications among multiparous women. Meanwhile, for rural women, lack of women's autonomy regarding maternal healthcare, experiencing pregnancy complications, age at delivery <20 years/20 – 35 years, birth spacing <2 years, having problems accessing healthcare facilities, inadequate ANC meeting the 5Ts, adequate delivery preparation, and non-delivery location at a healthcare facility were statistically significant risk factors for delivery complications among multiparous women. Early detection measures during high-risk pregnancies are needed, along with improving access and enhancing the quality of maternal health services, especially in rural areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Identitas diri merupakan gambaran diri seseorang yang bersifat konsisten dan tersusun berbagai aspek. Meningkatnya angka kenakalan remaja adalah salah satu manifestasi belum tercapainya tugas perkembangan identitas diri pada remaja. Proses pencapaian tugas perkembangan identitas diri pada remaja tidak terlepas dari pengaruh keluarga. Tujuan penelitian ini adalah menggali makna pengalaman keluarga mendampingi remaja dalam pencapaian identitas diri di lingkungan eks lokalisasi. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang melibatkan dua belas partisipan. Pengumpulan data dengan indepth interview dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi.
Hasil penelitian didapatkan lima tema yaitu Pencapaian identitas diri remaja di lingkungan eks lokalisasi sama seperti remaja pada umumnya, dominasi hambatan eksternal dalam pencapaian identitas diri remaja di lingkungan eks lokalisasi, lingkungan eks lokalisasi sebagai stresor, upaya keluarga mendampingi remaja dalam pencapaian identitas diri, dan harapan keluarga untuk masa depan. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya peningkatan pengetahuan keluarga oleh perawat kesehatan jiwa sebagai pendukung upaya pencapaian identitas diri remaja di lingkungan eks lokalisasi.

Self identity is an image of self consistency and be arranged from many aspects. The improvement of juvenile delinquency is one of manifestations which has not reach self identity development task yet in adolescents. The achievement process of the self identity task in adolescents is not apart of family influence. This research aims to examine mean of family experience in order to accompany adolescents in the achievement of self identity in a former red light district. This research uses qualitative design with phenomenological approach which involves twelve participants. The data collection uses in depth interview and be analyzed by using Colaizzi method.
The results are five themes, those are the adolescents self identity achievement in the former red light district which has similar to adolescents in general, the dominance of external barriers in the achievement of self identity in adolescents in the former of red light district, the former of red light district environment as a stressor, the family effort in accompanying adolescents in achieving self identity and the family expectation for the future. This research recommends the importance of improving family knowledge to mental health nurse as support for adolescents self identity achievement in the former of red light district."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virgin Septika Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengalaman mempertahankan kehamilan pada remaja yang mengalami kehamilan pranikah, faktor yang mempengaruhi, masalah yang dialami, serta dukungan yang dibutuhkan baik selama mempertahankan kehamilan maupun kehidupan setelahnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Informan utama, yaitu remaja yang pernah mengalami kehamilan pranikah pada usia <20 tahun dan informan kunci, yaitu ibu, pasangan, saudara, dan petugas kesehatan. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor attitude, subjective norm, dan perceived beliefe control memiliki pengaruh terhadap perilaku mempertahankan kehamilan pada remaja yang mengalami kehamilan pranikah. Masalah yang sering dialami adalah masalah medis, psikologis, dan finansial, sedangkan dukungan yang dibutuhkan adalah segala bentuk dukungan yang merujuk pada masalah yang dialami.

This research aims to get a description of experience of maintaining pregnancy in tenageers who are experiencing premarital pregnancy, factors that affect, problems that occur and and support needed during pregnancy and life afterwards.
This research used the qualitative approach and the design is case study on teenage informants who had experienced premarital pregnancy at under 20 years and key informant i.e spouse, mother, family, and health workers. Data collected by in-depth interviews.
The results showed that the attitude, subjective norms, and perceived behavioral control factors has an impact on the behavior of teenage premarital pregnancy in the defence. The problems often experienced is a matter of medical, psychological, and financial. While the required support tailored to the types of problemss that appear.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S54975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septirina Rahayu
"Lanjut usia merupakan kelompok yang rentan terhadap penurunan kemampuan fungsional, dalam menghadapi penyesuaian tempat tinggal dan kehilangan orang-orang terdekat,akan dipengaruhi pula oleh pengalaman hidup sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai pengalaman lansia tinggal di panti sosial tresna werdha dalam menjalani kehidupan masa tua.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari enam orang lansia yang tinggal di panti. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam sesuai dengan tujuan penelitian, serta analisis data hasil wawancara menggunakan tahapan analisis menurut Collaizi. Temuan hasil penelitian ini terdapat tiga tema yaitu, kebutuhan kehidupan mandiri dan sistem pendukung sebagai alasan tinggal di panti,respon penyesuaian kehidupan di panti dan dukungan keluarga sebagai faktor pendukung untuk tetap tinggal di panti. Untuk meningkatkan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti, petugas berupaya memberikan pelayanan yang baik dalam merawat lansia

Elderly people are vulnerable to the decline in the functional ability. The need to adjust their current life and change of residence, well as the loss of relatives. This situation is very influenced by their prior life experiences. The aim of this study was to gain an overview of the experience of the elderly living in elderly residental home (Panti Sosial Tresna Werdha/PSTW). The study used qualitative method with descriptive phenomenology approach. Participants in this study consisted of six elderly people who live in the institutions. Data were collected through in deph interviews in accordance with the purpose of research, and analysis of data from interviews using the analysis stage by Collaizi. Three themes emerged from this study namely independent liiving needs and support systems as a reason for staying at PSTW, adaptive response of life in PSTW, and family support as a contributing factor to remain at PSTW. To improve the quality of life of elderly people who live in institutions , officials seek to provide good service in caring for the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanun Thalia
"Untuk menekan laju pandemi Covid-19, serangkaian tindakan pencegahan, baik promotif maupun interventif dilakukan. Dari variabel pencegahan dari anak kecil hingga lansia terus dilakukan sosialisasi. Akan tetapi, cukup banyak variabel risiko bagi kelompok lansia yakni komorbid dan umur lansia. Lalu, bagaimana pada individu yang tinggal dengan lansia? Penelitian ini menilik perilaku pencegahan Covid-19 pada individu yang tinggal dengan lansia melalui lensa Health Belief Model (HBM) dan persepsi individu terhadap kerentanan lansia terhadap infeksi Covid-19.
Dari 305 partisipan penelitian, hasil penelitian menunjukkan model konseptual HBM dan persepsi individu terhadap kerentanan lansia terhadap infeksi Covid-19 dapat menjelaskan hampir 25% (R² = 0,247) varians dari perilaku pencegahan Covid-19. Dua variabel ditemukan signifikan dalam memprediksikan perilaku pencegahan Covid-19, yaitu perceived benefits dan cues to action. Maka apabila individu mengetahui bahwa melakukan perilaku pencegahan Covid-19 memiliki banyak keuntungan dan tersadarkan dengan informasi terkait pencegahan Covid-19, ia akan lebih cenderung untuk melakukan perilaku pencegahan Covid-19.

To suppress the Covid-19 pandemic, a series of preventive measures, both promotive and interventive were taken. From small children to the elderly, socialization continues to be carried out. However, there are quite a lot of risk factors for the elderly group, namely comorbid and elderly age. Then how about individuals living with the elderly? This research looks at the Covid-19 preventive behavior in individuals living with the elderly through the lens of the Health Belief Model (HBM) and individual perceptions of the susceptibility of the elderly to Covid-19 infection.
Of the 305 research participants, the research results show that the Health Belief Model conceptual model and individual perceptions of the elderly's vulnerability to Covid-19 infection can explain almost 25% (R² = 0.247) the variance of Covid-19 prevention behavior. Two variables were found to be significant in predicting Covid-19 prevention behavior, namely perceived benefits and cues to action. Therefore, if the individual knows that carrying out Covid-19 preventive behavior has many advantages and is awakened with information related to Covid-19 prevention, he will be more inclined to carry out Covid-19 preventive behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Lestary
"Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku berisiko pada remaja di Indonesia, khususnya mengenai perilaku merokok, alkohol, narkoba, dan hubungan seksual pranikah, dengan menggunakan data SKRRI tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan hubungan di antara perilaku berisiko dan determinan perilaku berisiko pada remaja di Indonesia adalah pengetahuan tentang perilaku seksual, sikap terhadap perilaku seksual, umur, jenis kelamin, pendidikan remaja, status ekonomi, akses terhadap media informasi, komunikasi dengan orang tua, dan adanya teman yang berperilaku berisiko. Faktor yang paling dominan hubungannya adalah jenis kelamin. Disarankan untuk lebih banyak melibatkan remaja laki-laki dalam berbagai kegiatan olahraga, seni, dan perkumpulan ilmiah.

This research used cross-sectional design that aimed to identify risk behavior determinants among young adult in Indonesia related to smoking tobacco, drinking alcoholic beverages, using dmgs, and premarital sex by using IYARHS data in 2007. The results showed that there were significant association between risk behaviors and its determinants among young adult in Indonesia were sexual behavior knowledge, attitude towards sexual behavior, age, sex, education achieved, economic status, access to information and media, communication with parents and also friends with risk behaviors. The most dominant variable that statistically associated was sex. It is belief that by involving young adult especially for boys in sports activity, arts or science club will reduce the risk behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33280
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>