Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139659 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Sukmawati Manti Putri
"ABSTRAK
Kejadian anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang serius karena
pengaruhnya terhadap kesehatan ibu dan anak yang dikandung. Anemia dapat
mengakibatkan kelahiran premature, gangguan perkembangan janin, BBLR dan
kematian ibu dan anak. Riskesdas 2013 mencatat prevalensi anemia ibu hamil
sebesar 37,1%. Salah satu penyebab anemi dikarenakan rendahnya asupan zat besi
yang dipengaruhi oleh pola makanan masyarakat Indonesia yang sebagian besar
berasal dari sumber nabati. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat
konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Desain penelitian ini
adalah analitik observasional dengan rancangan studi cross sectional. Responden
adalah 2013 ibu hamil trimester 2 dan 3 pengunjung Puskesmas Tirto I kabupaten
Pekalongan. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner, food
recall 1x24 jam, FFQ serta pengambilan data LILA dan kadar Hb. Data dianalisis
dengan Cox Regression. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 112 orang
(55,2%) yang mengalami anemia. Sebanyak 100 orang ibu hamil (49,3%)
memiliki tingkat konsumsi zat besi kurang dan 103 ibu hamil (50,7%) memiliki
tingkat konsumsi zat besi cukup. Konsumsi rata-rata zat besi/hari dari makanan
adalah 22,98+9,8 mg/hari yang kurang dari rekomendasi AKG untuk ibu hamil.
Tingkat konsumsi zat besi berhubungan signifikan dengan kejadian anemia ibu
hamil (p<0,001; PR=2,466; CI 95%=1,829-3,325). Variabel lain yang
berhubungan signifikan yaitu umur ibu hamil (PR=1,837; CI95%=1,509-2,237),
jarak kelahiran (PR=1,714, CI 95% 1,085-2,709), LILA (PR=3,323; CI 95%
2,473-4,466), pengetahuan tentang anemia (PR=2,676, CI 95% 1,861-3,848), pola
konsumsi protein nabati (PR=1,319, CI 95% 1,034-1,683), pola konsumsi
pengikat zat besi (enhancer Fe) (PR=1,347, CI 95%1,045-1,735) dan konsumsi
tablet tambah darah (PR=1,741, CI 95% 1,228-2,468). Hasil analisis multivariat
diperoleh bahwa prevalens ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi kurang
beresiko 1,846 kali lebih tinggi (CI 95% 1,056 ? 3,564) untuk menderita anemia
dibandingkan ibu hamil dengan tingkat konsumsi zat besi cukup setelah di kontrol
oleh variabel LILA, pengetahuan tentang anemia dan konsumsi tablet tambah
darah. Penelitian ini menyimpulkan tingkat konsumsi zat besi berhubungan
dengan kejadian anemia ibu hamil. Oleh karena itu, diperlukannya perbaikan
konsumsi anekaragam pangan yang diatur proporsinya, dalam jumlah yang cukup
dan dilakukan secara teratur

ABSTRACT
Anemia in pregnancy is still serious health problem considering the impact to
mother?s and baby?s health. Anemia could lead to preterm birth, abortus, baby?s
development disorder, low birth weight, and mother and baby?s death. National
health research in 2013 has resulted the prevalence of anemia among pregnant
mother around 37,1%. One of contributive factors to anemia in pregnancy is the
low iron intake which affected by most Indonesian consumption pattern with
plants food (non-haem iron). This research is aimed to figure out the association
between iron consumption level with anemia in pregnancy. Design study used in
this research is cross sectional. Respondent are 203 pregnant women trimester 2
and 3 who had ANC in Tirto I primary health care. Data were collected through
cohort registration (for middle
upper
arm
circumference/MUAC and Hb) and
interview using questionnaire food recall 1x24 hr and FFQ. Data is analyzed by
Cox Regression. Result: as much 112 (55,2%) of 203 respondents were anemia.
As much of 100 (49,3%) repsondents have low iron consumption level. Average
iron consumption per day from meal is 22,98+9,8 mg/day which is still under the
daily allowance intake recommendation for pregnant women. Iron consumption
level is significantly associated to anemia in pregnancy (p<0,001; PR=2,466; CI
95%=1,829-3,325). Other variabels associated are age (PR=1,837; CI95%=1,509-
2,237), birth distance (PR=1,714, CI 95%=1,085-2,709), MUAC (PR=3,323; CI
95%=2,473-4,466), knowledge about anemia (PR=2,676, CI 95%=1,861-3,848),
non-haem consumption pattern (PR=1,319, CI 95%=1,034-1,683), iron enhancer
consumption pattern (PR=1,347, CI 95%=1,045-1,735) and iron tablet
consumption (PR=1,741, CI 95%=1,228-2,468). Multivariate analysis showed that
prevalens among pregnant women with low iron consumption level is 1,846
higher to suffer anemia than those with high iron consumption level after being
controlled by MUAC, knowledge and Fe Tablet consumption. This research has
concluded that iron consumption level is associated to anemia in pregnancy.
Therefore, it?s important to have variety in food consumption, served in proper
proportion and regular frequencies."
2016
T47075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maudita Dwi Anbarani
"Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia, terutama negara berkembang. Dampak anemia tidak hanya pada kesehatan saja, namun juga pada perkembangan sosial dan ekonomi. Ibu hamil merupakan kelompok risiko tinggi anemia, karena saat hamil terjadi perubahan fisiologis dalam tubuh untuk mendukung kehamilannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada Ibu hamil pengunjung Puskesmas Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur tahun 2017. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan sumber data berupa kartu status Ibu hamil. Faktor-faktor yang diteliti adalah umur Ibu, status gizi, pendidikan, status pekerjaan, paritas, dan jarak kelahiran. Jumlah sampel penelitian adalah 308. Analisis data menunjukkan proporsi kejadian anemia Ibu hamil pengunjung Puskesmas Jatinegara tahun 2017 adalah 37,3. Dari enam faktor, hanya status gizi yang diukur berdasarkan LILA yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian anemia Ibu hamil p value < 0.000, PR: 2,105 95 CI: 1,582-2,801. Intervensi gizi berupa pemberian makanan tinggi protein dan zat gizi mikro yang berisiko mengalami defisiensi saat hamil diperlukan untuk membantu menurunkan angka kejadian anemia Ibu hamil

Anemia is a public health problem all over the world, especially in developing countries. Anemia affects not only health, but also the economic and social development of a country. Pregnant women are a high risk group of anemia due to the physiological changes in the body to support the pregnancy. This research aims to determine factors associated with maternal anemia among pregnant women visiting Puskesmas Kecamatan Jatinegara East Jakarta in 2017. This research is cross sectional, using data obtained from maternal medical record. Factors studied in this research are age, nutritional status, education, occupational status, parity, and birth interval. Total samples used in this research was 308 pregnant women. Data analysis shows that the proportion of maternal anemia among pregnant women visiting Puskesmas Kecamatan Jatinegara in 2017 was 37,3 and nutritional status based on MUAC assessment is the only significance factor of maternal anemia p value 0.000, PR 2,105 95 CI 1,582-2,801. Nutrition intervention in the form of accomodating pregnant women with high protein food and micronutrient supplementation which are proned to be deficient during pregnancy is needed to help lower down maternal anemia rate. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonia Harlin Pratiwi
"Anemia pada ibu hamil adalah keadaan kadar hemoglobin Hb dalam darh pada ibu hamil < 11gr . Proporsi anemia di Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2016 masih tinggi yaitu 50 lebih tinggi dari angka anemia nasional 37,1 . Anemia pada ibu hamil harus di tangani karena berdampak menurunnya kualitas hidup generasi yang dilahirkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kejadian anemia pada ibu hamil dan mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor Tahun 2017.
Metodologi penelitian yang digunakan ialah potong lintang. Populasi berjumlah 407 orang, dengan sampel 110 ibu hamil.
Hasil penelitian menunjukkan angka 55,5 95 CI: 47 -67. Temuan ini menunjukkan bahwa proporsi anemia masih tetap tinggi di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang. Dalam penelitian ini faktor penyebab tidak langsung yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah umur ibu, umur kehamilan, dan jumlah konsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini juga menemukan faktor mendasar yang berhubungan dengan kejadian anemia ibu hamil yaitu pendidikan dan pendapatan keluarga.
Disarankan agar peran bidan puskesmas melakukan konseling dan promosi pencegahan anemia. Keaktifan kader diperlukan sebagai fasilitator untuk mengawasi kepatuhan minum tablet tambah darah."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Rosita
"ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Tablet Zat Besi Fe Terhadap KejadianAnemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Karang Asam Kota Samarinda Tahun2015 - 2017Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemiagizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruhdunia. Anemia pada wanita hamil dapat menimbulkan dampak sejak kehamilan,setelah lahir, usia sekolah hingga masa dewasa. Tujuan dari penelitian ini untukmengetahui pengaruh pemberian tablet zat besi Fe pada ibu hamil terhadapkejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas karang Asam Kota Samarinda Tahun2015 ndash; 2017. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif mixmethod . Adapun penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian KohortRetrospektif penelitian kuantitatif difokuskan pada pengambilan data pemberiantablet zat besi Fe , kejadian anemia, usia, pendidikan, pekerjaan, paritas dankunjungan ANC. Sedangkan jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalahpenelitian eksplanatory sekuensial. Dalam penelitian ini data penelitian kualitatifmelengkapi data kuantitatif. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chisquare bivariat . Hasil uji statistik variabel umur, pendidikan, pekerjaan, paritasdan kunjungan ANC menunjukkan hasil tidak berhubungan dengan anemia secarastatistik. Sedangkan secara kualitatif hal tersebut mempengaruhi anemia. Dari hasilterlihat gambaran kejadian anemia pada ibu hamil setelah diberikan Tablet Feberdasarkan pemeriksaan HB 2 menunjukkan proporsi ibu yang masih anemiasetelah di beri tablet Fe adalah 26,9 . Saran: diharapkan petugas meningkatkanmutu pelayanan KIA dan pemantauan minum tablet Fe.Kata kunci: Pemberian Tablet Fe, anemia, Ibu Hamil.

ABSTRACT
The Influence of Iron Tablet Fe on Anemia in Pregnant Womenat Puskesmas Karang Asam of Samarinda City 2015 ndash 2017One of the most common nutritional problems in pregnant women isnutritional anemia, which is the largest and most difficult micronutrient problemresolved worldwide. Anemia in pregnant women can have an impact frompregnancy, after birth, school age to adulthood. The purpose of this research is toknow the effect of giving iron tablet Fe on pregnant mother to the occurrence ofanemia in pregnant woman at Puskesmas Kayu Asam Samarinda in 2015 2017.The research is done by qualitative and quantitative method mix method . Thequantitative research using the research design Cohort Retrospective quantitativeresearch focused on taking data of iron tablet Fe , anemia, age, education,occupation, parity and ANC visit. While the type of qualitative research used issequential eksplanatory research. In this study qualitative research data complementthe quantitative data. Processing and data analysis using chi square test bivariate .The result of statistic test of ANC age, education, work, parity and visit variablesshowed that the results did not correlate with anemia statistically. Whilequalitatively it affects anemia. From the results seen the picture of the incidence ofanemia in pregnant women after given Fe tablet based on HB 2 examination showedthe proportion of anemic mothers after giving Fe tablet was 26,9 . Suggestion itis expected that the officer will improve the quality of KIA service and monitor thedrinking of Fe tablets.Keywords Giving of tablet Fe, anemia, Pregnant mother"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Anggraini
"Anemia adalah keadaan di mana kadar hemoglobin lebih rendah dari normal. Puskesmas Pagerbarang merupakan Puskesmas dengan anemia ibu hamil tertinggi di Kabupaten Tegal. Metode penelitian Cross Sectional. Proses pengumpulan data Mei?Juni 2014. Sampel 164 orang.Hasil analisis memperlihatkan kejadian anemia (33,5%) dan yang mempunyai hubungan dengan anemia:pendidikan (OR = 2,35), keberdayaan perempuan (OR = 3,03), pengeluaran (OR = 3,98), pekerjaan suami (OR = 2,42), status gizi (OR = 10,46), infeksi/penyakit kronik (OR = 3,35), umur (OR = 3,15), paritas (OR = 3,29), pemeriksaan kehamilan (OR = 2,52), konsumsi fe (OR = 2,6), dan lokasi pelayanan kesehatan (OR = 3,29).

Anemia is a condition in which the hemoglobin levelis lower than normal. Pagerbarang health centeris a Health Center with the highest maternal anemia in Tegal regency. Methods Cross-sectional study. The process of data collection from May to June2014. Samples 164 people. The results of the analysis showed the incidence of anemia(33.5%) and having a relationship with anemia: education (OR =2.35), the empowerment of women (OR =3.03), spending(OR =3.98), husband's work (OR =2.42), nutritional status (OR =10.46), infectious/chronic disease (OR =3.35), age (OR =3.15), parity (OR =3.29), prenatal care (OR =2.52), fe consumption (OR =2.6), and the location of health services (OR =3.29)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurbayanti Awaliyah
"Anemia pada kehamilan masih menjadi perhatian selama periode reproduksi, karena berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Ibu hamil multipara memiliki resiko lebih besar mengalami anemia dalam kehamilannya. Peran perawat spesialis maternitas sangat penting untuk membantu ibu hamil multipara dengan anemia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya karena berbagai masalah keperawatan yang muncul. Metodologi dalam penulisan menggunakan studi kasus pada lima orang ibu hamil multipara dengan anemia. Masalah keperawatan yang muncul diantaranya resiko cedera pada ibu, resiko cedera pada janin, gangguan rasa nyaman: pusing, keterbatasan aktivitas dan potensial peningkatan pengetahuan tentang anemia. Penerapan teori self care berfokus pada kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya secara mendiri dengan memperhatikan tingkat ketergantungan perawatan. Penerapan teori self care cocok digunakan pada ibu hamil multipara dengan anemia dalam membantu memandirikan pasien. Perawat dapat menggunakan kerangka kerja Orem sebagai panduan dalam melakukan proses keperawatan.

Anemia in pregnancy is still being a major concern on health problem during reproductive period, as it is associated with increased maternal and infant morbidity and mortality. Multiparous pregnant women have a higher risk to be anemic during their pregnancies. Nurse specialist maternity play the crucial roles to help multiparous pregnant women with anemia in filling their basic needs due to various nursing problems. Methodology in writing uses case studies on five multiparous pregnant women with anemia. Several nursing issues commonly emerged are the risk of injury both to the mother and to the fetus, common sense problem: dizziness, limited activity and the knowledge of anemia that is potentially improved. The self-care theory focuses on an individual's ability to fill his or her self-needs by paying attention to the level of dependent care. The application of self-care theory is suitable for multiparous pregnant women with anemia as it helps them to be independent patients. Nurses may use the Orem framework as a guide in conducting the nursing process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Handayani
"Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sampai saat ini masih tinggi baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Menurut hasil SKRT tahun 2006 menyebutkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi baru lahir di Indonesia mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup. AKI dan AKB merupakan masalah prioritas yang belum teratasi. Penanganan masalah ini tidak mudah karena factor yang melatar belakangi kematian ibu dan kematian bayi baru lahir sangat kompleks sehingga memerlukan keterlibatan berbagai pihak terkait secara terintegrasi dalam mengatasinya.
Kematian ibu dapat terjadi pada periode kehamilan, persalinan dan postpartum. Faktor penyebab kematian pada ibu tidak dapat diketahui tanpa memperhatikan latar belakang (underlying factor) yang dapat bersifat medic maupun non medic. Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kematian pada ibu hamil.
Tujuan penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya prevalensi anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2009. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 284 ibu hamil.
Dari hasil penelitian menunjukkan tiga variabel yang terbukti secara statistic memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu umur dengan nilai p=0,026 (< α) dan nilai OR=1,937, paritas dengan nilai p=0,023(< α) dan nilai OR=2,006 dan LILA dengan nilai p=0,000 (< α) dan nilai OR=2,969. Sedangkan empat variabel lainnya tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Issues Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) is still high in both the developed and developing countries like Indonesia. According to the results of the 2006 Household Health Survey stated that maternal mortality in Indonesia reaches 307 per 100,000 live births. While neonatal mortality in Indonesia reached 32 per 1,000 live births. MMR and IMR is a priority issue that has not been resolved. Handling this issue is not easy because of the background factors of maternal and newborn death are complex and require the involvement of various stakeholders are integrated in it.
Maternal deaths can occur in the period of pregnancy, childbirth and postpartum. Causative factor in maternal deaths can not be known regardless of background (underlying factor) which can be both medic and non-medic. Anemia in pregnancy is a risk factor for mortality in pregnant women.
The purpose of this study aims to know the magnitude of prevalence of anemia among pregnant women and the factors associated with the incidence of anemia in pregnant women in Kramat Jati subdistrict health centers in 2009. The study design was cross sectional with the number of samples in research is as much as 284 pregnant women.
From the results showed that three variables are statistically proven to have a meaningful relationship with the incidence of anemia in pregnant women of age with a p-value = 0.026 (<α) and the value of OR = 1.937, parity with the pvalue = 0.023 (<α) and the OR = 2.006 and lilac with a p-value = 0.000 (<α) and OR = 2.969 value. While four other variables had no significant association with the incidence of anemia in pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Rohayati
"Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. Perdarahan adalah salah satu komplikasi persalinan yang menyebabkan masih tingginya kematian maternal di Indonesia. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Kabupaten Cirebon tahun 2011 sebesar 12,4% sedangkan di Kecamatan Gempol kejadian anemia ibu hamilnya sebesar 40,0%.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian anemia pada Ibu hamil dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat tahun 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 205 responden. Hasil penelitian ini didapatkan angka prevalensi anemia pada Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon sebesar 60.5% dan rata-rata kadar haemoglobin ibu hamil sebesar 10.6 gr %.
Dan dari hasil penelitian didapatkan status gizi ibu hamil yang menderita anemia lebih banyak pada ibu hamil yang kekurangan energi kronis yaitu sebesar 71.8%. Hal ini disebabkan asupan gizi sebelum hamil yang tidak adekuat. Untuk mengatasi masalah anemia pada ibu hamil di Indonesia, perlu perbaikan asupan gizi bagi wanita sejak anak dan remaja.

Anemia in pregnancy is on important public health problem, bleeding is complication of labor that causes the high maternal mortality in Indonesia. Prevalensi of anemia in district Cirebon in 2011 about 12.4% and 40,0% in sub district Gempol.
The aim of study to describe prevalency of anemia during pregnancy and the factors assos ated with, in sub district Gempol district Cirebon West Java in 2012.
This was a descriptive cross sectional study with 205 respondent. The result of prevalency of anemia during pregnant women about 60.5% and the avernge of haemoglobin level in 10.6 gr%.
The result showed that the nutrional status of pregnancy suffer from anemia in pregnancy women more of a cronic energy shortage that is equal to 71.8%. This is due to pregnancy nutrition is not adequate. To overcome the problem of anemia in pregnancy women in Indonesia need to be improved for women since the nutritional intake of children of adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Asyirah
"Anemia pada ibu hamil potensial membahayakan ibu dan janin. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional dilakukan bulan maret sampai april 2012 di Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, sampel 100 ibu hamil. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan pengukuran kadar hemoglobin. Analisis secara Univariat, Bivariat menggunakan Chi- Square dan Multivariat dengan Uji Regresi Linear Ganda. Kejadian anemia 82%.
Terdapat hubungan bermakna antara frekuensi Antenatal Care ( ANC ), pengetahuan ibu dan kepatuhan ibu mengkonsumsi tablet fe dengan anemia pada ibu hamil. Dalam analisis multivariat,Frekuensi ANC mempunyai pengaruh tertinggi terhadap status anemia pada ibu hamil.
Disarankan meningkatkan penyuluhan kepada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, peningkatan pengetahuan ibu hamil dengan penyuluhan tentang bahaya anemia dalam kehamilan,pentingnya mengkonsumsi tablet fe dan makanan yang mengandung zat besi, mendistribusikan tablet fe dan memantau tablet fe yang sudah didistribusikan.

Anemia in pregnant women potentially harm the mother and fetus. Research using cross sectional design conducted in March to April 2012 at the Health Center Bajeng Bajeng Gowa District, a sample of 100 pregnant women. Collecting data using questionnaires, interviews and measurement of hemoglobin levels. Univariate analysis, using Chi-Square Bivariate and Multivariate Linear Regression with Multiple Test. 82% incidence of anemia.
There is a significant relationship between frequency of Antenatal Care (ANC), knowledge of the mother and the mother of taking tablets fe compliance with anemia in pregnant women. In multivariate analysis, the frequency of the ANC has the highest influence on the status of anemia in pregnant women.
Recommended increased outreach to pregnant women to perform regular pregnancy, increased knowledge of pregnant women with counseling about the dangers of anemia in pregnancy, the importance of taking tablets fe and foods that contain iron, distribute and monitor the tablet tablet fe fe that has been distributed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Bungsu
"ABSTRAK
Ibu hamil adalah salah satu kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap pangan dan gizi. Diperkirakan sebesar 20% kematian ibu berkaitan dengan rendahnya kadar hemoglobin (anemia gizi) selama kehamilan. Teh memiliki potensi sebagai penyebab anemia karena disinyalir mampu mengabsorbsi mineral sebagai bentuk zat besi yang dikaitkan dengan peranan tanin dalam akndungan teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar tanin pada teh celup terhadap anemia gizi besi pada ibu hamil. Penelitian dilakukan dengan design Cross Sectional analytic. Responden terdiri dari 94 ibu hamil dengan usia kandungan > 16 minggu. Data dianalisis dengan menggunakan analisa Cox Regression.Hasil analisa bivariat diperoleh bahwa prevalens ibu yang memiliki kadar tanin tinggi perharinya 2.77 kali lebih tinggi (95% CI 0.89 – 8.6) untuk menderita anemia gizi besi dibandingkan ibu yang memiliki kadar tanin lebih rendah. Pada tahap analisa multivariat, didapatkan hasil bahwa prevalens ibu hamil dengan kadar tanin yang tinggi 2,84 kali lebih tinggi (95% CI 0.9 – 9.06) untuk menderita anemia gizi besi setelah dikontrol variabel pola konsumsi protein hewani dengan bioavaiabilitas rendah dan usia ibu. Meskipun hubungan kadar tanin pada teh celup secara statistik tidak significan tetapi kadar tanin, asupan protein hewani dengan bioavaiabilitas rendah dan usia ibu dapat memprediksi nilai kadar serum ferritin ibu hamil.

ABSTRACT
Pregnant women is one of the critical group in lot os aspect, one of it is food and nutrition. abaut 20% of mother mortality have correlation with less level of haemoglobin (nutrition anemia) during pregnancy. tea has potential causing anemia, because it has possibility be able to absorbs mineral as a form of iron which correlation to the contain of tannin in tea.
this study puposes is to observe the effects of tannin in tea bags to iron nutritional anemia on pregnant women. the design of this study is Cross Sectional analysis. Respondents are 94 pregnant women with gestation > 16 weeks. data analyze by Cox Regression by bivariate analysis pregnant women with high tannin level in each day have prevalence 2.77 more high (95% CI 0.89 - 8.6) to be iron dificency comapre to pregnant women who has lower tannin level. in multivariate analysis step, pregnant women with high tannin level have prevalence 2.45 more high (95% CI 0.9 - 9.06) to be iron deficiency after control by heme consumtion and age of pregnant women variable.
Although the correlation of tannin in tea bags statiscally not significant, but tannin level, heme consumption with low bioavaiability and age of pregnant women be able to predict the value of ferritin level in pregnant women."
Universitas Indonesia, 2012
T32607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>