Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Harini Soemartono
Jakarta: UI-Press, 1998
PGB 0453
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfia Fitriani Nafista
"Pendahuluan : Malnutrisi merupakan salah satu masalah nutrisi yang banyak banyak terjadi pada anak-anak di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi nutrisi terhadap pengetahuan, sikap ibu dan berat badan anak. Metode : Desain penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan kelompok pre post test dengan kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner KAP yang berasal dari FAO. Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan bahwa usia rata-rata ibu yang menjadi responden ≥ 30 tahun, sebagain besar ibu adalah ibu rumah tangga, ibu memiliki anak tunggal dan ≥ 2 orang, pendidikan mayoritas SMA, dan memiliki penghasilan ≥ UMR Kabupaten Jember. Berdasarkan analisis didapatkan bahwa setelah edukasi menggunakan PMBA dengan konsep pendekatan action-oriented-group pada kelompok intervensi mampu meningkatkan pengetahuan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol , nilai p value untuk pengetahuan adalah 0,000, sikap ibu (p value 0,000) dan berat badan anak memiliki rerata 331,42 gram lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan p value 0.000. Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi kesehatan tentang makan sesuai rekomendasi WHO dengan PMBA melalui pendekatan action-oriented-group mampu meningkatkan pengetahuan, sikap ibu dan berat badan anak secara signifikan

Introduction : Malnutrition is among children's most common nutritional problems worldwide. This study aims to analyze nutrition education's effect on mothers' knowledge, attitudes, and children's weight. Methods: The design of this study used a quasi-experimental with a pre-post test with a control group. Data collection using KAP questionnaires from FAO. Results: This study found that the average age of the mothers who became respondents was over 30 years, most of the mothers were housewives, mothers had more than 2 children, and the majority of them were high school education and had an income ≥ UMR Jember Regency. Based on the analysis, it was found that after education using PMBA with the concept of the action-oriented-group approach, and the intervention group was able to increase knowledge higher than the control group; the p-value for knowledge was 0.000, the mother's attitude (p-value 0.000) and the child's weight had an average of 331.42 grams higher than the control group with a p-value of 0.000. Conclusion: This study shows that health education about eating according to WHO recommendations with PMBA through an action-oriented-group approach can significantly increase knowledge, and attitudes toward mothers and children's weight."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumaniah Hasnah
"Titik berat pembahasan skripsi ini adalah pada perilaku ibu dalam pemberian makan anak balita, di Rw kelurahan Bendungan Hilir. Dalam hal ini, penulis ingin menjelaskan bagaimana pengetahuan ibu mengenai masalah makanan dan kesehatan, serta bagaimana perilaku ibu tersebut sehari-hari dalam hal pemberian makan anak balita, sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan yang mereka miliki. Hasil dari penelitian di Rw 07 Kelurahan Bendungan Hilir ini menunjukkan bahwa, ternyata perilaku pemberian makan anak balita oleh para ibu tersebut kurang sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki mengenai makanan dan kesehetan ana.k balita. Para ibu sebenarnya sudah me-ngetahui tentang jenis-jenis makanan untuk anak balita yang sesuai dengan ilmu kesehatan, serta cukup mengerti mengenai hubungan makan dengan kesehatan anak balita. Tetapi, dimilikinya pengetahuan-pengetahuan tersebut tidak menjadi jaminan bahwa perilaku merekapun akan sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka itu.
Dalam kenyataannya, para ibu lebih bersikap acuh tak acuh, baik terhadap jenis-jenis makanan yang dima-
kan oleh anak mereka, maupun terhadap keadaan gizi anak-anak mereka. Akibatnya, pemberian rnakan anak balita pun kurang mereka perhatikan deggan baik. Sikap acuh tak acuh ini terlihat juga dari keengganan para ibu untuk aktif dalam banyak kegiatan, yang sebenarnya daoat memperluas pengetahuan mereka, khususnya yang berkenaan dengan anak balita. Perilaku pemberian makan yang kurang baik ini sebenarnya tidak saja disebabkan oleh 2 hal di atas, Ada beberapa hal lain yang juga mempengaruhi, yaitu tingkat pendidikan ibu yang rendah serta penghasilan keluarga yang kecil. Satu hal lagi yang ternyata berpengaruh terhadap Pemberian makan anak balita mereka adalah, pendekatan ya.ng masih belum mengena dari pihak petugas kesehatan terhadap para ibu tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fitri Fawzia
"Latar Belakang: Erupsi gigi adalah pergerakan gigi dalam arah aksial dari lokasi pertumbuhan dan perkembangan gigi di dalam tulang rahang menuju ke posisi fungsional gigi di dalam rongga mulut. Proses erupsi gigi ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, salah satunya adalah praktik pemberian makan pada anak, terutama selama satu tahun pertama pascalahir. Adanya perubahan konsistensi makanan yang diberikan dari susu yang bersifat cair saat lahir, lunak, semi padat, hingga padat di usia dua belas bulan, melibatkan perubahan aktifitas komponen kompleks kraniofasial yang dihubungkan dengan proses erupsi gigi sulung. Hasil yang beragam ditemukan pada penelitian terdahulu mengenai hubungan praktik pemberian makan terhadap erupsi gigi sulung di berbagai negara. 
Tujuan: menganalisis hubungan antara praktik pemberian makan dengan jumlah gigi sulung yang sudah erupsi pada anak usia 12 bulan ras Deutro-Melayu.
Metode: Penelitian potong lintang dengan total subjek penelitian 60 pasang ibu dan anak usia 12 bulan yang memenuhi kriteria inklusi. Data praktik pemberian makan diperoleh melalui wawancara dengan ibu termasuk riwayat kehamilan, kesehatan anak saat lahir dan 6 bulan pascalahir. Jumlah gigi sulung yang sudah erupsi dihitung melalui foto intraoral.
Hasil: Adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas makan saat praktik pemberian makan semi padat (uji korelasi Spearman Rank; r=0,279; p=0,031) dan padat (uji korelasi Spearman Rank; r=0,272; p=0,003) dengan jumlah gigi sulung yang sudah erupsi pada usia 12 bulan.
Kesimpulan: Perubahan tekstur makanan saat pemberian makan semi padat dan padat menyebabkan perubahan aktivitas makan yang berpotensi mempengaruhi jumlah gigi sulung yang sudah erupsi pada anak usia 12 bulan.

Background: Tooth eruption is defined as the movement of a tooth, primarily in the axial direction, from its site of development in the jaw bone to its functional position in the oral cavity. The process of tooth eruption is influenced by genetic and environmental factors, one of which is feeding practices, especially during the first year postnatal. The change in the food consistency given at birth from liquid, soft, semi-solid, to solid at the age of twelve months, involves changes in the activity of the craniofacial complex components that are associated with the process of eruption of primary teeth. Various results were found in previous studies on the relationship between feeding practices and primary tooth eruption in various countries.
Objective: To analyze the correlation between feeding practice and the number of primary teeth in 12-month-old Deutro-Melayu race children.
Methods: A cross-sectional study with a total of 60 pairs of mothers and 12-month-old children who met the inclusion criteria. Data on feeding practices were obtained through interview with mothers including pregnancy history, child health at birth and 6 months postnatal. The number of primary teeth was determined through intraoral photographs.
Result: There was a significant correlation between feeding activity during semi-solid (Spearman Rank correlation test; r=0.279; p=0.031) and solid (Spearman Rank correlation test; r=0.272; p=0.003) and the number of primary teeth at 12 months of age.
Conclusion: Changes in food texture during semi-solid and solid feeding lead to changes in feeding activity that could potentially affect the number of primary teeth at 12 months of age.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Pratiwi
"Pemerintah Indonesia, khususnya para dokter, dewasa ini giat menganjurkan kepada kaum ibu agar mengutamakan pemberian Air Susu Ibu sebagai makanan bayi, sekurang-kurangnya sampai bayi berusia dua tahun. Tujuan dari anjuran tersebut, selain untuk meningkatkan kesehatan anak, juga untuk meningkatkan kesehatan kaum ibu itu sendiri. Dalam usaha peningkatan kesehatan anak pemberian ASI sebagai makanan bayi jauh Iebih menguntungkan dari pada menggunakan jenis makanan lain Pengganti Air Susu Ibu (PASI), ASI lebih bersih, lebih mudah didapat, lebih murah, lebih bergizi, dan menjamin daya tahan tubuh bayi yang lebih balk.
Anjuran untuk kembali kejenis makanan alamiah diatas, didukung oleh bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Akan tetapi akhir-akhir ini beberapa ahli ilmu kesehatan gigi anak berhasil membuktikan bahwa karies gigi yang polanya identik dengan "Nursing Bottle Caries" juga terjadi pada anak-anak yang hanya menyusu pada. Padahai karies gigi semacam itu , lebih-lebih yang tidak dirawat ; pada gilirannya akan sangat merugikan kesehatan anak.
Nursing Bottle Caries, Nursing bottle syndrome, Night Bottle syndrome, Bottle Mouth, Baby Bottle Caries, Nursing Mouth, dan Labial Caries, adalah suatu keadaan yang terdapat pada anak-anak berusia sangat muda (12 - 36 bulan), yang mempunyai kebiasaan mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohidrat, semenjak berbaring sampai tertidur.
Karies gigi jenis ini, yang keadaannya mirip "Rampant Caries", mempunyai pola yang khas. Proses terbentuknya pola tersebut erat hubungannya dengan kebiasaan pemberian makanan, yaitu diperbolehkannya anak-anak mengedot botol sampai tertidur, Menurut Para ahli, dalam tingkat keparahan yang bagaimanapun, pola Nursing Bottle Caries adalah sebagai berikut. Gigi pertama yang terkena adalah gigi insitif lateral, lingual, mesial, dan distal, setelah itu, gigi insitif lateral atas; permukaan labial, lingual, mesial, dan distal. Kemudian , permukaan oklusal gigi molar satu atas dan satu bawah, serta gigi kanan bawah. Bila kebiasaan pemberian makanan sampai anak tertidur berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka akan terjadi keadaan iebih lanjut, yaitu karies akan tampak pada permukaan oklusal molar dua atas serta bawah, dan yang terakhir adalah gigi insitif bawah.
Akhir-akhir ini, seperti telah diutarakan sebelumnya, beberapa ahli ilmu kesehatan gigi anak berhasil membuktikan bahwa karies gigi yang polanya identik dengan Nursing Bottle Caries juga terjadi pada anak-anak yang hanya menyusu ibunya. Menurut Lawrence A. Kotlow, hal itu dimungkinkan karena sebagian besar penderita menyusu ibunya sampai berusia lebih dari dua dan tiga tahun. Dalam periode tersebut, setiap harinya mereka diperbolehkan menyusu sampai beberapa jam, dan bahkan sering tertidur dalam keadaan dimana puting susu ibu masih berada di rongga mulutnya. Peristiwa yang tersebut terakhir dapat terjadi dua sampai tiga kali perhari, dan kadang-kadang malah berlangsung sepanjang malam.
Bila penjelasan Kotlow diperhatikan dengan seksama, maka yang sesungguhnya telah terjadi adalah : pertama , bahwa ASI juga merupakan penyebab terjadinya kaies gigi. Kedua, bahwa kebiasaan pemberian makanan, dalam hal ini diperbolehkannya anak-anak menyusu ibu sampai tertidur, adalah faktor yang berperan tergadap pola khas dari jenis karies tersebut diatas. Dan Ketiga, diperbolehkannya anak-anak mengedot botol berisi susu atau cairan lain yang mengandung karbohydrat sampai tertidur, bukanlah satusatunya penyebab terjadinya karies gigi dengan pola khas pada anak-anak berusia sangat muda."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartati Poerwanto
"Pemasangan mahkota logam pada gigi sulung dikawatirkan karena kebersihan mulut anak umumnya buruk dan sering dijumpai gingivitis. Untuk itu perlu diteliti bagaimana pengaruh pemasangan mahkota logam pada gigi sulung terhadap kesehatan gingiva, serta untuk mengetahui bagian permukaan gigi yang banyak terakumulasi plak dan bagian gingiva yang mengalami gingivitis.
Sebagai subyek adalah murid SD di Kelurahan Grogol Selatan. Pada awal penelitian seluruh murid kelas I & II diberi pendidikan cara melakukan kebersihan mulut. Pada subyek dilakukan oral profilaksis kemudian dipasang mahkota logam pada 30 gigi molar satu bawah sulung dengan karies dentin. Jenis gigi yang sama pada sisi yang berlawanan digunakan sebagai kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara gigi dengan mahkota logam dan gigi kontrol terhadap akumulasi plak serta terjadinya gingivitis. Gingivitis lebih banyak dijumpai pada permukaan lingual dan akumulasi plak lebih banyak pada permukaan distofasial dan lingual dibanding dengan permukaan mesiofasial dan fasial. Oleh karena itu pads anak dengan mahkota logam supaya lebih meningkatkan kebersihan mulut pada seluruh permukaan giginya terutama daerah yang sukar dibersihkan. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Merysa
"Prevalensi stunting di Indonesia khususnya di daerah Aceh masih tinggi dan kondisi ini masih berada di atas ambang yang ditetapkan WHO sebesar 20%. Salah satu faktor yang memengaruhi kejadian stunting yaitu pemberian makan pada anak yang meliputi pemberian ASI dan MPASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman ibu terhadap pemberian makan pada anak dengan kondisi stunting. Penelitian ini yaitu penelitian kualititatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan yang terlibat di dalam penelitian ini yaitu 10 ibu yang memiliki anak dengan kondisi stunting berusia 2-3 tahun. Analisis tematik merupakan metode analisis data yang dilakukan di dalam penelitian ini. Berdasarkan data analisis yang dilakukan diperoleh 6 tema yaitu: 1) Ibu memberikan ASI tapi tidak eksklusif, 2) Pemberian MPASI tidak adekuat, 3) Ibu kurang mendapat informasi tentang pemberian makan pada anak, dan 4) Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga selama pemberian makan pada anak. Pemberian edukasi tentang pemberian makan pada anak harus dioptimalkan untuk mengurangi angka kejadian stunting pada anak di Indonesia khususnya di Aceh.

The prevalence of stunting in Indonesia, especially in Aceh, is still high and this condition is still above the threshold set by the WHO of 20%. One of the factors that influence the incidence of stunting is the feeding practice including breastfeeding and complementary feeding. This study aimed to explore the experience of mothers in feeding practice for children with stunting conditions. This research was aqualitative research with a phenomenological approach. The participants involved in this study were 10 mothers who had children with stunting conditions for 2-3 years. Thematic analysis was a method of data analysis carried out in this study. Based on the data analysis, 6 themes were obtained, namely: 1) Children are not exclusively breastfed, 2) Inadequate complementary feeding practice, 3) Mothers have lack information about child-feeding practices, and 4) Mothers get the supports from husband and family during the feeding process to their children. Providing education about child feeding should be optimized to reduce the incidence of stunting in children in Indonesia, especially in Aceh."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadjria Novari Manan
"Subagaimana telah dirumuskan dalam bab pendahuluan, tu_juan penulisan ini adalah untuk melihat pengaruh beberapa unsur kebudaysan ( yaitu pencaharian hidup, pelapisan sosial latar belakang pendidikan, sistim kekerabatan,roligi dan upa cares yang berkaitan dongan lingkaran hidup ), tarhadap poly makan anak baliLa orang Betawi di Grogol Utara. `_ebelum sam_pai pada esimpulan,_moka akan diuraikan secara singkat pa - njaruh masincj-masing unsur di etas, sebagai basil penelitian setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S12771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia
"Pendahuluan: WHO menyatakan pada tahun 2013 terdapat lebih dari 42 juta anak-anak mengalami obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola makan dengan obesitas pada anak usia sekolah dasar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang yang dilakukan pada Juli-September 2015 di SDN 01 Menteng Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan antropometri dan kuesioner food recall 48 jam. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pola makan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan obesitas dengan nilai p>0.05.
Diskusi: Hasil ini berbedadengan beberapa penelitian terdahulu yang mungkin disebabkan oleh pro.

Introduction: WHO states that in 2013 there were more than 42 million children are obese. This study aims to determine whether there is a relationship between diet and obesity in primary school age.
Method: This study uses a crosssectional study design conducted in July-September 2015 at SDN 01 Menteng Jakarta. Data taken from anthropometry and 48-hour food recall questionnaire. The data analyzed using Chi-Square test.
Result: Statistical analysis showed that the diet has no significant association with obesity with p> 0.05.
Discussion: This result is in contrast to some previous studies that might be caused by inappropriate proportion of subjects, information bias, and low questionnaires return rate.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>