"Persepsi nyeri setiap individu tergantung pada faktor fisiologis dan psikososial. Pada
faktor fisiologis rangsangan nyeri dibawa ke serebra melalui tulang belakang, spino
talamik lateral, medula, pons dan mesensefalon, sehingga individu menyadari adanya
nyeri, lokasi, jenis dan intensitasnya. Sedangkan faktor psikososial antara lain
meliputi masa lalu, emosi, lingkungan dan budaya. Kedua faktor fisiologis dan
psikososial mengkontribusi terhadap persepsi nyeri seseorang (Berger & Williams,
1999). Nyeri yan timbul akibat adanya kelainan kaki klien diabetes mellitus atau
diabetic foot akibat gangguan pembuluh darah, gangguan syaraf infeksi dan stress
mekanik atau pemakaian alas kaki yang sempit sehingga mudah melukai kulit yang
dapat berubah menjadi gangren. Kelainan kaki diabetic ini merupakan salah satu
komplikasi diabetes yang sangat ditakuti, dan sampai saat ini masih kurang
diperhatikan (diabetes edukator, 1993). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
persepsi nyeri klien dibetes melitus yang, mangalami gangguan tungkai. Penelitian ini
dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto dengan jenis penelitian deskriptif tinjauan
sederhana Penelitian dilakukan terhadap 30 responden rawat jalan. Pengumpulan
data dengan menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data demografi, rata-rata
skor persepsi nyeri positive dan negative pada klien diabetes yang mengalami gangguan
tungkai. Hasilnya mengatakan bahwa klien laki-laki yang, berusia lebih dari 60 tahun
dapat mentoleransi rasa nyeri. Hal ini terdapat juga dalam teori bahwa persepsi nyeri
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, pengalaman nyeri dan pengetahuan Hal ini
dapat dibuktikan bahwa klien yang telah lama mengalami diabetes dengan ganguan
tungkai, usia yang telah dewasa, berpengetahuan dan berwawasan luas serta lebih
banyak pada klien laki-laki lebih bertoleransi terhadap nyeri"