Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120657 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadijah Rahadianti Octaviani
"Pengasuh kurang lebih bersama dengan anak selama 10 jam dalam satu hari sehingga sosoknya menjadi sangat berpengaruh bagi perkembangan anak. Anak membutuhkan pengasuh yang responsif dan berpikir cepat dalam melihat suatu masalah yang umum muncul pada anak usia dini. Seringkali pengasuh menemui kendala dalam menghadapi anak usia dini, salah satunya dalam mengatasi masalah ketidakpatuhan yang umum meningkat pada usia 2-3 tahun. Untuk membantu para pengasuh menghadapi masalah tersebut maka dibutuhkan pelatihan. Dalam penelitian ini, akan dibahas bagaimana efektivitas pelatihan yang diadaptasi dari Treatment Package for Child Non Compliance (TPCN) dengan subjek 6 pengasuh usia 18-35 tahun yang mengasuh anak usia 2-3 tahun. TPCN merupakan pelatihan yang melibatkan tiga strategi, antara lain effective instruction delivery (EID), contingent praise (CP) dan time-in (TI). Dari hasil observasi dan evaluasi dengan wilcoxon test sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan pengasuh dalam berinteraksi dengan anak usia 2-3 tahun ketika menghadapi masalah ketidakpatuhan.

A nanny usually spends times with children for 10 hours per day, therefore they have a huge influence in the development of the child. Children need a nanny who is responsive and quick thinking in seeing any kind of problems that commonly occur in early childhood. However, they often encounter obstacles especially when facing the noncompliance problem, a problem that normally emerges in child aged 2-3 years old. To help them face this problem, they need training. This study will discuss the effectiveness of a training that is adapted from Treatment Package for Child Non Compliance (TPCN) which involves 6 nannies from age 18-35 who care for children aged 2-3 years old. This training involves three strategies: effective instruction delivery (EID), contingent praise (CP), and time-in (TI). The result from the observation and evaluation by Wilcoxon test before and after the training, showed that there was an increased caregiver skill in interacting with children aged 2-3 years when facing with the non-compliance issues.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T45254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Lestari
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai peran pengasuh terhadap pemahaman konsep dasar pada anak usia prasekolah yang tinggal di panti asuhan. Pengukuran peran pengasuh menggunakan alat ukur HOME – Home Observation for Measurement of the Environment (Caldwell, 2003) dan pengukuran pemahaman konsep dasar anak menggunakan alat ukur Boehm3 - Preschool (Ann Boehm, 2001). Partisipan anak asuh berjumlah 30 anak asuh usia prasekolah, dan tinggal di Panti Asuhan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengasuh yang memberikan pengasuhan berbeda pada masing-masing anak asuh, dan pengasuh yang memberikan pengasuhan secara seragam namun memaksimalkan perannya dalam memberikan pengasuhan pada anak asuh. Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa peran pengasuh cukup berpengaruh sebagai salah satu faktor perkembangan pemahaman konsep dasar anak usia prasekolah yang tinggal di panti asuhan.

This research was conducted to find the description of caregiver’s role toward basic concept comprehension of preschoolers who lives on orphanage. Caregiver’s role was measured using HOME - Home Observation for Measurement of the Environment (Caldwell, 2003) and preschoolers basic concept comprehension was measured using Boehm3-Preschool (Ann Boehm, 2001). The participant of this research are 30 preschoolers and live on orphanage.
This main results of this research show that there are caregivers who giving a different nurturing to each foster children and there are caregivers who giving equal nurture but maximizing their role in providing nurturing to foster children. From the result of this study are also known that caregiver’s role are powerfull enough as one of the factors of development of basic concept comprehension of preschoolers who lives on orphanage.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Mahnum Lailan
"Kanker pada anak 4,9 % dari kanker pada semua usia (Depkes, 2009) dan menimbulkan beban bio-psiko-sosio-spiritual bagi penderita dan keluarga (caregiver) khususnya kecemasan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh terapi thought stopping terhadap tingkat kecemasan keluarga (caregiver) dengan anak usia sekolah yang menjalani kemoterapi. Penelitian dilakukan di di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo terhadap 46 responden, yaitu 23 responden sebagai kelompok intervensi dan 23 responden sebagai kelompok kontrol.
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kecemasan ringan pada keluarga (caregiver) dengan anak usia sekolah yang menjalani kemoterapi pada kelompok yang diberikan dan tingkat kecemasan sedang pada kelompok diberikan thought stopping (p-value < ). Rekomendasi penelitian diutamakan kepada pelayanan kesehatan di rumah sakit umum agar menindaklanjuti dan bekerjasama dengan perawat spesialis jiwa dalam mengatasi kecemasan keluarga (caregiver).

Cancer on children is 4,9 % of cancer in all age (Depkes, 2009) and raises the burden of bio-psycho-socio-spiritual for patients and families (caregivers), especially anxiety. The research objective is to explain the influence of thought stopping therapy to the anxiety level of family (caregiver) with school-age children undergoing chemotherapy. Research conducted in RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo against 46 respondents: 23 respondents as the intervention group and 23 respondents as the control group.
The results shows mild anxiety levels in the group given thought stopping and moderate anxiety levels in the group not given thought stopping (p-value < ). Recommendations of this study preferred to health care in public hospitals in order to follow up the results of this study in collaboration with psychiatric nurse specialist to cope the anxiety of family (caregiver.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Ginayarahmah
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran caregiver strain pada caregiver informal yang merawat pengidap penyakit kronis dan membandingkannya dengan caregiver formal. Pengidap penyakit kronis seringkali kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari sehingga membutuhkan caregiver untuk membantunya. Ketika melakukan proses perawatan inilah seringkali caregiver mengalami konsekuensi negatif yang disebut caregiver strain. Partisipan pada penelitian berjumlah 106 individu yang terbagi menjadi 52 individu caregiver informal dan 54 individu caregiver formal dengan teknik pengambilan sample berupa accidental sampling. Hasil penelitian mendukung penelitian sebelumnya dimana terdapat perbedaan caregiver strain yang signifikan antara caregiver informal dan caregiver formal. Caregiver informal memiliki skor caregiver strain yang lebih tinggi dibandingkan dengan caregiver formal.

The purpose of this study is to understand caregiver strain of informal caregiversof chronical ill patients and compares it with formal caregivers. Chronical ill patients itself find it is dificult to carry out daily routines activities, therefore they require caregiving to assist them. During their assistance, caregivers often receive negative consequences which is called caregiver strain. Participants in this study were 106 individuals which consist of 52 informal caregivers and 54 formal caregivers have been sampling during this research using accidental sampling technique. This research showed that informal caregiver has higher score compared to the formal one and supported previous study that there is a significant difference between the two types of caregiver."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Fatmadona
"Caregiver keluarga memegang peranan penting dalam perawatan pasien kanker stadium lanjut yang mengalami masalah akibat kanker dan terapinya. Penelitian bertujuan menggali pengalaman caregiver dalam konteks perawatan. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam pada 5 partisipan sesuai kriteria inklusi. Temuan memberikan 7 tema utama, yaitu: reaksi caregiver saat mengetahui diagnosa kanker stadium lanjut, pemahaman caregiver tentang kanker, caregiver peran yang melelahkan, caring pada pasien kanker stadium lanjut, mendampingi pasien berobat, beban caregiver pasien kanker, harapan caregiver. Kesimpulan adanya pemahaman caregiver yang kurang dalam merawat pasien kanker mengakibatkan timbulnya distress akibat beban peran. Disarankan pemberian informasi edukasi kanker, kenyamanan caregiver sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker stadium lanjut.

Family caregivers play an important role in the hospitalization of advanced cancer patient who experience problems due to cancer and its treatment. The study aimed to explore the experience of caregivers in helping patient during hospitalization. Qualitative research method with a descriptive phenomenological approach was used. Collecting data done by in-depth interviews on 5 participants according to inclusion criteria. The findings provided seven main themes, namely: caregiver's reaction confirmed advanced cancer diagnosis, caregiver understanding of cancer, a grueling caregiver role, caring for patients with advanced cancer, treatment with the patient, caregiver burden of a cancer patient, caregiver expectations. As the conclusion, lacking of understanding on caregiver in caring cancer patients has resulted in distress due to the burden of roles. Suggested providing cancer education information, caregiver convenience so as to improve the quality of life for patients with advanced cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina Azyyati
"Penelitian ini mengenai peran pengasuh dalam menangani anak terlantar di PSAA PU 3 Tebet yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya jumlah anak terlantar di Jabodetabek, dan bagaimana pemerintah menangani permasalah anak terlantar di Jakarta. Dinas Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan 9 Panti asuhan yang dapat memberikan fasilitas pemenuhan kebutuhan anak. Namun karena faktor kurangnya jumlah sumber daya manusia, pengasuh harus memiliki peran-peran tambahan selain pengasuh yaitu administrator yang dampaknya pada optimalisasi pengasuhan anak. Tujuan dari penelitian ini ingin menggambarkan peran pengasuh dalam menangani anak terlantar d PSAA PU 3 Tebet, baik peran sebagai pengasuh maupun peran lain yang dijalankan. Penelitian ini berlangsung sejak bulan Oktober 2021-Juni 2021 dengan metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian kualitatif deskriptif, serta metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan kriteria pengasuh yang sudah bekerja selama 4 tahun atau lebih, pernah mengalami pergantian anak asuh, serta memiliki peran sebagai administrator. Konsep yang menjadi acuan dalam menganalisis penelitian ini adalah konsep peran pengasuh, konsep anak terlantar dan konsep pola asuh. Hasil dari penelitian ini adalah peran pengasuh dibagi menjadi 2 yaitu peran pengasuhan dan peran administrasi. Peran pengasuhan merujuk pada bagaimana pengasuh memenuhi kebutuhan anak dan mendukung anak agar dapat berkembang serta bagaimana pengasuh mendidik anak agar dapat mandiri dengan menerapkan pola asuh yang tepat. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumbangsih ilmu pada mata pelajaran Tingkah Laku Manusia dan Lingkungan Sosial (TLM&LS) serta menjadi pertimbangan bagi panti sosial asuhan anak untuk melakukan pengasuhan.

This research is about the role of caregivers in dealing with neglected children in PSAA PU 3 Tebet which is discussed from the discipline of Social Welfare. This research is motivated by the high number of neglected children in Jabodetabek, and how the government handles the problem of neglected children in Jakarta. The Social Service of the DKI Jakarta Provincial Government has prepared 9 orphanages that can provide facilities to meet the needs of children. However, due to the lack of human resources, caregivers must have additional roles besides caregivers, namely administrators whose impact on optimizing child care. The purpose of this study is to describe the role of caregivers in dealing with neglected children at PSAA PU 3 Tebet, both the role as a caregiver and other roles that are carried out. This research took place from October 2021-June 2021 with the methods used were qualitative research methods and descriptive qualitative research types, and the data collection methods used were in-depth interviews, observation, and document studies. The selection of informants in this study was purposive sampling, with criteria for caregivers who had worked for 4 years or more, had experienced a change in foster children, and had a role as administrator. The concept that becomes the reference in analyzing this research is the concept of the role of caregivers, the concept of abandoned children and the concept of parenting. The result of this research is that the role of the caregiver is divided into 2, namely the role of caregiving and the role of administration. The role of nurturing refers to how caregivers meet the needs of children and support children to develop and how caregivers educate children to be independent by implementing appropriate parenting patterns. The results of this study are expected to be useful as a contribution to knowledge in the subject of Human Behavior and the Social Environment (TLM&LS) as well as a consideration for child care social institutions to provide care."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayi Adikanyaa Paramesthi
"ABSTRAK
Berdasarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 2019, memperkirakan bahwa 70% dari anak berkebutuhan khusus belum dilayani. Luasnya Negara Republik Indonesia dan pandemi covid-19 saat ini serta adanya kebijakan pemerintah belajar dari rumah agar tetap terpenuhi hak anak serta mempertahankan kualitas hidup AbK-CP, maka kebutuhan pendamping terlatih sangat mendesak. Pelatihan dengan pembelajaran daring menjadi solusi terbaik dalam perluasan dan pemerataan pelayanan di Indonesia. Cerebral Palsy (CP) pada anak adalah gangguan dalam perkembangan yang dapat mempengaruhi kemampuan motorik dan menyeimbangkan tubuh yang memiliki tingkat keparahan. Material dalam penelitian ini pendamping AbK khususnya CP, gawai, aplikasi teleconference dengan materi pembelajaran berupa video maupun slide. Data diambil dengan penilaian observasi kinerja pendamping, akurasi dilakukan oleh tenaga ahli. Studi ini menggunakan analisis dengan metode kualitatif deskriptif untuk mengevaluasi kinerja hasil pelatihan bagi pendamping AbK-CP secara daring. Berdasarkan metode uji korelasi Spearmen nilai <0,05 didapatkan pada evaluasi capaian, proses pengulangan serta profesi responden yang menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan. Secara kuantitatif keberhasilan pencapaian kinerja, baik berkaitan dengan pengulangan maupun berkaitan dengan profesi, mencapai 90%. Pelatihan dengan pembelajaran daring ini dapat memberikan layanan pada AbK-CP sesuai dengan karakteristik kebutuhan yang spesifik, oleh pendamping terlatih dengan metode ramah Ramah Otak Ramah HatI (RORI), serta dapat dilakukan dirumah.

ABSTRACT
Children with Special Needs Education-Cerebral palsy (CSN-CP) based on the Indonesian Ministry of Education and Culture in 2019, predicted that 70% of SNC had not been served. The extent of the Republic of Indonesia geographic area and pandemic Covid-19 nowadays and also the Government's policy of learning from home in order to remain to fulfill the children's rights and maintain the quality of CSN-CP life, so the needs of trained caregiver is very urgent. Training with online learning is the best solution in the expansion and equality service in Indonesia. Cerebral palsy (CP) in children is a disorder in development that can affect the motor ability and balance the body that has its severity. The material in this study caregiver CSN especially CP, gadgets, application of teleconference with the digital learning materials in the form of video and slides. Data is taken with an observation assessment of the caregiver performance; experts do accuracy. This study uses analysis with a qualitative descriptive method to evaluate the performance of training results for caregiver CSN-CP online. Based on the correlation test method Spearmen the value of < 0.05 is obtained in the evaluation of the achievement, the repetition process as well as the profession of respondents indicating that there is a significant correlation. Quantitatively, the success of performance, both related to repetition and related to the profession, reaches 90%. Training with online learning can provide services to CSN-CP in accordance with specific needs characteristic, by trained caregiver with friendly method of friendly brain-friendly heart (RORI), and can be done at home."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Putri Adyan
"Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat hubungan antara beban pengasuhan dan resiliensi keluarga pada perempuan dari keluarga pengasuh lansia. Sebanyak 146 family caregiver perempuan yang sedang merawat lansia, baik yang tinggal bersama lansia maupun tidak, berpartisipasi dalam penelitian ini. Alat ukur Zarit Burden Interview (ZBI) digunakan untuk mengukur beban pengasuhan, sedangkan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga. Berdasarkan uji korelasi menggunakan teknik analisis Pearson Correlation dengan metode bootstrap, terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara beban pengasuhan dan resiliensi keluarga pada family caregiver perempuan yang mengasuh lansia (r(146) = 0,36; p < 0,01). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kuat resiliensi keluarga yang dimiliki oleh family caregiver, semakin rendah beban pengasuhan yang dipersepsikan. Begitu pula sebaliknya. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para praktisi dalam mengembangkan intervensi beban pengasuhan yang fokus pada pengembangan resiliensi keluarga bagi family caregiver perempuan.

This correlational research aims to examine the relationship between caregiver burden and family resilience on female family caregivers of elderly during the COVID-19 pandemic. A total of 146 female family caregivers participated in this research. Zarit Burden Interview (ZBI) is used to measure caregiver burden and Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) is used to measure family resilience. According to the correlation test using the Pearson Correlation technique with bootstrap method, it is found that there’s a significant, negative relationship between caregiver burden and family resilience amongst female family caregivers of elderly (r(146) = 0,36; p < 0,01). This result indicates that the higher family resilience, the lower caregiver burden will be perceived, and vice versa. Therefore, this research can be used as a reference for practitioners in developing caregiving interventions that focus on developing family resilience for female family caregivers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishma Multazima
"Penelitian ini mengenai kelompok swabantu di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) dalam membantu kesejahteraan subjektif dari caregiver skizofrenia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi dimana caregiver mengalami beban dalam memenuhi tanggung jawabnya merawat orang dengan skizofrenia (ODS) dalam waktu yang panjang, sedangkan layanan yang mendukung caregiver belum memadai. Padahal, caregiver sebagai individu juga memiliki hak dalam mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui: (1) wawancara dengan lima informan yang terdiri dari dua pengurus KPSI dan tiga caregiver; (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi. Penelitian ini berlangsung dalam rentang Oktober 2022 – Juni 2023. Hasil penelitian ini menjawab tiga pertanyaan penelitian mengenai beban caregiver, pelaksanaan kelompok swabantu, dan manfaatnya dalam membantu kesejahteraan subjektif caregiver. Terungkap bahwa caregiver skizofrenia mengalami berbagai beban dalam melakukan perawatan ODS yaitu beban finansial, beban psikologis, kesehatan fisik, dan perubahan rutinitas. Untuk itu, caregiver memutuskan untuk mengikuti kelompok swabantu di KPSI dengan motivasi mendapatkan support system dan menambah pengetahuan mengenai skizofrenia. Kegiatan kelompok swabantu berlangsung di Sekretariat KPSI dan dilaksanakan setiap satu bulan sekali dengan durasi 2-3 jam. Pelaksanan kegiatan ini menjadi media bagi caregiver untuk sharing secara bergantian mengenai keadaan ODS dan masalah yang dihadapi caregiver. Pelaksanaan kegiatan ternyata menggerakkan caregiver untuk membantu orang lain dengan berbagi pengalaman dirinya dan memberikan saran. Jadi pelaksanaan kelompok swabantu telah membuka terjadinya pertukaran sosial dalam bentuk informasi, dukungan, dan penilaian status positif pada rangkaian pelaksanaan kelompok swabantu. Terungkap pula bahwa setelah mengikuti kelompok swabantu secara rutin, caregiver mendapatkan manfaat berupa meringankan beban, menambah pengetahuan, dan menjadi ruang aman berbagi pengalaman dan perasaan berbeban dalam melakukan perawatan ODS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok swabantu di KPSI bermanfaat bagi caregiver dalam mencapai kesejahteraan subjektif dari dimensi kognitif berupa bertambahnya pengetahuan terkait perawatan ODS, dan dimensi afektifnya berupa meringankan beban dan menjadi ruang aman berbagi pengalaman dan perasaan sebagai caregiver.

This study discusses self-help groups in the Indonesian Schizophrenia Care Community (KPSI) in helping the subjective well-being of schizophrenia caregivers. This research is motivated by the condition where caregivers experience the burden of fulfilling their responsibilities in caring for people with schizophrenia (ODS) for a long time, while services that support caregivers are not adequate. In fact, caregivers as individuals also have the right to achieve well-being in their lives. This research employed a qualitative approach with data collection through: (1) interviews with five informants consisting of two KPSI administrators and three caregivers; (2) observation, and (3) documentation study. The research time span is from October 2022 to June 2023. The results of this study answer three research questions regarding the caregivers’ burden, the implementation of self-help groups, and the benefits self-help groups in helping caregivers' subjective well-being. It was revealed that schizophrenia caregivers experience various burdens in caring for ODS, namely financial burden, psychological burden, physical health, and changes in routine. For this reason, caregivers decided to join the self-help group at KPSI with the motivation to get a support system and increase knowledge about schizophrenia. Self-help group activities take place at the KPSI Secretariat and are held once a month with a duration of 2-3 hours. This implementation of self-help group activities beome a medium for caregivers to share about the condition of ODS and the problems faced by caregivers. It also inspired the caregiver to help others by sharing his own experiences and giving advice. Thus, implementation of self-help group activities opened social exchanges in the form of information, support, and positive status assessment in the series of self-help groups. It was also revealed that after attending self-help groups regularly, caregivers get benefits in the form of easing the burden, increasing knowledge, and becoming a safe space to share experiences and feelings of burden in caring for ODS. Thus, it can be concluded that self-help groups at KPSI are beneficial for caregivers to achieve subjective well-being from the cognitive dimension in the form of increased knowledge related to ODS care, and the affective dimension in the form of easing the burden and becoming a safe space to share experiences and feelings as a caregiver."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiyah Rahmadiana
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas upaya pengasuh di Panti Asuhan Muslimin dalam memenuhi emotional warmth selama proses pengasuhan dan bagaimana upaya tersebut berkontribusi untuk mencapai kesejahteraan anak di panti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur, observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menggambarkan terdapat empat upaya pengasuh dalam memenuhi emotional warmth, yaitu pengasuh ada ketika dibutuhkan anak-anak, pengasuh menunjukkan rasa sayang pada anak, pengasuh menanggapi ekspresi emosi anak, dan pengasuh membimbing perilaku anak. Dengan pemenuhan emosional warmth tersebut pengasuh menunjukkan salah satu kapasitas pengasuhan yang berkontribusi untuk mencapai kesejahteraan anak asuh di panti. Terdapat beberapa hal yang mendukung proses pemenuhan emotional warmth di panti yaitu, pemahaman pengasuh terhadap apa yang dikerjakannya dan ketentuan lembaga yang mendukung pengasuh untuk dapat menjalankan perannya secara maksimal. Tetapi, ditemukan juga beberapa faktor penghambat proses tersebut yaitu, pengasuh yang memiliki tanggung jawab lain di luar panti sehingga tidak dapat selalu melaksanakan perannya sebagai pengasuh di dalam panti, terdapat perbedaan pendapat antara pengasuh terkait proses pengasuhan, dan belum ada peraturan tertulis yang mewajibkan pengasuh untuk mendampingi keseharian anak-anak.

ABSTRACT
This thesis discusses about Muslimin Orphanage caregivers in fulfilling emotional warmth during the parenting implementation and its contribution to promote child well-being in institutional care. This study is a descriptive reasearch and use a qualitative approach. Data collected through literature studies, observations and in-depth interviews. The results of this study illustrate four caregivers efforts to fulfill emotional warmth, there are caregiver availability when needed by children, caregivers showing their affection to children, caregivers responding to childrens emotional expressions, and caregivers guiding childrens behavior. With the fulfillment of emotional warmth, caregivers show parenting capacity that plays a role in promoting child well-being in orphanage. There are several things that support the process of fulfilling emotional warmth, caregivers believe about their job, and the regulation in Muslimin Orphanage that supports caregivers to carry out their roles to the fullest. However, there were also several constraints to the process, there are, caregivers who were a college student so that they could not always carry out their roles as caregivers, there were differences opinion between caregivers about the parenting implementation, and there were no written regulations requiring caregivers to accompany foster children daily activities."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>