Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189398 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roselynne Anggraini
"[ABSTRAK
Perubahan pada lingkungan makanan dapat mempengaruhi pola makan hingga
meningkatkan resiko obesitas. Penelitian ini bertujuan mengeksplor lingkungan
makanan (paparan promosi makanan dan pemilihan tempat belanja) dalam
kaitannya perubahan pola makan perempuan dewasa di area kumuh perkotaan.
Studi cross-sectional pada 200 perempuan usia 19-50 tahun telah dilakukan di
Kelurahan Kampung Melayu. Pola makan di evaluasi dengan Analisis Cluster dan
Analisis Factor. Studi ini menunjukkan bahwa pola makan perempuan dewasa di
area kumuh perkotaan tidak berasodiasi dengan promosi makanan (durasi
menonton TV dan frekuensi melihat penawaran spesial), melainkan berasosiasi
dengan pemilihan tempat belanja

ABSTRACT
Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the
changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to
examine the association of food marketing exposure and food store choice toward
dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200
women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary
pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results
show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and
frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban
slum women;Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the
changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to
examine the association of food marketing exposure and food store choice toward
dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200
women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary
pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results
show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and
frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban
slum women;Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the
changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to
examine the association of food marketing exposure and food store choice toward
dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200
women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary
pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results
show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and
frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban
slum women, Food environmental approach to the obesity in urban slum area is important as the
changes to food environment influence the dietary pattern. This study aimed to
examine the association of food marketing exposure and food store choice toward
dietary pattern among urban slum women. A cross-sectional study with 200
women (aged 19-50 years) was conducted in Kampung Melayu village. Dietary
pattern was analyzed by Cluster and Principal Component Analysis. This results
show that food store choice, instead of food marketing exposure (TV viewing and
frequency of seeing special offer), contributed to certain dietary pattern of urban
slum women]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Luthfiana Sufyan
"ABSTRAK
Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan pangan mencerminkan pola makan pada populasi dari bermacam kalangan usia, termasuk wanita sebagai penyedia pangan dalam rumah tangga. Studi kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh pola makan yang dibentuk oleh pilihan pangan. Pengumpulan data yang utama diperoleh dari wawancara mendalam kepada delapan belas (n=18) wanita dengan BMI status yang berbeda berdasarkan laporan individu. Analisis isi diterapkan pada data analisis. Para wanita melaporkan keputusan pembelian makanan dibatasi oleh makanan yang tersedia di area sekitar tempat tinggal dan menu pilihan anak. Kecenderungan pada makanan yang murah, enak, siap saji dan banyak mengarahkan wanita pada konsumsi tinggi lemak, karbohidrat, gula dan garam. Toko makanan yang banyak tersedia mengelilingi area tinggal memenuhi permintaan terhadap makanan kurang sehat tersebut. Promosi ke rumah oleh karyawan supermarket meningkatkan akses pada minyak. Studi ini memberikan wawasan untuk membantu mengembangkan metode advokasi dan edukasi yang berguna untuk perencanaan program gizi pada wanita di area kumuh perkotaan.

ABSTRACT
Studies shown food environment reflects dietary practices among various age populations, including women as household food gatekeepers. The present qualitative study aims to elicit current dietary practices shaped by food choice. Main data collection was obtained from in-depth interviews to eighteen (n=18) women with different self-reported BMI status. Observation and focus group discussion were carried on to attain insights on communal activities and practices. Content analysis was applied. Women reported that purchasing decision was limited to food available nearby and children?s preferred menu. Preference to foods that was cheap, convenient, tasty and plentiful led women to consume foods high in fats, carbohydrates, sugars and salts. Food stores that were massively available surrounding the residents satisfied the demands on such kinds of unhealthy foods. Door to door promotion by convenience store crews, increase access of cooking oil. This study provides insights to foster healthier food choice among urban slum women.
"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Lasepa
"Konsumsi buah dan sayur berperan dalam menurunkan resiko obesitas pada suatu populasi. Namun, konsumsi buah dan sayur di Indonesia masih rendah. Untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur, alasan pemilihan makanan di suatu populasi perlu untuk diketahui. Studi ini bertujuan untuk mengeksplor hubungan antara alasan pemilihan makanan terhadap konsumsi buah dan sayur pada dewasa dengan status gizi yang berbeda di daerah perkotaan dan pedesaan di Jawa Barat. Studi cross-sectional pada 288 dewasa usia 18 tahun ke atas dilakukan di Jawa Barat. Dengan menggunakan regresi logistic bertingkat setelah disesuaikan dengan usia, asupan energi, pendidikan, tempat tinggal, status pernikahan dan alasan pemilihan makanan, motivasi terkuat yang mempengaruhi asupan buah dan sayur adalah kenyamanan, familiaritas, dan harga. Kemudian, motivasi terkuat yang mempengaruhi asupan buah dan sayur pada orang yang gizi lebih adalah kenyamanan, familiaritas dan harga. Sementara itu, motivasi terkuat pada orang dengan status gizi normal adalah kenyamanan, kesehatan dan harga. Kurang perhatian pada motivasi kenyamanan berhubungan dengan peningkatan resiko konsumsi buah dan sayur di bawah median. Di antara kelompok kurus-normal, mereka juga mengutamakan faktor kesehatan dalam mengkonsumsi sayur dan buah. Namun, pada kelompok gizi lebih-obesitas, faktor kesehatan tidak muncul sebagai alasan mengkonsumsi sayur dan buah.

Fruits and vegetables consumption play a role to reduce the risk of obesity among population. However, the consumption is still low in Indonesia. In order to increase the consumption of fruits and vegetables, the motives for food choice within population need to be explored. This study aimed to examine the association of food choice motives toward fruits and vegetables consumption among adult with different nutritional status in urban and rural area in West Java. A cross sectional study with 288 adults aged above 18 years old was conducted in West Java. In multiple linear regression after adjusted by age, energy intake, education, living status and marital status and all food choice motives, the strongest motivations affecting fruits and vegetables consumption was convenience, familiarity and price. In addition, the strongest motivations of fruits and vegetables consumption among overweight obese was convenience, familiarity and price. Meanwhile, the strongest motivation among underweight normal was convenience, health and price. Less concern in convenience motives was associated with increased OR for fruits and vegetables consumption below median. Among underweight normal, they also prioritized health concern in consuming fruits and vegetables. However, among overweight obese health concern did not appear as strongest motives to consume fruits and vegetables"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmi Mufida
"Pemahaman mengenai pola makan pada ibu hamil perlu dilakukan untuk mengetahui apakah populasi tersebut sudah mengkonsumsi makanan yang penuh zat-gizi. Akan tetapi, informasi terkait faktor pembentuk pemilihan dan keputusan makanan dikenal sebagai food environment masih terbatas. Tujuan penelitian potong lintang ini adalah mengukur hubungan antara food environment dengan pola makan pada Ibu Hamil di Jakarta. Studi ini dilakukan di 7 puskesmas sebagai bagian dari tahap perekrutan Brain Probiotic dan LC-PUFA Intervention for Optimum Early Life (BRAVE), yang melibatkan 204 ibu hamil. Pola makan dinilai menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Aspek food environment mencakup lingkungan rumah, masyarakat, konsumen, dan lingkungan makan di luar rumah.. Principal Component Analysis digunakan untuk menentukan komponen food environment dan pola makan. Terdapat dua pola makan dalam penelitian ini yaitu pola makan tinggi gula, garam, dan lemak (TGGL) dan sayuran, sumber protein (SSP). Terdapat sembilan komponen food environment: ketersediaan makanan di rumah, aksesibilitas makanan sehat di rumah, aksesibilitas makanan masyarakat modern, kemudahan akses makanan masyarakat, motivasi pribadi untuk mengakses makanan, ketersediaan makanan di toko, pilihan makanan terjangkau dan sehat, makanan online, dan makanan 'warung'. Hubungan antara food environment dan pola makan dianalisis menggunakan regresi linier ganda. Terdapat kecenderungan hubungan antara ketersediaan pangan di rumah dengan pola makan TGGL (β 0,12; p = 0,06) dan pola makan SSP (β 0,13; p = 0,06) setelah dikoreksi dengan faktor perancu. Food Ketersediaan makanan di rumah merupakan salah satu faktor food environment yang mempengaruhi pola makan, menjadikannya sebagai sasaran intervensi dalam merancang program gizi untuk kehamilan yang lebih sehat.

Assessment of dietary pattern among pregnant women are needed to identify whether this population have consumed nutrient-dense food to support their pregnancy. However, information of factors that affected food choice and decision known as food environment was limited. Therefore, this cross-sectional study measured association between food environment and dietary patterns among pregnant women in 7 primary health centers in Jakarta as a part of the baseline of Brain Probiotic and LC-PUFA Intervention for Optimum Early Life (BRAVE) project involving 204 pregnant women. Dietary pattern was collected using Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Four aspects of the food environment assessed in this study: home, community, consumer, and eating out of home. Principal Component Analysis used to determine component of food environment and dietary pattern. There were two dietary patterns in this study: high sugar, salt, fat (HSSF), and vegetables, protein source (VP) dietary pattern. Furthermore, nine components of food environment in this study: home food availability, healthy food accessibility, modernized community food accessibility, easy community food accessibility, personal motivation to access food, food availability at stores, affordable and nutritious food choice, online food, and ‘warung’ food. The association between the food environment and dietary pattern analyzed using multiple linear regression. There was a tendency association of home food availability with HSSF (β 0.12, p=0.06) and VP dietary pattern (β 0.13, p=0.06) adjusted by confounders. Home food availability is one of food environment factor influenced dietary pattern that can be a useful intervention to design nutrition-related program for a healthier pregnancy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia
"Tujuan dari studi potong lintang ini adalah untuk membandingkan konsumsi pangan wanita usia reproduktif (19-49 tahun) yang gemuk dan normal di daerah Kebon Melati, Mangga Dua Selatan dan Pegangsaan yang termasuk daerah kumuh di Jakarta Pusat. Asupan energi total, karbohidrat dan protein jumlahnya lebih tinggi secara signifikan pada wanita yang gemuk sedangkan pada asupan protein dan densitas energi tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Selain itu ditemukan juga dua pola pangan yang secara subyektif diberi nama: pola "lebih sehat" dan pola "kurang sehat". Namun demikian tidak dapat disimpulkan mana di antara kedua pola tersebut yang menjadi pola konsumsi pada wanita yang gemuk dan normal karena tidak ditemukan hubungan antara antara pola konsumsi pangan dengan status kegemukan. Dalam studi ini juga ditemukan bahwa hubungan antara asupan energi dan status kegemukan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor individu lainnya.

The objective of this cross sectional study was to compare food consumption among obese and normal women of reproductive age (19-49 years) in Kebon Melati, Mangga Dua Selatan and Pegangsaan as representative of urban slum areas in Central Jakarta. Energy, carbohydrate and fat intakes in obese women were significantly higher, while protein intake and energy density were not statistically significant. Two dietary patterns were also found, subjectively named: the "more healthy" pattern and the "less healthy" pattern, but it cannot be concluded which of the dietary patterns characterized the diets of obese and normal women since there was no significant association between the dietary patterns and obesity status. This study also found that association of energy intake and obesity was not influenced by other factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qisty Afifah Noviyanti
"Ketahanan pangan sampai saat ini masih menjadi masalah dunia, terutama di negara miskin dan berkembang. Rumah tangga yang tidak tahan pangan memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku food coping strategy sebagai respon jangka pendek menghadapi penurunan akses pangan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan beberapa faktor dengan skor food coping strategy di permukiman kumuh Kelurahan Depok. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2018 dengan subjek yaitu ibu rumah tangga atau wanita pengurus makan rumah tangga yang memenuhi kriteria inklusi. Sejumlah 115 orang responden dipilih secara acak sederhana. Data penelitian diperoleh melalui wawancara kuesioner Coping Strategies Index CSI Maxwell tahun 2008, karakteristik rumah tangga, penerima bantuan sosial, dan Household Food Insecurity Access Scale HFIAS oleh FANTA. Untuk mengetahui hubungan antarvariabel dilakukan analisis menggunakan uji t indepen, uji one-way ANOVA, dan uji korelasi pearson two-tailed. Uji regresi linear sederhana dilakukan untuk memprediksi skor food coping strategy terhadap variabel pendapatan rumah tangga.
Hasil penelitian menunjukkan sebesar 78,3 rumah tangga melakukan food coping strategy dalam 7 hari terakhir dengan skor rata-rata 11. Perilaku yang paling sering dilakukan antara lain memilih makanan yang lebih murah dan kurang disukai, membatasi konsumsi orang dewasa agar anak bisa makan dan membatasi porsi makan. Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan bermakna antara pendidikan kepala keluarga p=0,018, pendapatan rumah tangga p=0,000, dan ketahanan pangan p= 0,000 dengan skor food coping strategy. Hubungan antara pendapatan dengan skor food coping strategy adalah semakin tinggi pendapatan, skor food coping strategy semakin rendah.

Food insecurity has been a worldwide issue, especially in least developed and developing countries. Food insecure households tend to do food coping strategy as a response to decrease of food access.This study was conducted to find out the association between some factors with food coping strategy in Kelurahan Depok rsquo s slum area. This was a quantitative research with cross sectional study design which was taken from April to May 2018. 115 housewives or main food caretakers of household whom meet the inclusion criterias was selected by simple random sampling. Data of this study obtained by questionnaires using Coping Strategies Index CSI 2008 by Maxwell, household characteristics, social assistance program beneficiaries status, and Household Food Insecurity Access Scale HFIAS by FANTA. Bivariate analysis was conducted by independent t test, oneway ANOVA, and pearson correlation two tailed. Simple linear regression was done to predict food coping strategy score with household income.
The result of this study showed that 78,3 households had done food coping strategy on the last 7 days with an average score was 11. The most common behaviours were rely on less preferred and cheaper food, restrict consumption by adults in order for small children to eat, and limit portion size. Bivariate results showed a significant association between household head rsquo s education p 0,018, income p 0,000, food security status p 0,000 with food coping strategy. Food coping strategy score and income has shown negative association as every increase of households income, decrease of food coping strategy score.
"
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arindah Nur Sartika
"Diet terdiri dari berbagai jenis makanan yang dikonsumsi bersama, sehingga penilaian kualitas diet lebih direkomendasikan menggunakan indeks dibanding penilaian nutrien tunggal. Literatur menunjukan bahwa kualitas diet memiliki hubungan dengan perilaku makan. Oleh karena itu, studi ini bertujuan melihat kualitas diet, perilaku makan, dan hubungan keduanya pada usia dewasa yang tinggal di kawasan perkotaan dan pedesaan. Studi potong lintang dilakukan di Jawa Timur dengan 185 subjek 19-64 tahun . Pemilihan sample pada studi dilakukan dengan metode proportional proportion to size PPS di 1 kota dan 1 kabupaten terpilih. Studi ini menggunakan kuesioner terstruktur, 2 x food recall 24 jam, dan diet quality index ndash; international DQI-I . Hasil studi menunjukan mayoritas subjek perkotaan mengkonsumsi 1-2 makan utama, makan di luar rumah, dan melewatkan makan pagi. Sedangkan mayoritas subjek pedesaan makan 3 kali sehari, dan memiliki presentasi makan di luar dan tidak mengkonsumsi makan pagi yang lebih sedikit. Secara umum juga ditemukan perbedaan signifikan pada kualitas diet di kedua jenis tempat tinggal. Subjek di perkotaan menunjukan skor kualitas diet yang lebih rendah dibanding subjek di pedesaan. Dari studi juga diperoleh hubungan frekuensi snack dan kualitas diet pada subjek di perkotaan. Sehingga, promosi untuk mengkonsumsi snack perlu digalakan, dengan memperhatikan jenis snack yang baik dikonsumsi.
Since diet consists of complex food, assessment of diet using diet quality is preferable. Literatures found diet quality is related to eating behavior. This study aimed to see diet quality, eating behavior, and the association of eating behavior and diet quality among adults living urban and rural area. A cross sectional study in East Java was conducted with 185 total subjects 19 64 years . This study used propotional proportion to size in selected urban and rural area. Structured questionnaire, 2 x 24 h food recall, and diet quality index ndash international DQI I were used in the study. The results showed significant difference in term of meal frequency, eating place lunch and dinner , also breakfast habit. Mostly, subjects in urban ate 1 2 meals, ate outside home, and skipped breakfast. Rural subjects mostly ate 3 meals per day, and had lower percentage of eating out and breakfast skippers. In general, the study found significant difference of diet quality score between urban and rural. People in urban had lower score of diet quality compared to people in rural. In addition, snacking frequency was found influencing diet quality in urban. Thus, promotion on snack consumption should be addressed with considering the type of snack. "
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Hasna Arifa
"Prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa di Indonesia relatif tinggi, dengan faktor kontribusi seperti kualitas diet dan praktik makan. Diantara praktik-praktik tersebut, sarapan memiliki signifikansi sebagai kebiasaan penting untuk menjaga kesehatan, dengan variasi dalam aspek sosial dan temporal. Penelitian ini menggunakan data dari Indonesian Food Barometer (IFB) tahun 2018 untuk mengeksplorasi hubungan antara praktik sarapan dan variabel covariate (karakteristik sosiodemografi dan ekonomi, termasuk usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis tempat tinggal) dengan skor diet quality index international (DQI-I) di kalangan orang dewasa di daerah pedesaan dan perkotaan. Variabel independen mencakup berbagai praktik makan sarapan, seperti lokasi makan, teman makan, persiapan makan, melewatkan sarapan, dan aktivitas saat makan. Penelitian ini difokuskan pada 770 orang dewasa Indonesia berusia 26-45 tahun, menggunakan analisis statistik melalui Chi-square (p<0.05) dan regresi linear untuk menilai hubungan antara kualitas diet dan variabel independen. Skor DQI-I menunjukkan 48 dan 46 untuk daerah pedesaan dan perkotaan, masing-masing, menandakan kategorisasi sebagai diet buruk (skor <60). Perlu dicatat bahwa terdapat hubungan antara praktik sarapan, khususnya aktivitas saat makan, dan skor kualitas diet (skor total DQI-I) di kalangan responden di daerah pedesaan. Namun, tidak terdapat hubungan signifikan antara praktik sarapan dan skor kualitas diet di kalangan responden di daerah perkotaan. Perbedaan karakteristik yang diamati antara populasi perkotaan dan pedesaan mungkin memengaruhi praktik sarapan yang berbeda dan dampaknya terhadap skor kualitas diet. Untuk mengatasi hal ini, promosi diet dan dorongan terhadap praktik sarapan yang lebih sehat sangat diperlukan baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

The prevalence of obesity among adults in Indonesia is relatively high, with contributing factors such as diet quality and eating practices. Among these practices, breakfast holds significance as a crucial habit for maintaining health, exhibiting variations in social and temporal aspects. This study utilized data from the 2018 Indonesian Food Barometer (IFB) to explore the association between breakfast practices and covariate variables (sociodemographic and economic characteristics, including age, gender, job, education level, income level, and type of living) with diet quality index international (DQI-I) scores among adults in both rural and urban areas. The independent variables encompassed various breakfast eating practices, such as eating location, eating companion, meal preparation, skipping breakfast, and activity while eating. The study focused on 770 Indonesian adults aged 26-45 years, employing statistical analysis through Chi-square (p<0.05) and linear regression to assess the association between diet quality and independent variables. DQI-I scores revealed 48 and 46 for rural and urban areas, respectively, indicating a categorization as poor diet (score <60). Notably, an association was found between practices at breakfast, specifically activity while eating, and diet quality scores (DQI-I total score) among rural respondents. However, in urban respondents, no significant association was observed between breakfast practices and diet quality scores. The observed differences in characteristics between urban and rural populations may influence distinct practices at breakfast and subsequently impact diet quality scores. To address this, dietary promotion and the encouragement of healthier breakfast practices are crucial in both urban and rural settings."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi
"Konsumsi pangan yang beragam dan seimbang penting untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif, termasuk di masa pandemi. Jika tidak, pola makan yang tidak seimbang menyebabkan malnutrisi, seperti kelebihan berat badan dan obesitas yang menjadi perhatian pada orang dewasa di Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang lebih sehat, motivasi dan niat seseorang perlu dipertimbangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi pemilihan makanan, tahap perubahan, dan keberagaman konsumsi pangan (diukur melalui Pola Pangan Harapan/PPH) pada orang dewasa di Jabodetabek selama pandemi COVID-19. Sebuah studi cross-sectional dilakukan pada 229 orang dewasa (berusia 18 – 59 tahun). Analisis deskriptif, korelasi, analisis varians dan pemodelan persamaan struktural dilakukan. Status sosial ekonomi subjek tergolong tinggi. Nilai median PPH adalah 81,59 (dari 100); disumbangkan oleh kelompok buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai yang tertinggi, diikuti oleh kelompok pangan hewani. Sebagian besar subjek berada pada tahap prekontemplasi. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tahap perubahan dengan keberagaman konsumsi pangan, tetapi ada hubungan yang signifikan dengan skor buah dan sayuran. Agama adalah motivasi pemilihan makanan dengan skor median tertinggi, diikuti oleh harga dan kenyamanan. Kesehatan, kandungan alami dan pengendalian berat badan merupakan motivasi yang berhubungan signifikan dengan tahap perubahan dan berkorelasi dengan skor PPH. Selain itu, motivasi kenyamanan juga berkaitan dengan tahap perubahan, dan motivasi kepedulian etis berkorelasi dengan skor PPH. Motivasi pengendalian berat badan juga memiliki pengaruh langsung yang signifikan pada tahap perubahan, tetapi tidak pada keberagaman konsumsi pangan.

The consumption of diverse and balance diet is important to live a healthy and active life, including during a pandemic. Otherwise, imbalance diet leads to malnutrition, such as overweight and obesity that concerned among adults in Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). To facilitate a healthier behavior change, one’s motivation and intention need to be considered. This study aimed to understand the relationship between food choice motives, stage of change, and dietary diversity (assessed by Pola Pangan Harapan (PPH)/ desirable dietary pattern) among adults in Jabodetabek during COVID-19 pandemic. A cross-sectional study was conducted with 229 adults (aged 18 – 59 years old). Descriptive analysis, correlation, analysis of variance and structural equation modeling were conducted. Socio-economic status of subjects was high. The PPH median score was 81.59 (out of 100); contributed by fruit-and-vegetable group as the highest, followed by animal-based-food group. Majority of the subjects were in precontemplation stage. There was no significant association between stage of change with dietary diversity, but there was a significant association with fruit-and-vegetable score. Religion was the food choice motive with highest median score, followed by price and convenience. Health, natural content and weight control was the motives that significantly associated with stage of change and correlated with PPH score. Besides that, convenience motive was also associated with stage of change, and ethical concern motive was correlated with PPH score. Weight control motive also had significant direct effect on stage of change, but not on dietary diversity."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Fatikhani
"Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku ataupun kebiasaan seseorang. Salah satu pengetahuan yang perlu dimiliki oleh remaja ialah pengetahuan mengenai makanan cepat saji, guna pola makan remaja yang semakin membaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran dan arah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang makanan cepat saji dengan pola makan pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 190 siswa yang terdiri dari kelas 7 dan 8 di SMPN 245 Jakarta dengan menggunakan teknik stratified random sampling.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 10 pertanyaan tentang tingkat pengetahuan tentang makanan cepat saji dan 20 pernyataan mengenai pola makan. Melalui hasil analisis chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang makanan cepat saji dengan pola makan pada remaja di SMPN 245 Jakarta p 0,543; 0,05 . Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perawat komunitas, para orang tua terutama yang memiliki anak remaja, serta masyarakat.

Knowledge is the one of affects a person's habit. One kind of knowledge that teenagers should have is knowledge about junk food. This knowledge is important in order to improve the adolescent 39 s dietary habit. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge about junk food and dietary habit in adolescents. This research is a descriptive correlative research using cross sectional design. The sample of the study was 190 students consisting of grades 7 and 8 in SMPN 245 Jakarta by using stratified random sampling technique.
The instrument used was a questionnaire containing 10 questions about adolescent's knowledge level about junk food and 20 statements about their dietary habit. The chi square analysis shows that there is no correlation between the knowledge level of junk food and the adolescent dietary habit at SMPN 245 Jakarta p 0,543 0,05 . This research is expected to provide information to community nurses, parents especially who have teenagers and also the community as well.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>