Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175708 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Artikel ini berupaya mengulas urgensi dimensi resiliensi bagi pemuda di Indonesia dalam keseharian hidup. Secara sederhana resiliensi dapat diterjemahkan sebagai kemampuan individu untuk bertahan, beradaptasi berikut bangkit dari berbagai bentuk penderitaan hidup yang menderanya. Persoalan ini menjadi penting mengingat masa muda merupakan periode-periode transisi yang begitu berat bagi setiap individu, dimana ketidakstabilan emosi dan psikologis besar mempengaruhi di dalamnya. Lebih jauh artikel ini mendiskusikan karakteristik pemuda dan alasan diperlukannya dimensi resiliensi, maraknya aksi bunuh diri yang dilakukan pemuda dewasa ini sebagai implikasi lemahnya dimensi resiliensi serta berbagai upaya yang dapat ditempuh dalam rangka memperkuat dimensi resilensi pada diri pemuda guna mengatasi persoalan tersebut. Artikel diawali dengan uraian ihwal perkembangan studi resiliensi, baik menyangkut aspek konseptual maupun kemanfaatannya."
JSP 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"
Artikel ini berupaya mengulas urgensi dimensi resiliensi bagi para pemuda di Indonesia dalam keseharian hidup. Secara sederhana, resiliensi dapat diterjemahkan sabgai kemampuan individu untuk bertahan, beradaptasi berikut bangkit dari berbagai bentuk penderitaan hidup yang menderanya. Persoalan ni menjadi penting mengingat masa muda merupakan periode-periode transisi yang begitu berat bagi setiap individu, di mana ketidakstabilan emosi dan psikologis besar mempengaruhi di dalamnya. Lebih jauh, artikel ini mendiskusikan karakteristik pemuda da alas an diperlukannya dimensi resiliensi, maraknya aksi bunuh diri yang dilakukan pemuda dewasa ini sebagai implikasi lemahnya dimensi resiliensi, serta berbagai upaya yang dapat ditempuh dalam rngka memperkuat dimensi resiliensi pada diri pemuda guna mengatasi persoalan tersebut, Artikel diawali dengan uraia ihwal perkembangan studi resiliensi, baik menyangkut aspek konseptual maupun kemanfaatannya."
JSPA 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meulu Primananda
"ABSTRAK
Ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal merupakan masalah kesehatan jiwa yang cukup sering ditemukan pada remaja SMA dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor risiko yang ditemukan adalah keputusasaan, depresi, kecemasan, dan stres. Sedangkan untuk faktor perlindungan meliputi koping, dukungan sosial, dan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif terhadap ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional cross sectional dan dilakukan pada 207 responden dengan mengisi kuesioner terkait ide bunuh diri, psikosis dini prodromal, faktor risiko, dan faktor proteksi. Ada hubungan antara semua faktor risiko dan faktor pelindung dipelajari dengan ide bunuh diri. Ada juga hubungan antara faktor risiko dan faktor protektif dipelajari dengan prodromal kecuali keputusasaan dan dukungan sosial. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan intervensi promotif dan preventif bagi remaja yang tidak bermasalah, serta memberikan intervensi kuratif dan rehabilitatif bagi remaja yang bermasalah dengan ide bunuh diri dan psikosis dini prodromal.
ABSTRACT
Suicidal ideation and early prodromal psychosis are mental health problems that are quite often found in high school adolescents and are influenced by various factors. The risk factors found were hopelessness, depression, anxiety, and stress. As for the protection factors include coping, social support, and self-esteem. This study aims to determine the relationship between risk factors and protective factors against suicidal ideation and early prodromal psychosis in adolescents. This study is a cross-sectional correlational descriptive study and was conducted on 207 respondents by filling out a questionnaire related to suicidal ideation, early prodromal psychosis, risk factors, and protection factors. There was an association between all the risk factors and protective factors studied with suicidal ideation. There is also an association between risk factors and protective factors studied with prodromal except hopelessness and social support. The results of this study can be used as consideration for providing promotive and preventive interventions for adolescents who do not have problems, as well as providing curative and rehabilitative interventions for adolescents who have problems with suicidal ideation and early prodromal psychosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mun`im Idries
Jakarta : Lembaga Kriminologi UI, 1978
364 ABD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Restu Agung, 2005
613.287 BUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Semiun
Yogyakarta: Kanisius, 2006
616.890 092 YUS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Florensa Florensa
"Sekitar 71% dari 229 remaja SMA di kota Depok, Jawa Barat mengalami depresi. Depresi terjadi karena berbagai faktor diantaranya efikasi diri yang rendah. Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan terapi yang dilakukan untuk meningkatkan efikasi diri dan mengatasi depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan efikasi diri dan depresi setelah mendapat CBT. Metode penelitian: quasi eksperimen dengan pre-post test with control group pada penerapan CBT yang dilakukan secara berkelompok. Uji analisis yang digunakan adalah dependen dan independent sample t-Test, chi-square dan pearson product moment. Responden penelitian ini adalah remaja kelas VIII SMPN Kota Bogor. Sampel penelitian sebesar 72 remaja.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan efikasi diri remaja yang mendapat CBT lebih tinggi dibanding remaja yang tidak mendapat CBT, depresi remaja yang mendapat CBT lebih rendah dibandingkan penurunan depresi pada remaja yang tidak mendapat CBT. Peningkatan efikasi diri mempunyai hubungan yang kuat dalam menurunkan depresi pada remaja dengan arah hubungan negatif. CBT direkomendasikan pada remaja dengan efikasi diri rendah dan depresi."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Rakhmaningrum
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak psikologis pada individu di seluruh level usia termasuk remaja. Di masa ini remaja rentan mengalami distres psikologi yang kemudian dapat berdampak buruk pada kondisi kesehatan mentalnya. Dengan sumber distres yang tidak terhindarkan di masa pandemi ini, kajian untuk melihat faktor protektif yang dapat bertindak sebagai buffer hubungan distres psikologi dengan kesehatan mental remaja dirasa perlu untuk dilakukan. Salah satu faktor yang diduga berperan dalam hal ini adalah resiliensi. Penelitian ini melihat peran resiliensi terhadap hubungan antara distres psikologi dan kesehatan mental pada remaja. Penelitian ini merupakan menggunakan desain korelasional dan kuantitatif dengan teknik non probability sampling dengan target partisipan adalah remaja berusia 11-19 tahun. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk mengukur kesehatan mental (Mental Health Continuum - Short Form), distres psikologi (K10), dan resiliensi (Resilience Scale – 14) secara onlinemelalui google form dengan jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 390 orang. Hasil analisis multiple regression menunjukkan bahwa distres psikologi dan resiliensi memiliki sumbangan sebesar 40,5 persen terhadap kesehatan mental remaja setelah mengontrol jenis kelamin, usia, dan domisili. Analisis moderasi menggunakan PROCESS menemukan bahwa resiliensi secara signifikan memoderasi hubungan antara distres psikologi dengan kesehatan mental pada remaja (t = 2,038 dan p = < 0,05).

The COVID-19 outbreak has psychological impact on individuals at all ages including adolescents. At this very time, adolescents are prone to experiencing psychological distress which has a negative impact on their mental health. With a potential source of stress that cannot be avoided during this pandemic, a study to look at protective factors that can act as a buffer for the relationship between psychological distress and adolescent mental health during this pandemic is deemed necessary. One factor presumed to play a role is resilience. The aim of this study is to look at the role of resilience in the relationship between psychological distress and mental health in adolescents. This research uses correlational and quantitative design with non-probability sampling techniques, the target participants are adolescents aged 11-19 years. The research was conducted by distributing questionnaires to assess mental health (Mental Health Continuum - Short Form), psychological distress (K10), and resilience (Resilience Scale - 14) via google form and obtained 390 samples. Multiple regression analysis showed that psychological distress and resilience contributed 40,5 percent to adolescent mental health after controlling for gender, age, and domicile. Moderation analysis using PROCESS found that resilience significantly moderated the relationship between psychological distress and mental health in adolescents (t = 2.038 and p = <0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fajar Apriliana Dewi
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan sekumpulan gejala atau sindrom yang dapat menyebabkan masalah kejiwaan yang sangat serius. Stigma diri muncul akibat efek negatif penilaian orang lain terhadap pasien Skizofrenia sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan kerja, fungsi sosial, harga diri dan harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara stigma diri dengan kualitas hidup pasien Skizofrenia. Desain penelitian ini adalah descriptive corelative dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan sampel 92 orang dengan diagnosa Skizofrenia dengan teknik sampling consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen Internalized Stigma for Mental Illness (ISMI) dan instrumen kualitas hidup menurut (WHOQOL-BREF) versi Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara stigma diri dengan kualitas hidup pasien Skizofrenia dengan korelasi negatif (r = -0,568, p value= 0,000 <0,05) dengan level stigma diri termasuk kedalam klasifikasi stigma tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan implikasi untuk penatalaksaan asuhan keperawatan dalam upaya pencegahan stigma diri dan peningkatan kualitas hidup bagi individu dan komunitas.

ABSTRACT
Schizophrenia is a syndrome that could induce seriously psychology problems. Self stigma can induce because of consequence of negative stereo-tip in patients with Schizophrenia with the result that diminished ability to work, social function, self-esteem and hope. Quality of life in patients with Schizophrenia related to disability because of impaired cognitive and perception in their life. This study was conducted to correlation between self stigma with quality of life in patients Schizophrenia. Methodology use descriptive correlative with cross sectional study, used 92 patients with a diagnosis of Schizophrenia and used consecutive sampling. The Researcher used demographics questionnaire, Internalized Stigma of Mental Illness Scale (29 items) and WHOQOL Bref Indonesian version (26 items). Result this study, there is correlation between self stigma and quality of life (p=0,00 < 0,005) (r= -0,865). The level of self stigma of patients with schizophrenia was determined to be high, and the self stigma had a negative impact on the quality of life. Implication this study for treatment or nursing intervention become base literature for effort to prevention of self stigma and raising quality of life in individuate area or community area."
2015
S59596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>