Ditemukan 31375 dokumen yang sesuai dengan query
TEKNODIK 11:12(2007)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Iman Noersetiyadi
"Komputer sebagai alat bantu hitung telah banyak memberikan manfaat bagi penyelesaian masalah yang dihadapi manusia. Dengan menggunakan computer maka tiap masalah akan lebih mudah diselesaikan.
Komputer akan tetap berupa benda mati yang tidak akan mengerjakan apapun tanpa perintah dari manusia sebagai pemakainya. Agar komputer dapat bekerja sesuai dengan fungsinya maka diperlukan pemrogram yang memerintahkannya untuk mengerjakan suatu fungsi tertentu.
Salah satu contoh penggunaan dari komputer adalah sebagai alat bantu untuk perancangan kompensator sistem multivariabel. Perancangan kompensator dengan analisa frekuensi diperkenalkan oleh Rosenbrock yang dikenal dengan metode Inverse Nyquist Array. Dengan menggunakan kompensator ini maka system multivariabel akan menjadi beberapa sistem satu masukan satu keluaran (SISO).
Kemampuan komputer sebagai alat bantu hitung dan alat bantu dalam penggambaran gralik sangat dibutuhkan disini. Grafik yang merupakan hasil perhitungan dan suatu rumusan yang kompleks dapat dengan mudah ditampilkan oleh komputer. Grafik inilah kemudian yang akan dianalisa untuk kemudian digunakan sebagai acuan dalam perancangan kompensator sistem multivariable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39728
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Dari pers release hasil survey/polling penggunaan software ilegal, sampai dengan hari ketujuh pada 23 Maret 2008, menunjukkan total responden adalah 441 orang dan rasio penggunaan sofware ilegal vs software legal adalah sebesar 75 persen (335 responden) versus 23 persen (96 responden)..."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Yohanes Polin Bakara
"PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) merupakan lembaga kliring dan penjaminan di pasar modal Indonesia. Dalam mencapai visi dan misinya diperlukan layanan sistem berkualitas yang ditandai dengan tercapainya zero defect sistem di lingkungan produksi. Kenyataannya, gangguan terhadap sistem bisnis utama telah menjadi top risk organisasi karena terjadi 36 kali dalam setahun terakhir ini yang berdampak terhadap finansial dan reputasi organisasi. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa permasalahan utama yang dihadapi organisasi adalah kurangnya proses pengujian. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan penilaian tingkat kematangan dan memberikan rekomendasi perbaikan proses pengujian. Penilaian tingkat kematangan proses pengujian perangkat lunak dilakukan menggunakan Test Maturity Model Integration (TMMi) pada tingkat kematangan 2 (managed) dan mengacu pada ketentuan TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). Praktik yang belum dipenuhi akan menjadi rekomendasi perbaikan proses menggunakan metode deming cycle (PDCA). Berdasarkan hasil penilaian diperoleh bahwa PT KPEI masih berada pada tingkat kematangan 1 (initial). Area proses yang memperoleh nilai terendah adalah test planning (PA 2.2) dengan nilai partially achieved. Rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan yaitu penyusunan test plan secara konsisten dan ditinjau secara berkala serta perbaikan isi dokumen test plan. Rekomendasi perbaikan proses pengujian ini diharapkan dapat mengurangi kemunculan bugs sistem di lingkungan produksi.
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) is a clearing and guarantee institution in the Indonesian capital market. In achieving its vision and mission, a quality system service is needed, which is marked by the achievement of zero-defect systems in the production environment. In fact, disruption to key business systems has become an organization's top risk because it has occurred 36 times in the past year, which has an impact on the organization's finances and reputation. Based on this, it is known that the main problem faced by the organization is the lack of a testing process. To overcome this, an assessment of the maturity level is carried out and provides recommendations for improvement of the testing process. The assessment of the maturity level of the software testing process is carried out using the Test Maturity Model Integration (TMMi) at maturity level 2 (managed) and refers to the provisions of the TMMi Assessment Method Accreditation Requirements (TAMAR). Practices that have not been met will be included as recommendations for process improvement using the Deming Cycle (PDCA) method. Based on the results of the assessment, it was found that PT KPEI is still at maturity level 1 (initial). The process area that obtained the lowest score was test planning (PA 2.2) with a partially achieved value. Recommendations for improvements that need to be made are the preparation of a test plan consistently and reviewed periodically as well as improvements to the contents of the test plan document. Recommendations for improving the testing process are expected to reduce the appearance of system bugs in the production environment."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Farhan Ahmad Primaditya
"Di dunia digital saat ini, penggunaan perangkat lunak telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari dan bisnis. Perangkat lunak harus diuji secara ketat untuk menghindari kerugian finansial dalam proses memperbaiki perangkat lunak. Perangkat lunak yang bebas dari cacat dapat meningkatkan fungsionalitas bisnis secara signifikan. Karena itu, memprediksi cacat pada perangkat lunakmenjadi sangat penting dalam industri teknologi. Tujuan dari prediksi cacat pada perangkat Lunak (Software Defect Prediction - SDP) adalah untuk menemukan kemungkinan malfungsi pada perangkat lunak. Penelitian ini mengusulkan pendekatan pemilihan fitur hibrida (filter dan wrapper) berdasarkan metode pengambilan keputusan multi kriteria (Multi Criteria Decision Making - MCDM) dan metode optimisasi Rao untuk memilih fitur yang lebih informatif untuk meningkatkan tingkat prediksi cacat pada perangkat lunak. Fungsi kecocokan (fitness function) yang diusulkan mengukur kecocokan solusi kandidat dengan menggunakan tingkat akurasi prediksi cacat pada perangkat lunak dan rasio fitur pada himpunan data yang dipilih. Kinerja metode yang diusulkan dievaluasi menggunakan tiga himpunan data acuan NASA yang populer (PC5, JM1, dan KC1) dan dibandingkan dengan metode state-of-the-art. Dalam penelitian acuan yang ditulis oleh Thirumoorthy et al. (2022), metode yang diajukan menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada algoritma pembanding. Namun, saat peneliti mencoba mereplikasi penelitian acuan, metode yang diajukan tidak menghasilkan peningkatan kinerja yang signifikan.
Software has become an important part of business. The software must be tested in order to prevent substantial financial loss. Defect-free software saves business money and effort to fix defects that occurs. Predicting software defects in advance is a crucial task in the software industry. The goal of Software Defect Prediction (SDP) is to predict bugs in software using software metrics as it’s features in the dataset. This paper proposes a hybrid feature selection (using filter–based) approach based on the multi criteria decision making (MCDM) method and the Rao optimization method for selecting informative features to improve the software defect prediction rate. The proposed work measures the fitness value of possible solution using defect prediction rate and feature selection ratio. The performance of the proposed method is evaluated using three popular benchmark NASA datasets (PC5, JM1, and KC1) and compared with the state-of-the-art methods. In the referenced paper written by Thirumoorthy et al. (2022), the proposed method demonstrated better performance than the comparative algorithms. However, when this paper attempted to replicate the cited study, the proposed method did not yield significant performance improvements."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Purba, Joshua Rocky Tuahta
"
ABSTRAKKelangsungan bisnis PT XYZ sangat tergantung pada SI/TI yang dimanfaatkannya. Namun PT XYZ tidak memiliki proses pemeliharaan perangkat lunak yang terdefinisi. Tidak tercapainya target pemeliharaan perangkat lunak berpotensi menghambat pemanfaatan SI/TI, yang dapat merambat pada terhambatnya proses bisnis yang menggunakan SI/TI tersebut.Untuk mengatasi masalah manajemen pada pemeliharaan perangkat lunak, perlu diketahui tingkat kematangan proses pemeliharaan terlebih dahulu, agar dapat menyusun strategi SPI. Penelitian ini mengukur tingkat kematangan berdasarkan S3m menggunakan S3mAssess. Strategi SPI akan disusun menggunakan tingkat kematangan yang lebih tinggi dari saat ini.Penelitian ini menghasilkan strategi SPI yang dapat digunakan sebagai saran perbaikan bagi PT XYZ untuk meningkatkan kematangan proses pemeliharaan perangkat lunaknya. Peningkatan kematangan proses tersebut diharapkan dapat membantu dalam pencapaian visi dan misinya.
ABSTRACTBusiness continuity of PT XYZ depends on the usage of IS IT. However, PT XYZ does not have defined processes for its software maintenance. Unachieved maintenance target has potential to hamper the utilization of IS IT, thus could obstruct the business processes that depends on the IS IT as well.To solve the management problem of the software maintenance process, the maturity level of current process need to be figured out first, so the SPI strategy can be established. This research appraises maturity level based on S3m using S3mAssess. The SPI strategy will be established using higher maturity level than the current maturity level.This research establishes the SPI strategy that will be used to as a suggestion for improvement for PT XYZ to increase its maturity level of its software maintenance process. The increase in maturity level is expected to help it in achieving its vision and mission."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ulfah Ulmi
"Perangkat lunak Enterprise University Information System (Euis) merupakan salah satu produk yang dimiliki oleh Pusat Ilmu Komputer Univesitas Indonesia yang disingkat Pusilkom UI. EUIS telah dikembangkan sejak tahun 2011 yang pada proses pengembangan awalnya menggunakan metodologi Pusilkom Agile Unified Process dan pada dua tahun terakhir ini dikembangkan dengan menngunakan kerangka kerja scrum, namun dalam proses pengembangannya terdapat masalah yaitu sprint goal tidak tercapai dan pengerjaan task melebihi dari estimasi waktu yang diberikan. Dengan adanya permasalahan tersebut yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi jadwal pengerjaan produk EUIS secara keseluruhan sehingga dibutuhkan evaluasi yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada dengan mengukur tingkat kematangan proses pengembangan. Dalam mengukur tingkat kematangan, data dikumpulkan melalui pelaksanaan Focus Group Discussion, studi dokumen, dan observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan perhitungan KPA Rating untuk mendapatkan tingkat kematangan. Hasil analisis tingkat kematangan akan didiskusikan dengan organisasi untuk menentukan tingkat kematangan yang ingin dicapai. Sasaran perbaikan dapat diidentifikasi dari praktik- praktik Scrum Maturity Model yang belum dicapai organisasi. Usulan perbaikan nantinya akan dihasilkan dari pemetaan sasaran perbaikan dengan best practices Scrum. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematangan scrum pada organisasi saat ini telah mencapai scrum maturity level 2 dan ingin mencapai scrum maturity leve 3.
Enterprise University Information System (Euis) software is a product owned by the Pusat Ilmu Komputer Univesitas Indonesia, abbreviated as Pusilkom UI. EUIS has been developed since 2011, which in the initial development used the methodology of the Pusilkom Agile Unified Process and in the last two years it was generated using the Scrum framework. Still, in the development process there were problems namely the sprint goal was not achieved and the task execution exceeded the estimated time given. With these problems which can indirectly affect the overall work schedule of EUIS products, an evaluation is expected to be able to overcome the existing challenges by measuring the level of maturity of the development process. In measuring the level of maturity, data is collected through the implementation of Focus Group Discussions, document studies, and observations. The data obtained is then analyzed using the KPA Rating calculation to get the level of maturity. The results of the maturity level analysis will be discussed with the organization to determine the level of maturity to be achieved. The improvement target can be identified from the Scrum Maturity Model practices that the organization has not yet reached. The proposed improvements will later be generated from mapping improvement targets with Scrum best practices. The results showed that the Scrum Maturity level in the organization has now reached Scrum Maturity Level 2 and wants to reach Scrum Maturity Level 3."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rina Yuniarti
"Penggunaan teknologi digital yang semakin luas mendukung perusahaan untuk membuat strategi bisnis yang lebih baru, yaitu mengembangkan ekosistem digital berbasis perangkat lunak dengan memanfaatkan hubungan antara bentuk dan fungsi produk di dalam perusahaan. Perusahaan perbankan dituntut untuk menerapkan pengembangan dengan metodologi agile agar dapat bersaing dengan cepat, meningkatkan kepuasan pelanggan, memperluas segmen pasar, meningkatkan produktivitas dan mengetahui kebutuhan pelanggan. Namun dalam realita nya penerapan metodologi agile itu sendiri dapat menjadikan suatu tantangan dikarenakan praktik-praktik yang harus dipatuhi dan dilaksanakan diperlukan prosedur yang dapat mengakibatkan deliverables fungsi atau fitur tidak sesuai dengan rencana pengembangan. Hal ini berakibat juga pada target bisnis perusahaan tidak terpenuhi karena volume transaksi tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu metodologi terhadap proses pengembangan perangkat lunak dan membuat panduan untuk implementasinya di suatu perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip dari Essence Framework. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan pendekatan Design Science Research (DSR). Penerapan Essence Framework pada penelitian ini dilakukan dengan menetapkan metode, memilih praktik-praktik dan pelaksanaan ujicoba demonstrasi. Pada proses pembangunan metode dengan Kernel, dilakukan penggabungan praktik lintas metode terhadap 24 praktik terpilih yang dihasilkan dari proses Focus Group Discussion (FGD) dengan tim pengembangan PT XYZ berdasarkan metode terpilih dari hasil studi literatur. Metode Agile untuk transformasi yang besar dan kompleks berdasarkan studi literatur adalah Scrum, Kanban, Extreme Programming dan Spotify. Metode Scaled Agile Framework (SAFe) dan Large Scale Scrum (LeSS) juga dimasukkan dalam metode terpilih karena SAFe dan LeSS merupakan metode scaling Agile paling populer berdasarkan hasil survei VersionOne tahun 2021. Penyesuaian metodologi berdasarkan hasil evaluasi dan juga dilakukan konfirmasi kepada para ahli adalah dengan menambahkan 5 praktik dan 2 metode baru selain dari 24 praktik yang telah dilakukan ujicoba demonstrasi.
The wider use of digital technology supports companies to create a new business strategy, namely to develop a software-based digital ecosystem by exploiting the relationship between the form and function of products within the company. Banking companies are required to apply development with an agile methodology in order to compete quickly, increase customer satisfaction, expand market segments, increase productivity and understand customer needs. However, in reality the application of the agile methodology itself can be a challenge because the practices that must be complied with and carried out require procedures that can result in function or feature deliverables not in accordance with the development plan. This also resulted in the company's business targets not being met because the transaction volume was not optimal. This study aims to design a methodology for the software development process and create guidelines for its implementation in a company based on the principles of the Essence Framework. The implementation of this research uses the Design Science Research (DSR) approach. The application of the Essence Framework in this study was carried out by establishing methods, choosing practices and carrying out demonstration trials. In the method development process with the Kernel, a combination of cross-method practices was carried out on 24 selected practices resulting from the Focus Group Discussion (FGD) process with the PT XYZ development team based on the selected methods from the results of the literature study. Agile methods for large and complex transformations based on literature studies are Scrum, Kanban, Extreme Programming and Spotify. The Scaled Agile Framework (SAFe) and Large Scale Scrum (LeSS) methods are also included in the selected methods because SAFe and LeSS are the most popular scaling Agile methods based on the results of the 2021 VersionOne survey. Methodological adjustments are based on evaluation results and also confirmed by experts by adding 5 practices and 2 new methods apart from the 24 practices that have been piloted demonstrations."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Fakhri Mubarak
"PT Teknologi Pamadya Analitika merupakan perusahaan dalam bidang kesehatan untuk mempercepat inisiatif digital. Salah satu produknya adalah Meditap, Meditap merupakan platform yang dapat digunakan untuk membantu asuransi ataupun penyedia layanan kesehatan untuk mempercepat proses layanan kesehatan dengan sistem yang terintegrasi. Meditap selalu ingin memperbaiki kualitas produknya dengan cara melakukan pengembangan fitur-fitur baru sehingga dapat bertambahnya jumlah transaksi, jumlah pengguna dan juga sistem yang digunakan oleh internal Meditap untuk menjalankan proses bisnisnya. Namun pengembangan proyek perangkat lunak tidak berjalan sesuai ekspektasi sehingga menyebabkan kerugian secara finansial dan juga operasional perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk merekomendasikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesuksesan proyek pengembangan perangkat lunak di PT Teknologi Pamadya Analitika. Penelitian menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR), yang menghasilkan enam kriteria dan tujuh faktor kesuksesan pengembangan proyek perangkat lunak. Proses pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner Analytic Hierarchy Process (AHP) menggunakan sistem AHP online (AHP-OS). Sebanyak empat responden dari Meditap menghasilkan pemeringkatan kriteria dan faktor. Kriteria utama yang yang paling berpengaruh adalah Nilai Bisnis, hal ini sejalan dengan Meditap yang beroperasi pada sektor kesehatan, yang mana efektifitas dan efisiensi sangat berpengaruh dalam proses bisnisnya. Perencanaan dan manajemen proyek menjadi faktor kesuksesan yang paling berpengaruh diikuti manajemen risiko dan kualitas, kompetensi dan keahlian tim proyek, komunikasi dan manajemen komunikasi, dukungan manajemen atas, kepemimpinan dan gaya kepemimpinan dan manajemen perubahan. Penelitian ini menawarkan rekomendasi perbaikan untuk tujuh faktor kesuksesan teratas dengan menggunakan kerangka metodologi PMBOK® sebagai panduan untuk penyelenggaraan pengembangan proyek perangkat lunak.
PT Teknologi Pamadya Analitika is a healthcare company that aims to accelerate digital initiatives. One of its products, Meditap, is a platform designed to assist insurance providers and healthcare service providers in streamlining healthcare processes through an integrated system. Meditap is committed to continuous improvement by developing new features to increase the number of transactions, users, and internal systems used to run its business. However, software development projects have not met expectations, resulting in financial and operational losses for the company. This research aims to recommend factors that can enhance the success of software development projects at PT Teknologi Pamadya Analitika. The study employs a Systematic Literature Review (SLR) methodology, identifying six criteria and seven factors for successful software development projects. Data collection was conducted through the administration of Analytic Hierarchy Process (AHP) questionnaires using an online AHP system (AHP-OS). Four respondents from Meditap provided rankings for the criteria and factors. The most influential primary criterion was Business Value, which aligns with Meditap's operations in the healthcare sector, where effectiveness and efficiency are crucial for business processes. Project planning and management emerged as the most significant success factor, followed by risk and quality management, project team competence and expertise, communication and communication management, top management support, leadership and leadership style, and change management. The study offers improvement recommendations for the top seven success factors, utilizing the PMBOK® methodology framework as a guide for software development project implementation. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Fadly Tanjung
"Logee merupakan sub-divisi dari Divisi Digital & Business Technology (DBT) di bawah Directorat Digital Business (DDB) PT Telkom Indonesia. Logee menyediakan platform digital bagi ekosistem logistik nasional dan terhubung ke jaringan global. Dalam pengembangan perangkat lunaknya, Logee menerapkan kerangka kerja Scrum. Namun, sering mengalami masalah seperti masuknya requirement baru di tengah sprint dan kualitas produk yang rendah. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya target backlog dan keterlambatan rilis product. Jika hal tersebut tidak diselesaikan berdampak pada penambahan cost pengembangan product, dan potensi kehilangan revenue. Penelitian ini mengevaluasi implementasi Scrum di Logee Distribution dan memberikan rekomendasi perbaikan proses pengembangan perangkat lunak. Penelitian menggunakan mixed-methods dengan pengumpulan data kuantitatif melalui kuesioner berbasis Scrum Guide 2020 dan Essentials Scrum oleh Rubin. Metode kualitatif dilakukan dengan wawancara kepada Scrum Master dan Head of Product Logee Distribution. Hasil evaluasi menunjukkan nilai KPA Rating keseluruhan sebesar 87,39%, diinterpretasikan sebagai Fully Achieved. Squad Sales dan Order menunjukkan implementasi yang baik dengan KPA Rating masing-masing 95,93% dan 91,30%, sementara squad Fulfillment hanya mencapai 75,85%. Rekomendasi perbaikan difokuskan pada 27 rekomendasi untuk 61 praktik yang belum memenuhi standar, dengan prioritas tinggi pada 15 rekomendasi. Evaluasi dan rekomendasi ini bertujuan untuk memperbaiki implementasi Scrum di Logee Distribution dan mengatasi masalah target Backlog yang tidak tercapai pada squad Fulfillment.
Logee is a sub-division of the Digital & Business Technology (DBT) Division under the Digital Business Directorate (DDB) at PT Telkom Indonesia. Logee provides a digital platform for the national logistics ecosystem and is connected to a global network. In the software development process, Logee chose to implement the Scrum framework. However, they often experience problems such as the entry of new requirements in the middle of a sprint and low product quality. This causes the backlog target to not be achieved and delays in product releases. If this is not resolved, it will result in additional product development costs and a potential loss of revenue. This research evaluates the implementation of Scrum in Logee Distribution and provides recommendations for improving the software development process. The research used mixed methods with quantitative data collection through questionnaires based on the 2020 Scrum Guide and Scrum Essentials by Rubin. The qualitative method was carried out by interviewing the scrum master and head of product Logee distribution. The evaluation results show an overall KPA rating value of 87.39%, interpreted as Fully Achieved. The Sales and Order squads showed good implementation, with KPA Ratings of 95.93% and 91.30%, respectively, while the Fulfillment squad only reached 75.85%. Recommendations for improvement focused on 27 recommendations for 61 practices that did not meet the standards, with high priority given to 15 recommendations. This evaluation and recommendation aim to improve the implementation of Scrum in Logee Distribution and overcome the problem of backlog targets not being achieved in the Fulfillment squad"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library